Bacaan Alkitab: Keluaran 33:1- 3
Berjalan Ke Pembaharuan
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Siapapun diantara kita yang hadir
saat ini, pastilah tidak menginginkan kehidupan kita tidak mengalami perubahan
hidup ke arah yang lebih baik, lebih mapan, lebih bahagia daripada hidup
sekarang ini. Dengan kata lain, bahwa setiap orang pastilah merindukan
kehidupannya mengalami pembaharuan. Itulah sebabnya kita berjuang, kita bekerja
dan merencanakan berbagai hal dalam hidup ini. Hidup yang stagnan (Tidak bergerak, tidak mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik) adalah kehidupan yang dapat dikategorikan gagal. Kehidupan itu
sendiri bisa stagnan karena diakibatkan banyak factor, antara lain,
bisa saja karena factor budaya, factor konteks di mana kita hidup, atau bisa
juga karena factor keputusasaan dan juga karena factor ketidaksetiaan kepada
Tuhan (pemberontakan) dan factor yang lainnya. Factor-faktor tersebut bila
menyatu, maka kehidupan seseorang akan sangat sulit mengalami kemajuan dan
pembaharuan. Akibatnya ialah, seseorang akan kehilangan semangat hidup dan
tujuan hidup. Seseorang yang melakukan perjalanan hidup di dunia ini, mestilah
memiliki tujuan hidup, dan untuk mencapai tujuan hidup tersebut seseorang yang
berziarah dalam kehidupan ini haruslah mengerti dan mengenal jalan yang harus
ditempuhnya untuk dapat tiba di tujuan hidupnya. Akan tetapi, di sinilah letak
perjuangan hidup yang sesungguhnya, yakni di perjalanan itu. Di dalam
perjalanan inilah manusia kerapkali kehilangan arah untuk sampai pada tujuan
hidup. Akhirnya seseorang yang mengalami hal seperti ini, akan dapat dengan
mudah menyerah pada keadaan hidup, yang pada akhirnya hidupnya hanyalah untuk
menantikan kapan berakhir, sehingga perjuanganpun berakhir. Kehidupan seperti
ini adalah kehidupan yang gagal. Sebab kita diutus ke dalam dunia agar kita
mampu menaklukkan dunia ini, sehingga kita tidak menjadi serupa dengan dunia.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Umat Israel dalam perjalanan mereka
ke tanah perjanjian yang adalah tujuan perjuangan mereka keluar dari Tanah
Mesir, ternyata mengalami goncangan hebat. Di perjalanan tersebut mereka
memberontak kepada Tuhan Allah, yakni ketika Musa meninggalkan mereka di Gunung
Sinai untuk menerima 2 loh batu yakni Hukum Tuhan. Umat itu bagaikan kuda yang
dilepas dari kandang, kehilangan arah hidup dan tujuan hidup. Mereka bahkan
membuat patung (lembu emas) sebagai tuhan mereka. Mereka lupa bahwa mereka
sedang menuju suatu tempat, suatu kondisi hidup yang jauh sangat lebih baik
disbanding kehidupan mereka di tanah Mesir. Di perjalanan inilah mereka seakan
kehilangan komitmen hidup untuk terus melangkah menuju kehidupan mereka yang sebenarnya.
Mereka mendapat hukuman di sana, di tengah pemberontakan kepada Tuhan Allah.
Tentu kehidupan umat Israel ini menarik perhatian kita, kenapa bisa mereka
melupakan Tuhan mereka, kehilangan kesetiaan mereka, padahal mereka sendiri
telah mengalami perbuatan-perbuatan Tuhan yang dashyat di perjalanan tersebut?
Yang pasti, umat itu sudah kehilangan arah dan tujuan hidup yang sebenarnya.
Hidup mereka terpuruk, jatuh dan tercoreng karena kehilangan komitmen iman.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sungguh, benar bahwa Tuhan Allah itu
adalah Tuhan yang memiliki kasih yang tidak berkesudahan. Tuhan tidak
membiarkan hidup umatNya itu stagnan atau berhenti sampai di situ. Tuhan,
melalui Musa menuruh umat itu::”…pergilah dan berjalanlah dari sini…(ay.1).
mari kita simat makna kata-kata ini!
Yang
pertama;..Pergilah. Kata ini mengandung makna bahwa ada yang harus
ditinggalkan, yaitu kondisi hidup yang penuh lumpur dosa, kondisi hidup yang
tak bermakna atau suasan hidup yang tidak hidup atau tidak bergairah. Yang
pasti ketika Tuhan menyuruh bangsa itu ; “pergilah..” itu berarti umat itu
disuruh untuk bergerak maju ketujuan hidup yang semula, seperti yang Tuhan
Allah tetapkan bagi mereka.
Yang
kedua;”….berjalanlah dari sini..” kata-kata ini bermakna bahwa umat itu
dituntut untuk proaktif, merespon perintah itu dengan sikap berjalan dari hidup
yang terpuruk, dari hidup yang kehilangan arah, dari hidup yang memberontak.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita sekalian sebagai bapak-bapak,
sebagai suami, sebagai ayah dan kepala keluarga, perlu untuk kembali
merenungkan kondisi, keadaan dan keberadaan keluarga dan diri kita. Bagaimana
kehidupan kita? Merenungkan kondisi dan posisi hidup itu penting, agar kita
tahu bagaimana kita harus hidup. Firman Tuhan saat ini, menjadi peringatan
untuk kita sekalian, agar kita meninggalkan segala bentuk kehidupan yang
sesungguhnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Agar kita meninggalkan segala
kehidupan yang tak bermakna dan berjalan menuju kehidupan yang Tuhan tentukan
bagi kita. Pemberian diri, keberanian untuk mau mengubah paradigma dan suasana
hidup ke arah hidup dan tujuan hidup yang sebenarnya dituntut dari kita.
Percayalah saudara-saudara, bahwa Tuhan Allah tidak sekedar menyuruh kita pergi
dan berjalan, tetapi Dia sendiripun turut dengan kita dalam perjalanan
tersebut. Maka hidup kita niscaya akan mengalami pembaharuan ke hidup yang
menghidupkan. Tuhan Memberkati. Amin
Bacaan Alkitab. Amsal 1: 1- 7
Dengarlah, carilah ilmu dan Dapatkanlah Pertimbangan
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sebagian besar isi kitab Amsal
diyakini karya seorang raja sekaligus pujangga besar yakni Salaomo. Kitab ini
sendiri merupakan suatu kitab kumpulan sastra hikmat bersama dua kitab lainnya
yakni Ayub dan kitab Pengkhotbah. Jika kitab Ayub dan Pangkhotbah merupakan
karya seseorang, tetapi Amsal merupakan kumpulan sastra yang mewakili hikmat
tradisional. Walaupun Amsal ini merupakan sebuah karya yang sudah tergolong
kuno dan sangat tradisional, akan tetapi bukan berarti isinya tak kontekstual
lagi dengan zaman kapanpun dan dimanapun, itu terbukti bahwa hingga kini kitab
Amsal sangat dan terus relevan dengan konteks kekinian terutama dalam hidup
orang beriman.
Di dunia Timur-Tengah, kebijaksanaan
atau hikmat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehiduan beriman dan juga
dalam kebudayaan. Hikmat menempati posisi tertinggi dalam segala sendi
kehidupan. Hikmat sendiri diyakini berasal dari dewa atau yang maha kuasa,
selain memiliki nilai seni yang tinggi, hikmat sendiri berisi tehnik, teori
serta etika. Persekutuan hidup manusia di Timur-tengah sendiri, merupakan
persekutuan yang disatukan oleh kehidupan beragama dan social, yakni kehidupan
yang tak terpisah antara tahkta dan Bait Allah. Raja adalah pusat dan Imam
adalah hambanya di hadapan dewa, di sinilah pusat instansi ilmu pengetahuan.
Hikmat yang kita kenal dalam kitab Amsal ini, harus dibedakan dengan filsafat
Yunani yang terlepas dari agama. Hikmat dalam kitab Amsal bersifatreligius
teologis. Lain halnya dengan filsafat Yunani yang bersifat humanistis. Pada
mulanya hikmat berisi segala ilmu, tetapi kemudian dari ilmu itu lahirlah
etika. Hikmat seperti yang terdapat dalam kitab Amsal ini, sebenarnya tidak
hanya terbatas pada satu komunitas agama, bangsa saja, melainkan dia bersifat
intenasional yang isinya religious etis, di mana Allah menjadi pusat dari
pemikiran.
Saudara-saudara,
itulah sekilas informasi tentang hikmat yang terdapat dalam kitab Amsal ini.
Dan kalau kita telusuri lebih dalam lagi, dalam kitab ini juga berisi pedagogis
(didikan, dan pengajaran). Namun untuk mencapai tujuan yang sebenarnya dari
Amsal itu sendiri, setiap orang yang membaca kitab ini telah diberitahukan
tentang apa yang harus diperbuatnya.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Seperti yang dikatakan tadi,
Amsal sendiri berisi begitu banyak hal, mulai dari didikan, pengertian,
kecerdasan, pengalaman, pertimbangan serta kebijaksanaan dan lain sebagainya,
dan itu semua dibutuhkan oleh setiap orang dalam kehidupannya. Di awal kitab ini,
penulis Amsal mengingatkan setiap pendengar dan pembacanya bahwa untuk
mengetahui hikmat, didikan, pengertian tentang kata-kata yang bermakna, agar
menjadi pandai, cerdas dan sebagainya, baiklah orang bijak mendengar dan
menambah ilmu kemudian memperoleh pertimbangan. Kenapa hal ini penting? Sekali
lagi jawabannya adalah bahwa kehidupan keberagamaan dan juga dalam budaya dalam
komunitas hidup Timur tengah manusia perlu memiliki hikmat dan pengetahuan.
Mendengar, menambah ilmu, kemudian memperoleh pertimbangan merupakan satu paket
usaha menuju kesempurnaan untuk tiba pada level orang berhikmat. Orang yang
hanya mendengar saja tidak cukup, demikian juga halnya dengan menambah ilmu
tanpa memiliki pertimbangan. Jika seseorang telah melewati tiga proses ini, maka
seseorang itu akan tiba pada kedewasaan berpikir, bertindak dan mengambil
kesimpulan. Jadi, beragama tanpa mendengar, tanpa menambah ilmu, tanpa memliki
pertimbangan adalah merupakan keberagamaan yang kosong.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dikaitkan dengan konteks kita
sekalian yang telah, sedang dan akan terus berjuang memimpin hidup rumah tangga
kita, saya yakin ketiga hal tadi sudah dan sedang diperjuangkan, bukan hanya
untuk sekedar mengarahkan hidup rumah tangga kita, tetapi juga agar kita mengetahui hikmat,
mengerti kata-kata yang bermakna, pandai, cerdas, bijak dan sebagainya. Jelas
bahwa semua ini sangat kita butuhkan dalam kelangsungan hidup ke depan. Dan
dengan tegas harus dikatakan bahwa orang yang tak mau mendengar, tak mau
menambah ilmu dan juga tak mau memperoleh pertimbangan adalah orang yang tidak
akan pernah sukses memimpin hidupnya dan hidup rumah tangganya serta yang tak
layak menyebut diri orang percaya. Orang itu adalah orang bodoh yang menghina
hikmat dan didikan.
Belajar dari sebuah perikop yang
mengawali kitab Amsal ini, kita sekalian diingatkan bahwa mendengar adalah
kewajiban bagi kita sekalian, mendengar semua orang di sekitar kita, menambah
ilmu adalah keharusan bagi kita. Demikian juga dengan pertimbangan. Jadi jangan
pernah berpikir bahwa hidup ini akan tiba pada taraf bijaksana tanpa pernah
berusaha mendengar, menambah ilmu dan memperoleh pertimbangan. Orang yang bodoh
tidak memusingkan hal ini, itulah sebabnya segala sesuatu yang dilakukannya
akan sia-sia karena tidak pernah disertai dengan ilmu dan pertimbangan yang
cukup. Nah sebagai bapak-bapak, mari kita introspeksi diri, sejauh mana kita
telah berupaya untuk menjadi orang-orang yang bijaksana.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dengarlah, carilah ilmu dan dapatkanlah
pertimbangan, maka apapun yang kita lakukan dan jalan manapun yang kita pilih
untuk ditempuh, maka disana tersedia sukacita asalkan semua itu disertai sikap
Takut akan Tuhan. Tuhan memberkati.
Bacaan Alkitab 2 Petrus 1: 3-11
Orang Terpanggil Harus Melengkapi Diri
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Keterpanggilan seseorang menjadi
pengikut Kristus haruslah didasari oleh sebuah pengakuan percaya. Artinya bahwa
orang yang terpanggil adalah orang yang terlebih dahulu di dalam dirinya
percaya kepada yang memanggilnya. Dalam hal ini, bagi setiap orang Kristen yang
merasa dirinya terpanggil oleh Yesus Kristus Tuhannya, maka seseorang itu
adalah orang yang di dalam dirinya percaya kepada Tuhan Yesus. Pengakuan
percaya inilah yang biasanya disebut sebagai iman. Dengan kata lain bahwa orang
yang terpanggil adalah orang yang beriman kepada Tuhan Yesus. Beriman dalam
arti yang sesungguhnya bukanlah hanya sekedar pengakuan percaya saja, melainkan
juga terwujud lewat perbuatan atau tindakan nyata. Iman itu sendirilah yang
mendasari setiap perbuatan orang percaya, dan perbuatan itu juga adalah wujud
nyata dari pengakuan seseorang yang menyebut diri beriman. Dalam kapasitasnya
sebagai orang yang terpanggil dan dipilih oleh Tuhan Yesus, maka bagi setiap
orang percaya ternyata pengakuan bahwa dirinya beriman tidaklah cukup. Pada
setiap orang percaya dituntut perjuangan untuk melengkapi diri dengan maksud
agar panggilan dan pemilihan Tuhan tersebut semakin sempurna adanya yang poada
akhirnya orang percaya mengenal Tuhannya dengan benar.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam suratnya yang kedua ini, Petrus
dengan tegas menguraikan apa yang harus diperbuat oleh orang yang telah
percaya, terpanggil dan terpilih. Dengan kata lain, Petrus hendak mengatakan
kepada jemaat Tuhan bahwa menjadi orang Kristen tidaklah cukup hanya
bermodalkan pengakuan semata, melainkan keterpanggilan dan pemilihan Tuhan
tersebut harus terus-menerus disempurnakan. Jika orang percaya telah tiba pada
level beriman, maka kepada iman itu harus ditambahkan kebajikan. Kebajikan
adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dari dalam dirinya dengan
penuh ikhlas. Kebajikan juga dapat diartikan sebagai akhlak baik. Kemudian jika
orang percaya telah berbuat kebajikan, maka kepada kebajikan itu harus pula
ditambahkan pengetahuan. Kenapa? Karena apalah gunanya seseorang berbuat
kebajikan tetapi tidak memiliki pengetahuan atas yang dilakukannya? Pengetahuan
juga menjadi penting bagi setiap orang yang mengaku beriman, dengan maksud
supaya ia mampu dengan pengetahuan yang baik mempertanggungjawabkan imannya,
baik dihadapan Tuhannya, maupun ketika ia harus menyaksikan imannya itu kepada
orang lain. Pengetahuan ternyata merupakan hal yang penting bagi keberimanan
orang Kristen. Beriman berarti memiliki pengetahuan, karena itu belajar adalah
hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap orang yang terpanggil. Selanjutnya
saudara-saudara, kepada pengetahuan juga harus ditambahkan penguasaan diri. Tak
jarang terjadi, bahwa akibatnya banyaknya orang-orang pintar di sebuah
komunitas, maka seringkali komunitas tersebut dilanda kemelut dan pertikaian
akibat tidak adanya penguasaan diri dari orang-orang pintar tersebut yang
memaksakan pikirannya dan kepintarannya masing-masing. Dan jujur harus diakui,
bahwa manusialah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang tidak mencapai puncak
kepuasannya di dalam kehidupannya, baik menyangkut harta kekayaan maupun
jabatan. Sehingga apapun bisa saja dilakukan oleh manusia sekalipun hal itu
telah bertentangan dengan kehendak Tuhannya. Tanpa penguasaan diri, maka setiap
pengetahuan tidak akan berarti dalam kehidupan orang beriman. Petrus juga
meyakini pentingnya ketekunan dalam hidup orang beriman. Ketekunan merupakan
sifat manusia yang sungguh-sungguh rajin melakukan sesuatu. Dalam hal ini,
ketekunan yang dimaksudkan Petrus ialah bahwa orang yang beriman adalah orang
yang di dalam hidupnya melakukan dengan rajin perbuatan-perbuatan yang
mencerminkan imannya sebagai pengikut Kristus. Penguasaan diri yang dibarengi
dengan ketekunan adalah penguasaan diri yang sifatnya terus menerus bukan penguasaan
diri situasional, bukan pula penguasaan diri kontekstual. Ketekunan itupun
harus dilengkapi dengan kesalehan. Kesalehan menjadi penting dalam melengkapi
ketekunan orang percaya. Apalah gunanya tekun tapi tidak saleh? Kesalehan
adalah sifat dan sikap orang percaya yang dengan patuh melaksanakan amal
ibadahnya sesuai dengan keyakinannya. Kesalehan juga merupakan sifat dan sikap
orang-orang percaya yang hanya hidup sesuai dengan dasar-dasar ajaran agamanya.
Sehingga pada kesalehan harus ditambahkan kasih akan saudara-saudara. Kesalehan
tidaklah diperuntukkan demi kepentingan diri sendiri, melainkan juga
diaplikasikan dalam wujud kasih. Kasih itu diawali kepada saudara-saudara
sendiri, kemudian kepada semua orang.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Jika dengan seksama menyimak ajaran
teologis praksis dari Petrus ini, maka kita dapat menarik benang merah atau
hubungan yang tak terpisahkan antara Iman yang adalah dasar hidup orang percaya
dan kasih yang adalah muara dari ajaran iman Kristen. Maka bagi setiap orang
yang merasa diri terpanggil, dia harus mencamkan dengan baik ulasan pengajaran
Petrus ini. percayalah saudara-saudara, bahwa semua yang tertulis dalam Firman
Tuhan saat ini niscaya akan menjadi milik kita, tatkala kita sungguh-sungguh
member diri menerima Friman ini dan kita menjadi pelaku FirmanNya. A M I N
Bacaan Alkitab:
Kej. 11: 1- 9
Tuhanlah
Pemimpin Hdup
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sinear
atau Babel, merupakan kota tertua dan pertama di dunia setelah berakhirnya
musibah air bah sesuai dengan kesaksian Alkitab. Di tempat inilah pertama kali kota
didirikan yang dikelilingi tembok yang terbuat dari batu bata, dalam arti,
pembangunan kota itu lebih telah lebih maju.
Di Palestina hal yang membedakan kota dan desa bukanlah jumlah penduduk
atau luas wilayahnya, melainkan temboknya, yang kadang-kadang rangkap, dengan
rumah-rumah yang dibangun di antara tembok luar dan dalam, sedangkan di luarnya
terdapat kelompok-kelompok pedesaan yang memasok kota dengan perbekalan dan tenaga
kerja. Tembok-tembok kota dilengkapi dengan pintu-pintu gerbang untuk keluar
masuk. Pintu-pintu gerbang ini merupakan bagian penting, namun juga merupakan
tempat yang paling mudah bagi musuh untuk menerobos, dan karena itu oleh
penduduknya diberi benteng yang kokoh. Areal pintu gerbang sering digunakan
untuk berbagai pertemuan dan sidang pengadilan. Di luar tembok, terdapat mata
air yang dapat disadap untuk mensuplai air ke kota melalui terowongan. Di dalam
kota tersebut juga biasanya dibangun menara-menara baik sebagai tempat
mengawasi kota, maupun sebagai simbol kemegahan kota itu.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Peradaban baru paska air bah,
ternyata mengandung kisah yang sangat menarik untuk disimak dan direnungkan
dalam kehidupan persekutuan orang-orang percaya. Yang pertama, dalam peradaban
umat manusia tersebut, demokrasi telah berlaku. Alkitab tidak mencatat bahwa
mereka punya seorang pemimpin, yang ada adalah sistem demokrasi yang mereka
terapkan dalam kebersamaan mereka. Yang kedua, mereka sedang mencari identitas
diri, yakni sedang mencari satu nama. Dalam Alkitab, “Nama” sering merupakan
metaforis untuk sifat, kedudukan, reputasi, pekerjaan seseorang, misalnya
"di dalam “namaku" berarti "karena aku adalah". Demikian
pula dengan nama-nama Allah. Nama dalam Alkitab juga bisa menunjuk kepada
keturunan atau pengikut seseorang, misalnya pengikut Kristus disebut Kristen.
Dari perspektif humanisme, sebenarnya tujuan umat yang di Sinear itu pada
dasarnya adalah baik, yakni mereka hendak membangun satu komunitas yang
bersatu, sehingga mereka tidak terserak dengan satu bahasa persatuan. Ternyata
dalam perencanaan yang dibuat umat tersebut, dikisahkan bahwa Allah melihatnya
dan mengacaubalaukannya. Sehingga pada akhirnya umat itu gagal mewujudkan
rencana indah mereka.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sekilas ketika kita membaca perikop
bacaan Alkitab ini, muncul pertanyaan, di manakah letak kesalahan umat manusia
itu sehingga Tuhan Allah mengacaubalaukan rencana manusia tersebut. Sekelompok
orang dengan gamblang berkata, “Itu karena manusia hendak membangun menara
sampai ke langit (sorga), ingin menjadi sama dengan Allah. Kesimpulan seperti
ini pada dasarnya belum menjawab persoalan yang sebenarnya. Apa yang terjadi
pada umat di Sinear menjadi peringatan bagi setiap umat percaya dalam
persekutuannya masa kini. Bahwa kenyataannya demokrasi belum tentu menjadi
jaminan dalam keberlangsungan sebuah persekutuan umat Tuhan. Dalam Teologi
Kristen kita mengenal “Theokrasi, yakni secara sederhana dapat diartikan:
Kepemimpinan/pemerintahan Allah, maupun Kristokrasi (Kepemimpinan/pemerintahan
Kristus)”, yang secara sederhana dapat diartikan bahwa dalam kehidupan
persekutuan Kristen kepemimpinan tertinggi ada di tangan Allah atau Kristus.
Namun, ketika diperhadapkan pada realitas hidup di dunia ini, kita berjumpa dan
mau tidak mau harus menerima berbagai sistem dalam organisasi, seperti misalnya
semboyan yang berkata, : vox populi vox
dei (suara rakyat adalah suara Tuhan)”, atau musyawarah untuk mufakat, dan
sistem lainnya. Sistem ini juga diberlakukan dalam kehidupan di Sinear seperti
yang disaksikan Alkitab saat ini. Pertanyaannya ialah apakah sistem demokrasi
dan Theokrasi kontroversial dalam persekutuan Kristen?
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan berkeluargapun kita
selalu harus berhadapan dengan pengambilan keputusan. Nah, Firman Tuhan saat
ini mengingatkan kita sekalian bahwa sebagai umatNya, kita tidak bisa hanya
mengandalkan system kesepakatan dalam menentukan segala sesuatu dalam hidup
kita bersama. Tuhan Allah harus tetap menjadi pemimpin hidup kita. Maka apapun
yang disepakati bersama dalam keluarga, dalam persekutuan haruslah berdasarkan
kehendak Tuhan Allah. Maka yang berlaku dalam hidup kita orang yang beriman
kepada Tuhan Allah ialah suara Tuhan harus menjadi suara kita. Terpujilah Dia.
Amin
Bacaan Alkitab
Kisah Para Rasul 16: 19- 34
“Percayalah,
Maka Engkau Dan Seisi Rumahmu Selamat”
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kehadiran orang-orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus, sejak semula telah mendatangkan banyak penolakan dari
berbagai pihak, baik dari kalangan penganut agama Yahudi, maupun dari penganut
agama dan keyakinan lain yang berjumpa dengannya. Penolakan tersebut ternyata
bukan saja karena alasan teologis, tetapi juga karena faktor kepentingan
pribadi-pribadi yang merasa terganggu karena kebenaran yang termaktum dalam
ajaran Kristus. Penolakan terhadap Injil Kristus, ternyata terus terjadi
setelah kekristenan mulai tersebar ke luar Yerusalem dan memasuki dunia Yunani
oleh Paulus. Di Filipi, Paulus juga menyebarkan Injil. Di sebuah tempat
sembahyang di Filipi, Paulus mengusit roh yang mendiami seorang penenung yang
selalu mengikuti dan meneriaki dia, yang berakibat pada hilangnya pendapatan
tuan dari perempuan penenung tersebut. Dengan menuduh Paulus mengacaukan kota
Filipi dengan menyebarkan ajaran Yahudi dan adat istiadat Yahudi kepada mereka
yang adalah orang-orang Romawi. Tuduhan inilah yang membuat Paulus dan rekan-rekannya
harus mendekam di penjara dengan penjagaan yang ekstra ketat yang dipimpin oleh
seorang kepala penjara yang bertanggungjawab. Peristiwa yang luar biasa terjadi
ketika mereka mendekam di dalam penjara, gempa bumi terjadi setelah Paulus dan
teman-temannya berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan yang
mengakibatkan lepasnya belenggu dan terbukanya pintu penjara. Kepala penjara
tersebut semula sudah berniat untuk bunuh diri karena merasa gagal menunaikan
tugas dan tanggung jawabnya yang mengira penghuni penjara yang dijaganya itu
telah melarikan diri termasuk Paulus dan teman-temannya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa yang terjadi di penjara
Filipi tersebut kemudian, menjadi sebuah peristiwa sukacita terutama dalam
hidup sang kepala penjara. Dia yang tadinya sudah hampir putus asa karena
mengira gagal mewujudkan tugas dan tanggung jawabnya, kini menerima berita
sukacita. “tuan-tuan, apakah yang harus perbuat, supaya aku selamat?, inilah
pertanyaan sang kepala penjara kepada Paulus dan teman-temannya. Dengan tegas
dan jelas, Paulus menjawabnya:”percayalah kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan
selamat dan seisi rumahmu”. Dengan merespon positif, sang kepala penjara Filipi
melakukan apa yang Paulus katakan, pada saat itulah hidupnya diselimuti suasana
sukacita (ay. 34 b). Kegembiraan kepala penjara berawal dari penerimaannya akan
Injil Yesus, dia percaya sehingga dia dan seisi rumahnya menjadi selamat.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan
Yesus Kristus,
Peristiwa yang terjadi pada hidup
kepala penjara di Filipi seperti yang disaksikan Alkitab kepada kita saat ini
sebagai bapak-bapak merupakan sebuah peristiwa yang patut memotivasi kita
sekalian dalam mengintrospeksi diri. Berita ini juga sekaligus menantang kita
sekalian untuk merenungkan sikap percaya kita kepada Tuhan Yesus. Sudahkah kita
percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus, sehingga kita layak menjadi
orang-orang yang diselamatkan? Paulus katakan: “Percayalah kepada Tuhan Yesus,
maka engkau akan selamat dengan seisi rumah”. Apa yang disampaikan Paulus ini
ditujukan bukan saja hanya kepada kepala penjara, tetapi juga kepada kepala
keluarga. Peran seorang kepala keluarga, ternyata sangat penting dalam
menentukan selamat tidaknya sebuah rumah tangga. Itulah yang terjadi pada hidup
sang kepala penjara di Filipi, dia percaya sehingga dia dan seisi rumahnyapun
selamat. Kegembiraan meliputi hidupnya. Kita sekalianpun layak dan mendapat
bahagian dalam karya indah Kristus ini, karena itu, sekali lagi percayalah,
maka engkau akan selamat dan sieisi rumahmu. Bapak-bapak yang percaya kepada
Tuhan Yesus, beserta seisi rumahnya akan diliputi sukacita jika Yesus berada di
dalamnya. Ingatlah syair lagu ini: Jika Yesus berada, di tengah keluarga..,
bahagialah kita..bahagilah kita. Amin.
Bacaan Alkitab: Yesaya 26: 12
“Berharap
Penuh Pada Tuhan”
Saudara-saudara Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam perjalanan sejarah hidup
manusia, ada tiga ruang waktu yang mewarnai langkah hidup tersebut, yakni masa
lalu, masa kini dan masa nanti/masa yang akan datang. Tiga ruang waktu tersebut
menjadi bagian waktu yang dilalui oleh setiap orang tanpa terkecuali. Demikian
juga halnya dengan kehidupan umat Tuhan, kita wajib melalui tiga ruang waktu
tersebut, dan Tuhan sendiri ada di tiga ruang waktu itu (Ibrani 13:8) yang
senantiasa menyertai langkah perjalanan hidup umatNya. Kita harus mengaminkan,
bahwa di ruang waktu, “masa lalu” kita telah lewati dengan penyertaan Tuhan,
sehingga kita dapat tiba di ruang waktu ”masa kini” di mana kita kemudian bisa
melakukan berbagai hal dan menyusun rencana hidup untuk hari depan. Merenungkan
seluruh perjalanan hidup yang telah kita lewati, adalah wajib bagi setiap orang
juga bagi keluarga terkasih di sini untuk bersyukur kepada Tuhan, sebab Hanya
karena pertolonganNyalah sehingga keluarga masih diperkenankan merasakan
sukacita sembari menyusun rencana yang indah yang tentunya penuh dengan berkat
Tuhan.
Sebagai manusia biasa, kita tidak
memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengetahui akan apa yang akan kita hadapi
di waktu yang akan datang ini. Hari esok adalah misteri bagi setiap makhluk di
kolong langit ini, akan tetapi sebagai umat Tuhan, dalam keyakinan dan
pengharapan, masa yang akan datang adalah masa di mana Tahun mengaruniakan
damai sejahtera kepada kita. Inilah pengharapan kita sebagai umat yang percaya
kepadaNya. Dalam Ibrani 6:19 dijelaskan bahwa: “Pengharapan itu adalah sauh
yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang
tabir..” Dan Paulus sendiri menegaskan dalam Roma 8:24 “Sebab kita diselamatkan
dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab
bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?” Ini hendak menegaskan
kepada kita bahwa syarat mutlak menyambut masa depan dan mewujudkan rencana
hidup ialah hidup dalam pengharapan.
Saudara-saudara Persekutuan Pelka Pria
Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bacaan Alkitab yang menjadi renungan
kita saat ini merupakan sebuah penggalan doa pengharapan Nabi Yesaya sekaligus
merupakan pengakuan bahwasanya Tuhan Allah sendirilah yang berkuasa atas segala
sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan ini. Bagi kita, istilah/kata “Damai
sejahtera”, atau “Syalom” bukan lagi kata atau istilah yang asing. Kita sudah
sering mendengar dan bahkan mengucapkan kata ini, sayangnya tidak sedikit orang
yang sering mendengar dan mengucapkan kata damai sejahtera atau syalom yang
mengerti dengan benar arti dan hakekatnya dengan benar. Damai sejahtera
sesungguhnya hanyalah berasal dari Tuhan Allah, yang menunjuk pada suasana
hidup di mana kebenaran Allah ditegakkan dengan sungguh-sungguh oleh umatNya.
Damai sejahtera juga dapat dipahami sebagai suasana hidup di mana umat Allah
mengalami keselamatan dan menikmati kehidupan yang penuh dengan sukacita,
damai, dan jauh dari segala macam duka cita hidup. Suasana seperti inilah yang
diharapkan nabi Yesaya melalui doanya kepada Allah.
Menyimak dengan seksama ayat Alkitab
yang menjadi pembacaan kita saat ini, kita perlu merenungkan, bahwa jikalau
kita mengharapkan damai sejahtera, maka berharaplah kepada Allah, sambil
mengerjakan rencana hidup yang telah kita susun hari ini dengan mengandalkan
kuasa dan kekuatan Tuhan senantiasa. Jadi meskipun hari esok misteri bagi kita,
tetapi kita harus bersyukur kepada Tuhan, bahwasanya dengan beriman kepadaNya,
segala sesuatu menjadi mungkin dan pasti bagi kita. Demikian juga bagi keluarga
di tempat ini. Yakin, percaya dan berharaplah senantiasa kepada Tuhan Allah,
maka tidak ada yang mustahil bagimu, rencanamu akan menjadi rencanaNya yang
rencana dan Rancangan Damai Sejahtera. Dimuliakanlah Tuhan Yang akan
menyediakan Damai Sejahtera bagi kita sekalian. AMIN
Bacaan
Alkitab: Yohanes 3: 1-13
Lahir
Baru
Persekutuan
Pelka Pria kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus kristus,
Orang
Farisi adalah salah satu kelompok dari penganut agama Yahudi yang ibadat,
religius dan hukum mereka itu berlawanan dengan inspirasi imam-imam yang
aristokrat dari para Saduki. Oleh karena kebanyakan Ahli Kitab termasuk ke
dalam kelompok orang Farisi, maka mereka dapat tetap memaksakan pandangan dasar
pada orang Saduki. Kecuali itu bahwa adat-istiadat nenek-moyang bukan hanya
berdiri di samping Taurat, melainkan di atasnya. Walaupun mereka begitu serius di
dalam bidang agama, sebenarnya pelaksanaan pandangan dasar mereka yang berat-sebelah,
kerajinan mereka terhadap hukum yang keterlaluan, maupun ketahiran rituil orang Farisi itu membuat mereka memisahkan
diri secara sombong dengan memandang rendah rakyat sambil mempertahankan sifat kelompok
mereka pribadi. Sikap mereka terhadap hukum jatuh pada formalisme kosong
(pemenuhan hukum secara harafiah), sehingga orang Farisi bukan lagi pembawa
iman yang hidup. Injil Yohanes
menggambarkan orang-orang Farisi sebagai mencurigai Yesus terus menerus. Dalam
persekutuan dengan imam-imam kepala, mereka adalah lawan-lawan Yesus. Mereka tampil
sebagai pengajar hukum Taurat. Mereka ditempatkan di Yerusalem (Yoh 1:19-28),
di mana penduduk kota itu datang kepada mereka sebagai pejabat yang bertugas
mengurusi ketertiban umum.
Berbeda
dengan orang Farisi lainnya, seorang yang bernama Nikodemus dalam bacaan kita
saat ini mau melakukan percakapan dengan Tuhan Yesus. Nikodemus ini agak
berbeda dengan orang Farisi lainnya, kalau orang Farisi biasanya tidak mau
mendengar apalagi menerima pengajaran Tuhan Yesus, maka Nikodemus memberi
perhatian terhadap apa yang Tuhan Yesus sampaikan kepadanya. Kali ini
percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus terutama tentang “kelahiran kembali”.
Walaupun Nikodemus seorang pengajar, namun ternyata hal ini tidak dipahaminya.
Kenapa demikian, jawabannya adalah karena dia tidak percaya atas apa yang
diajarkan Tuhan Yesus. Tema percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus ini, sampai
saat ini seakan belum tuntas dalam hubungan antar bergereja. Ada banyak
pemahaman yang berbeda antara ajaran satu gereja dengan gereja lainnya tentang
hal ini.
Persekutuan
Pelka Pria kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus kristus,,
Nikodemus memahami kelahiran kembali
secara harafiah, itulah sebabnya muncul pertanyaannya kepada Yesus, “bagaimana
mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke
rahim ibunya dan dilahirkan kembali?”. Atas pertanyaan ini, Tuhan Yesus
menjawab Nikodemus (ay 5-6). Memahami kelahiran kembali tidak boleh berdasarkan
kedagingan, melainkan harus dilahirkan dari air dan Roh. Orang yang dilahirkan
dari air dan Roh menjadi layak masuk ke dalam kerajaan Allah. Setiap orang
harus dilahirkan kembali supaya layak masuk ke dalam kerajaan Allah. Nikodemus
merasa hal ini tidak mungkin, tetapi Tuhan Yesus menegaskan kepadanya tentang
hal ini dan mengambil gambaran angin yang manusia tidak tahu dari mana dan ke
mana pergi. Kelahiran kembali bukanlah usaha atau upaya manusia. Tuhanlah yang
membuat seseorang dilahirkan kembali, dengan catatan bahwa seseorang itu
memberi dirinya. Memahami “kelahiran
kembali” sekali lagi ini bukanlah usaha manusia sehingga manusia itu dapat
masuk ke dalam kerajaan Allah. Jangan sampai kita diombang ambingkan rupa-rupa
pengajaran yang membuat kita menjadi bingung dan resah. Sebab beberapa gereja
memberi pengajaran bahwa agar seseorang itu lahir baru, atau lahir kembali, dia
harus mengikuti inilah, dibabtis di lautlah, harus bisa berkata-kata dalam
bahasa rohlah, dan ajaran-ajaran lain. Manusia percaya yang lahir baru atau
lahir kembali adalah manusia percaya yang dalam kehidupannya mencerminkan
nilai-nilai hidup kekristenan secara utuh dan benar. Jadi ciri orang yang lahir
baru, atau lahir kembali bukanlah kesalehan lahiriah semata, bukan pula selalu
berbicara kasih tapi tidak dalam tindakan. Orang yang mengalami kehiran kembali
adalah orang yang hidupnya hidup oleh Roh. Di dalam dirinya, hidupnya dipimpin
oleh Roh Kudus dan segala tindakannya adalah buah-buah Roh.
Persekutuan Pelka Pria kaum Bapak Yang
Dikasihi Tuhan Yesus kristus,
Menjadi orang yang lahir kembali,
syarat mutlak yang harus kita miliki adalah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kemudian membuktikan percaya itu dengan memberi diri dipimpin oleh Roh Allah.
Kita semua sudah mengalami kelahiran kembali ketika kita memberi diri dibabtis
di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh kudus. Pertanyaannya sekarang ialah
apakah hidup kita telah mencerminkan hidup sebagaimana yang dikehendaki oleh
Tuhan Yesus Kristus? Jika tidak apakah kita harus dibabtiskan kembali supaya
kita lahir lagi? Tidak saudara-saudara. Kita hanya perlu berbenah, kita
mengintrospeksi diri kita sebagai orang percaya, sehingga label atau jati diri
kita sebagai orang percaya pantas dan layak kita tunjukkan kepada semua orang.
Berilah diri dipimpin oleh Roh Tuhan, maka kita layak masuk ke dalam kerajaan
Allah. Di sana damai sejahtera kekal tersedia bagi kita. Tuhan memberkati kita.
Amin.
Bacaan
Alkitab: Mat. 26: 15- 25
“Ketika
Tuhan Dijual”
Bapak-bapak,
saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bagi orang Kristen, sosok seorang
Yudas Iskariot bukan lagi sosok yang asing. Nama Yudas Iskariot sangat dikenal
luas. Nama ini sangat jarang digunakan oleh kita. Alasannya ialah agar
seseorang itu tidak berperilaku seperti Yudas. Yudas Iskariot sendiri berarti
Yudas dari Kariot, dalam bahasa Aram, Sikarios berarti pembunuh bayaran. Yudas
Iskariot adalah murid Tuhan Yesus yang dipercaya sebagai pemegang kas. Dia
seorang yang cinta uang dan akhirnya sangat terkenal dengan julukan
sipenghianat. Yudas Iskariot, salah satu di antara keduabelas murid. Namanya
berasal dari kata Yunani sikarios yang berarti pembunuh; atau dapat juga
berarti ‘orang Kiriot’,. Dia adalah satu-satunya rasul yang berasal dari
Yehuda. Ia menyerahkan Yesus kepada para penguasa. Ia telah membuka rahasia
kemesiasan Yesus, namun lebih mungkin ia memberi informasi agar Yesus dapat
ditangkap tanpa diramaikan umum. Sesudah itu, Yudas sangat menyesal dan memilih
bunuh diri (Mat 27:5). Namun, tradisi Kristen telah mengawali suatu proses
untuk merehabilitasi Yudas dengan menunjukkan bahwa meskipun berdosa besar, ia
mungkin diampuni; sehingga dalam Kis 1:18, kematiannya dikaitkan dengan
kecelakaan. Namun secara umum, orang Kristen sepakat bahwa Yudas Iskariot
adalah seorang penghianat yang menjual Tuhannya dengan tiga puluh uang perak.
Bapak-bapak,
saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Memang tentu kurang nyaman ketika
kita mendengar Tema khotbah ini. Jika sepintas didengar, ada kesan bahwa
seakan-akan Tuhan itu barang dagangan yang bisa dijajakan kepada pembeli. Tema
ini sebenarnya hendak mengingatkan kita bersama tentang peristiwa sengsara yang
dialami oleh Tuhan Yesus, yang juga melibatkan salah seorang dari murid-Nya
yakni Yudas Iskariot sipenghianat keji yang tega menjual Tuhan seharga 30 uang
perak. Yudas menjual Tuhan Yesus dengan cara memfasilitasi penangkapan Tuhan
Yesus. Padahal sudah jelas-jelas Tuhan Yesus memperingatkan dia akan hal itu.
Namun, iblis telah berkuasa atas diri Yudas Iskariot sehingga kendatipun dia
mengelak akan melakukan hal tersebut, tohk ia tetap melakukannya. Adalah memang
mengherankan kenapa bisa Yudas Iskariot melakukan hal tersebut? Padahal selama
ini ia telah bersama-sama dengan Tuhan Yesus siang dan malam, ia juga telah
menyaksikan segala perkara besar yang dilakukan Tuhan Yesus, dan ia sendiri
telah merasakannya serta menerima segala pengajaran Tuhan Yesus. Jadi adalah
wajar jika Tuhan Yesus berkata: “Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia
tidak dilahirkan."
Bapak-bapak,
saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kisah tentang Yudas Iskariot yang
menghianati Tuhan Yesus, menjadi peringatan tegas bagi setiap orang Kristen di
manapun dan sampai kapanpun, agar waspada terhadap segala sesuatu yang
menggiurkan yang dapat membuatnya berhianat. Walaupun peristiwa penghianatan
Yudas Iskariot sudah terjadi ribuan tahun yang silam, namun harus jujur diakui
bahwa hingga saat inipun, kita masih saja bisa menyaksikan perbuatan yang sama,
yaitu menghianati Tuhan Yesus dengan berbagai dalil atau alasan. Apakah itu
dengan alasan jodoh atau cinta, alasan untuk memperoleh jabatan, untuk
memperoleh harta atau supaya hidup aman dan tidak terganggu. Yang jelas
tindakan menjual Tuhan Yesus masih terjadi. Ini menjadi tantangan kita sebagai
murid-murid Tuhan Yesus masa kini. Di sisi yang lain juga, dapat kita lihat
tindakan menjual Tuhan Yesus dengan cara yang menurut mereka dianggap tidak
menjual Tuhan, yakni lalai memenuhi kewajibannya sebagai pengikut Tuhan Yesus,
apakah dengan dalil sibuk dengan pekerjaan, sedang mencari nafkah atau dengan
dalil ada urusan penting (lebih penting dari menyembah Tuhan melalui persekutuan
ibadah). Intinya, sadar atau tidak, tak jarang dari pengikut-pengikut Tuhan
Yesus yang terjebak oleh berbagai alasan, dengan sadar atau tanpa sadar telah
menjual Tuhannya.
Bapak-bapak,
saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Melalui Firman Tuhan saat ini, kita
sekalian diingatkan agar jangan sampai perilaku Yudas Iskariot terjadi lagi
dalam hidup kita. kita yang selama ini telah merasakan kasih setia Tuhan,
mendengar pengajaran tentang Dia, merasakan dan menikmati kasih karunia-Nya,
yang selama ini setiap saat menjaga dan memelihara kita, tega lagi menjual
Tuhan Yesus yang kita imani. Ketika Tuhan dijual adalah lebih baik baginya
tidak dilahirkan di dunia ini. Kematian Yesus Kristus di kayu salib telah
membuktikan kepada kita sekalian bahwa Tuhan Yesus sungguh amat mengasihi kita.
Dia telah dan akan selalu menyertai kita dalam hal apapun yang kita jalani dan
hadapi di dunia ini. Percayalah bahwa tidak ada tempat bagi penghianat dalam
kerajaan Allah. Tuhan Yesus Memberkati kita. Amin
Bacaan
Alkitab. Yesaya 43: 1- 7
KASIH TUHAN TAK
BERKESUDAHAN
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam perjalanan hidup keberagamaan
umat Israel, tergambar bahwasannya kesetiaan mereka kepada Tuhan Allah sering
berubah-ubah. Tuhan Allah tetap setia dengan berbagai macam cara mengajar
umatNya itu dengan maksud agar mereka mengalami syalom Allah. Peristiwa
pembuangan umat Israel adalah salah satu cara Tuhan Allah untuk membentuk umat
itu di dalam hidup keimanan mereka kepada Tuhan Allah. Umat Israel mengalami
begitu banyak ujian dan penghukuman, tidaklah dimaksudkan untuk kebinasaan
mereka, melainkan Allah bermaksud yang indah, yakni agar umat itu menikmati
damai sejahtera. Jika, dalam perikop sebelumnya, disaksikan bahwa umat Israel
dalam kebutaan dan ketulian, menjadi korban penjarahan dan perampokan, kini
yang terjadi adalah sebaliknya, perhambaan Israel sudah berakhir dan
kesalahannya telah diampuni. Karena kasih Tuhan yang tidak terbatas, maka
menjadi nyatalah bagi umat Tuhan itu, bahwa tersedia janji yang sangat indah
dari Tuhan bagi mereka.
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa pembuangan umat Israel di
Babel, merupakan peristiwa yang menyedihkan terutama dalam perihal kehidupan
keberagamaan. Kendatipun mereka bisa hidup dengan sejahtera, tokh, mereka tetap
merupakan orang buangan yang merasakan hubungan yang jauh dari Tuhan. Namun,
sesuai dengan kesaksian Alkitab saat ini, Tuhan Allah memberi janji yang sangat
indah kepada umat itu agar mereka tidak perlu lagi untuk takut sebab Allah oleh karena kasih setiaNya yang
tidak berkesudahan kini menebus mereka dan memanggil mereka dengan nama yang
diperuntukkan bagi mereka. Janji, indah itu diteruskan dengan jaminan
keselamatan yang luar biasa. Sungai yang deras dan api yang menghanguskan,
merupakan contoh bencana yang mengancam hidup orang dan sekaligus mewakili
segala bahaya yang ditakuti orang. Tetapi tatkala umat Tuhan menyeberang
melalui air, Tuhan berjanji akan menyertai. Dan apabila mereka berjalan melalui
api, maka mereka tidak akan dihanguskan dan terbakar, sebab Tuhan Allah akan
menjamin keselamatan umatNya. Jika tadinya Tuhan Allah menghukum umat itu, kini
Tuhan Allah menjadi penyelamat bagi mereka. Selanjutnya, saudara-saudara,
karena begitu berharganya umat kepunyaan Tuhan itu di mata Tuhan, maka Tuhan
Allah membebaskan mereka, Tuhan Allah mengendalikan sejarah sedemikian rupa
hingga umatNya dimerdekakan. Tuhan menebus nyawa umatNya yang kehilangan hak
hidup oleh karena kesalahan-kesalahannya. Walaupun Firman hukuman yang
dibawakan nabi-nabi sebelum pembuangan dianggap sah, namun dalam kebebasanNya,
Tuhan membuka lagi suatu ruangan hidup bagi umatNya meskipun tidak ada
jasa-jasanya. Tebusan itu mahal, bangsa-bangsa serta negeri-negerinya diberikan
Tuhan sebagai ganti nyawa umatNya, yaitu Mesir, Etiopia dan Seba. Nyata, bahwa
Kasih Tuhan tak berkesudahan bagi umatNya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pengalaman iman umat Israel yang kita
renungkan saat ini, adalah sabda indah yang memberi kita pelajaran yang amat
berharga tentang bagaimana Tuhan memberi janji keselamatan bagi kita umatNya.
Kasih setia Tuhan tersebut, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, dulu, kini
dan nanti, kasih Tuhan itu tak pernah berkesudahan. Tuhan telah mengendalikan
sejarah hidup umat Israel ke sejarah indah penuh jaminan keselamatan,
semata-mata hanya karena Tuhan mengasihi mereka, dan mereka (umatNya) begitu
berharga di mata Tuhan. Penebusan dan jaminan keselamatan yang Tuhan lakukan
dan sediakan bagi umatNya adalah tanda dan bukti bagi semua orang percaya bahwa
Tuhan Allah sungguh setia, sabar dan penuh kasih karunia. Karena itu, sebagai
orang-orang kepunyaan Tuhan, kita sebagai bapak-bapak mestinya menyadari bahwa
Allah di dalam Yesus Kristus telah menebus kita. Janji penyertaan Tuhan dan
karya penebusanNya di kayu salib harusnya menjadi sebuah kekuatan iman bagi
kita dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini, menunaikan tugas dan
panggilan kita. Apa yang terjadi dan dialami umat Israel dari Allah seperti
yang tersimak dari perikop saat ini, mengingatkan kita semua untuk menghargai
karya penebusan Tuhan dan sekaligus mengingat bahwa Kasih Tuhan Tak
berkesudahan bagi kita umatNya, sehingga hiduplah dalam pengharapan, tetaplah
optimis bahwa kita adalah umat yang berharga di mata Tuhan. Yakinlah,
saudara-saudara sekalian, bahwa Tuhan adalah setia dalam setiap janji yang di
ucapkanNya. A M I N.
Bacaan Alkitab.
Roma 16: 17- 20
Bijaksana
Menjadi Pengikut Kristus
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sejak abad-abad pertama lahirnya
kekristenan, berbagai tantangan dan ancaman telah silih berganti melandanya.
Bukan hanya dari luar, tetapi juga di dalam persekutuan itu sendiri, yakni
banyaknya corak pengajaran yang berbeda-beda dan kadang kala bertentangan satu
dengan yang lain yang sering kali memecahkan persekutuan orang-orang percaya.
Jika pada permulaan sejarah gereja, terjadi perpecahan akibat konsep yang
berbeda di kalangan orang-orang Kristen Yahudi dengan yang bukan Yahudi tentang
persyaratan menjadi Kristen bagi orang-orang yang bukan Yahudi, maka konsep
teologis yang bermunculan akibat interpretasi (penafsiran) yang berbeda-beda
atas Alkitab, juga berakibat pada terjadinya perpecahan pada tubuh Kristus.
Kejadian ini acapkali terjadi di sepanjang sejarah gereja Tuhan. Setelah
kekristenan tersebar hingga ke Roma, ternyata hal yang sama juga terjadi. Di
Roma, yakni di kalangan persekutuan orang-orang Kristen juga ternyata tersebar
berbagai macam bentuk ajaran. Dan di antara pengajaran tersebut, ternyata
terdapat juga pengajaran yang mengancam keutuhan persekutuan umat Tuhan.
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Banyaknya corak dan bentuk
pengajaran palsu yang dihadapi gereja Tuhan, sebagaimana halnya yang dihadapi
orang-orang percaya di Roma pada dasarnya merupakan hasil pemikiran orang-orang
tertentu yang bertujuan untuk meraih keuntungan pribadi. Paulus mencap
orang-orang ini sebagai orang yang tidak melayani Kristus, melainkan melayani
perut mereka sendiri. Pengajar-pengajar sesat seperti ini, sangat lihai, bahasa
mereka manis dengan kata-kata yang muluku-muluk padahal mereka adalah penipu.
Berita tentang ketaatan orang-orang percaya di Roma di mana Paulus
mengalamatkan suratnya ini, telah sampai kepadanya. Persekutuan itu adalah
persekutuan yang taat. Namun menurut Paulus, persekutuan itu tidaklah cukup
hanya dengan ketaatan saja, melainkan harus bijaksana mengingat tantangan dan
ancaman yang terus diperhadapkan kepadanya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang
Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pada perjalanan kekristenan masa
kinipun, kemunculan berbagai macam dan corak teologis maupun pengajaran
kekristenan di dalamnya tak pernah berakhir. Tak jarang dari kemunculan aliran
baru dalam gereja membuat orang-orang percaya bimbang dalam iman mereka.
Pengajar-pengajar baru yang penuh daya tarik tak jarang mengakibatkan
terjadinya perpecahan di dalam gereja. Tetapi, sekali lagi hal seperti ini
terjadi karena munculnya orang-orang yang merasa diri pintar dan mengandalkan
pengetahuan serta pikirannya dengan tujuan untuk kepuasan dirinya maupun demi
keuntungan pribadinya. Pada akhirnya, apa yang terjadi dengan persekutuan,
ialah perpecahan. Kendatipun memang, di tengah sebuah persekutuan telah
terdapat ketaatan, akan tetapi menurut Paulus itu masih perlu dibarengi dengan
kebijaksanaan. Ingat saudara-saudara, bahwa di sekitar kita banyak orang yang
pintar, tetapi tidak bijaksana. Karena itu kebijaksanaan haruslah dimiliki oleh
orang-orang percaya, supaya ketika berhadapan dengan pengajaran yang lain
dengan pengajaran yang kita terima selama ini sesuai dengan ajaran iman, kita
akan dengan bijak menyikapinya, tidak mengandalkan kepintaran kita sehingga
tidak menyebabkan perpecahan dalam persekutuan kita. Sebagai bapak-bapak, kita
patut merenungkan nasihat rasul Paulus ini dengan seksama, dengan maksud
mengingatkan kita sekalian sebagai orang-orang yang menjadi teladan di tengah
keluarga dan juga di tengah persekutuan kita agar kita bijaksana sebagai
pengikut Tuhan Yesus. Dengan kebijaksanaan yang kita miliki, maka persekutuan
ini akan tetap bersih terhadap apa yang jahat. Akhirnya, marilah kita terima
berkat Allah yang disampaikan Rasul Paulus ini:”Semoga Allah, sumber damai
sejahtera segera menghancurkan iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus,
Tuhan kita menyertai kamu. AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar