Selasa, 15 April 2014

bendrio sibarani: Perjamuan Kudus Kematian Yesus

bendrio sibarani: Perjamuan Kudus Kematian Yesus: Bacaan Alkitab: Matius 22: 1- 14 Perjamuan Bersama Tuhan Sidang Jemaat yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,             Perayaan S...

Perjamuan Kudus Kematian Yesus



Bacaan Alkitab: Matius 22: 1- 14
Perjamuan Bersama Tuhan
Sidang Jemaat yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Perayaan Sakramen Perjamuan Kudus memang bukan lagi perayaan yang baru bagi kita sekalian. dalam setahun kita melakukan perayaan sakramen ini sebanyak 3 kali sesuai dengan tradisi yang berlaku di dalam gereja kita. Sakramen Perjamuan kudus sendiri merupakan salah satu perintah Tuhan Yesus untuk dilakukan dengan tujuan agar kita senantiasa mengingat Kasih Kristus kepada kita. Perjamuan kudus sendiri merupakan perayaan sukacita, di mana lewat pengorbanan Kristus, yang adalah Anak Domba Allah itu kita diselamatkan dari kuasa dosa. Selanjutnya, Perjamuan kudus juga harus dipahami sebagai anugerah Tuhan bagi kita. Sehingga, sebenarnya, yang mengundang kita mengikuti Perjamuan kudus ini ialah Tuhan Yesus sendiri. Itu berarti, perlu ditegaskan bahwa kita hadir di sini semata-mata adalah untuk merespon panggilan Tuhan dalam rangka menerima kasih karunia-Nya. Sehingga adalah sangat disayangkan jika hari ini, masih ada dari antara kita yang enggan memenuhi undangan Tuhan ini.
Saudara-saudara, Sidang Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            “Perjamuan”, merupakan tradisi yang sangat melekat dalam kebudayaan Yahudi, bahkan jauh sebelum mereka, yakni umat Israel, acara perjamuan telah menjadi tradisi yang melekat dalam budaya mereka. Biasanya, acara perjamuan dilakukan dalam rangka merayakan hari-hari penting, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan umat/bangsa. Acara ini, pada dasarnya dilakukan sebagai pengenangan sekaligus acara syukur kepada Tuhan, yang telah menyatakan kasih-Nya baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan umat. Demikain juga tentang perjamuan Paskah yang dilaksanakan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, semula Perjamuan seperti ini dimaksudkan untuk merespon dan mengingat karya kasih Allah yang telah membebaskan Umat-nya dari perbudakan di Mesir. Akan tetapi, berbeda dengan apa yang dilakukan murid-murid bersama Tuhan Yesus menjelang kematian-Nya. Jika dalam acara perjamuan paskah biasanya tersedia domba yang hendak disembelih, maka dalam perjamuan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya, anak domba itu tidak tersedia, sebab Tuhan Yesus sendirilah Anak domba Paskah itu, yang dikorbankan menjadi penebusan umat-Nya.
            Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus ternyata melihat Perjamuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kerajaan Allah. Hal itu terlihat dari perumpamaan yang pernah disampaikannya. Menurut Tuhan Yesus, Kerajaan Allah itu, seumpama seorang Raja yang mengadakan Perjamuan kawin anak-Nya (ay 2). Hamba-hambanya diperintahkannya untuk memanggil orang-orang yang telah diundang, tetapi mereka tidak mau datang dengan berbagai alasan. Melihat hal ini, raja itupun menyuruh hamba-hamba yang lain sambil menginformasikan bahwa segala sesuatu tersedia bagi mereka. Anehnya adalah orang-orang itu malah sibuk dengan urusannya masing-masing dan tragisnya lagi malah ada hamba-hamba itu yang disiksa dan dibunuh. Akibatnya, Raja itupun berang, dan menyuruh hamba-hamba itu mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika Raja itu memasuki ruang pesta itu di situ didapatinyalah tamu-tamu yang tidak layak dan yang tidak berpakaian pesta, dan dicampakkanlah ke dalam kegelapan.
Saudara-saudara, Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Kita Tidak sulit memahami perumpamaan Tuhan Yesus ini. Perumpamaan ini sangat memiliki makna yang dalam dan sangat penting bagi kita sekalian umat yang percaya kepada-Nya. Sekalipun perumpamaan ini semula ditujukan kepada umat Israel yang menolak Tuhan, namun perumpamaan ini juga menjadi perenungan penting bagi kita sekalian. Tuhan Yesus telah mengundang kita untuk perjamuan ini, pertanyaannya adalah apakah semua kita memenuhi undangan-Nya ini? Berikut adalah apakah kita benar-benar layak berada di perjamuan kudus ini?
Perjamuan kudus seperti ini, dalam hidup umat Kristen harus juga dipahami sebagai gambaran bagaimana hari penghakiman atau hari terakhir itu terjadi. Oleh kasih dan kemurahan Allah, Dia telah mengundang kita dengan penuh kelembutan untuk menerima kasih karunia-Nya. Lewat perjamuan kudus seperti saat ini, kasih karunia Tuhan tersebut juga dinyatakan. Roti yang kita makan dan anggur yang kita minum menjadi symbol tubuh dan darahnya yang hancur dan tercurah bagi kita demi keselamatan kita. Di saat kita memakan roti dan minum anggur, ini menjadi symbol bagi kita bahwa kita menerima Tuhan Yesus dalam hidup kita. Tubuh dan Darah Tuhan Yesus hidup di dalam kita. Sehingga hidup kita ini, bukan lagi kita yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Dengan demikian, jika Kristus yang hidup di dalam kita maka seharusnya hidup kita sesungguhnya adalah hidup yang mengasihi, hidup yang taat kepada Tuhan Allah. Maka melalui Perjamuan kudus ini, kita sekalian diingatkan untuk senantiasa menyadari hidup kita yang adalah bukan hidup kita lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. banyak yang terpanggil, tetapi sedikit yang terpilih. Kenapa demikian? Jawabannya adalah karena ternyata yang terpanggil tersebut ada yang tidak layak, seperti mereka yang tidak berpakaian pesta di perjamuan tersebut. Yakni mereka yang hidupnya tidak berkenan kepada Tuhan. Perjamuan Kudus adalah perjamuan bersama Tuhan, yang adalah Raja di atas segala Raja, karena itu wajib hukumnya di perjamuan tersebut setiap undangan yang menghadirinya berpakaian kebenaran dan kekudusan, sebab Allah di dalam Yesus Kristus telah membenarkan dan menguduskan mereka.
Selamat menikmati Perjamuan Tuhan, Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.