Selasa, 27 Februari 2018

KHOTBAH UNTUK IBU



Bacaan Alkitab: Ulangan 10: 12- 22
Tema: Taat Dan Bersyukur
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pengalaman hidup umat Israel selama berada di tanah pebudakan, yakni di Mesir selalu menjadi pengalaman hidup sepanjang masa. Bahkan Tuhan Allah melalui FirmanNya dengan berulang kali mengingatkan peristiwa tersebut dengan maksud agar umat itu tidak sampai lupa diri terlebih lupa Tuhannya yang telah membebaskan mereka. Dalam perikop Alkitab saat inipun, Allah juga mengingatkan umat Israel agar mereka jangan sampai lupa diri yang pernah sebagai orang asing di Mesir, dan oleh karena itu mereka dilarang berbuat semena-mena kepada orang asing yang ada di antara mereka. Tuhan Allah dengan setia mengingatkan umat Israel untuk tetap setia beriman dan menjadikan sejarah perjalanan hidup mereka dan sejarah hidup nenek moyang mereka sebagai pengingat bahwasannya Tuhan Allah telah setia menuntun, membimbing perjalanan tersebut dengan kasih yang sangat luar biasa. Sejarah atau peristiwa masa lalu umat Israel telah menjadi bukti kasih Allah bagi umat Israel. Jika hanya dengan 70 orang mereka pergi ke Mesir, tetapi ketika mereka keluar dari sana dengan jumlah yang sangat banyak, itu adalah karena Tuhan Allah tetap setia memelihara hidup mereka. Karena itu, adalah sangat wajar jika Tuhan Allah selalu menjadikan sejarah umat Israel sebagai pelajaran hidup bagi umatNya tersebut.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Melihat sejarah perjalanan hidup umat Israel, di mana Tuhan Allah sebagai Tuhan di atas segala tuhan, Allah yang maha besar yang telah menunjukkan karya kasihNya kepada nenek moyang mereka dan juga atas mereka menuntut ketaatan dan kesetiaan untuk senantiasa takut akan Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa. Apa yang diminta Tuhan dari umat Israel tersebut semata-mata adalah untuk kepentingan umat tersebut, yakni agar keadaan hidup mereka menjadi baik. Takut akan Tuhan dan taat beribadah kepadaNya menjadi dasar hidup bagi setiap orang percaya. Dengan dasar tersebut, maka setiap orang akan tetap hidup di hadapan Tuhan Allah. Semua yang telah dilakukan oleh Tuhan Allah atas umat Israel tersebut seyogianyalah mendapat tempat di dalam hidup mereka yang terwujud dalam bentuk ucapan syukur yakni dengan tetap setia dan taat beribadah kepada Allah dengan segenap hati dan jiwa mereka. Inilah sebenarnya yang diinginkan Tuhan dari umat itu.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Kita semua pastilah memiliki sejarah hidup, memiliki pengalaman hidup pada masa silam. Di setiap perjalanan hidup tersebut kita mengalami banyak hal dan peristiwa, baik itu susah maupun suka. Namun yang pasti hingga saat ini, ketika Firman Tuhan ini diberitakan kepada kita, kita masih merasakan kehidupan yang notabene adalah milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita. Kita patut merenungkan seluruh proses hidup yang telah kita lalui, dan menyimak peristiwa demi peristiwa dengan seksama dengan maksud agar kita mengingat semua karya kasih Allah yang telah kita alami di dalamnya. Dikala kita masih menikmati hidup hingga saat ini, itu berarti Tuhan Allah masih tetap menunjukkan kasih setiaNya kepada kita. Jika di masa silam kita pernah diperhadapkan pada pergumulan yang berat, baik itu karena kehidupan rumah tangga, kehidupan ekonomi dan karena persoalan hidup lainnya, saat itu mungkin kita hampir saja kehilangan pengharapan, bahkan hampir-hampir putus asa karena sulitnya mencari solusi, kini, di sini, saat ini, kita harus sadari bahwa kita masih ada sebagaimana kita ada, itu semua harus diaminkan sebagai bukti bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan kita. Kita malah mengakui bahwa kitalah yang acapkali meninggalkan Dia, baik lewat persekutuan ibadah seperti ini, baik lewat doa maupun lewat kehidupan keseharian kita masing-masing. Sebagaimana Tuhan mengingatkan umat Israel untuk tetap taat dan beribadah kepadaNya, maka kitapun juga haruslah tetap taat kepada Allah, lewat peribadahan, lewat perbuatan kasih kepada sesama kita dan juga lewat keberadaan kita sebagai kepala keluarga di tiap-tiap rumah tangga. Kita juga harus bersyukur kepada Allah, sebab Dialah Tuhan yang telah menuntun, membimbing kita dalam menapaki perjalanan hidup sejak dari masa silam hingga saat ini. Kendatipun hari esok masih misteri bagi kita, namun satu hal yang perlu kita ingat sebagai orang percaya yakni bahwa Tuhan Allah adalah Allah yang setia menyertai umatNya, dan jikalau Tuhan ada di pihak kita, siapakah musuh kita? Terpujilah Tuhan. AMIN.
































Bacaan Alkitab.  Yesaya 43: 1- 7
KASIH TUHAN TAK BERKESUDAHAN
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam perjalanan hidup keberagamaan umat Israel, tergambar bahwasannya kesetiaan mereka kepada Tuhan Allah sering berubah-ubah. Tuhan Allah tetap setia dengan berbagai macam cara mengajar umatNya itu dengan  maksud agar mereka mengalami syalom Allah. Peristiwa pembuangan umat Israel adalah salah satu cara Tuhan Allah untuk membentuk umat itu di dalam hidup keimanan mereka kepada Tuhan Allah. Umat Israel mengalami begitu banyak ujian dan penghukuman, tidaklah dimaksudkan untuk kebinasaan mereka, melainkan Allah bermaksud yang indah, yakni agar umat itu menikmati damai sejahtera. Jika, dalam perikop sebelumnya, disaksikan bahwa umat Israel dalam kebutaan dan ketulian, menjadi korban penjarahan dan perampokan, kini yang terjadi adalah sebaliknya, perhambaan Israel sudah berakhir dan kesalahannya telah diampuni. Karena kasih Tuhan yang tidak terbatas, maka menjadi nyatalah bagi umat Tuhan itu, bahwa tersedia janji yang sangat indah dari Tuhan bagi mereka.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Peristiwa pembuangan umat Israel di Babel, merupakan peristiwa yang menyedihkan terutama dalam perihal kehidupan keberagamaan. Kendatipun mereka bisa hidup dengan sejahtera, tokh, mereka tetap merupakan orang buangan yang merasakan hubungan yang jauh dari Tuhan. Namun, sesuai dengan kesaksian Alkitab saat ini, Tuhan Allah memberi janji yang sangat indah kepada umat itu agar mereka tidak perlu lagi untuk takut  sebab Allah oleh karena kasih setiaNya yang tidak berkesudahan kini menebus mereka dan memanggil mereka dengan nama yang diperuntukkan bagi mereka. Janji, indah itu diteruskan dengan jaminan keselamatan yang luar biasa. Sungai yang deras dan api yang menghanguskan, merupakan contoh bencana yang mengancam hidup orang dan sekaligus mewakili segala bahaya yang ditakuti orang. Tetapi tatkala umat Tuhan menyeberang melalui air, Tuhan berjanji akan menyertai. Dan apabila mereka berjalan melalui api, maka mereka tidak akan dihanguskan dan terbakar, sebab Tuhan Allah akan menjamin keselamatan umatNya. Jika tadinya Tuhan Allah menghukum umat itu, kini Tuhan Allah menjadi penyelamat bagi mereka. Selanjutnya, saudara-saudara, karena begitu berharganya umat kepunyaan Tuhan itu di mata Tuhan, maka Tuhan Allah membebaskan mereka, Tuhan Allah mengendalikan sejarah sedemikian rupa hingga umatNya dimerdekakan. Tuhan menebus nyawa umatNya yang kehilangan hak hidup oleh karena kesalahan-kesalahannya. Walaupun Firman hukuman yang dibawakan nabi-nabi sebelum pembuangan dianggap sah, namun dalam kebebasanNya, Tuhan membuka lagi suatu ruangan hidup bagi umatNya meskipun tidak ada jasa-jasanya. Tebusan itu mahal, bangsa-bangsa serta negeri-negerinya diberikan Tuhan sebagai ganti nyawa umatNya, yaitu Mesir, Etiopia dan Seba. Nyata, bahwa Kasih Tuhan tak berkesudahan bagi umatNya.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
             Pengalaman iman umat Israel yang kita renungkan saat ini, adalah sabda indah yang memberi kita pelajaran yang amat berharga tentang bagaimana Tuhan memberi janji keselamatan bagi kita umatNya. Kasih setia Tuhan tersebut, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, dulu, kini dan nanti, kasih Tuhan itu tak pernah berkesudahan. Tuhan telah mengendalikan sejarah hidup umat Israel ke sejarah indah penuh jaminan keselamatan, semata-mata hanya karena Tuhan mengasihi mereka, dan mereka (umatNya) begitu berharga di mata Tuhan. Penebusan dan jaminan keselamatan yang Tuhan lakukan dan sediakan bagi umatNya adalah tanda dan bukti bagi semua orang percaya bahwa Tuhan Allah sungguh setia, sabar dan penuh kasih karunia. Karena itu, sebagai orang-orang kepunyaan Tuhan, kita sebagai ibu-ibu mestinya menyadari bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah menebus kita. Janji penyertaan Tuhan dan karya penebusanNya di kayu salib harusnya menjadi sebuah kekuatan iman bagi kita dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini, menunaikan tugas dan panggilan kita. Apa yang terjadi dan dialami umat Israel dari Allah seperti yang tersimak dari perikop saat ini, mengingatkan kita semua untuk menghargai karya penebusan Tuhan dan sekaligus mengingat bahwa Kasih Tuhan Tak berkesudahan bagi kita umatNya, sehingga hiduplah dalam pengharapan, tetaplah optimis bahwa kita adalah umat yang berharga di mata Tuhan. yakinlah, ibu-ibu sekalian, bahwa Tuhan adalah setia dalam setiap janji yang diucapkanNya. A M I N.
































Bacaan Alkitab 2 Tawarik 15: 1- 7
Tuhan Menyertai
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Jika dicermati dengan seksama, situasi dan kondisi keberagamaan umat Israel sangat ditentukan oleh keimanan raja yang memerintah atas mereka. Biasanya, jika raja yang memimpin mereka merupakan seorang yang takut bakan Allah, maka rakyat juga mengikuti pola beragama seperti itu, tetapi sebaliknya, jika raja yang memerintah atas mereka adalah seorang yang jahat dan menyembah berhala, maka rakyatpun jatuh pada perbuatan yang sama. Dalam bacaan kita saat ini, muncul sosok seorang raja yang baik dan yang melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, namanya Asa. Raja Asa melakukan pembangunan besar-besaran atas kota-kota Yehuda serta memperkuat benteng-benteng sebab negeri itu aman dan tidak ada musuh yang memerangi mereka. Bagi Asa, apa yang terjadi dan mereka alami merupakan bentuk kasih karunia Tuhan yang mereka hormati dan sembah dengan benar dengan cara membersihkan kota-kota mereka dari segala dewa-dewa baal. Ternyata, situasi yang aman tenteram tersebut, tidak berlangsung selamanya, Zerah orang Etiopia dengan pasukannya yang berjuta jumlahnya maju memerangi mereka. Dalam keadaan dan situasi seperti ini umat Tuhan itu diperhadapkan pada kesesakan yang luar biasa. Tetapi Raja Asa, dengan keyakinannya yang besar memohon pertolongan dari Tuhan. Dan memang terbukti kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Musuh yang memerangi mereka dapat ditaklukkan dan mereka bisa kembali ke Yerusalem. 
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam perikop bacaan kita saat ini diberitahukan bahwa sebelum Asa memerintah atas Yehuda, umat itu lama sekali tanpa Allah yang benar dan tanpa pengajaran dari pada imam serta hidup tanpa hukum. Keadaan hidup seperti ini, telah membuat umat itu hidup dalam kesesakan dan tak menentu. Mereka juga diperhadapkan pada situasi hidup yang serba terancam karena terjadinya kekacauan akibat peperangan yang terjadi di antara bangsa-bangsa yang adalah bentuk tegoran Tuhan Allah pada umat itu yang meninggalkan Allah. Dalam keadaan seperti inilah, seorang Azarya bin Oded dihinggapi oleh Roh Allah dan menemui Asa dan berkata kepadanya tentang Firman Tuhan. Sebuah janji Tuhan yang sangat jelas dan merupakan pengharapan bagi mereka yang hidup dalam kesesakan. Apa yang disampaikan Azarya bin Oded ini, bagaikan air bagi mereka yang dalam kehausan. Sungguh luar biasa, bahwa ternyata Tuhan Allah tidak pernah sama sekali membiarkan umatNya itu binasa, terbukti dari apa yang disampaikan oleh Azarya bin Oded kepada raja Asa. “Tuhan beserta dengan kamu, apabila kamu beserta dengan Dia, bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, maka kamu juga akan ditinggalkanNya”.  Firman Tuhan ini sungguh mengingatkan umat Tuhan akan kesetiaan Tuhan di tengah ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Di sini nyata bahwa penderitaan ataupun kesesakan hidup yang sering dialami umat Allah tidak pernah dimaksudkan membuat umat itu lenyap atau binasa, sebab ternyata, bahwa Tuhan Allah selalu dan selalu menunggu umat itu berbalik kepada Allah. Seperti yang terjadi pada zaman pemerintahan Asa yang hidup dengan takut akan Allah dan membersihkan kehidupan beriman mereka dari segala bentuk kekafiran, maka Allah memberi janji sekaligus tawaran indah bagi mereka.


Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Mari kita sekalian menggarisbawahi apa yang disampaikan Azarya bin Oded kepada Asa yang merupakan sabda Tuhan, “Tuhan Beserta kamu, bilamana kamu beserta Dia, bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan Dia, maka kamu juga akan ditinggalkanNya”. Sabda Tuhan ini sangat mengharukan apabila kita dengan sungguh-sungguh merenungkannya. Sebab, dalam perjalanan hidup yang kita arungi, tak jarang kita merasa bahwa kadang kala Tuhan tidak ada bersama kita, terutama dalam masa-masa sulit yang pernah kita hadapi, baik dalam hidup keluarga, maupun hidup pribadi kita, padahal kitalah yang sadar atau tidak sadar tidak beserta dengan Dia. Tak jarang pula kita malah melupakan Tuhan tatkala kesuksesan kita bisa raih. Ada juga yang nanti mencari Tuhan setelah hidupnya hancur karena kesalahan yang dilakukannya dengan meninggalkan Tuhan. Umat Israel dalam bacaan kita saat ini dihimbau oleh Azarya bin Oded untuk tetap menguatkan hati dan agar jangan lemah semangat, sebab bagi setiap upaya yang dilakukan mereka tersedia upah. Tentunya upah tersebut adalah upah dari Tuhan Allah karena mereka tetap optimis dan berpengharapan kepada Tuhan dalam menghadapi hidup sekalipun dalam  kesesakan.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Kesesakan maupun penderitaan hidup sangat dekat dengan kehidupan setiap orang. Situasi hidup seperti ini adalah musuh yang ditakuti oleh setiap kita. Semua orang berusaha dan bekerja keras agar jangan sampai mengalami kesesakan hidup dan penderitaan. Firman Tuhan yang disampaikan Azarya bin Oded kepada Asa, juga tepat untuk kita renungkan bersama. Ternyata Tuhan ada beserta kita tatkala kita beserta Dia, juga sebaliknya, dan jika kita mencari Dia, Dia berkenan ditemui oleh kita.  Penderitaan yang telah dialami Yesus, telah menjamin kita beroleh kasih karunia keselamatan dari Tuhan Allah. Yesus telah memberi teladan bagi kita, bahwa walaupun dalam penderitaan yang berat dan menyakitkan Dia tetap beserta BapaNya, dan Allah Bapapun tidak meninggalkan Dia, malah Dia dibangkitkan dari kematian. Kitapun sekalian, ingatlah Firman Tuhan ini, Allah beserta kita bilamana kita beserta Dia, Dia berkenan ditemui oleh kita bailamana kita mencariNya. Karena itu, mari kita cari Tuhan dan mari selalu beserta dengan Dia, maka segala sesuatu yang kita hadapi di dalam kehidupan ini pasti akan mampu kita lewati karena Tuhan beserta kita. Janganlah kiranya sia-sia derita dan nestapa yang dialami Yesus Kristus demi keselamatan kita. Dia beserta kita senantiasa dalam situasi dan kondisi hidup yang bagaimanapun keadaannya. Ingatlah bahwa setiap usaha dan upaya yang kita lakukan di dalam Tuhan untuk menjalani hidup ini takkan sia-sia, sebab Tuhan menyediakan upah bagi kita. Carilah Dia, maka Dia berkenan ditemui dan Dia beserta kita, bialamana kita beserta dengan Dia. Amin.






Bacaan Alkitab Maz. 42: 1- 12
Rindukanlah Allah
Persekutuan Pelka Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Mazmur yang kita renungkan saat ini, jika kita menyimak isinya, maka jelas bahwa pemazmur ini adalah seorang yang sedang mengalami pergumulan dalam hidupnya. Dia seorang yang mengalami tekanan jiwa karena musuhnya menantang dia untuk membuktikan keberadaan Tuhannya. Pemazmur mengalami konflik dalam dirinya, akibat tekanan yang dirasakannya bahkan menjadikan air matanya menjadi makanannya siang dan malam. Di satu sisi dia percaya bahwa Allahnya ada beserta dia, tetapi di sisi yang lain jiwanya gundah gulana dan gelisah. Disaat seperti itulah pemazmur menuangkan isi hatinya dan kerinduannya kepada Allah. Pemazmur mengibaratkan dirinya seperti seekor rusa yang merindukan sungai yang berair. Itu berarti pemazmur sedang berada pada titik di mana dia haus akan kasih Tuhan Allah. Bahkan pemazmur juga terhimpit oleh musuhnya, dia dicela oleh lawannya dengan berkata ”di manakah Allahmu? Hal ini membuat dia merasakan seperti tikaman  maut ke dalam tulangnya (ay. 11) sehingga pergumulan hidup yang dihadapinya memang adalah pergumulan hidup yang sungguh berat. Konflik yang terjadi atau dialami pemazmur dalam dirinya tersebut ternyata tidak menjadikan pengharapan dan kerinduannya sirna akan Allah.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Konflik di dalam diri seperti yang dialami pemazmur ini, tak dapat dipungkiri juga sering terjadi dan kita alami dalam diri kita. Dalam hidup ini, kita seringkali berhadapan dengan pergumulan, apakah itu berupa kesesakan hidup karena situasi rumah tangga kita, karena ekonomi atau juga karena persoalan yang kita hadapi seakan tak dapat kita selesaikan dan kita lewati. Dalam suasana hidup seperti ini, tak sedikit orang yang mampu bertahan dalam keyakinan dan pengharapan, sehingga ada yang dengan atau tanpa sadar yang mengambil jalan pintas apakah itu untuk mencari jalan keluar walaupun hal itu bertentangan dengan iman, bahkan ada yang sampai putus asa dan mengakhiri hidupnya karena sedemikian beratnya masalah yang dihadapinya dalam hidup. Jika kita simak baik-baik dan dengan seksama, jelas dari ungkapan yang dilontarkan pemazmur, bahwa dia sedang mengalami kesusahan hidup yang luar biasa. Dia sedang diperhadapkan pada persoalan yang sangat berat. Tetapi jelas pula kita saksikan bahwa pemazmur tetap rindu akan Allah, dia yakin bahwa Allah ada beserta dia. Pada ayat 5 pemazmur mengungkapkan, bahwa dia hendak mengingat bagaimana dia akan berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan, dan ini dirindukannya sementara jiwanya dalam gundah gulana. Tidak mudah saudara-saudara melakukan seperti apa yang dilakukan pemazmur ini. Seorang yang jiwanya sementara gundah gulana, malah berencana akan berjalan dalan padatnya manusia dan mendahului langkah orang banyak ke rumah Allah dengan penuh sukacita dan dengan syukur. Konflik atau perdebatan hebat dalam diri pemazmur, mampu dileawtinya dengan satu kesimpulan bahwa dia rindu akan Allah. Kerinduan kepada Allah seperti yang dialami pemazmur ini, tak lain karena memang dia yakin dan percaya kepada Allah, sehingga ketika dia bertanya-tanya atas apa yang dialaminya, dia juga yakin bahwa Allah adalah penolongnya, dan itulah sebabnya dia sendiri menyadarkan dirinya untuk tetap berharap kepada Allah yang akan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari dan juga pada malam hari.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Ungkapan atas pengalaman iman yang disampaikan pemazmur, yang kemudian dijadikan sebagai nyanyian pengajaran bani Korah ini, merupakan pengakuan dan pengharapan seorang yang percaya pada Allah. Bahwa kendatipun luar biasa persoalan yang dihadapi, berat derita yang dialami, pengharapan kepada Allah tak’an pernah sia-sia. Percaya kepada Allah tidak hanya disaat senang tetapi juga disaat susah. Setiap orang percaya yang sedang dalam pergumulan karena derita hidup yang dialami, seharusnya tidak hanya memohon pelepasan dari Allah yang dia percayai, melainkan juga membuat suatu tekad di dalam diri bahwa sekalipun kesesakan hidup menghimpit kita, kita malah harus menjadi orang yang mendahului orang lain yang sedang bersuka cita mengucap syukur kepada Allah dan menjumpai Allah. Pemazmur melakukannya, dia bertekad akan menjadi orang yang pertama masuk ke rumah Allah dan akan mendahului mereka yang sedang melakukan perayaan untuk mengucap syukur dengan penuh sorak-sorai. Kerinduan pada Allah seperti yang dialami oleh pemazmur adalah bukti bahwa seseorang benar-benar mempunyai kepercayaan yang teguh, memiliki pengharapan yang tetap kepada Allah. Sehingga walau seberat apapun derita atau tantangan hidup yang dialami, ada keyakinan teguh  di dalam diri bahwa Allah adalah penolongnya yang setia. Sehingga keputusasaan terlebih penghianatan akan Allah tidak akan berkuasa dalam hidupnya. Pada akhirnya, dalam setiap pergumulan yang dihadapi, dia tetap yakin bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, termasuk untuk membebaskan umatNya dari setiap pencobaan hidup yang berat.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Sebagai ibu yang beriman, ungkapan hati pemazmur yakni nyanyian pengajaran bani Korah ini, menggugah iman percaya kita kembali, menantang kita sekalian untuk membuktikan diri bahwa memang kita adalah orang-orang yang percaya dan memiliki pengharapan dalam hidup ini. Itu berarti, tatkala kita berjumpa dan diperhadapkan pada berbagai tantangan dan pencobaan hidup dalam perjalanan hidup kita, perjalanan hidup keluarga kita, maka tetaplah rindukanlah Allah. Percayalah bahwa Dia akan memberi kasih setia-Nya baik pada waktu siang maupun pada waktu malam. Dia akan membawa kita ke air yang sejuk, ingatlah bahwa Dia menunggu kita yang berbeban berat dan letih lesu, Dia akan memberi kelegaan bagi kita. Dialah penolong kita, Dialah Allah kita dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya, kasih setia-Nya tak berkesudahan, Dia dekat pada mereka yang datang minta tolong padaNya. Allah sumber segala rahmat memberkati kita sekalian. Amin.



                                    




Bacaan Alkitab Yesaya 41: 8-16
Tuhan Menyertai, Siapa Takut?
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Sebagai manusia, rasa takut atau ketakutan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupannya. Ketakutan sendiri dapat diartikan sebagai suatu kondisi emosional dan batiniah manusia yang muncul sebagai reaksi terhadap suatu keadaan dari luar dirinya yang mengancam ketenangannya, bahkan kehidupannya sendiri. Seseorang menjadi takut tatkala ada ancaman dari luar dirinya yang dianggapnya dapat membahayakan karena merasa tidak mampu menangkal bahaya atau ancaman tersebut. Ketakutan yang besar dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak dapat mengendalikan dirinya, atau kehilangan akal sehat bahkan iman percayanya. Pada kondisi seperti ini, seseorang akhirnya dapat jatuh kepada keputusasaan.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam bacaan Alkitab saat ini dikisahkan bahwa Israel, si Hamba Tuhan menjadi takut sebab penindasan dan pembuangan yang dialaminya membahayakan kehidupannya, baik kehidupan orang-perorang maupun kehidupan sebagai satu umat, yakni umat Israel. Bahaya yang dihadapi bukan saja kematian alami setiap orang Israel, tetapi juga kematian kolektif Israel sebagai satu bangsa. dalam kitab Yesaya bagian pembuangan itu dilukiskan sebagai seekor naga purba, yakni Rahab dan leviathan (51:9-10), lambang kuasa kaos yang menakutkan yang hendak memangsa dan menelan habis seluruh eksistensi Israel sebagai sebuah bangsa. Di hadapan kedua ular raksasa (naga) purba itu, Israel hanyalah seekor cacing saja dan seekor ulat kecil saja (ay. 14), maka tak usah heran kalau ulat dan cacing ini amat ketakutan di hadapan naga-naga kejahatan itu. Penjajahan, penindasan dan pembuangan adalah ular naga kejahatan yang amat menakutkan terhadap eksistensi manusia sebagai ciptaan Allah.
Dalam keadaan seperti inilah, Tuhan Allah bersabda kepada Israel, “jangan takut!....jangan bombing, sebab Aku menyertaimu…sebab Aku Allahmu…Aku yang menolong engkau dan menebus engkau…..”. Sabda Tuhan Allah ini sungguh amat luar biasa. Allah sendirilah yang menjadi penolong umatNya, Allah sendirilah yang akan bertindak melindungi umatNya dari kuku-kuku naga babel yang mematikan itu dan Ia sendiri akan bertindak menyelamatkan dan membebaskan mereka dari kekuasaan si naga itu. Tuhan sendirilah yang akan menjadi penebus dan pembebas umatNya.
Persekutuan Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Pada saat-saat seperti sekarang ini, saat di mana perjuangan hidup masing-masing orang semakin bersaing, saat di mana harga-harga semakin melonjak tinggi, saat di mana isu-isu agama mulai didengungkan terutama dalam bidang lapangan kerja, tidak sedikit orang percaya yang merasa ketakutan atau dihantui rasa takut yang berlebihan. Ketakutan seperti ini muncul karena seseorang mengetahui jelas bagaimana kondisi dan situasi hidup itu sendiri dan ancaman yang datang dari luar diri manusia yang menurutnya tak mampu menghadapinya. Tetapi syukur kepada Tuhan, sabdaNya baik dulu, kini dan selamanya tetap berlaku bagi hidup orang percaya di sepanjang segala abad dan di semua tempat. Sabda-Nya, jangan takut, sebab Aku menyertaimu…,janji Tuhan Allah ini, bagaikan air sejuk di tengah hidup yang penuh kegersangan. 























Bacaan Alkitab. Markus 5: 21
Imanmu Menyelamatkanmu
Ibu-ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Pelayanan Tuhan Yesus pada penyembuhan orang sakit dalam kisah Alktab tentu sudah bukan kisah yang asing bagi kita. Penyembuhan akan orang sakit adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari misi Tuhan Yesus untuk memberitakan damai sejahtera kepada umat. Alkitab memberi kesaksian kepada kita bahwa tindakan Yesus dalam menyembuhkan orang sakit ternyata mengundang perhatian dan respon dari banyak orang yang mendengar dan mengikuti Yesus, sehingga kita tak perlu heran, kenapa begitu banyak orang yang berupaya menjumpai Yesus untuk meminta kesembuhan. Secara khusus, dalam bacaan Alkitab saat ini, dikisahkan bahwa ketika Yesus berada di tepi danau, Dia didatangi oleh Yairus, seorang Kepala Rumah Ibadat dengan maksud memohon kepada Yesus agar Tuhan Yesus berkenan menyembuhkan anak perempuannya yang sedang sakit. Yesus menyanggupin permintaan ini, dan Yesus serta murid-muridNyapun menuju Rumah Yairus. Namun, Yesus dan murid-muridNya dikerumuni dan diikuti oleh banyak orang, sehingga berdesak-desakan, di saat seperti inilah, muncul seorang perempuan yang telah 12 tahun menderita pendaharan. Perempuan ini sepertinya telah dengan segala upaya mencari kesembuhan kemana-mana, bahkan dikisahkan bahwa harta miliknya telah habis untuk biaya berobat, namun tak kunjung sembuh. Boleh dikata, perempuan ini telah kehilangan harapan. Namun imannya yang besar kepada Tuhan Yesus, mendorong perempuan ini untuk berupaya mencari Yesus, dan dalam benaknya, ia berkata, asal kujamah saja jumbai jubahNya, aku pasti sembuh. Maka ia pun melakukan hal itu. suasana yang sesak dan berdesak-desakan tak membuat perempuan ini menyerah, alhasil dari upayanya tersebut, dia berhasil menyentuh jumbai jubah Yesus, dan seketika itu juga dia sembuh.
Ibu-ibu, yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            12 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dijalani bagi perempuan yang mengalami pendaharan. Penyakit ini tentu penuh resiko yang sewaktu-waktu mengancam hilangnya nyawa seseorang. Selain itu, penyakit ini juga berakibat pada najisnya seorang perempuan dalam hal kegiatan keagamaan dalam agama Yahudi. Dapat dibayangkan bagaimana derita ibu ini. Selain harus menanggung sakit, dia juga harus menanggung hal yang mengakibatkan dirinya menjadi najis, karena pendaharan yang dideritanya. Dalam jasmani dan rohani, perempuan ini sungguh-sungguh menderita. Bukanlah hal yang ringan apa yang diderita perempuan ini. jadi adalah sangat wajar dan benar, ketika Dia mendengar tentang Yesus, dia dengan segala daya berusaha supaya dapat menyentuh saja jubah Yesus. Sikap perempuan ini, menunjukkan bahwa pengharapannya yang terakhir hanyalah Tuhan Yesus. Merasakan bahwa ada kuasa yang keluar dari diriNya, Yesus bertanya kepada murid-muridNya, tetapi murid-murid itu tidak lagi mengetahui siapa yang menyentuh jubah Yesus karena banyaknya orang kala itu. ketika diketahui bahwa perempuan tersebutlah yang menjamah jumbai jubah Yesus, Yesus Pun berkata kepadanya: “Hai anakKu, Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu”.
Perkataan Tuhan Yesus ini, menjadi bukti bagaimana besarnya iman perempuan tersebut, apakah itu karena dia telah hampir kehilangan harapannya, yang jelas dia tahu tempat terakhir dan yang utama kepada siapa dia memperoleh kesembuhan. Yakni kepada Yesus. Dengan kesembuhannya, berarti perempuan ini, bukan saja sehat secara jasmani, tetapi juga kembali boleh melakukan ibadahnya tanpa tercemar karena kenajisannya. Kemerdekaan seperti ini adalah bagian yang sungguh  mulia dari  antara pelayanan Tuhan Yesus.
Ibu-ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
            Menyimak dengan seksama kisah ini, kepada kita sekalian dibaritakan berita sukacita, yang pertama, bahwa Tuhan Yesus sungguh dengan terbuka melayani siapa saja yang datang kepadaNya dan memberi kelegaan. Yairus yang mewakili masyarakat kalangan menengah ke atas disanggupi Yesus dalam permohonannya untuk melawat anaknya yang sedang sakit. Yang kedua, Tuhan Yesus juga memuji iman seorang perempuan yang selalu diasingkan dalam persekutuannya karena derita yang dialaminya. Artinya bahwa setiap orang yang dengan imannya datang kepada Tuhan dengan membawa segala pergumulannya, niscaya dilayani Tuhan dengan damai sejahteraNya.
Dengan iman kepada Tuhan Yesus, setiap orang pastib tidak akan dikecewakan. Tuhan Yesus berkata, “marilah kepadaKu setiap Orang yang letih lesu, Aku akan memberi kelegaan kepdamu”. Firman ini sudah dan akan terus digenapiNya ketika setiap orang datang kepadaNya dengan iman yang tulus. Percayalah saudara-saudara, Tuhan kita bukanlah Tuhan yang akan mengecewakan kita, asalkan kita dengan iman, senantiasa bersandar kepadaNya. Dia pasti memberi kelegaan dan damai sejahtera bagi setiap kita dikala kita memohon pertolonganNya baik dalam kehidupan rumah tangga kita, maupun kehidupan pribadi lepas pribadi kita sekalian . amin










Bacaan Alkitab: Yesaya 26: 12
Bagi Yang Berharap, Tuhan Menyediakan Damai Sejahtera
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam perjalanan sejarah hidup manusia, ada tiga ruang waktu yang mewarnai langkah hidup tersebut, yakni masa lalu, masa kini dan masa nanti/masa yang akan datang. Tiga ruang waktu tersebut menjadi bagian waktu yang dilalui oleh setiap orang tanpa terkecuali. Demikian juga halnya dengan kehidupan umat Tuhan, kita wajib melalui tiga ruang waktu tersebut, dan Tuhan sendiri ada di tiga ruang waktu itu (Ibrani 13:8) yang senantiasa menyertai langkah perjalanan hidup umatNya. Kita harus mengaminkan, bahwa di ruang waktu, “masa lalu” kita telah lewati dengan penyertaan Tuhan, sehingga kita dapat tiba di ruang waktu ”masa kini” di mana kita kemudian bisa melakukan berbagai hal dan menyusun rencana hidup untuk hari depan. Merenungkan seluruh perjalanan hidup yang telah kita lewati, adalah wajib bagi setiap orang untuk bersyukur kepada Tuhan, sebab Hanya karena pertolonganNyalah sehingga kita masing-masing masih diperkenankan merasakan sukacita sembari menyusun rencana yang indah yang tentunya penuh dengan berkat Tuhan.
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai manusia biasa, kita tidak memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengetahui akan apa yang akan kita hadapi di waktu yang akan datang ini. Hari esok adalah misteri bagi setiap makhluk di kolong langit ini, akan tetapi sebagai umat Tuhan, dalam keyakinan dan pengharapan, masa yang akan datang adalah masa di mana Tuhan mengaruniakan damai sejahtera kepada kita. Inilah pengharapan kita sebagai umat yang percaya kepadaNya. Dalam Ibrani 6:19 dijelaskan bahwa: “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir..” Dan Paulus sendiri menegaskan dalam  Roma 8:24 “Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?” Ini hendak menegaskan kepada kita bahwa syarat mutlak menyambut masa depan dan mewujudkan rencana hidup ialah hidup dalam pengharapan.
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bacaan Alkitab yang menjadi renungan kita saat ini merupakan sebuah penggalan doa pengharapan Nabi Yesaya sekaligus merupakan pengakuan bahwasanya Tuhan Allah sendirilah yang berkuasa atas segala sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan ini.
Bagi kita, istilah/kata “Damai sejahtera”, atau “Syalom” bukan lagi kata atau istilah yang asing. Kita sudah sering mendengar dan bahkan mengucapkan kata ini, sayangnya tidak sedikit orang yang sering mendengar dan mengucapkan kata damai sejahtera atau syalom yang mengerti dengan benar arti dan hakekatnya dengan benar. Damai sejahtera sesungguhnya hanyalah berasal dari Tuhan Allah, yang menunjuk pada suasana hidup di mana kebenaran Allah ditegakkan dengan sungguh-sungguh oleh umatNya. Damai sejahtera juga dapat dipahami sebagai suasana hidup di mana umat Allah mengalami keselamatan dan menikmati kehidupan yang penuh dengan sukacita, damai, dan jauh dari segala macam duka cita hidup. Suasana seperti inilah yang diharapkan nabi Yesaya melalui doanya kepada Allah.
Menyimak dengan seksama ayat Alkitab yang menjadi pembacaan kita saat ini, kita perlu merenungkan, bahwa jikalau kita mengharapkan damai sejahtera, maka berharaplah kepada Allah, sambil mengerjakan rencana hidup yang telah kita susun hari ini dengan mengandalkan kuasa dan kekuatan Tuhan senantiasa. Jadi meskipun hari esok misteri bagi kita, tetapi kita harus bersyukur kepada Tuhan, bahwasanya dengan beriman kepadaNya, segala sesuatu menjadi mungkin dan pasti bagi kita.
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Yakin, percaya dan berharaplah senantiasa kepada Tuhan Allah, maka tidak ada yang mustahil bagimu, rencanamu akan menjadi rencanaNya yang rencana dan Rancangan Damai Sejahtera. Dimuliakanlah Tuhan Yang akan menyediakan Damai Sejahtera bagi kita sekalian. AMIN















Bacaan Alkitab: Roma 12: 1
IBADAH DAN PERSEMBAHAN YANG BENAR
Saudara-saudara, Persekutuan Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Persembahan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan setiap aktivitas beragama. Persembahan tersebut memiliki tempat yang penting dalam setiap ritus keagamaan. Namun hakekat dan maknanya tidaklah sama dengan unsur persembahan dalam kehidupan kekristenan. Oleh beberapa agama, persembahan biasanya dipahami sebagai sarana untuk memberikan kebutuhan atau memenuhi tuntutan dari yang disembah (hal ini dapat kita lihat dalam kepercayaan agama suku), ada juga yang memahaminya sebagai usaha atau upaya untuk mengumpulkan saldo amal atau perbuatan supaya dikenan oleh yang disembahnya. Di pihak lain, persembahan juga sering dipahami sebagai usaha umat untuk meredam kemarahan yang disembahnya agar berhenti marah atau memberikan hukuman kepada umat. Pemahaman tentang persembahan seperti itu, sangatlah jauh berbeda dengan persembahan dalam ajaran kekristenan. Bagi kehidupan orang Kristen, persembahan merupakan tanda ungkapan syukur dan sukacita kepada Tuhan yang telah lebih dahulu memberkati kehidupan umatNya. Persembahan tersebut juga menjadi tanda terima kasih kepada Tuhan yang dengan setia memberkati umatNya. Jadi adalah keliru jika persembahan dipahami sebagi upaya manusia untuk membujuk Tuhan agar Tuhan memberkati, agar Tuhan tidak menjatuhkan hukuman kepada umatNya.
Saudara-saudara, Persekutuan Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin ada sebagian orang Kristen yang keliru memahami apakah persembahan itu. Yang memahami bahwa persembahan itu hanyalah berupa materi ataupun uang. Pemahaman seperti ini, sepertinya dipengaruhi gaya hidup yang dipengaruhi materialisme, sehingga persembahanpun dipahami hanyalah dengan materi. Tetapi tidaklah demikian dalam diri Paulus. Persembahan yang benar bagi Paulus ialah pemberian totalitas hidup bagi kemuliaan Allah. Paulus katakan “persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati. Perkataan Paulus ini hendak menegaskan bahwa persembahan yang benar bukanlah melulu dengan pemberian materi, melainkan harus dengan totalitas hidup (tubuh). Dalam hal ini segala sesuatu yang dimiliki seseorang dalam hidupnya wajib dipersembahkan kepada Tuhan. Bukan hanya berupa materi, tetapi juga kemampuan, atau apapun yang dimiliki seseorang termasuk pikirannya, perasaannya bahkan waktunya. Pemahaman tentang persembahan seperti ini, akan benar-benar berkenan kepada Tuhan apabila segala totalitas hidup diberikan untuk kemuliaan Tuhan. Itu berarti, persembahan bukanlah melulu diberikan kepada Tuhan dalam kegiatan peribadatan, atau dengan kata lain, pemberian persembahan bukanlah melulu hanya sebagai salah satu unsur dalam liturgi ibadah.

Saudara-saudara, Persekutuan Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
               Walaupun dengan kalimat singkat, Paulus telah memberikan penjelasan tentang persembahan dan ibadah yang sejati dengan jelas dan lengkap. Dengan kata lain, Paulus hendak menegaskan bahwa ibadah yang sejati dan sesungguhnya ialah pemberian diri secara total bagi kemuliaan Allah. Oleh karena itu, jika menyimak dengan seksama pengajaran Paulus ini, maka jelaslah bagi kita bahwa persembahan yang benar itu adalah memberi diri, hidup secara total (keseluruhan) hidup bagi kemuliaan Tuhan. Pemberian diri secara total sebagai persembahan kepada Tuhan dapat diwujudkan melalui perbuatan kita setiap hari, kapan dan dimanapun kita berkarya. Persembahan kepada Tuhan Allah dapat dipenuhi melalui pekerjaan kita, profesi kita, pelayanan kita. Demikian juga sebagai ibu-ibu, dengan tunduk kepada suami sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, itu adalah persembahan kepada Tuhan karena kita menaati kehendakNya. Dengan mengasihi anak-anak kita, mengasihi sesama kita, melayani orang lain di sekitar kita, juga adalah bentuk persembahan kepada Allah. Maka segala sesuatu yang kita lakukan beralaskan iman, kasih dan pengharapan akan Kristus Yesus sesungguhnya adalah persembahan bagi Tuhan. Di mana Tuhan dimuliakan, maka di sana persembahan hidup telah kita naikkan. Maka marilah kita persembahkan hidup kita secara total kepada Tuhan Allah, melalui setiap kativitas hidup yang kita lakukan di mana, kapan dan dalam situasi apapun. Percayalah, kita Tuhan dimuliakan, maka disitu pulalah nyata dan berarti hidup kita. Terpujilah Kristus. Amin








Bacaan Alkitab: Yoh. 3: 14- 21
Beroleh Keselamatan Berarti Percaya Kepada Tuhan Yesus
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Seorang yang bukan Kristen setelah mendengar bagaimana itu ajaran agama Kristen, berkata:”enak sekali ya, jadi orang Kristen? tinggal percaya kepada Tuhan Yesus kemudian diselamatkan. Boleh seenaknya berbuat apa saja kemudian dosa-dosanya diampuni. Anggapan ini jelas keliru karena orang tersebut hanya mendengar sedikit dari yang seharusnya dia dengar.
            Memang benar bahwa sesuai dengan Iman Kristen keselamatan adalah anugerah Tuhan semata. Itu berarti tidak ada peran serta atau usaha manusia sedikitpun dalam rangka memperolehnya. Termasuk amal, perbuatan baik, kesalehan, karena dosa manusia yang amat parah. Dengan kata lain, keselamatan manusia adalah murni kasih karunia Tuhan. Selanjutnya, perlu diketahui bahwa jika Tuhan telah menyelamatkan kita, bukan berarti setelah itu kita seenaknya saja melakukan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan dengan berpikir bahwa Tuhan pasti mengampuni kita lagi. Karya penyelamatan oleh Allah atas umat-Nya tersebut semata-mata dilatarbelakangi kasih Allah. Sehingga Yesus Kristus harus ditinggikan menjadi sumber keselamatan dengan satu tujuan yakni, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal. Penyelamatan tersebut dijamin lewat pengutusan Yesus Kristus ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan umat yang percaya kepada-Nya bukan untuk menghakiminya.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Memang bagi orang yang memahami ajaran atau iman Kristen dengan tidak utuh, akan timbul pernyataan seperti yang dikatakan tadi. Enak menjadi orang Kristen karena dengan percaya saja akan diselamatkan dan kemudian bisa berbuat apapun. Penting untuk kita ketahui bahwa ajaran Kristen tidaklah demikian. Keselamatan yang Tuhan karuniakan memang diberikan secara cuma-cuma, akan tetapi bukan berarti setelah menerima kasih karunia tersebut orang Kristen kemudian bisa semaunya saja melakukan perbuatan yang melanggar kehendak Tuhan Allah. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia inilah, maka Ia mengutus anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Anugerah Allah ini, menuntut konsekuensi supaya setiap orang yang percaya tersebut tidak lagi hidup dalam kuasa dosa. Yang dimaksud dengan percaya dalam konsep iman Kristen tidaklah cukup hanya dengan kata-kata semata, melainkan harus disertai tindakan atau perbuatan. Itu berarti orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, adalah orang yang mengaku bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup, kemudian berperilaku sesuai dengan kehendak Tuhan. Muara dari perilaku tersebut ialah hidup dalam kasih, kasih kepada Tuhan dan juga sesama. Dalam prinsip hidup orang beriman, satu ons ketaatan lebih berharga daripada satu ton doa. Artinya bahwa untuk memperoleh keselamatan dari Tuhan Allah, tidak cukup hanya percaya di bibir saja termasuk hanya dengan mengucapkan doa, melainkan orang percaya harus mewujudnyatakan kepercayaannya itu dalam tindakan sebagaimana yang dikehendaki dan dilakukan oleh Tuhan Allah kepada kita. Karena begitu besarnya kasih Allah akan dunia ini, Dia telah mengosongkan diri-Nya menjadi manusia dan bahkan menjadi hamba, taat sampai mati bahkan mati di kayu salib, tujuannya hanya untuk keselamatan kita.
Saudara-saudara, Persekutuan Pelka Ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Di Minggu ini, kita sekalian diajak untuk merenungkan bagaimana Allah sungguh mengasihi kita, supaya kita beroleh keselamatan dan hidup kekal. Karena itu, tidak ada alasan bagi kita sebagai umat tebusanNya untuk hidup lagi pemberontakan kepada Tuhan Allah. Di dalam pengorbanan sengsara Tuhan Yesus, kita sekalian telah dijamin, kita telah ditebus dan dikhususkan menjadi umat kepanyaan-Nya, sehingga dengan demikian maka kita mesti hidup dalam hidup yang baru, yakni hidup di dalam terang dan senantiasa beriman kepada Dia yang telah menyelamatkan kita. Sekali lagi, dengan percaya maka kita pasti diselamatkan, tetapi ingat, bahwa percaya tidak hanya dengan pengakuan di mulut saja, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan kita, yakni hidup di dalam kasih. Bukan doa yang membuat iman kita bekerja, melainkan imanlah yang membuat doa kita berkuasa. Terpujilah Tuhan. Amin,        














Bacaan Alkitab: Matius 26: 15- 25
“Kisah Tragis Penjual Tuhan”
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Bagi orang Kristen, sosok seorang Yudas Iskariot bukan lagi sosok yang asing. Nama Yudas Iskariot sangat dikenal luas. Nama ini sangat jarang digunakan oleh kita. Alasannya ialah agar seseorang itu tidak berperilaku seperti Yudas. Yudas Iskariot sendiri berarti Yudas dari Kariot, dalam bahasa Aram, Sikarios berarti pembunuh bayaran. Yudas Iskariot adalah murid Tuhan Yesus yang dipercaya sebagai pemegang kas. Dia seorang yang cinta uang dan akhirnya sangat terkenal dengan julukan sipenghianat. Yudas Iskariot, salah satu di antara keduabelas murid. Namanya berasal dari kata Yunani sikarios yang berarti pembunuh; atau dapat juga berarti ‘orang Kiriot’,. Dia adalah satu-satunya rasul yang berasal dari Yehuda. Ia menyerahkan Yesus kepada para penguasa. Ia telah membuka rahasia kemesiasan Yesus, namun lebih mungkin ia memberi informasi agar Yesus dapat ditangkap tanpa diramaikan umum. Sesudah itu, Yudas sangat menyesal dan memilih bunuh diri (Mat 27:5). Namun, tradisi Kristen telah mengawali suatu proses untuk merehabilitasi Yudas dengan menunjukkan bahwa meskipun berdosa besar, ia mungkin diampuni; sehingga dalam Kis 1:18, kematiannya dikaitkan dengan kecelakaan. Namun secara umum, orang Kristen sepakat bahwa Yudas Iskariot adalah seorang penghianat yang menjual Tuhannya dengan tiga puluh uang perak.
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Memang tentu kurang nyaman ketika kita mendengar Tema khotbah ini. Jika sepintas didengar, ada kesan bahwa seakan-akan Tuhan itu barang dagangan yang bisa dijajakan kepada pembeli. Tema ini sebenarnya hendak mengingatkan kita bersama tentang peristiwa sengsara yang dialami oleh Tuhan Yesus, yang juga melibatkan salah seorang dari murid-Nya yakni Yudas Iskariot sipenghianat keji yang tega menjual Tuhan seharga 30 uang perak. Yudas menjual Tuhan Yesus dengan cara memfasilitasi penangkapan Tuhan Yesus. Padahal sudah jelas-jelas Tuhan Yesus memperingatkan dia tentang hal itu. Namun, iblis telah berkuasa atas diri Yudas Iskariot sehingga kendatipun dia mengelak akan melakukan hal tersebut, toh ia tetap melakukannya. Adalah memang mengherankan kenapa bisa Yudas Iskariot melakukan hal tersebut? Padahal selama ini ia telah bersama-sama dengan Tuhan Yesus siang dan malam, ia juga telah menyaksikan segala perkara besar yang dilakukan Tuhan Yesus, dan ia sendiri telah merasakannya serta menerima segala pengajaran Tuhan Yesus. Jadi adalah wajar jika Tuhan Yesus berkata: “Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Kisah tentang Yudas Iskariot yang menghianati Tuhan Yesus, menjadi peringatan tegas bagi setiap orang Kristen di manapun dan sampai kapanpun, agar waspada terhadap segala sesuatu yang menggiurkan yang dapat membuatnya berhianat. Walaupun peristiwa penghianatan Yudas Iskariot sudah terjadi ribuan tahun yang silam, namun harus jujur diakui bahwa hingga saat inipun, kita masih saja bisa menyaksikan perbuatan yang sama, yaitu menghianati Tuhan Yesus dengan berbagai dalil atau alasan. Apakah itu dengan alasan jodoh atau cinta, alasan untuk memperoleh jabatan, untuk memperoleh harta atau supaya hidup aman dan tidak terganggu. Yang jelas tindakan menjual Tuhan Yesus masih terjadi. Ini menjadi tantangan kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus masa kini. Di sisi yang lain juga, dapat kita lihat tindakan menjual Tuhan Yesus dengan cara yang menurut mereka dianggap tidak menjual Tuhan, yakni lalai memenuhi kewajibannya sebagai pengikut Tuhan Yesus, apakah dengan dalil sibuk dengan pekerjaan, sedang mencari nafkah atau dengan dalil ada urusan penting (lebih penting dari menyembah Tuhan melalui persekutuan ibadah). Intinya, sadar atau tidak, tak jarang dari pengikut-pengikut Tuhan Yesus yang terjebak oleh berbagai alasan, dengan sadar atau tanpa sadar telah menjual Tuhannya.
Persekutuan Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Melalui perikop Alkitab saat ini, kita sekalian diingatkan agar jangan sampai perilaku Yudas Iskariot terjadi lagi dalam hidup kita dalam hidup anak-anak kita. Kita yang selama ini telah merasakan kasih setia Tuhan, mendengar pengajaran tentang Dia, merasakan dan menikmati kasih karunia-Nya, yang selama ini setiap saat menjaga dan memelihara kita, tega lagi menjual Tuhan Yesus yang kita imani. Ketika Tuhan dijual adalah lebih baik baginya tidak dilahirkan di dunia ini. Kematian Yesus Kristus di kayu salib telah membuktikan kepada kita sekalian bahwa Tuhan Yesus sungguh amat mengasihi kita. Dia telah dan akan selalu menyertai kita dalam hal apapun yang kita jalani dan hadapi di dunia ini. Percayalah bahwa tidak ada tempat bagi penghianat dalam kerajaan Allah. Tuhan Yesus Memberkati kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar