Selasa, 04 Februari 2014

bendrio sibarani: Demokrasi ?

bendrio sibarani: Demokrasi ?: Bacaan Alkitab: Kej. 11: 1- 9 “Demokrasi (?) di Dalam Persekutuan Kristen” Pengantar             Sinear atau Babel, merupakan ko...

Demokrasi ?



Bacaan Alkitab: Kej. 11: 1- 9
“Demokrasi (?) di Dalam Persekutuan Kristen”
Pengantar
            Sinear atau Babel, merupakan kota tertua di dunia sesuai dengan kesaksian Alkitab. Di tempat inilah pertama kali kota didirikan yang dikelilingi tembok yang terbuat dari batu bata, dalam arti, pembangunan kota itu lebih telah lebih maju.  Di Palestina hal yang membedakan kota dan desa bukanlah jumlah penduduk atau luas wilayahnya, melainkan temboknya, yang kadang-kadang rangkap, dengan rumah-rumah yang dibangun di antara tembok luar dan dalam, sedangkan di luarnya terdapat kelompok-kelompok pedesaan yang memasok kota dengan perbekalan dan tenaga kerja. Tembok-tembok kota dilengkapi dengan pintu-pintu gerbang untuk keluar masuk. Pintu-pintu gerbang ini merupakan bagian penting, namun juga merupakan tempat yang paling mudah bagi musuh untuk menerobos, dan karena itu oleh penduduknya diberi benteng yang kokoh. Areal pintu gerbang sering digunakan untuk berbagai pertemuan dan sidang pengadilan. Di luar tembok, terdapat mata air yang dapat disadap untuk mensuplai air ke kota melalui terowongan. Di dalam kota tersebut juga biasanya dibangun menara-menara baik sebagai tempat mengawasi kota, maupun sebagai simbol kemegahan kota itu.
            Peradaban baru paska air bah, ternyata mengandung kisah yang sangat menarik untuk disimak dan direnungkan dalam kehidupan persekutuan orang-orang percaya. Yang pertama, dalam peradaban umat manusia tersebut, demokrasi telah berlaku. Alkitab tidak mencatat bahwa mereka punya seorang pemimpin, yang ada adalah sistem demokrasi yang mereka terapkan dalam kebersamaan mereka. Yang kedua, mereka sedang mencari identitas diri, yakni sedang mencari satu nama. Dalam Alkitab, “Nama” sering merupakan metaforis untuk sifat, kedudukan, reputasi, pekerjaan seseorang, misalnya "di dalam “namaku" berarti "karena aku adalah". Demikian pula dengan nama-nama Allah. Nama dalam Alkitab juga bisa menunjuk kepada keturunan atau pengikut seseorang, misalnya pengikut Kristus disebut Kristen. Dari perspektif humanisme, sebenarnya tujuan umat itu pada dasarnya adalah baik, yakni mereka hendak membangun satu komunitas yang bersatu, sehingga mereka tidak terserak.
            Ternyata dalam perencanaan yang dibuat umat tersebut, dikisahkan bahwa Allah melihatnya dan mengacaubalaukannya. Sehingga pada akhirnya umat itu gagal mewujudkan rencana indah mereka.
Untuk direnungkan
            Sekilas ketika kita membaca perikop bacaan Alkitab ini, muncul pertanyaan, di manakah letak kesalahan umat manusia itu sehingga Tuhan Allah mengacaubalaukan rencana manusia tersebut. Sekelompok orang dengan gampang berkata, “Itu karena manusia hendak membangun menara sampai ke langit (sorga), ingin menjadi sama dengan Allah. Kesimpulan seperti ini pada dasarnya belum menjawab konteks yang sebenarnya. Apa yang terjadi pada umat di Sinear menjadi peringatan bagi setiap umat percaya dalam persekutuannya masa kini. Bahwa kenyataannya demokrasi belum tentu menjadi jaminan dalam keberlangsungan sebuah persekutuan umat Tuhan.
            Dalam Teologi Kristen kita mengenal “Theokrasi: Kepemimpinan/pemerintahan Allah) maupun Kristokrasi: Kepemimpinan/pemerintahan Kristus)”, yang secara sederhana dapat diartikan bahwa dalam kehidupan orang Kristen kepemimpinan tertinggi ada di tangan Allah atau Kristus. Tetapi sistem seperti ini tidak terlihat dalam kehidupan umat di Sinear.
Untuk didiskusikan
1.      Apa sebenarnya yang menjadi kesalahan umat manusia di Sinear sehingga Allah menggagalkan rencana mereka?
2.      Cara Allah menggagalkan rencana mereka?
3.      Di mana letak demokrasi dalam persekutuan jika diperhadapkan dengan Theokrasi?
4.      Faktor-faktor apa saja yang membuat rencana pelayanan kita tidak terlaksana seperti yang direncanakan?
5.      Kesimpulan untuk diaplikasikan!















Demokrasi: pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat; bentuk pemerintahan yang segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; gagasan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan dalam suatu pemerintahan.

“Dosa umat di wilayah Sinear ialah keinginan untuk menguasai dunia dan nasib mereka terlepas dari Allah melalui kesatuan organisatoris, kuasa, dan keberhasilan besar yang berpusatkan manusia. Tujuan ini berlandaskan kesombongan dan pemberontakan terhadap Allah. Allah membinasakan usaha ini dengan memperbanyak bahasa sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi satu dengan yang lain”