Selasa, 29 Januari 2013

bendrio sibarani: khotbah

bendrio sibarani: khotbah: Bacaan Alkitab: 2 Petrus 1: 3-10 Proses Dalam Memenuhi Panggilan dan Pilihan Sebagai Pelayan Kristus Saudara-saudara, Mahasiswa Ya...

khotbah

Bacaan Alkitab: 2 Petrus 1: 3-10
Proses Dalam Memenuhi Panggilan dan Pilihan
Sebagai Pelayan Kristus
Saudara-saudara, Mahasiswa Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Di zaman modern seperti yang kita sedang jalani saat ini, gaya hidup sangat mengalami pergeseran yang amat cepat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gaya hidup tersebut hampir mempengaruhi kehidupan orang-orang secara menyeluruh. Apakah itu pola konsumerisme (makan), atau pola berdandan atau berpakaian, gaya hidup untuk meraih sukses, termasuk dalam pola/gaya belajar bahkan juga dalam hal beriman. Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang tersebut menginginkan segala sesuatu dalam kehidupan ini tercapai dengan serba instan atau tercapai dengan praktis tanpa berlama-lama, atau berlelah-lelah melalui proses demi proses. Setiap generasi dengan generasi sebelum dan sesudahnya selalu saja terdapat perbedaan dalam hal gaya atau pola hidup. Persoalannya adalah, bahwa seringkali pola atau gaya hidup pada generasi muda membingungkan pendahulunya karena tidak sesuai dengan yang mereka harapkan terjadi pada generasi setelah mereka. Di sisi yang lain, generasi muda juga seringkali bingung dalam menentukan pola hidup mereka karena pendahulu mereka tidak memberikan contoh gaya hidup yang tepat sesuai dengan kerinduan mereka. Di sinilah letak persoalan antara senior dan junior sehingga lahir kebingungan di antara angkatan dalam sebuah kelompok komunitas. Pertanyaannya adalah apa yang mengakibatkan hal seperti ini terjadi?
Saudara-saudara,
            Memang zaman terus berubah, tetapi sebagai orang percaya, orang yang dipanggil dan dipilih oleh Tuhan, kita perlu bertanya, apakah benar zaman yang terus menerus berubah itu harus mengubah hidup kita dari identitas kita sebagai orang percaya?
Firman Tuhan saat ini perlu mendapat perhatian dari kita sebagai orang percaya dalam mencapai apa yang kita perjuangkan sebagai orang yang mengaku diri dipanggil dan dipilih Tuhan untuk menjadi saksi-saksiNya memberitakan Syalom kerajaanNya kepada dunia ini. dengan tegas dikatakan bahwa kuasa Illahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia. Namun perlu diketahui bahwa hidup saleh bukanlah tujuan akhir dari perjuangan kita sebagai orang beriman. Akan tetapi kepada iman  tersebut harus ditambahkan kebajikan (beramal, dermawan, bermurah hati, memberkati dengan cara berbagi, dll). Kepada kebajikan itu juga harus ditambahkan pengetahuan. Dalam Alkitab pengetahuan bukanlah sekadar pemahaman intelektual. Pengetahuan mencakup emosi dan hubungan-hubungan personal. Israel mempunyai pengetahuan tentang Allah atau pengenalan akan Allah, yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain.
Berbicara tentang pengetahuan sesuai PB, akan cukup menarik kalau kita berhadapan dengan orang-orang yg secara formal percaya bahwa Tuhan ada, kendati mereka tidak peduli pada tuntutan-tuntutan-Nya. Semua orang wajib menanggapi penyataan dalam Kristus yg memungkinkan pengetahuan yang lengkap tentang Allah, yang tidak hanya merupakan pengertian intelektual tapi juga merupakan ketaatan kepada maksud Allah yang telah dinyatakan, penerimaan kasih-Nya yang telah dinyatakan dan persekutuan dengan Allah sendiri. Selanjutnya kepada pengetahuan tersebut harus ditambahkan penguasaan diri. Jujur harus diakui bahwa tanpa penguasaan diri, pengetahuan terlebih pengetahuan inteletual bisa membuat seseorang lupa diri dan akhirnya lupa Tuhannya, itulah sebabnya penguasaan diri itu penting dalam hubungannya dengan pengetahuan. Kepada penguasaan diri harus ditambahkan ketekunan, ketekunan dalam hal ini dapat dipahami sebagai sikap yang penuh perhatian dan keuletan dalam hal apa yang dilakukan seseorang. Kemudian menambahkan kesalehan dan kepada kesalehan ditambahkan lagi kasih akan saudara-saudara, kemudian kasih akan semua orang. Jika kita menarik kesimpulan awal, maka supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh iman harus diaplikasikan lewat kasih kepada semua orang. Dan untuk mengasihi, kita ternyata perlu dan harus melengkapi diri dengan berbagai hal yang merupakan proses hidup yang harus dijalani dan ditempuh. Dalam arti tidak ada sesuatu yang instan bagi seorang yang beriman dalam mencapai tujuan akhir dalam perjalanan hidupnya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Firman Tuhan saat ini, kembali mengingatkan kita, khususnya yang adalah kaum intelektual, para teolog yang sedang dibentuk Tuhan di lembaga ini, bahwa bagi kita sekalian hidup serba instan terlebih dalam memenuhi panggilan Tuhan tidaklah berlaku. Untuk memenuhi panggilan dan pilihan Tuhan belumlah final jika hanya pada titik beriman. Tetapi kepada iman yang kita miliki  harus ditambahkan kebajikan, kemudian ditambahkan lagi pengetahuan, kemudian kepada pengetahuan ditambahkan lagi penguasaan diri, kepada penguasaan diri ditambahkan lagi ketekunan dan kesalehan kemudian kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang. Dengan demikian, menjadi orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan, apa yang diuraikan Petrus dalam suratnya ini menjadi hal yang mutlak dijalani, dialami dan dimiliki oleh kita sekalian. Mulai dari iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, kesalehan, dan kasih merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam proses meneguhkan panggilan dan pilihan setiap orang percaya, termasuk kita sekalian saat ini. untuk itu dari kita sekalian dituntut usaha yang sungguh-sungguh, sehingga panggilan dan pilihan kita semakin diteguhkan. Ingat saudara-saudara, jika melakukannya, maka kita tidak akan pernah tersandung, itu jaminan bagi kita sekalian melalui Firman Tuhan saat ini.
Perjuangan kita memang tidak mudah, sebab tidak ada perjuangan yang berhasil jika tak disertai dengan pengorbanan. Dan` tidak ada pengorbanan yang sia-sia dalam hidup seseorang dalam perjuangannya untuk mewujudkan setiap impiannya jika berkorban di dalam Tuhannya. untuk itu, saatnya bagi kita sekalian merenungkan kembali hakikat keterpanggilan kita untuk diproses di lembaga ini.  Masihkah terbesit dibenak kita untuk menempuh cara instan dalam perjuangan kita untuk tiba pada tujuan dan cita-cita dalam hidup kita? Terpujilah Kristus. Amin.