Jumat, 24 November 2023

PA Untuk Majelis Jemaat

 

Penelaan Alkitab MJ dan Perangkat Gereja

September 2022

 

Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2: 15-16

 

Menjadi Pekerja Yang Layak Di Hadapan Allah

 

Pengantar

           Nasihat Paulus kepada Timotius menjadi rujukan penting bagi pelayan-pelayan Tuhan dalam melaksanakan penatalayanan Gereja Tuhan. Paulus menekankan pentingnya karakter hidup yang baik dan berkenan kepada Tuhan dalam diri setiap pelayan Tuhan. Paulus juga memberikan nasehat dan penguatan iman kepada Timotius dalam rangka menghadapi segala bentuk tantangan di tengah pelayanannya. Nasehat iman yang diberikan Paulus ini, tidaklah semata-mata lahir dari dirinya sendiri, melainkan senantiasa didasarkannya pada pengalaman imannya kepada Tuhan Yesus yang dilayaninya. Satu hal yang menjadi kerinduan dan tujuan Paulus dari segala nasehatnya kepada Timotius ialah agar Timotius menjadi seorang pelayan Tuhan yang layak di hadapan Tuhan. Salah satu tantangan yang dihadapi Timotius berdasarkan catatan Alkitab ialah bahwa di tengah pelayanannya, Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat yang ada di dalam persekutuan. Ajaran sesat yang berkembang pada kala itu datang dari Himeneus dan Filetus yang mengatakan bahwa kebangkitan orang percaya telah berlangsung.  Oleh karena itu masing-masing orang htelah hidup dalam kebebasan dalam melakukan apapun, termasuk di dalam segala bentuk perbuatan yang dikuasai kedagingan. Ajaran ini jelas menyimpang dari kebenaran dan telah merusak iman sebagian orang (17-18). Pengajar-pengajar sesat ini sebenarnya adalah orang-orang yang mengaku beriman kepada Yesus Kristus, tetapi pengakuan tersebut tidak disertai dengan kehidupan yang taat, melainkan meninggalkan kebenaran dengan hidup dalam kejahatan. Menghadapi persoalan ini, kepada Timotius, Paulus mengingatkan supaya mengusahakan dirinya layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan kebenaran dan karena itu omong kosong harus dihindarinya di tengah pelayanannya.

 

Pendalaman Teks

           Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. Nasihat Paulus ini dapat diartikan sebagai motivasi bagi Timotius untuk mengembangkan dirinya sebagai pelayan Tuhan. Mengusahakan, berarti melakukan usaha atau upaya yang juga dapat disebut sebagai bentuk perjuangan diri untuk menjadikan diri layak di hadapah Tuhan. Kalimat ini juga dapat diartikan bahwa seorang pelayan atau pekerja di ladang Tuhan harus berjuang melakukan pembaharuan diri supaya semakin sesuai dan berkenan di hadapan Allah. selanjutnya, Layak  (dokimoi: Tahan uji/layak) di hadapan Allah, dapat diartikan sebagai orang yang terbukti bertahan dan tetap setia dalam menghadapi segala bentuk ujian hidup sehingga berkenan di hadapan Allah. Pekerja yang tidak usah malu,  menunjuk pada pelayan Tuhan yang bekerja di ladang Tuhan yang tidak merasa malu melakukan pelayanannya karena sesuatu hal dalam dirinya dan juga dalam hal yang dihadapinya. Berterus terang memberitakan kebenaran, dapat diartikan sebagai tindakan yang tanpa ragu-ragu dan rasa takut memberi kesaksian tentang kebenaran yang sesungguhnya yakni kebenaran menurut iman kepada Yesus Kristus. Menghindari omong kosong dan yang tidak suci, adalah tindakan yang membuang segala perkataan yang tidak berguna dan tercela.

Nasihat inilah yang disampaikan Paulus kepada Timotius yang adalah tengah diperhadapkan pada tantangan di tengah pelayanan. Sekali lagi, maksud dan tujuan Paulus ialah agar Tiimotius menjadi seorang pekerja/pelayan yang layak di hadapan Allah. sudah pasti, ini juga adalah kerinduan kita sekalian, yakni kita sebagai pelayan layak di hadapan Allah.

 

Untuk Didiskusikan

1.    Menurut saudara, seperti apakah yang disebut pekerja yang layak di hadapan Allah? dan apa saja usaha yang mesti dilakukan untuk mewujudkan hal ini di dalam diri kita?

2.    Seperti apa dan oleh karena apa saja seorang pekerja/pelayan menjadi malu dalam pelayanannya?

3.    Apakah yang menjadi kendala bagi kita sebagai pelayan dalam berterus terang memberitakan kebenaran?

4.    Dengan tindakan apakah kita dapat menghindari Omongan yang kosong dan yang tidak suci?