Bacaan Alkitab: Daniel 6: 17- 23
Keluarga Wowor-Makaenas, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Kisah hidup dan perjuangan iman Daniel
adalah kisah dan perjuangan iman yang penuh dengan karya Tuhan Allah. Hampir
semua kisah-kisah hidup Nabi Daniel tenar di kalangan orang-orang percaya.
Karena melalui kisah-kisah hidup tersebut terdapat begitu banyak pembelajaran
iman, begitu banyak motivasi untuk terus hidup dalam kesetiaan, demikian juga
memotivasi orang-orang percaya untuk hidup senantiasa dalam pengharapan,
penyerahan diri secara total kepada Tuhan Allah.
Demikian
pulalah dalam bacaan Alkitab saat ini, bahwa pengalam Daniel di Dalam Gua singa
adalah kisah yang tidak asing bagi kita. Melalui kisah inipun begitu banyak
makna yang dapat ditemukan oleh setiap orang percaya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Hukuman
mati terhadap Daniel melalui cara memasukkan dia ke dalam gua singa
sesungguhnya adalah pengalaman hidup yang sungguh menyakitkan. Sebab hukuman
ini dijatuhkan kepada Daniel oleh hasutan para petinggi kerajaan yang iri hati
kepada Daniel atas segala capaian hidupnya. Karena tidak ada kesalahan yang
dilakukan Daniel, maka tidak ada pula alasan bagi para saingannya untuk
menjatuhkan dia. Maka kemudian, Daniel difitnah, dihakimi dan dihukum bersalah
karena kesetiaannya menyembah Tuhannya. Danielpun dimasukkan ke dalam gua singa
yang dihuni singa-singa yang buas dan lapar. Raja Darius yang berkuasa saat
itupun harus tunduk kepada produk hukum yang ada, walaupun sesungguhnya dia
tidak rela melakukannya. “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya
yang melepaskan engkau”, inilah pernyataan raja kepada Daniel. Ungkapan ini
saudara-saudara hendak menegaskan kepada kita bahwa dikehidupan ini, manusia,
siapapun dia memiliki keterbatasan dan tidak mempunyai jaminan kekuatan untuk
dapat membebaskan seseorang dari persoalan, kemelut dan ancaman hidup. Raja
Darius yakin, bahwa walaupun posisinya sebagai raja, namun dia sadar dia
ternyata tidak mampu menyelamatkan Daniel. Maka ungkapan raja Darius ini
sesungguhnya adalah ungkapan iman. Raja Darius juga meyakini bahwa Tuhan Allah
yang disembah Daniel dengan tekun itu adalah Tuhan Allah yang berkuasa
membebaskan Daniel dari kemelut dan ancaman hidup.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Benar
saudara-saudara, setelah fajar menyingsing, raja Dariuspun menyaksikan kuasa
dan kasih Tuhan Allah itu dalam diri Daniel, dengan sayu ia bertanya: “Daniel
hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah
Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu? Danielpun menjawab: “Ya, raja.
Kekallah hidupmu. Allah yang disembah Daniel, telah mengutus
malaikat-malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu dan tidak
mengapa-apakan Daniel. Sungguh luar biasa kesaksian ini. Bahwa Raja Darius
melihat dan menyaksikan kuasa kasih Tuhan terjadi di tengah kemustahilan hidup
manusia. Bahwa kuasa kasih Tuhan dinyatakan kepada orang yang tekun menyembah
Dia. Bahwa kesetiaan beriman dan ketekunan menyembah Tuhan Allah tidak pernah
sia-sia dan mengecewakan.
Kalau demikian saudara-saudara, maka
pengalaman hidup Daniel di Gua singa sesungguhnya hendak menegaskan kepada
semua orang bahwa Tuhan Allah tidak pernah membiarkan umat yang tekun
menyembah-Nya binasa di tengah menghadapi kemelut dan ancaman hidup. Tuhan
Allah tidak pernah terlambat mengaruniakan pertolongan kepada umat-Nya yang di
tengah pergumulan. Tuhan Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya binasa ditengah
hidup yang benar di hadapan-Nya. Demikian pula ketika kita harus berjumpa
dengan dukacita, kita diingatkan Firman Tuhan saat ini bahwa Tuhan tidak
membiarkan kita. Itulah yang mesti diaminkan oleh kita dan juga keluarga di
sini.
Allah yang kita sembah dengan tekun telah
dan akan sanggup menyelamatkan kita semua melewati segala bentuk pengalaman
hidup di dunia ini. Amin
Bacaan Alkitab: Mzm. 3: 1-9
Sidang
Jemaat, Keluarga Yang Berduka Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pergumulan yang terberat yang dihadapi setiap
orang dalam kehidupan ini ialah pergumulan yang datangnya dari dalam kehidupan
kita sendiri. Pengalaman hidup seperti ini terjadi dalam kehidupan Daud ketika
dia telah melewati begitu banyak pergumulan hingga dia duduk di takhtanya
sebagai raja. Ternyata duduk di takhta sebagai raja, tidak menjadi jaminan bagi
Daud untuk lepas dari tantangan dan pergumulan. Tantangan hidup ini datang dari
anaknya sendiri yang berusaha mengkudeta dirinya sebagai raja. Tentu peristiwa
ini sangat menyakitkan hati Daud sebagai orangtua, sebab ternyata upaya yang
dilakukan Absalom anaknya itu didukung oleh banyak orang yang beranggapan bahwa
Daud tidak akan ditolong Allah. Peristiwa ini tentu sangatlah membuat Daud
berdukacita dan memikul beban hidup yang berat. Jika ditelusuri ke belakang ke
perjalanan hidup Daud, maka sesungguhnya pengalaman ini mungkin saja akan
membuat Daud menyerah pada keadaan hidup, sebab dari sejak masa mudanya, Daud
tidak pernah betul-betul terbebas dari berbagai bentuk kemelut dan pergumulan
hidup yang mendukakan.
Sidang
Jemaat, Keluarga Yang Berduka yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Menghadapi kemelut hidup yang
mendukakan ini, ternyata Daud, tetap konsisten pada pengakuan dan imannya bahwa
Tuhan adalah perisai yang melindungi dia dan Tuhan adalah kemuliaannya yang
mengangkat kepalanya. Pengakuan dan iman Daud ini, sungguh diwujudnyatakannya
melalui tindakannya berseru kepada Tuhan Allah. “Berseru” di sini, tidaklah
sekedar mengeluarkan suara tanpa disertai iman dan pengharapan dan tindakan.
Daud berseru kepada Tuhan, melalui segenap kehidupannya yang beserah kepada
Tuhan Allah. dan memang benar, Daud bersaksi bahwa kendatipun dalam kemelut
hidup yang berat, Daud ternyata dapat membaringkan diri tidur lalu bangun
semata-mata oleh karena Tuhan Allah menopangnya. Kesaksian Daud ini,
sesungguhnya adalah kesaksian yang hendak menegaskan kepada setiap umat Tuhan
bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan, harus mengimani bahwa Tuhan itu
adalah perisai bagi umatNya sehingga terlindungi dari setiap tantangan dan
kemelut hidup. Tuhan itu adalah kemuliaan yang mengangkat kepala setiap umatnya
untuk berdiri tegak memandang kehidupan ini ke depan. Tuhan menjawab seruan
orang yang beriman dan yang berharap kepada-Nya, sebagaimana yang terjadi dan
dialami Daud. Dari Tuhanlah pertolongan. Demikian juga berkat atas umat-Nya.
Sidang
Jemaat, Keluarga Yang Berduka yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Jika pergumulan hidup
terjadi dalam hidup keluarga yang datangnya dari peristiwa kematian orang yang
dikasihi dan mengasihi keluarga, suami, ayah, opa Alm. Piet Hein Wowor 3 hari
yang silam sesungguhnya ini adalah peristiwa yang tidak mudah diterima, tetapi
tidak bisa tidak, kita semua harus mengaminkan bahwa Tuhan Allah telah mengatur
segalanya. Karena peristiwa tersebut ada dalam kedaulatan Tuhan Allah, maka
sesungguhnya Tuhanlah pula yang menjadi perisai bagi keluarga sehingga terlindung
dari dukacita yang tak berpengharapan, Tuhan pulalah yang mengangkat kepala
kita semua, demikian juga keluarga sehingga kita niscaya dapat mengangkat
kepala, beroleh kuat dan pengharapan untuk kemudian menatap kehidupan ini ke
depan sebagaimana yang Tuhan kehendaki untuk dijalani. Setiap orang yang
dilindungi dan ditolong Tuhan Allah akan dapat kembali menikmati hidup ini
dengan nyaman dan tentram kendatipun begitu banyak tantangan hidup yang harus
dihadapi. Daud dapat melewati segenap kemelut hidup termasuk yang sangat
mendukakan hidupnya sekalipun hanya karena dia sungguh-sungguh menempatkan
Tuhannya sebagai sumber pertolongannya dan sumber berkat baginya. Dengan
berseru kepada Tuhan, Daud menikmati kekuatan.
Saudara-saudara, merenungkan Firman Tuhan saat ini, maka sesungguhnya peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan ini harus diaminkan sebagai peristiwa di mana
Tuhan yang berkarya. Oleh karena itu tetaplah jadikan Tuhan sebagai pertolongan
dan berkat, sebab hanya dengan demikianlah kita benar-benar akan dimampukan
untuk menerima segala bentuk dukacita di dalam hidup ini dan dapat
menghadapinya serta melewatinya. Berserulah kepada Tuhan bukan sekedar
kata-kata, tetapi dengan penyerahan diri secara total. Dia niscaya menolong dan
memberi kelegaan. Terpujilah Tuhan Amin
Bacaan Alkitab: Yesaya 54:8-10
Sidang
Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus
Kristus,
Pasal
54 kitab Yesaya ini dapat disimpulkan sebagai upaya Tuhan Allah yang melakukan
pembaharuan perjanjian-Nya dengan umat-Nya. Perjanjian Allah dengan umat-Nya
sesungguhnya memiliki perbedaan yang sangat prinsipil dengan
perjanjian-perjanjian yang lazim kita ikat dengan sesama. Jika perjanjian
biasanya terikat oleh karena adanya kesepakatan dua atau lebih pihak yang lahir
atau diinisiasi oleh kedua belah pihak atau lebih yang berjanji, maka
perjanjian Tuhan Allah dengan umat-Nya sesungguhnya lahir atau semata-mata
adalah atas inisiatif Tuhan Allah. Dia memilih umat bagi-Nya, mengudukan mereka
dan menjadikan mereka umat kepunyaan-Nya dan Dia menjadi Allah mereka. Inilah
dasar perjanjian Tuhan Allah dengan umat-Nya. Kemudian, sebagai umat kepunyaan
Allah, bangsa Israel hidup di dalam perjanjian dan sekaligus dengan itu hidup
hanya berdasarkan janji-janji Allah. Di sepanjang sejarah peradaban dunia ini,
Alkitab mencatat, bahwa Tuhan Allah selalu dan selalu membaharui perjanjian-Nya
dengan umat-Nya. hal itu terjadi bukan karena Allah lalai atau ingkar pada
janji-Nya, tetapi semata-mata karena kegagalan umat-Nya untuk hidup dalam
kesetiaan sebagai umat perjanjian. Berulangkali Allah menjadi murka atas ulah
umat-Nya yang tidak taat dan tidak setia kepada-Nya. Tetapi ternyata Kasih
Allah itu lebih besar dari murka-Nya, maka itulah kemudian yang melatarbelakang
setiap pembaharuan janji, yakni karena kasih-Nya.
Sidang
Jemaat, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Konteks
Yesaya menyampaikan firman ini adalah konteks kehidupan paskah malapetaka. Umat
Israel setelah 70 tahun dibuang di Babel, kini mereka dibawa pulang. Tetapi
keadaan hidup bangsa ini sungguh memprihatinkan dan memilukan, mereka
kehilangan regenerasi, jumlah keturunan mereka sangat sedikit, sebagaimana ayat
1 memberi keterangan bahwa perempuan-perempuan mereka banyak yang mandul. Jumlah
mereka yang sangat berkurang tidak sebanding dengan wilayah yang harus mereka
bangun. Pemulihan terjadi di kehidupan bangsa Israel dari Tuhan Allah. melalui
nabi Yesaya, Allah mengakui tindakan-Nya dalam murka yang meluap yang
menyembunyikan wajah-Nya, tetapi tindakan Allah ini hanya sesaat lamanya.
Sebaliknya dalam kasih setia abadi Dia senantiasa mengasihi umat-Nya, Dia
adalah Penebus umat-Nya. Allah menggambarkan kehidupan bangsa Israel kala itu
seperti zaman Nuh, Allah bersumpah bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi.
Demikianlah isi perjanjian yang dibaharui kepada bangsa Israel. Bahwa mereka
tidak dihardik oleh Tuhan lagi, melainkan akan dipulihkan.
Sidang
Jemaat, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Walaupun konteks kita berbeda dengan kontek bangsa Israel
di zaman Yesaya, akan tetapi Firman Tuhan saat ini, sungguhlah relevan dengan
konteks hidup yang terjadi dan kita alami. Pasca tragedi, bencana alam yang
diakibatkan peristiwa alam yang dahsyat tahun lalu, telah membuat kehidupan
kita berubah. Trauma menghantui kita begitu lama, keengganan kita untuk
beranjak dalam upaya dan usaha ke depan, keragu-raguan kita memutuskan banyak
hal di kehidupan ini, menjadi pengalaman hidup mewarnai hidup ini. Peristiwa
yang menakutkan setahun yang silam, sungguhlah akan menjadi pengalaman hidup yang akan selalu mewarnai langkah hidup
kita ke depan. Firman Tuhan saat ini berkata dan ditujukan pula kepada kita,
karena kita adalah juga umat perjanjian, kita telas ditebus, kita telah
dikuduskan, kita telah lunas dibayar dan kita telah diangkat menjadi anak-anak
Allah, maka sifat Tuhan Allah itu harus sungguh terpatri di dalam hidup kita, yakni bahwa kasih setia Tuhan itu adalah
abadi. Kepada kitapun perjanjian Allah juga dibaharui. Bilapun gunung-gunung
beranjak, bukit-bukit bergoyang, Kasih setia-Nya tidak akan beranjak dari kita
umat-Nya. dan perjanjian damai-Nya tidak akan bergoyang. Artinya ialah bahwa
kasih setia dan perjanjian damai Tuhan kepada umat-Nya tidaklah akan pernah
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi apapun. Tuhan
Yesus Memberkati kita. Amin