7-12 Mei 2018
Bacaan
Alkitab: Kisah Rasul 10:44-48; Yohanes 15:9-17
Saudara-saudari,
Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa turunnya Roh Kudus kepada orang percaya kepada
Yesus Kristus dalam pemberitaan Petrus di Yerusalem tentang Yesus Kristus,
menjadi salah satu fenomena keagamaan dalam kekristenan. Peristiwa ini sangat
penting dalam kekristenan, bahwa tanpa Roh Kudus tidak akan ada yang namanya
Gereja. Gereja menjadi gereja yang benar kalau Roh Kudus berkuasa di dalamnya.
Kehadiran Roh Kudus di dalam kehidupan orang percaya menjadi bukti bahwa
kehidupan tersebut adalah kehidupan yang dihidupi oleh dan di dalam Tuhan
Yesus. Sebab Tuhan Yesus sendirilah yang menjanjikan Roh Kudus datang kepada
kehidupan orang-orang yang percaya kepadaNya, bukan saja kepada orang-orang
Yahudi, tetapi juga kepada orang-orang asing (non Yahudi). Berbahasa Roh,
menjadi salah satu tanda bahwa orang-orang asing yang menerima Roh Kudus dalam
peristiwa Pentakosta. Karunia Roh yang satu ini, sering diartikan secara keliru
dan juga dihargai secara keliru oleh beberapa aliran gereja di sekitar kita.
Berbahasa Roh terkadang sangat diagungkan dalam kehidupan beriman oleh sebagian
kalangan Kristen, padahal berbahasa Roh adalah karunia Tuhan yang tidak dapat
dipisahkan dari karunia Roh lainnya. Jika kalangan Karismatik menjungjung
tinggi karunia-karunia Roh, tidaklah demikian dengan kita di dalam gereja ini.
Sebagaimana nasehat Rasul Paulus, bahwa dari semua karunia yang Tuhan berikan
kepada umatNya, Kasih haruslah yang menjadi utama (Band. 1 Kor. 13:2). Dengan
kata lain bahwa ketika seseorang menerima karunia Roh Kudus, maka kehidupan
orang tersebut haruslah dalam kasih. Tidak ada gunanya seseorang mengaku
menerima karunia dari Tuhan, kalau dia tidak hidup di dalam Kasih.
Saudara-saudari,
Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kasih bukanlah
sesuatu yang asing dalam kehidupan kekristenan. Bahkan boleh dikata, kasih
seakan menjadi sesuatu yang biasa dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen,
padahal kasih adalah hal yang utama dan menjadi muara dari semua ajaran dan
doktrin kekristenan. Kasih sangat mudah dibicarakan, tetapi tidak demikian
ketika mau dilakukan. Kasih merupakan perintah utama yang berulangkali
disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya sampai pada kita masa kini. Kasih
menjadi bukti dari segala sesuatu dalam hidup setiap orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Dengan kata lain, ukuran dari hidup keberimanan seseorang
adalah Kasih dalam dirinya. Kasih tersebut adalah kasih Allah di dalam Yesus
Kristus (agape), yakni kasih yang diteladankan Tuhan Yesus kepada dunia ini
(Yoh 15: 13). Yesus Kristus meniadakan jenjang strata social, ekonomi, budaya,
jabatan dan gender dalam mengaplikasikan kasihNya. Yesus Kristus menyebut
murid-muridNya sebagai sahabat, bukan menjadikan mereka hamba. Arti dan makna
sikap Tuhan Yesus ini ialah, agar setiap orang yang percaya kepadaNyapun
meneladaninya. Sehingga semua orang menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan
di dalam kehidupan bersama sebagai umat Tuhan. Maka jika Roh Kudus dicurahkan
kepada umatNya, maka bukti utama yang harus terlihat dari hidup orang percaya
tersebut ialah kehidupan di dalam kasih.
Saudara-saudari,
Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di dalam kehidupan rumah tangga atau keluarga, perlu
dipahami dan harus selalu diingat bahwa siapapun yang ada di dalam rumah tangga
tak seorangpun yang tidak diberi karunia oleh Tuhan Allah. Maka sesungguhnya,
setiap rumah tangga harus menyadari bahwa semua orang dalam rumah tangga
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Tuhan, walaupun memang berbeda dalam
tugas, peran dan tanggungjawab masing-masing. Karunia yang dimiliki setiap
orang dalam keluarga atau rumah tangga merupakan bukti bahwa Tuhan Allah setia
mencurahkan RohNya. Dan karena itu, sesungguhnya Rumah tangga Kristen adalah
rumah tangga yang berkarunia, rumah tangga yang berguna, rumah tangga yang
hidup di dalam kasih Kristus. Sebuah rumah tangga yang hidup tanpa kasih,
sesungguhnya bukan lagi rumah tangga yang utuh dan tak memiliki masa depan.
Kasih menjadi bukti dalam kehidupan rumah tangga yang taat dan patuh pada
perintah Tuhan Allah. Dalam rangkaian perayaan Pentakosta, Kenaikan Tuhan Yesus
Kristus, maka sebagai keluarga Kristen, kita sekalian diarahkan dan diingatkan
bahwa sesungguhnya Roh Kuduslah yang berkuasa atas rumah tangga kita, bahwa
semua kita sesungguhnya diberikan karunia. Sekaligus dengan itu, kita juga
diangkat sama derajatnya melalui kenaikan Tuhan Yesus. Maka tidak ada lagi yang
lebih rendah dan lebih tinggi derajat dan kedudukan dalam kehidupan rumah
tangga kita. Kita semua sama dikasihi Tuhan Yesus, kita semua juga sama di
hadapanNya, maka kita harus pula membuat semua orang menjadi sama dihadapan
kita.kita suasana hidup seperti ini telah berlaku di dalam kehidupan rumah
tangga kita, maka sesungguhnya kasih yang Tuhan perintahkan untuk kita
berlakukan, telah kita wujudnyatakan. Dengan demikian, kita harus percaya bahwa
Tuhan Yesus akan berada dan berkuasa di dalam rumah tangga, keluarga kita, maka
kebahagiaan hidup menjadi bagian kita. Mari akhiri renungan ini dengan
menyanyikan Kj. Bila Yesus Berada . Amin
Paskha, 14-19 Mei 2018
Bacaan
Alkitab: Kisah Rasul 1:15-17, 21-26; Yohanes 17:6-19
Keluarga, Saudara-saudari,
Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kisah tragis dan mengenaskan yang dialami oleh Yudas
Iskariot murid Yesus yang menghianatiNya adalah kisah kehidupan yang
mengingatkan semua orang percaya akan berharganya kesetiaan dalam kehidupan
beriman kepada Yesus Kristus. Setelah kematiannya yang mengerikan tersebut,
posisi Yudas Iskariot di dalam kelompok murid-murid Yesus kemudian diisi supaya
jumlah murid-murid tersebut tetap genap sebanyak 12 orang sebagaimana jumlah
mereka sejak awal ketika Tuhan Yesus mengumpulkan mereka. Untuk pengisian posisi
kosong Yudas ini, murid-murid Yesus mengadakan pemilihan melalui undi. Pola
pemilihan seperti ini adalah pola yang lazim yang dilakukan sejak dunia
Perjanjian Lama hingga pada Perjanjian Baru. Pemilihan diantara 2 orang yang
diusulkan untuk menggantikan Yudas Iskariot melalui undi bukanlah untuk
menentukan yang baik, tetapi kedua orang ini (Yustus dan Matias) adalah
orang-orang terbaik yang layak untuk mengisi posisi Yudas Iskariot. Pemilihan
pengganti Yudas ini sesungguhnya didasarkan pada permohonan kepada Tuhan Yesus,
agar Tuhan sendiri yang memilih rasul bagiNya. (Kis 1: 24). Tindakan
murid-murid Tuhan Yesus melalui kisah ini merupakan espon kesetiaan mereka
untuk tetap memperkokoh persekutuan mereka, supaya keberadaan persekutuan
mereka tetap hidup dan lengkap. Upaya ini sesungguhnya merupakan wujud
peneladanan murid-murid terhadap tindakan dan Kasih Tuhan Yesus kepada
orang-orang yang percaya kepadaNya.
Keluarga, Saudara-saudari, Persekutuan Rumah
Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kematian
dan kebangkitan Tuhan Yesus adalah peristiwa yang menegaskan bahwa Tuhan Allah
telah menganugerahkan keselamatan kepada kita umat yang percaya kepadaNya.
Tuhan Yesus, melalui pengalaman dan keteladanan yang diberikanNya menunjuk
bahwa Tuhan Allah memilih kita, mengumpulkan kita, menjadikan kita sebagai umat
kepunyaanNya. Tuhan Allah mau supaya sebagai milik kepunyaanNya, seorangpun
dari antara kita umatNya tidak ada yang terhilang ataupun binasa (Band. Yoh 17:
6- dst), Sebab sesungguhnya ketika Tuhan memilih kita dari dunia, Dia merancang
kita untuk menikmati damai sejahteraNya. Tuhan Yesus dalam kesaksian Alkitab
(Yoh 17:6- 19) menghendaki bahwa semua orang yang mendengar dan taat pada
FirmanNya tidak ada seorangpun yang akan terhilang dan binasa. Keutuhan persekutuan
orang-orang yang dipersatukan oleh Tuhan Yesus Kristus menjadi hal yang sangat
didambakan oleh Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berdoa bagi orang-orang
yang dipilihNya dan dipersekutukan di dalam namaNya. Apakah makna kesaksian
Alkitab ini bagi kita orang-orang percaya, rumah tangga, keluarga yang percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus?
Keluarga,
Saudara-saudari, Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Berdasarkan kesaksian 2 bagian
bacaan Alkitab saat ini, ada beberapa hal yang penting untuk kita renungkan
dalam rangka kehidupan rumah tangga kita. Yang pertama, ialah bahwa setiap
orang dalam rumah tangga Kristen adalah orang-orang yang terbaik yang dipilih
dan ditentukan oleh Tuhan Allah untuk berkarya dan melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai murid Tuhan Yesus. Bahwa bagi pekerjaan Tuhan, tidak
boleh ada kekosongan, sebaliknya, harus terus dilanjutkan dan dilaksanakan oleh
setiap orang percaya. Yang kedua ialah, bahwa kita harus sadar Tuhan Yesus
Kristus telah memilih kita dan kita terus dipeliharaNya melalui kuasa RohNya.
Tidak seorangpun dari antara kita yang diinginkan oleh Tuhan Allah untuk
terhilang atau binasa. Yang ketiga ialah bahwa Tuhan Yesus menghendaki kita
sebagai murid-muridNya untuk tetap setia, hidup berpegang pada FirmanNya. Dalam
kehidupan keluarga, rumah tangga kita masing-masing, kita diingatkan Firman
Tuhan saat ini supaya kita tidak absen menunaikan tugas panggilan kita sebagai
murid-murid Tuhan Yesus. Kita juga diingatkan oleh Firman Tuhan saat ini supaya
setiap orang dalam rumah tangga kita jangan sampai ada yang terhilang apalagi
binasa. Tanggungjawab untuk saling menjaga, saling mendoakan, anggota keluarga,
rumah tangga kita adalah tanggungjawab iman. Membiarkan seseorang terhilang
dari kehidupan keluarga merupakan kegagalan fatal yang tidak dikehendaki oleh
Tuhan Allah. Tuhan Yesus sangat bertanggungjawab atas keberadaan semua orang
yang dipercayakan kepadaNya oleh BapaNya, Dia mendoakan, Dia menjaga keutuhan
persekutuan tersebut. Maka sebagai murid-muridNya, kitapun harus tertantang dan
terus memenuhi tugas dan tanggungjawab kita agar pekerjaan Tuhan kita teruskan,
agar keutuhan persekutuan kita terus perjuangkan. Percayalah saudara-saudara,
bahwa setiap keluarga, setiap anggota rumah tangga adalah kepunyaan Tuhan
Allah, maka kita harus menjadi gembala seorang terhadap yang lain. dengan
demikian maka nyatalah bahwa kita benar murid-murid Tuhan Yesus Kristus.
Kebinasaan tidak akan menjadi bagian kita, melainkan damai sejahtera Tuhan
Allahlah yang mewarnai hidup rumah tangga kita masing-masing. Terpujilah Tuhan
Yesus. Amin
Pentakosta
21-26 Mei 2018
Bacaan Alkitab: Kisah
Rasul 2:1-21; Yohanes 15:26-27; 16:4b-15
Keluarga,
Saudara-saudari, Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa Pentakosta di Yerusalem, melalui kaca mata
Sejarah Gereja diakui sebagai hari lahirnya gereja. Sebab pada saat itulah Roh
Kudus menghinggapi orang-orang percaya yang memberi respon atas pemberitaan
Rasul Petrus dengan memberi diri mereka dibabtis. Babtisan menjadi tanda dan
respon penerimaan dan kepercayaan mereka kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat. Pentakosta juga harus dimengerti sebagai saat penggenapan janji
Tuhan Yesus mengenai Penghibur, yakni Roh Kebenaran, Roh Kudus. Fenomena yang
aneh dan tidak dapat diselami yang mewarnai peristiwa Pentakosta menjadi tanda
bahwa peristiwa tersebut adalah peristiwa yang luar biasa yang dilakukan oleh
Tuhan Allah, artinya peristiwa tersebut bukanlah buatan manusia dan bukan pula
peristiwa yang dibuat-buat. Fenomena berbahasa asing (lidah) juga terjadi dalam
peristiwa pentakosta. Fenomena ini juga hendak menegaskan bahwa apa yang
dilakukan Tuhan Allah adalah sesuatu yang tidak dapat diselami oleh manusia.
Itulah sebabnya khalayak ramai tercengang-cengang dan termangu-mangu ketika
peristiwa turunnya Roh Kudus pada hidup orang-orang yang percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus. Walaupun sebagian lagi dari orang-orang yang hadir saat itu
menyindir tentang pengalaman rohani ini.
Keluarga,
Saudara-saudari, Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Walaupun perayaan Pentakosta dirayakan kurang meriah
dibanding perayaan, Natal atau Paskah misalnya, tetapi perayaan ini sangatlah
penting bagi kita sekalian untuk mengingatkan kita bahwa kepada kita, Allah
telah dan akan senantiasa mencurahkan RohNya sebagai kekuatan bagi kita untuk
menjalani perjalanan hidup di dunia ini. Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita umat
yang percaya kepadaNya, merupakan satu-satunya milik yang paling berharga yang
memampukan kita menghadapi segenap tantangan zaman di kehidupan ini. Melalui
kehadiran Roh Kudus, maka dunia diinsafkan akan dosa, kebenaran dan
penghakiman. Melalui Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita, maka nyatalah bahwa
kehidupan kita adalah kehidupan yang benar di hadapanNya. Kebenaran yang
sesungguhnya akan sungguh kita hidupi dan menyaksikannya kepada dunia ini.
Hidup benar di hadapan Allah dan di hadapan sesama adalah kerinduan Tuhan Allah
atas kita umatNya. Maka segenap jerih juang kita di dunia ini, tidak akan
sia-sia, tidak akan melenceng dari kehendak Allah jika Roh Kudus mendiami kita
masing-masing. Demikian juga perjuangan hidup kita dalam mendidik anak-anak kita,
hanya dengan kekuatan Roh Kuduslah kita benar-benar mampu melakukannya. Maka
baik kita sebagai orangtua, demikian pula anak-anak kita tidak akan terhanyut
dalam pusaran ganasnya arus zaman ini, melainkan kita bersama seluruh anggota
keluarga kita akan menjadi pemenang, yang menakluhkkan zaman ini dengan
menyaksikan kebenaran yang sesungguhnya, yakni kebenaran dari Tuhan Allah.
Keluarga,
Saudara-saudari, Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sehubungan dengan bulan pendidikan saat ini, sekaligus
dimana kita merayakan hari Pentakosta, sebagai umat percaya kita sesungguhnya
sedang disadarkan, bahwa Tuhan Allah mencurahkan RohNya kepada kita agar kita
benar-benar dimampukan menjadi manusia-manusia yang berguna bagiNya dan bagi
orang lain. kita beserta keluarga, anak-anak kita menjadi manusia-manusia yang
cerdas, berakal budi dan berhikmat sehingga kebenaran dapat kita saksikan
kepada dunia ini. Kitapun beserta keluarga kita dituntut untuk terus menghargai
karya Tuhan Allah itu, yakni kemampuan Illahi melalui Roh Kudus di dalam kita
supaya kita menjadi orang-orang yang terus memberitakan kabar baik dan
kebenaran kepada dunia ini. Setiap rumah tangga harus terus percaya, bahwa Roh
Kudus senantiasa berkarya di dalam hidup setiap kita, sehingga tidak ada tempat
bagi keragu-raguan menghadapi hidup ini. Kita telah didik dan akan terus
dididik oleh Tuhan Allah melalui RohNya yang Kudus sehingga hidup ini
benar-benar hidup yang menghidupi bagi mahkluk hidup lainnya di dalam hidup
ini. Didiami Roh Kudus berarti kita berguna bagi Allah dan bagi sesama kita.
Terpujilah Tuhan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar