Minggu, 29 Januari 2012

renungan kristen

Bacaan Alkitab: Keluaran 18: 1- 12
Tema: Menjadi Saksi Tuhan Di Dalam Keluarga Dan Masyarakat
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Musa merupakan salah seorang tokoh yang sentral dalam kehidupan umat Israel, yakni seorang yang sangat memiliki andil yang luar biasa dalam peristiwa/sejarah perjalanan umat Israel ketika keluar dari tanah perbudakan, dari Mesir. Musa-lah orang pertama yang diutus oleh Tuhan Allah sebagai pemimpin umat Israel dengan pembentukan yang unik jika disimak dari kisah hidupnya mulai dari bayi hingga dewasa. Dalam proses pengutusannya, semula Musa harus melarikan diri karena terancam akan dihukum ketika membela teman sebangsanya, yakni seorang Ibrani. Pada saat pelarian inilah Musa mendapatkan jodohnya. Memang menjadi pertanyaan, apakah Musa menikah dua kali di Midian ataukah Rehuel (baca Kel. 2:218- 22) itu adalah Yitro (orang yang sama)? Para penafsir setuju bahwa kedua nama tersebut adalah orang yang sama.
            Ketika Musa dan Bangsa Israel berada di padang gurun, Yitro bersama putrinya Zipora dan kedua cucunya, yakni Gersom dan Eliezer mengunjungi Musa karena telah mendengar apa yang telah terjadi dan mereka alami dari Allah dalam perjalanan umat Israel tersebut. Perjumpaan itu berlangsung dengan penuh haru, dan dalam suasana sukacita. Walaupun pertemuan ini bersifat kekeluargaan, akan tetapi pemberitaan tentang kasih Allah menjadi dasar dan mewarnainya, bukan sekedar reuni keluarga sebagaimana yang lazim kita lakukan. Kisah Musa kali ini hendak kita soroti dalam rangka kesaksiannya kepada mertuanya yaitu Yitro tentang Allah yang menuntun, membimbing dia bersama umat Israel keluar dari Mesir dan bagaimana Tuhan Allah memperlakukan bangsa Mesir yang menghalangi kebebasan mereka. Demikian juga tentang semua peristiwa hidup yang dialami umat Israel yang senang maupun susah di dalam perjalanan mereka. Peristiwa keluaran umat Israel dari Mesir merupakan sejarah yang sangat berharga bagi mereka, sejarah ini terus menerus dipelihara secara turun temurun dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keberagamaan mereka. Itulah yang diperbuat oleh Musa kepada Yitro mertuanya yang datang mengunjunginya di padang gurun.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam kehidupan kita sehari-hari, acara reuni keluarga, atau berkumpulnya menantu dan mertua serta anak-anak adalah acara yang lazim dan sering kita lakukan. Sebagai bapak-bapak, kita pasti pernah atau bahkan sering melakukannya. Kita berkumpul dengan mertua, dengan sanak saudara dalam acara khusus keluarga. Hal itulah yang sedang dialami oleh Musa di padang gurun ketika mereka masih tinggal di tenda-tendah atau kemah. Namun apa beda acara reuni keluarga yang dilakukan Musa dengan reuni keluarga yang sering kita lakukan? Kita harus jujur, bahwa dalam acara reuni keluarga yang kita lakukan, tak jarang reuni tersebut berlangsung dalam sukaria hingga melupakan sebuah acara yang mendasar sebagai orang percaya, yakni memberitakan kasih dan kuasa Allah. Acara keluarga tersebut terkadang terkesan sekuler atau tidak memiliki unsur rohani, apakah hal itu karena lupa atau karena terlena dengan suasana sukacita sehingga melupakan Tuhan Allah dan karyaNya dalam kehidupan kita. Dalam pembacaan Alkitab saat ini, melalui kisah reuni Musa dan mertuanya, kita sebagai bapak-bapak yang tentunya memiliki mertua atau keluarga lainnya diingatkan, bahwa ternyata sebagai orang percaya, kita tidak bisa melupakan apa yang dilakukan oleh Tuhan Allah dalam perjalanan hidup kita. Musa bukan hanya nabi atas bangsa Israel yang dipimpinnya di mana ia biasa menyampaikan Firman Tuhan, namun atas mertuanya dan isteri serta anak-anaknya ia tetap melakukan tugasnya sebagai nabi, ia tetap konsisten memberitakan apa yang dilakukan Tuhan Allah dalam perjalanannya dan perjalanan bangsa yang dipimpinnya. Musa yang adalah nabi adalah juga kepala keluarga yang memiliki isteri, anak-anak dan mertua tidak melupakan hal yang paling penting yang harus ia sampaikan kepada keluarganya, yakni kuasa dan kasih Allah.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam reuni keluarga Musa, dikala mertua, isteri dan anak-anaknya datang mengunjunginya di padang gurun, bagi kita sekalian, ada dua hal yang patut dicontoh, yakni, yang pertama: seperti yang dilakukan Musa, di mana ia tetap menghormati mertuanya (ay. 7), maka kita juga harus menghormati mertua maupun sanak saudara dan orangtua kita. Yang kedua dapat kita lihat bahwa dalam acara reuni keluarga sekalipun, pemberitaan akan karya dan kasih Tuhan Allah haruslah tetap kita ingat dan lakukan sebagaimana yang dilakukan Musa. Pemberitaan tentang Tuhan Allah sudah seharusnyalah menjadi hal yang wajib kita lakukan, sebab dalam rumah tangga, kita adalah pemberita-pemberita Injil yakni saksi atas segala perbuatan Tuhan Allah. Pertanyaannya, bagi kita bapak-bapak sekarang, sudah seberapa seringkah kita memberitakan kuasa dan kasih Allah kepada mertua kita? Sudahkah kita bersaksi kepada isteri, anak-anak dan mertua kita ataupun sanak keluarga kita? Pertanyaan ini  menantang kita sekalian sebagai kepala rumah tangga, sebagai nabi dalam keluarga untuk tetap konsisten memberitakan kuasa dan kasih Allah dan kesetiaanNya kepada semua orang di dalam keluarga kita sendiri dan kepada semua orang. Tuhan menolong kita sekalian.AMIN.








Bacaan Alkitab: Keluaran 22: 21- 27
Tema: Mengasihi Sesama, Sebab Allah Adalah Pengasih
Saudara-saudara Bapak-bapak, Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan keberagamaan Umat Israel sebenarnya terdapat begitu banyak peraturan-peraturan, yang boleh dikatan sebagai turunan dari 10 hukum Tuhan/Dasa Titah. Jika disimak dengan seksama, peraturan-peraturan tersebut bagaikan kitab perundang-undangan yang mengikat setiap umat, bisa dibandingkan dengan undang-undang di negeri kita ini. Peraturan-peraturan yang terdapat dalam kehidupan beragama umat Israel tersebut, bukanlah peraturan biasa yang hanya berlaku dilingkungan beragama saja, melainkan juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari, sebab antara kehidupan beragama dengan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan umat Israel tidaklah dapat dipisahkan. Mereka bukanlah Negara sekuler, di mana antara kehidupan sehari-hari dipisahkan dengan kehidupan beriman atau beragama. Segala peraturan keagamaan Israel adalah juga peraturan dalam kemasyarakatan yang harus dituruti. Di antara sekian banyak peraturan keagamaan umat Israel tersebut, peraturan tentang orang-orang miskin atau yang hidupnya berkekurangan juga menjadi peraturan yang tak kalah pentingnya dengan peraturan-peraturan lainnya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak, Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Penindasan terhadap orang-orang miskin dan yang menderita, adalah salah satu perbuatan yang sangat keji bagi Tuhan Allah. Dengan kata lain, Tuhan Allah sangat menentang perbuatan keji yang menindas sesama, memperkosa keadilan atas sesamanya manusia bahkan juga memeras mereka yang miskin dengan cara meminta bunga atas pinjaman yang diberikan kepada mereka yang berkekurangan. Itulah sebabnya, Tuhan Allah dengan keras mengancam setiap orang yang menindas, menekan orang asing, janda dan anak yatim piatu dengan hukuman yang berat yakni akan menghukum mereka dengan murkaNya bahkan sampai menghukum mereka dengan hukuman mati (ay. 24). Begitu beratnya ancaman hukuman Tuhan Allah tersebut, membuktikan kepada kita sekalian bahwasannya Tuhan Allah benar-benar sangat mengasihi mereka yang menjadi orang asing di suatu negeri, mereka yang miskin atau berkekurangan. Bahkan tidaklah salah jika kita mengatakan bahwa penindasan terhadap orang miskin adalah penghinaan terhadap Allah. Di mata Tuhan, orang asing, orang miskin sangatlah berharga. Mereka adalah juga bagian dari karya Allah untuk menunjukkan kepada dunia ini bahwasanya Tuhan Allah adalah pengasih (ay.27b).
Saudara-saudara, Para Kepala Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Peraturan keagamaan yang tertulis di kitab Keluaran ini, adalah juga peraturan dalam kehidupan sehari-hari bagi kita orang percaya. Kendatipun kita telah berada dan hidup di suatu zaman yang dinamai sebagai zaman postmodern, di mana kehidupan orang-orang telah banyak mengalami perobahan yang signifikan, karena perkembangan zaman yang sangat pesat dan tak beraturan. Perobahan hidup tersebut ternyata juga merembes pada pola hidup beriman orang-orang  percaya. Gaya hidup sekuler yakni, yang memisahkan dengan tajam antara kehidupan beriman dengan kehidupan sehari-hari ternyata cenderung telah terjadi dalam hidup orang-orang percaya. Hal tersebut terjadi karena hidup telah cenderung materialistis, mendewakan materi, uang, harta dan lain-lain, sehingga tak jarang orang-orang yang demikian menghalalkan segala cara untuk memperoleh materi/kekayaan sekalipun hal tersebut telah membuat sesamanya semakin menderita. Sekali lagi, apa yang kita renungkan saat ini, adalah merupakan peraturan yang disampaikan Tuhan Allah sebagai peraturan yang wajib dipatuhi oleh setiap orang yang menyebut dirinya umat Tuhan.
Saudara-saudara, Bapak-bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Memang kita tidak dapat memungkiri, bahwa pada zaman sekarang ini kebutuhan hidup semakin besar, kita dituntut untuk memenuhinya supaya keluarga kita masing-masing hidup berkecukupan. Namun satu hal yang harus kita ingat dan camkan baik-baik, bahwa sebagai orang beriman, yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita diikat oleh peraturan yakni, bahwa kita diwajibkan mengasihi sesama kita, terutama mereka yang menjadi orang asing, orang-orang miskin. Satu alasan Allah yang tidak dapat kita bantah, yakni bahwa Dia adalah pengasih. Kita diwajibkan mengasihi sesama kita, mengasihi mereka yang miskin atau hidup berkekurangan dan tidak sekali-kali menindas mereka. Ingatlah saudara-saudara, bahwa jika benar kita beribadah kepada Tuhan Allah, maka kita wajib mengasihi sebab Tuhan Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Janganlah kiranya kita termasuk kaum penindas atas mereka yang miskin dan melarat, tetapi marilah kita menjadi orang-orang yang pengasih sebab Tuhan Allah kita adalah Pengasih. Kita wujudkan kasih dengan perbuatan, dengan mengingat “Tidak ada Kasih Tanpa Memberi”. Terpujilah Tuhan. Amin   










Bacaan Alkitab: Ulangan 10: 12- 22
Tema: Taat Dan Bersyukur
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Pengalaman hidup umat Israel selama berada di tanah pebudakan, yakni di Mesir selalu menjadi pengalaman hidup sepanjang masa. Bahkan Tuhan Allah melalui FirmanNya dengan berulang kali mengingatkan peristiwa tersebut dengan maksud agar umat itu tidak sampai lupa diri terlebih lupa Tuhannya yang telah membebaskan mereka. Dalam perikop Alkitab saat inipun, Allah juga mengingatkan umat Israel agar mereka jangan sampai lupa diri yang pernah sebagai orang asing di Mesir, dan oleh karena itu mereka dilarang berbuat semena-mena kepada orang asing yang ada di antara mereka. Tuhan Allah dengan setia mengingatkan umat Israel untuk tetap setia beriman dan menjadikan sejarah perjalanan hidup mereka dan sejarah hidup nenek moyang mereka sebagai pengingat bahwasannya Tuhan Allah telah setia menuntun, membimbing perjalanan tersebut dengan kasih yang sangat luar biasa. Sejarah atau peristiwa masa lalu umat Israel telah menjadi bukti kasih Allah bagi umat Israel. Jika hanya dengan 70 orang mereka pergi ke Mesir, tetapi ketika mereka keluar dari sana dengan jumlah yang sangat banyak, itu adalah karena Tuhan Allah tetap setia memelihara hidup mereka. Karena itu, adalah sangat wajar jika Tuhan Allah selalu menjadikan sejarah umat Israel sebagai pelajaran hidup bagi umatNya tersebut.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Melihat sejarah perjalanan hidup umat Israel, di mana Tuhan Allah sebagai Tuhan di atas segala tuhan, Allah yang maha besar yang telah menunjukkan karya kasihNya kepada nenek moyang mereka dan juga atas mereka menuntut ketaatan dan kesetiaan untuk senantiasa takut akan Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa. Apa yang diminta Tuhan dari umat Israel tersebut semata-mata adalah untuk kepentingan umat tersebut, yakni agar keadaan hidup mereka menjadi baik. Takut akan Tuhan dan taat beribadah kepadaNya menjadi dasar hidup bagi setiap orang percaya. Dengan dasar tersebut, maka setiap orang akan tetap hidup di hadapan Tuhan Allah. Semua yang telah dilakukan oleh Tuhan Allah atas umat Israel tersebut seyogianyalah mendapat tempat di dalam hidup mereka yang terwujud dalam bentuk ucapan syukur yakni dengan tetap setia dan taat beribadah kepada Allah dengan segenap hati dan jiwa mereka. Inilah sebenarnya yang diinginkan Tuhan dari umat itu.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Kita semua pastilah memiliki sejarah hidup, memiliki pengalaman hidup pada masa silam. Di setiap perjalanan hidup tersebut kita mengalami banyak hal dan peristiwa, baik itu susah maupun suka. Namun yang pasti hingga saat ini, ketika Firman Tuhan ini diberitakan kepada kita, kita masih merasakan kehidupan yang notabene adalah milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita. Kita patut merenungkan seluruh proses hidup yang telah kita lalui, dan menyimak peristiwa demi peristiwa dengan seksama dengan maksud agar kita mengingat semua karya kasih Allah yang telah kita alami di dalamnya. Dikala kita masih menikmati hidup hingga saat ini, itu berarti Tuhan Allah masih tetap menunjukkan kasih setiaNya kepada kita. Jika di masa silam kita pernah diperhadapkan pada pergumulan yang berat, baik itu karena kehidupan rumah tangga, kehidupan ekonomi dan karena persoalan hidup lainnya, saat itu mungkin kita hampir saja kehilangan pengharapan, bahkan hampir-hampir putus asa karena sulitnya mencari solusi, kini, di sini, saat ini, kita harus sadari bahwa kita masih ada sebagaimana kita ada, itu semua harus diaminkan sebagai bukti bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan kita. Kita malah mengakui bahwa kitalah yang acapkali meninggalkan Dia, baik lewat persekutuan ibadah seperti ini, baik lewat doa maupun lewat kehidupan keseharian kita masing-masing. Sebagaimana Tuhan mengingatkan umat Israel untuk tetap taat dan beribadah kepadaNya, maka kitapun juga haruslah tetap taat kepada Allah, lewat peribadahan, lewat perbuatan kasih kepada sesama kita dan juga lewat keberadaan kita sebagai kepala keluarga di tiap-tiap rumah tangga. Kita juga harus bersyukur kepada Allah, sebab Dialah Tuhan yang telah menuntun, membimbing kita dalam menapaki perjalanan hidup sejak dari masa silam hingga saat ini. Kendatipun hari esok masih misteri bagi kita, namun satu hal yang perlu kita ingat sebagai orang percaya yakni bahwa Tuhan Allah adalah Allah yang setia menyertai umatNya, dan jikalau Tuhan ada di pihak kita, siapakah musuh kita? Terpujilah Tuhan. AMIN.














Bacaan Alkitab: 1 Samuel 16: 1- 13
Tema: Jangan Hanya Melihat Penampilan Luar
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Sebuah pepatah mengatakan, “jangan menilai sebuah buku dari sampulnya saja”. Pepatah ini hendak mengatakan supaya dalam menilai seseorang janganlah memakai penampilan luar sebagai ukuran atau kesimpulan tentang diri seseorang tersebut. Pepatah ini kelihatan sangat tepat dengan tema renungan kita saat ini, yakni sebagai kesimpulan dari Firman Tuhan yang berkata: “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”. Kisah ini berawal dari pengutusan Tuhan kepada nabi Samuel untuk pergi kepada keluarga Isai untuk mengurapi Daud menjadi Raja atas umat Israel sebab Tuhan tidak lagi berkenan kepada Saul. Semula nabi Samuel enggan untuk melakukan seperti apa yang diperintahkan Tuhan, yakni untuk mengurapi Daud anak Isai menjadi Raja atas umat Israel. Keengganan tersebut beralasan, yakni bahwa kalau sampai Saul mengetahui hal tersebut, maka nabi Samuel akan terancam untuk dibunuh karena telah menghianati Saul. Akan tetapi dengan sebuah cara Samuel akhirnya pergi ke rumah Isai dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Dengan alasan melakukan upacara mempersembahkan korban kepada Allah, Samuel yang disambut oleh tua-tua di kota di mana Isai tinggal  mengundang Isai dan anak-anaknya untuk menguduskan diri mereka masing-masing. Pada saat itulah Samuel melihat satu persatu anak-anak Isai. Dan ketika Eliab yang perawakannya tinggi, dan parasnya elok lewat di depan Samuel, ia lantas mengira bahwa Eliab inilah yang dimaksudkan Tuhan tersebut untuk diurapi menjadi raja. Pada saat itulah Tuhan berfirman kepada Samuel: “…Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”. Samuelpun sadar dan mengerti siapa yang akan dipilih Tuhan untuk diurapi menjadi raja bagi umatNya. Dari anak pertama sampai anak Isai yang ketujuh lewat di depan Samuel, namun tidak ada seorangpun yang dipilih Tuhan. Akhirnya, dipanggillah anak Isai yang paling bungsu, yang semula tidak diperhitungkan oleh mereka, yang pada saat acara itu berlangsung sementara berada di padang menggembalakan kambing domba. Ternyata tak disangka dan tak diduga Daud inilah yang dipilih oleh Tuhan Allah menjadi raja atas Israel umatNya. Kemudian Samuelpun mengurapinya, dan sejak saat itu Roh Tuhan terus berkuasa atasnya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
            Kisah pengurapan Daud menjadi raja atas Israel dalam bacaan perikop Alkitab saat ini sangatlah menarik untuk disimak. Kendatipun sebagian orang mengatakan bahwa Tuhan berbohong dengan menyusun sebuah cara demi keselamatan Samuel, namun hal tersebut tidaklah dapat dijadikan sebagai pembenaran diri untuk berbohong demi kebaikan. Cara yang ditempuh Samuel yang diusulkan oleh Tuhan Allah pada dasarnya menunjukkan bahwa pada dasarnya, setiap rencana dan keputusan Allah termasuk dalam pemilihan seorang raja, tidak dapat dihalangi oleh apapun, termasuk ancaman pembunuhan sekalipun sebagaimana yang ditakuti oleh nabi Samuel.
Saudara-saudara, kita kembali ke tema renungan kita saat ini, di mana di dalam hidup kita sehari-hari penampilan seseorang seringkali merupakan ukuran bagi sesamanya untuk mengukur siapa seseorang tersebut. Padahal, jujur harus diakui, bahwa terutama pada zaman sekarang ini penampilan seseorang seringkali membuat orang lain tertipu dan salah menilai tentang siapa sebenarnya orang tersebut. Demikian juga dalam kehidupan orang percaya, tak jarang dari kita menilai kehidupan beriman seseorang dari penampilannya semata. Tak jarang pula kita menilai dan mengukur orang lain dari apa yang dilihat oleh mata kepala kita. Akibat cara melihat  tersebut, seringkali timbul rasa sombong dalam diri seseorang yang pada akhirnya mengakibatkannya jatuh pada penghakiman atas sesamanya manusia.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Puji Tuhan, Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita sekalian sebagai orang-orang percaya tentang bagaimana seharusnya kita menilai sesama kita, yakni agar jangan sekali-kali menilai terlebih menghakimi sesama kita hanya berdasarkan apa yang dilihat oleh mata kepala kita alias penampilan luar seseorang. Tetapi baiklah kita belajar langsung dari Allah yang tidak dengan serta merta menilai dan menghakimi seseorang berdasarkan penglihatan mata kepala semata, melainkan kita juga tentunya belajar mengenal, melihat sesama kita dengan melihat hati. Sebab dari dalam hati seseoranglah akan kelihatan siapa seseorang itu sebenarnya. Ketika kita mampu melihat orang lain dengan melihat hatinya, maka percayalah, tidak akan ada lagi pandangan dan penilaian negatif yang tak beralasan atas sesama kita. Dengan belajar melihat hati seseorang, maka kita akan dimampukan mengasihi sesama kita dengan sepenuh hati dan ketulusan. Dengan belajar melihat hati seseorang maka kita akan dapat berbicara dari hati ke hati sehingga terhindar dari pertikaian yang merugikan kita bersama. Dengan belajar melihat hati, maka kita pada akhirnya akan mampu melihat orang lain sesuai dengan kehendak Allah. Tuhan Memampukan kita sekalian melakukan FirmanNya. AMIN







Bacaan Alkitab: Yohanes 20: 24- 29
Tema: Percaya Walaupun Tak Melihat
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam kehidupan orang Kristen, sosok Thomas yakni salah seorang dari murid Tuhan Yesus merupakan sosok yang tidak asing. Thomas menjadi perhatian ketika merenungkan kembali peristiwa kebangkitan Yesus. Kenapa Thomas menjadi salah satu perhatian? Hal itu disebabkan sikapnya yang tidak mau percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit kendatipun para sahabatnya yakni murid-murid yang lain telah menyaksikan sendiri, melihat sendiri Yesus benar-benar bangkit dari kubur. Thomas tak mau percaya, sebelum ia melihat sendiri bekas paku pada tangan Yesus dan mencucukkan tangannya ke lambung Yesus. Karena sikap Thomas yang demikian itulah, sehingga di kalangan orang-orang Kristen masa kini kita sering mendengar julukan atas seseorang yang sulit percaya akan berita yang disampaikan oleh orang lain kepadanya. Sikap maupun prinsip Thomas yang tidak mau percaya sebelum membuktikan sendiri bahwa Yesus benar-benar hidup, ternyata mendapat perhatian dari Tuhan Yesus sendiri. Sehingga ketika Thomas sedang bersama-sama dengan murid-murid yang lain dalam sebuah rumah, Tuhan Yesus datang menjumpai mereka dan menjawab tantangan Thomas.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Sikap Thomas yang tidak mau percaya bahwa Tuhan Yesus benar-benar telah bangkit sebelum melihat dan membuktikan sendiri, dijawab oleh Tuhan Yesus, dengan menunjukkan bekas paku di tanganNya dan menyuruh agar Thomas mencucukkan tangannya ke lambung Yesus. Pada saat itulah Thomas menjadi percaya, dan berucap: “Ya Tuhanku dan Allahku!”. Kemudian Yesus berkata, “berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Ketika orang-orang Kristen ditanya tentang apakah sikap Thomas adalah sikap yang salah dalam bentuk kepercayaan orang-orang Kristen? Jawabannya sulit. Akan tetapi adapula orang yang berani menjawab bahwa sikap Thomas adalah sikap yang tidak benar. Di pihak lain berkata bahwa sikap Thomas adalah manusiawi karena dia hendak membuktikan secara nyata bahwa Tuhan Yesus benar-benar hidup seperti berita yang didengarnya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Terserah kita yang mendengar renungan saat ini di pihak yang mana kita. Tetapi satu hal yang hendak ditegaskan oleh kisah Alkitab saat ini kepada seluruh pembacanya, kepada kita sekalian bahwa kebangkitan Tuhan Yesus telah benar-benar terjadi bukan hanya dalam keyakinan beriman saja, tetapi juga secara logika di mana Thomas boleh dikatakan yang mewakilinya. Jika Thomas mewakili kaum yang menjungjung tinggi logika, maka kebangkitan Yesus Kristus telah dibuktikan kepada mereka melalui Thomas. Memang benar, Yesus Kristus tidak memberi sikap yang jelas dan tegas tentang sikap Thomas yang demikian itu. Apakah sikap Thomas benar atau salah. Akan tetapi secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus mengharapkan setiap orang yang mendengar berita tentang kematian dan kebangkitanNya untuk percaya, dengan demikian mereka akan berbahagia. Kendatipun peristiwa kebangkitan Yesus Kristus telah terjadi pada duaribuan tahun yang silam, namun peristiwa tersebut tidaklah hanya kisah picisan biasa tanpa makna, ataupun kenangan masa lalu yang telah usang ditelan masa. Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus telah dan akan terus menjadi berita sukacita bagi setiap orang percaya di sepanjang segala zaman dan di segala tempat. Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus dan peristiwa ephifani (penampakan diri) Yesus kepada murid-muridNya dan kepada banyak orang yang telah kita rayakan merupakan peristiwa penting yang mendasari keberimanan kita. Karena itu kita hendaknya tidak bersikap seperti Thomas.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Kendatipun zaman sekarang ini disebut dengan zaman kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menjungjung tinggi nilai-nilai logika, akan tetapi sebagai orang percaya, kita seharusnya tetap konsisten menjadi golongan orang-orang yang tetap percaya kendatipun tak melihat, sehingga kita menjadi orang yang berbahagia di dalam Tuhan Yesus. Percaya akan kebangkitan Yesus Kristus, berarti kita telah menjadi orang-orang percaya yang hidup, sebab kita percaya kepada Dia yang hidup yang telah menaklukkan maut. Dia senantiasa hadir di tengah kehidupan kita dengan caraNya sendiri dan dengan berbagai bentuk peristiwa hidup yang kita jalani. Dengan percaya kepada Yesus yang bangkit, maka kita jugapun akan turut dibangkitkan. Dengan percaya kepada Yesus yang bangkit walaupun kita tidak melihat, maka kita adalah orang-orang yang diberkati oleh Tuhan. berbahagialah kamu, jika walaupun tidak melihat namun kamu percaya kepada Tuhan Yesus yang bangkit. AMIN











Bacaan Alkitab: Lukas 24: 36- 43
Yesus Kristus Adalah Tuhan bukan Hantu
Saudara-saudara, Para Kepala Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Ternyata dalam lingkungan masyarakat Yahudi, ada tradisi yang meyakini bahwa hantu itu ada. Tidak jauh berbeda dengan tradisi kebanyakan masyarakat kita. Hantu digambarkan sebagai makhluk yang tidak berwujud materi, yakni tidak berdaging dan tidak bertulang seperti yang dijelaskan Tuhan  Yesus kepada murid-muridNya itu. Kita bukan bermaksud hendak membahas hantu yang seringkali ditakuti oleh banyak orang termasuk oleh sebagian besar orang percaya, melainkan kita hendak merenungkan kembali peristiwa bangkitnya Tuhan Yesus dari kematian dan Dia benar-benar hidup dengan cara menampakkan diriNya kepada murid-muridNya melalui kehadiranNya yang nyata. Berulang-ulang Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya, namun ternyata masih saja ada keragu-raguan di dalam diri murid-muridNya itu. Dalam perikop kali ini juga dikisahkan bagaimana muri-murid itu masih ragu di dalam hati mereka.
Bapak-bapak, saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Berawal dari hadirnya Tuhan Yesus secara tiba-tiba di tengah-tengah murid-muridNya, Yesus menyapa mereka, “Salam sejahtera bagi kamu”, murid-murid malah terkejutnya dan takut serta ragu-ragu karena menyangka Yesus adalah hantu. Saat itulah Yesus membuktikan bahwa Dia bukanlah hantu, melainkan Tuhan. Dengan menjelaskan tentang sosok hantu yang berbeda dengan Tuhan, Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya, namun murid-murid juga masih ragu, sehingga Yesus makan sepotong ikan goreng yang ada pada mereka. Kemudian Yesuspun menjelaskan semuanya kepada murid-murid itu, hingga pikiran mereka terbuka dan mereka mengerti. Dengan jelas, Tuhan Yesus membuktikan dirinya hidup dan Dia bukanlah hantu yang keberadaannya tidak nyata.
Saudara-saudara, Para Kepala Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Memang, kalau kita menyebut kata: Tuhan dan hantu berulangkali, yakni “Tu..han..tu..han tu..han..tu..han..tu..”  jelas sangat tipis bedanya. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang terutama pada zaman sekarang ini yang tertipu oleh keadaan, sehingga yang seharusnya mereka takut akan Tuhan tetapi pada kenyataannya mereka malah takut kepada hantu. Yang seharusnya mereka menaruh pengharapannya kepada Tuhan, tetapi malah mereka percaya kepada hantu. Pengalaman hidup murid-murid yang menyangka Tuhan adalah hantu masih saja terjadi dalam pengalaman hidup beriman sebagian orang percaya masa kini. Mereka sering dilanda keragu-raguan akan kehadiran Tuhan di tengah kehidupan keluarga mereka terutama disaat mereka sedang menghadapi pergumulan hidup. Mereka sering dihantui ketakutan dan keragu-raguan. Padalah Tuhan Yesus yang hidup itu, yang telah bangkit dari kematian itu, telah menyapa, “Salam sejahtera bagi kamu…”. Kita sering terlibat dalam pengalaman hidup seperti ini, kita ragu, kita takut, dan tidak percaya bahwa Tuhan benar-benar menyertai kita. Kita malah menyangka Tuhan itu tidak nyata, Tuhan itu tidak benar-benar hadir dalam hidup kita.
Saudara-saudara, Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini, yang mengkisahkan pengalaman hidup murid-murid Yesus yang dilawat oleh Tuhan mengingatkan kita sekalian, bahwa Tuhan Yesus bukanlah hantu, Tuhan Yesus yang kita puji dan sembah itu adalah Tuhan yang hidup, yang benar-benar bangkit dari kematian dan kehadiranNya selalu nyata dalam kehidupan setiap kita. Tuhan Yesus yang bangkit dan hidup senantiasa berdiri di depan setiap pintu hati, Dia mengetok pintu dan barang siapa yang mendengar dan membukakan pintu bagi Tuhan Yesus, niscaya orang tersebut akan beroleh damai sejahtera. Karena itu, tidak ada alasan bagi siapapun di antara kita untuk ragu lagi, Yesus Kristus adalah Tuhan, bukan hantu. Karena itu marilah kita terima damai sejahteraNya dengan percaya dan menerima kehadiranNya dalam kehidupan kita setiap hari. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. AMIN           
















Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 1: 1- 5
Tema: Sahabat Allah Menerima Berita Sukacita
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya Kisah Para rasul adalah sebuah kitab atau buku sambungan dari buku sebelumnya yang ditulis oleh orang yang sama yakni Lukas. Kisah Para Rasul adalah buku kedua sambungan buku yang pertama yakni Injil Lukas. Kitab Kisah Para Rasul ini sendiri merupakan buku yang berisi kesaksian mulai dari peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus, hingga pada sejarah lahirnya gereja dan pekabaran Injil. Arti nama “Teofilus” sendiri adalah “sahabat Allah”, itu berarti Teofilus adalah seorang pembesar yang dihormati yang dengan seksama mengikuti kisah yang terjadi di Yerusalem, yakni kisah tentang semua yang terjadi dan dialami oleh Tuhan Yesus. Teofilus adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus lewat pemberitaan Lukas melalui buku yang dikirimkannya kepada Teofilus. Ia juga membaca dari buku Lukas semua perihal tentang Yesus dan apa yang diajarkanNya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus, 
            Sejak dari kebangkitanNya, selama 40 hari Yesus masih bersama-sama dengan murid-muridNya dan mengajar serta mengarahkan mereka tentang apa yang harus mereka lakukan. Tuhan Yesus juga masih sempat makan bersama dengan murid-muridNya dan memberi janji kepada mereka akan babtisan dengan Roh Kudus. Teofilus mengetahui semua ini melalui surat ini. Teofilus yang berarti sahabat Allah itu, menjadi alamat yang tepat di mana Lukas memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus. Berita yang diketahui oleh Teofilus melalui surat/buku yang dikirimkan oleh Lukas ini tentu adalah berita sukacita baginya, bahwa ternyata Tuhan Yesus yang didengarnya sejak dari awal melalui buku Lukas, adalah Tuhan Yesus yang tidak berakhir sampai pada kematian saja, melainkan Tuhan Yesus itu bangkit dan mengalahkan maut, Dia hidup dan selama 40 hari ia berulang kali menampakkan diriNya, kemudian Dia naik ke Sorga, dan tidak sampai di situ, Ia juga menjajikan Roh Kudus pada murid-muridNya supaya mereka memiliki kuasa. Semua berita ini pastilah membuat seorang teofilus sangat bersuka cita, sebab ternyata kepercayaannya selama ini akan Tuhan Yesus adalah kebenaran yang sesungguhnya.
Saudara-saudara, Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Di tengah persekutuan saat ini, kita wajib mengaminkan, bahwa semua kita yang hadir dan mendengar Firman Tuhan ini adalah sahabat Allah, kita adalah Teofilus yang telah mendengar tentang Tuhan Yesus, sejak dari awal kelahiranNya, kematianNya, kebangkitanNya, dan KenaikanNya serta seluruh karyaNya di dalam kehidupan umat manusia. Sebagai sahabat Allah (Teofilus), kita sudah seharusnya bersukacita, karena berita tentang Tuhan Yesus masih ditujukan kepada kita dan seharusnya pula kita tetap percaya akan kebenaran berita ini, dan satu hal yang pasti ialah bahwa sebagai sahabat Allah, kitalah orang yang telah mengalami menerima janji Tuhan Yesus ini, yakni tentang Roh kudus. Di dalam kita Roh Kudus berdiam, sehingga hidup kita harus diarahkan ke depan, ke dunia ini, bukan termangu menengadah ke langit, sebab ke dalam dunia inilah kita di utus untuk menjadi saksi Kristus, memberitakan kabar sukacita. Jika Teofilus telah menjadi alamat berita sukacita yang disampaikan Lukas, maka kita sekalianpun juga alamat berita itu, oleh karena itu kitalah sahabat-sahabat Allah yang harus terus memberitakan kabar sukacita tentang Kristus Tuhan baik di tengah-tengah keluarga kita dan di manapun kita berada. Roh Kudus telah bersama-sama dengan kita, karena itu tidak perlu kita takut, tidak perlu bimbang dan ragu. Percayalah bahwa Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan Yesus itu akan memberi kita kuasa, sehingga kita mampu menjadi saksinya di manapun dan kapanpun. Sahabat Allah yang mendengar dan percaya serta konsisten memberitakan berita sukacita yakni Tuhan Yesus kepada segala makhluk adalah sahabat yang bersukacita. Tuhan Yesus menolong dan memampukan kita. AMIN



           














Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 2: 1- 13
Saudara-saudara, bapak-bapak dan Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Setiap tahun, selaku orang-orang Kristen, perayaan pentakosta selalu kita rayakan. Tapi sayang, harus jujur kita akui, bahwa perayaan gerejawi yang satu ini, jauh dari kemeriahan dan sambutan sebagaimana perayaan natal, paskah dan juga tahun baru. Seringkali perayaan pentakosta berlalu begitu saja seakan-akan hanya sebagai rutinitas tahunan saja. Sebenarnya, pentakosta dalam kehidupan orang-orang Israel adalah sebuah perayaan yang sangat meriah dan sangat dinanti-nantikan. Pentakosta dalam dunia perjanjian lama dipahami sebagai hari kelima puluh atau hari raya tujuh minggu, yakni hari di mana mereka menuai hasil tanaman mereka, sehingga hari itu juga disebut sebagai “hari raya menuai” atau “hari buah bungaran”. Hari raya pentakosta tersebut diumumkan sebagai “hari pertemuan kudus” yang diikuti berbagai macam bentuk persyaratan salah satunya kekudusan bagi yang mengikutinya. Karena meriahnya perayaan inilah, maka Yerusalem sangat dipenuhi oleh orang-orang dari segala penjuru bumi. Yang kemudian ikut menyaksikan dan terlibat dalam peristiwa pentakosta (ketuangan Roh Kudus). Dalam Perjanjian baru, atau lebih khusus lagi bagi orang-orang Kristen, hari Pentakosta dipahami sebagai hari ketuangan Roh Kudus, yakni hari kelimapuluh sejak kebangkitan Yesus Kristus. Hari pentakosta juga dipahami sebagai hari lahirnya gereja. Sejarah gereja sendiri dimulai dari hari pentakosta.
Saudara-saudara, bapak-bapak dan Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Hari raya Pentakosta atau hari ketuangan Roh Kudus sendiri, adalah sebuah hari yang sangat bermakna bagi seluruh gereja Tuhan di muka bumi ini. Tanpa peristiwa pentakosta, maka gereja tak’an pernah ada sebagaimana mestinya. Sebab lewat peristiwa inilah, gereja memiliki Roh Kudus, yang menghidupkan, menuntun dan menguatkan, sehingga Injil kerajaan Allah tersebar di muka bumi ini. Jadi adalah sangat keliru, jika orang-orang Kristen memandang perayaan pentakosta sebagai perayaan biasa yang kurang memiliki makna dibanding dengan perayaan gerejawi lainnya. Kedatangan Roh Kudus, sangat berarti bagi kehidupan setiap orang percaya, Roh Kuduslah yang mengajar dan mengingatkan setiap orang akan ajaran yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus Kristus. Roh Kuduslah yang menuntun kita untuk mengenal lebih dalam lagi  tentang Tuhan Yesus dan segala ajaranNya. Dalam peristiwa pentakosta jugalah apa yang dijanjikan Tuhan Yesus menjadi kenyataan dalam hidup setiap orang percaya termasuk kita sekalian, yakni bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Peristiwa Pentakosta yang diwarnai dengan peristiwa yang luar biasa telah menjadi dasar bagi gereja untuk berkarya bersama Tuhan. Berita tentang Tuhan Yesus, disampaikan dalam berbagai bahasa sehingga kemudian Injil tersebar hingga ke mana-mana.
Saudara-saudara, bapak-bapak dan Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Merayakan Pentakosta tahun ini, sebagai orang-orang percaya kita mesti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa Roh Kudus dalam diri kita, maka kita adalah orang-orang percaya yang buta dan tak berdaya. Kita tak akan dapat berbuat apa-apa jika Roh Kudus tidak ada di dalam diri kita masing-masing. Tanpa Roh Kudus, kita tak akan bisa menjadi garam dan terang dalam dunia di mana kita berada. Dan tanpa Roh Kudus, maka mustahillah tugas panggilan kita dapat kita wujudkan dengan nyata. Karena itu, dikala kita merayakan pentakosta, maka yang seharusnya kita lakukan adalah membuka seluruh keberadaan diri kita untuk menerima Roh Kudus dan berupaya dengan semaksimal mungkin untuk memberi diri kita menjadi kediaman Roh Kudus. Merayakan pentakosta seperti yang kita lakukan dari tahun ke tahun mestinya perlu kita jadikan sebagai moment untuk introspeksi diri, apakah hidup kita masih tetap menjadi kediaman Roh Kudus? Apakah selama ini kita telah mampu dengan baik menunaikan tugas dan panggilan kita sebagai orang Kristen? Ataukah kita hanya menjalani hidup ini dengan hanya mengandalkan segala sesuatu yang kita miliki tanpa menerima Roh Kudus?
Saudara-saudaraku, dengan merayakan pentakosta dan merenungkan kembali peristiwa ini, maka marilah kita sekalian, membuka diri kita untuk dibaharui oleh Tuhan lewat kuasa Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita. Percayalah saudara-saudara, bahwa ketika kita memberi diri menerima Roh Kudus dan memberi diri kita dibimbing olehNya, maka tidak ada yang mustahil bagi kita. Kita akan terus dimampukan untuk bersaksi bagi Tuhan, melayani dan bersekutu di dalam namaNya. Saat itulah nyata bagi kita bahwa kita adalah orang-orang yang telah menang, yang diberi kuasa sebagai anak-anak Allah. Selamat merayakan Pentakosta, Tuhan Yesus Memberkati kita sekalian. AMIN.    

 
Bacaan Alkitab. Lukas 11: 33- 36
Cara Pandang Menentukan Arah Hidup
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Istilah “terang” dan “kegelapan” merupakan dua istilah yang tidak asing lagi bagi kita orang-orang Kristen. Kedua kata ini memiliki arti yang bertentangan satu dengan yang lain. Jika “terang” biasanya melambangkan situasi di mana kemuliaan Tuhan dinampakkan dan kehendak Tuhan diwujudnyatakan, maka “kegelapan” bermakna sebaliknya. Kedua suasana ini yakni Terang dan kegelapan hanya dapat dilihat dengan mata. Terang berfungsi mengubah suasana yang gelap sehingga tidak ada lagi yang terselubung. Itulah sebabnya jikalau dalam bacaan kita saat ini diberitahukan bahwa tidak seorangpun yang menyalakan pelita dan meletakkannya di bawah kolong rumah atau di bawah gantang, sebab jika hal itu yang terjadi, maka fungsi dari terang tersebut tidak lagi sebagaimana mestinya. Terang yang benar sesungguhnya harus bermakna bagi orang lain, bukan hanya bagi diri sendiri. Terang itu, sekali lagi akan terlihat oleh mata yang pada akhirnya akan menuntun setiap orang untuk tiba pada suasana di mana kegelapan tidak lagi menguasai hidupnya. Jadi peran mata sangat penting dan menentukan arah langkah hidup kita dalam menuju susana hidup yang terang, di mana damai sejahtera Allah terjadi.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Saya mengajak kita sekalian merenungkan tema sentral dalam perikop ini, yakni; ayat 24 yang berkata: Matamu adalah pelita tubuhmu, jika matamu baik, maka teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu”. Firman Tuhan ini tidak boleh dipahami dengan sempit dan hanya dalam arti harfiah semata. Apa yang dikatakan Yesus bukan hanya menyangkut tubuh dalam arti badan kita saja, melainkan tubuh dalam hal ini harus dipahami sebagai eksistensi diri secara keseluruhan. Kita ketahui bersama bahwa mata berfungsi untuk melihat, tetapi bagi Yesus mata tidak hanya berfungsi untuk melihat, melainkan mata adalah juga pelita tubuh. Itu berarti bahwa peran mata sangatlah penting, tetapi sekali lagi seperti yang dikatakan tadi, bahwa Firman Tuhan ini tidak boleh dipahami dan ditafsirkan dengan sempit. Untuk itu kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa mata dalam hal ini menggambarkan cara pandang kita atas segala sesuatu dalam hidup yang kita jalani sesuai dengan peran dan tugas serta kewajiban kita masing-masing. Itulah sebabnya, renungan ini  diberi judul “cara pandang menentukan Arah Hidup”. Jika kita memandang sesuatu dengan negatif, maka kemungkinan besar, kita sulit melihat sesuatu yang positif dan indah di depan kita maupun di sekitar kita, sehingga kita menjadi orang yang kehilangan pengharapan. Demikian juga halnya dengan kita sekalian, jika kita sebagai bapak-bapak memiliki cara pandang yang salah atas tugas dan tanggung jawab kita sebagai seorang ayah, suami, kepala rumah tangga dan juga sebagai pengurus maupun anggota dalam persekutuan atau dalam profesi kita sehari-hari, maka besar kemungkinan arah yang kita tuju akan menjadi gelap. Tetapi sebaliknya, apabila cara pandang kita benar sesuai dengan kehendak Tuhan, maka  niscaya sukacita dari Tuhan pasti menjadi bahagian kita.


Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Cara pandang setiap orang pastilah berbeda-beda tatkala melihat sesuatu dalam hidup ini. Peran dan tanggung jawab seorang bapak, bisa saja dilihat dari berbagai sudut pandang, baik dia sebagai seorang ayah, suami, seorang pribadi di tengah persekutuan, maupun seorang yang mengemban tugas dan tanggungjawab di lingkungan di mana dia bekerja. Semua sudut pandang tersebut merupakan hak individu yang tidak bisa diganggu gugat. Kendatipun demikian, sebagai bapak-bapak yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, apapun dan siapapun kita, cara pandang kita haruslah senantiasa berdasarkan kehendak Allah. Jika cara pandang kita baik adanya dan sesuai dengan kehendak Allah, maka pastilah terang akan menjadi bahagian kita. Demikian pula sebaliknya, tatkala kita mempunyai cara pandang yang tidak benar, tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kegelapan akan menyelimuti arah hidup kita. Jadi, sekali lagi, cara pandang kita dalam melihat diri kita dan tugas serta tanggung jawab kita sangat menentukan arah hidup kita masing-masing. Perjalanan hidup yang diwarnai terang hanya bisa diperoleh, ketika seseorang memiliki cara pandang yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan atas hidupnya. Pada saat itulah seseorang akan bersinar, dan seyogianyalah sinar itu terpancar bagi hidup orang lain di sekitarnya.           
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
                Matamu adalah pelita tubuhmu, artinya bahwa, cara pandang kita tentang siapa kita sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kita, akan menentukan ke mana arah hidup kita. Pastilah semua kita mendambakan hidup yang terang di mana berkat Tuhan selalu nyata, maka oleh karena itu, Firman Tuhan mengingatkan kita sekalian supaya kita memelihara cara pandang yang benar dalam setiap hal yang kita lakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kita. Kita akan menjadi terang, dan kita patut menerangi orang lain, kita menjadi orang yang diberkati, karena itu kita juga hendaklah menjadi saluran berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus Menolong kita. A M I N.                                                                                                                              BPS











Bacaan Alkitab.  Yesaya 43: 1- 7
KASIH TUHAN TAK BERKESUDAHAN
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam perjalanan hidup keberagamaan umat Israel, tergambar bahwasannya kesetiaan mereka kepada Tuhan Allah sering berubah-ubah. Tuhan Allah tetap setia dengan berbagai macam cara mengajar umatNya itu dengan  maksud agar mereka mengalami syalom Allah. Peristiwa pembuangan umat Israel adalah salah satu cara Tuhan Allah untuk membentuk umat itu di dalam hidup keimanan mereka kepada Tuhan Allah. Umat Israel mengalami begitu banyak ujian dan penghukuman, tidaklah dimaksudkan untuk kebinasaan mereka, melainkan Allah bermaksud yang indah, yakni agar umat itu menikmati damai sejahtera. Jika, dalam perikop sebelumnya, disaksikan bahwa umat Israel dalam kebutaan dan ketulian, menjadi korban penjarahan dan perampokan, kini yang terjadi adalah sebaliknya, perhambaan Israel sudah berakhir dan kesalahannya telah diampuni. Karena kasih Tuhan yang tidak terbatas, maka menjadi nyatalah bagi umat Tuhan itu, bahwa tersedia janji yang sangat indah dari Tuhan bagi mereka.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Peristiwa pembuangan umat Israel di Babel, merupakan peristiwa yang menyedihkan terutama dalam perihal kehidupan keberagamaan. Kendatipun mereka bisa hidup dengan sejahtera, tokh, mereka tetap merupakan orang buangan yang merasakan hubungan yang jauh dari Tuhan. Namun, sesuai dengan kesaksian Alkitab saat ini, Tuhan Allah memberi janji yang sangat indah kepada umat itu agar mereka tidak perlu lagi untuk takut  sebab Allah oleh karena kasih setiaNya yang tidak berkesudahan kini menebus mereka dan memanggil mereka dengan nama yang diperuntukkan bagi mereka. Janji, indah itu diteruskan dengan jaminan keselamatan yang luar biasa. Sungai yang deras dan api yang menghanguskan, merupakan contoh bencana yang mengancam hidup orang dan sekaligus mewakili segala bahaya yang ditakuti orang. Tetapi tatkala umat Tuhan menyeberang melalui air, Tuhan berjanji akan menyertai. Dan apabila mereka berjalan melalui api, maka mereka tidak akan dihanguskan dan terbakar, sebab Tuhan Allah akan menjamin keselamatan umatNya. Jika tadinya Tuhan Allah menghukum umat itu, kini Tuhan Allah menjadi penyelamat bagi mereka. Selanjutnya, saudara-saudara, karena begitu berharganya umat kepunyaan Tuhan itu di mata Tuhan, maka Tuhan Allah membebaskan mereka, Tuhan Allah mengendalikan sejarah sedemikian rupa hingga umatNya dimerdekakan. Tuhan menebus nyawa umatNya yang kehilangan hak hidup oleh karena kesalahan-kesalahannya. Walaupun Firman hukuman yang dibawakan nabi-nabi sebelum pembuangan dianggap sah, namun dalam kebebasanNya, Tuhan membuka lagi suatu ruangan hidup bagi umatNya meskipun tidak ada jasa-jasanya. Tebusan itu mahal, bangsa-bangsa serta negeri-negerinya diberikan Tuhan sebagai ganti nyawa umatNya, yaitu Mesir, Etiopia dan Seba. Nyata, bahwa Kasih Tuhan tak berkesudahan bagi umatNya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
             Pengalaman iman umat Israel yang kita renungkan saat ini, adalah sabda indah yang memberi kita pelajaran yang amat berharga tentang bagaimana Tuhan memberi janji keselamatan bagi kita umatNya. Kasih setia Tuhan tersebut, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, dulu, kini dan nanti, kasih Tuhan itu tak pernah berkesudahan. Tuhan telah mengendalikan sejarah hidup umat Israel ke sejarah indah penuh jaminan keselamatan, semata-mata hanya karena Tuhan mengasihi mereka, dan mereka (umatNya) begitu berharga di mata Tuhan. Penebusan dan jaminan keselamatan yang Tuhan lakukan dan sediakan bagi umatNya adalah tanda dan bukti bagi semua orang percaya bahwa Tuhan Allah sungguh setia, sabar dan penuh kasih karunia. Karena itu, sebagai orang-orang kepunyaan Tuhan, kita sebagai bapak-bapak mestinya menyadari bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah menebus kita. Janji penyertaan Tuhan dan karya penebusanNya di kayu salib harusnya menjadi sebuah kekuatan iman bagi kita dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini, menunaikan tugas dan panggilan kita. Apa yang terjadi dan dialami umat Israel dari Allah seperti yang tersimak dari perikop saat ini, mengingatkan kita semua untuk menghargai karya penebusan Tuhan dan sekaligus mengingat bahwa Kasih Tuhan Tak berkesudahan bagi kita umatNya, sehingga hiduplah dalam pengharapan, tetaplah optimis bahwa kita adalah umat yang berharga di mata Tuhan. yakinlah, saudara-saudara sekalian, bahwa Tuhan adalah setia dalam setiap janji yang di ucapkanNya. A M I N.                                     BPS













Bacaan Alkitab. Yesaya 48: 17- 19
Memperhatikan Perintah Tuhan Kunci meraih Damai Sejahtera Dan Kebahagiaan
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Sebagai orang yang beriman, haruslah terpatri di dalam hidup ini bahwasannya Tuhan Allah-lah yang berkuasa atas hidup dan yang menentukan segala sesuatu yang kita alami dan yang terjadi di dalamnya. Peran Tuhan Allah di dalam keseluruhan hidup manusia adalah total adanya. Tuhan Allah bukan hanya sebagai pencipta, tetapi juga penebus, pemelihara dan juga sebagai pengajar bagi ciptaanNya. Karya Allah tidah berhenti hanya pada karya penebusan, melainkan karya it uterus berlanjut, yakni mengajar dan menuntun umatNya.  Peran Allah sebagai pengajar, bukanlah hanya bertujuan agar umatNya mengetahui apa yang tidak diketahuinya, sebagaimana hakikat belajar, yakni dari yang tidak tahu menjadi tahu. Lebih dari itu, pengajaran yang Allah berikan kepada umatNya bertujuan untuk memberitahukan apa yang berfaedah atau yang berguna bagi kehidupan umatNya terutama dalam menuju hidup yang penuh dengan damai sejahtera. Allah juga berperan menuntun perjalanan umatNya pada jalan yang dikehendakiNya. Mengajar dan menuntun merupakan bagian dari peran Allah di samping peran lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan hidup umatNya pada rancangan damai sejahteraNya. Hal itulah yang diingatkan oleh Allah melalui kesaksian kitab Yesaya saat ini.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Sebagai penebus, pengajar dan yang menuntun hidup umatNya, Allah senantiasa menawarkan hidup indah penuh dengan damai sejahtera kepada umatNya, dengan catatan bahwa umatNya harus mendengar ajaran Tuhan dan menuruti perintah-perintahNya. Tuhan berkata:’sekiranya engkau memperhatihan perintah-perintahKu,….” Kalimat ini bermakna bahwasannya Tuhan menawarkan sesuatu yang sangat berfaedah bagi hidup umatNya. Apa yang ditawarkan Tuhan jika umatNya memperhatikan perintah-perintahNya? Mari kita simak bacaan alkitab ini, yang pertama; Tuhan Allah akan membuat damai sejahtera seperti sungai yang tidak pernah kering. Yang dimaksud dengan damai sejahtera di sini, bukanlah hanya dalam perihal kehidupan ekonomi semata, tetapi juga suasana yang penuh dengan sukacita dalam hidup secara keseluruhan. Damai sejahtera (syalom) bukan hanya memiliki arti kedamaian dan kesejahteraan dalam ukuran manusia, melainkan sebagaimana dalam konsep Allah. Damai sejahtera yang dijanjikan Tuhan itu kekal adanya, artinya bukan dalam waktu tertentu saja, sebagaimana sungai yang terus mengalir, demikianlah damai sejahtera yang Tuhan sediakan, bukan seperti sungai yang hanya mengalir ketika musim hujan. Yang kedua, kebahagiaan akan terus melimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Kebahagiaan di sini bukan hanya dalam arti seperti yang biasa didefinisikan oleh manusia. Kebahagiaan yang Tuhan berikan bagi setiap orang yang memperhatikan perint-perintahNya mengandung arti yang amat dalam. Kebahagiaan dari Allah meliputi kebahagiaan seluruh eksistensi diri manusia, baik lahiriah maupun batinnya. Sifat kebahagiaan yang Tuhan berikan itu juga tidak hanya untuk sementara, tetapi terus menerus seperti gelombang-gelombang laut. Selain damai sejahtera dan kebahagiaan, Tuhan Allah juga berjanji akan member keturunan seperti pasir dan kersik banyaknya dan mereka tidak akan dilenyapkan. Pasir dan kersik (sejenis kerikil yang kecil-kecil) mengartikan bahwa keturunan umat yang memperhatikan perintah-perintah Tuhan akan banyak jumlahnya. Janji ini mengingatkan kita pada janji Allah kepada Abraham. Mari kita renungkan, betapa dalam dan besarnya kasih dan kemurahan Allah bagi umat yang percaya kepadaNya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apa yang Tuhan janjikan kepada umatNya lewat bacaan kita saat ini tidaklah hanya berlaku situasional dan sesaat, melainkan hingga kini dan di sini pada zaman hidup kitapun, janji Allah ini terus berlaku. Peran Allahpun terus berlaku dan dinyatakan dalam kehidupan kita. Di dalam Yesus Kristus Tuhan, Allah telah menebus kita. Dia juga yang mengajar tentang apa yang berfaedah bagi kita dan menuntun kita dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini. Kita aminkan bersama bahwa kita sekalianpun semua mendambakan hidup yang penuh damai sejahtera, kebahagiaan dari Allah dan memiliki keturunan yang diberkatiNya. Kunci meraih semua itu ialah memperhatikan perintah-perintahNya dengan cara melakukannya dalam hidup sebagai wujud syukur kepada Allah yang telah menebus kita. Damai sejahtera bagi kita sekalian.   
               A M I N.                                                                  BPS













Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 16: 19- 34
“Percayalah, Maka Engkau Dan Seisi Rumahmu Selamat”
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Kehadiran orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, sejak semula telah mendatangkan banyak penolakan dari berbagai pihak, baik dari kalangan penganut agama Yahudi, maupun dari penganut agama dan keyakinan lain yang berjumpa dengannya. Penolakan tersebut ternyata bukan saja karena alasan teologis, tetapi juga karena faktor kepentingan pribadi-pribadi yang merasa terganggu karena kebenaran yang termaktum dalam ajaran Kristus. Penolakan terhadap Injil Kristus, ternyata terus terjadi setelah kekristenan mulai tersebar ke luar Yerusalem dan memasuki dunia Yunani oleh Paulus. Di Filipi, Paulus juga menyebarkan Injil. Di sebuah tempat sembahyang di Filipi, Paulus mengusit roh yang mendiami seorang penenung yang selalu mengikuti dan meneriaki dia, yang berakibat pada hilangnya pendapatan tuan dari perempuan penenung tersebut. Dengan menuduh Paulus mengacaukan kota Filipi dengan menyebarkan ajaran Yahudi dan adat istiadat Yahudi kepada mereka yang adalah orang-orang Romawi. Tuduhan inilah yang membuat Paulus dan rekan-rekannya harus mendekam di penjara dengan penjagaan yang ekstra ketat yang dipimpin oleh seorang kepala penjara yang bertanggungjawab. Peristiwa yang luar biasa terjadi ketika mereka mendekam di dalam penjara, gempa bumi terjadi setelah Paulus dan teman-temannya berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan yang mengakibatkan lepasnya belenggu dan terbukanya pintu penjara. Kepala penjara tersebut semula sudah berniat untuk bunuh diri karena merasa gagal menunaikan tugas dan tanggung jawabnya yang mengira penghuni penjara yang dijaganya itu telah melarikan diri termasuk Paulus dan teman-temannya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus, 
            Peristiwa yang terjadi di penjara Filipi tersebut kemudian, menjadi sebuah peristiwa sukacita terutama dalam hidup sang kepala penjara. Dia yang tadinya sudah hampir putus asa karena mengira gagal mewujudkan tugas dan tanggung jawabnya, kini menerima berita sukacita. “tuan-tuan, apakah yang harus perbuat, supaya aku selamat?, inilah pertanyaan sang kepala penjara kepada Paulus dan teman-temannya. Dengan tegas dan jelas, Paulus menjawabnya:”percayalah kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan selamat dan seisi rumahmu”. Dengan merespon positif, sang kepala penjara Filipi melakukan apa yang Paulus katakan, pada saat itulah hidupnya diselimuti suasana sukacita (ay. 34 b). Kegembiraan kepala penjara berawal dari penerimaannya akan Injil Yesus, dia percaya sehingga dia dan seisi rumahnya menjadi selamat.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Peristiwa yang terjadi pada hidup kepala penjara di Filipi seperti yang disaksikan Alkitab kepada kita saat ini sebagai bapak-bapak merupakan sebuah peristiwa yang patut memotivasi kita sekalian dalam mengintrospeksi diri. Berita ini juga sekaligus menantang kita sekalian untuk merenungkan sikap percaya kita kepada Tuhan Yesus. Sudahkah kita percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus, sehingga kita layak menjadi orang-orang yang diselamatkan? Paulus katakan: “Percayalah kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan selamat dengan seisi rumah”. Apa yang disampaikan Paulus ini ditujukan bukan saja hanya kepada kepala penjara, tetapi juga kepada kepala keluarga. Peran seorang kepala keluarga, ternyata sangat penting dalam menentukan selamat tidaknya sebuah rumah tangga. Itulah yang terjadi pada hidup sang kepala penjara di Filipi, dia percaya sehingga dia dan seisi rumahnyapun selamat. Kegembiraan meliputi hidupnya. Kita sekalianpun layak dan mendapat bahagian dalam karya indah Kristus ini, karena itu, sekali lagi percayalah, maka engkau akan selamat dan sieisi rumahmu. Bapak-bapak yang percaya kepada Tuhan Yesus, beserta seisi rumahnya akan diliputi sukacita jika Yesus berada di dalamnya. Ingatlah syair lagu ini: Jika Yesus berada, di tengah keluarga.., bahagialah kita..bahagilah kita. Amin.                                                                                                                  BPS

















Bacaan Alkitab. Roma 16: 17- 20
Bijaksana Menjadi Pengikut Kristus
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Sejak abad-abad pertama lahirnya kekristenan, berbagai tantangan dan ancaman telah silih berganti melandanya. Bukan hanya dari luar, tetapi juga di dalam persekutuan itu sendiri, yakni banyaknya corak pengajaran yang berbeda-beda dan kadang kala bertentangan satu dengan yang lain yang sering kali memecahkan persekutuan orang-orang percaya. Jika pada permulaan sejarah gereja, terjadi perpecahan akibat konsep yang berbeda di kalangan orang-orang Kristen Yahudi dengan yang bukan Yahudi tentang persyaratan menjadi Kristen bagi orang-orang yang bukan Yahudi, maka konsep teologis yang bermunculan akibat interpretasi (penafsiran) yang berbeda-beda atas Alkitab, juga berakibat pada terjadinya perpecahan pada tubuh Kristus. Kejadian ini acapkali terjadi di sepanjang sejarah gereja Tuhan. setelah kekristenan tersebar hingga ke Roma, ternyata hal yang sama juga terjadi. Di Roma, yakni di kalangan persekutuan orang-orang Kristen juga ternyata tersebar berbagai macam bentuk ajaran. Dan di antara pengajaran tersebut, ternyata terdapat juga pengajaran yang mengancam keutuhan persekutuan umat Tuhan.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Banyaknya corak dan bentuk pengajaran palsu yang dihadapi gereja Tuhan, sebagaimana halnya yang dihadapi orang-orang percaya di Roma pada dasarnya merupakan hasil pemikiran orang-orang tertentu yang bertujuan untuk meraih keuntungan pribadi. Paulus mencap orang-orang ini sebagai orang yang tidak melayani Kristus, melainkan melayani perut mereka sendiri. Pengajar-pengajar sesat seperti ini, sangat lihai, bahasa mereka manis dengan kata-kata yang muluku-muluk padahal mereka adalah penipu. Berita tentang ketaatan orang-orang percaya di Roma di mana Paulus mengalamatkan suratnya ini, telah sampai kepadanya. Persekutuan itu adalah persekutuan yang taat. Namun menurut Paulus, persekutuan itu tidaklah cukup hanya dengan ketaatan saja, melainkan harus bijaksana mengingat tantangan dan ancaman yang terus diperhadapkan kepadanya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Pada perjalanan kekristenan masa kinipun, kemunculan berbagai macam dan corak teologis maupun pengajaran kekristenan di dalamnya tak pernah berakhir. Tak jarang dari kemunculan aliran baru dalam gereja membuat orang-orang percaya bimbang dalam iman mereka. Pengajar-pengajar baru yang penuh daya tarik tak jarang mengakibatkan terjadinya perpecahan di dalam gereja. Tetapi, sekali lagi hal seperti ini terjadi karena munculnya orang-orang yang merasa diri pintar dan mengandalkan pengetahuan serta pikirannya dengan tujuan untuk kepuasan dirinya maupun demi keuntungan pribadinya. Pada akhirnya, apa yang terjadi dengan persekutuan, ialah perpecahan. Kendatipun memang, di tengah sebuah persekutuan telah terdapat ketaatan, akan tetapi menurut Paulus itu masih perlu dibarengi dengan kebijaksanaan. Ingat saudara-saudara, bahwa di sekitar kita banyak orang yang pintar, tetapi tidak bijaksana. Karena itu kebijaksanaan haruslah dimiliki oleh orang-orang percaya, supaya ketika berhadapan dengan pengajaran yang lain dengan pengajaran yang kita terima selama ini sesuai dengan ajaran iman, kita akan dengan bijak menyikapinya, tidak mengandalkan kepintaran kita sehingga tidak menyebabkan perpecahan dalam persekutuan kita. Sebagai bapak-bapak, kita patut merenungkan nasihat rasul Paulus ini dengan seksama, dengan maksud mengingatkan kita sekalian sebagai orang-orang yang menjadi teladan di tengah keluarga dan juga di tengah persekutuan kita agar kita bijaksana sebagai pengikut Tuhan Yesus. Dengan kebijaksanaan yang kita miliki, maka persekutuan ini akan tetap bersih terhadap apa yang jahat. Akhirnya, marilah kita terima berkat Allah yang disampaikan Rasul Paulus ini:”Semoga Allah, sumber damai sejahtera segera menghancurkan iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita menyertai kamu. AMIN.                                                                                                                                        BPS

















Bacaan Alkitab 2 Korintus 9: 6- 15
Beribadah Diakonis
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Yesus Kristus,
            Persekutuan Kristen mula-mula merupakan persekutuan yang dibangun di atas pelayanan kasih atau diakonis. Inilah yang menjadi ciri khas dan yang menjadi daya tarik bagi orang-orang lain yang ada di sekitarnya sehingga membuat persekutuan itu cepat berkembang. Topang-penopang dalam hidup kekristenan telah dimulai sejak awal. Demikianlah yang dilakukan oleh orang-orang percaya yang ada di Korintus. Rasul Paulus mengajak jemaat Tuhan di Korintus untuk berdiakonia bagi pekerjaan Tuhan terutama yang di Yerusalem. Pelayanan kasih (berdiakonia) menjadi pilar penting dalam membangun Tubuh Kristus di dunia ini. Sebab dalam diakonia itulah nyata pewujudan kasih sebagaimana yang diteladankan Kristus, yakni “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaranNya tetap untuk selama-lamanya”. Pelayanan diakonia adalah pelayanan yang tidak dapat dipisahkan dengan hidup persekutuan Kristen, baik dari dahulu, sekarang maupun pada masa yang akan datang.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit, dan menabur banyak akan menuai banyak” kata-kata ini tidak sulit untuk dimengerti oleh setiap orang. Istilah dalam dunia pertanian ini mengandung nilai filosofis yang amat tinggi maknanya dalam hal berdiakonia bagi orang-orang Kristen. Inilah kalimat yang digunakan oleh rasul Paulus untuk mengingatkan orang-orang percaya dalam perihal memberi diakonia dengan maksud agar orang-orang percaya menyadari bahwa apa yang mereka perbuat akan menentukan apa yang akan mereka terima. Allah penyedia  benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih dan makanan bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Hal ini dengan jelas diutarakan Paulus kepada jemaat Tuhan di Korintus dengan maksud agar mereka menyadari sepenuhnya bahwa berdiakonia menjadi hal yang wajib mereka lakukan sebagai orang yang percaya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Seperti yang dikatakan tadi, kita harus menyadari bahwa persekutuan Kristen mula-mula adalah persekutuan yang dibalut dalam kasih, dan peribadatan mereka adalah peribadatan diakonis. Ibadah diakonis adalah ibadah yang di dalamnya terdapat pewujudan kasih nyata bagi orang-orang yang memerlukan, juga dengan pekerjaan Tuhan. Jika umat Tuhan di Korintus diajak oleh Paulus untuk berdiakonia, pada dasarnya hal itu terjadi karena memang demikianlah seharusnya hidup orang-orang Kristen sebagai orang-orang yang telah lebih dahulu dikasihi oleh Tuhan Yesus. Ibadah diakonis, seharusnya menjadi ciri dari ibadah yang dilaksanakan oleh orang-orang percaya. Sangat disayangkan apabila pada gereja-gereja kita masa kita terdapat gereja yang tak lagi memelihara ibadahnya dengan gerakan diakonis. Janganlah kiranya, gereja Tuhan masa kini dijadikan bagaikan koperasi yang memiliki semboyan “dari kita, untuk kita, dan oleh kita”, tetapi gereja adalah milik Tuhan, yang di dalamnya semboyan, dari Tuhan, untuk Tuhan dan oleh Tuhan, tetap dipelihara. Berdiakonia dengan sukarela adalah kewajiban bagi setiap orang percaya. Ingatlah bahwa kita diberkati oleh Tuhan dengan maksud agar kita juga menjadi saluran berkat bagi orang lain. Barangsiapa yang memberi dengan sukarela, tanpa paksaan, maka Allah akan mengasihinya. Ingatlah saudara-saudara, bahwa tidak ada kasih tanpa memberi, itu berarti adalah sesuatu yang tidak benar, jika seseorang mengaku memiliki kasih, tetapi tidak mau memberi. Pada hakekatnya tujuan dari pemberian kasih bukan saja hendak mencukupkan keperluan orang-orang kudus, tetapi menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. Karena itu saudara-saudara sekalian, marilah selalu mempertahankan dan membaharui persekutuan kita agar menjadi persekutuan yang tidak hanya diberkati, tetapi menjadi persekutuan yang menjadi saluran berkat bagi pekerjaan Tuhan dan bagi orang lain yang membutuhkan. Tuhan memberkati. A M I N .                                                                           BPS

















Bacaan Alkitab Ayub 2: 1- 10
Menerima Yang Tuhan Berikan
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Kisah hidup Ayub bukan lagi kisah yang asing bagi kita sekalian. Kisah ini sering menjadi bahan perenungan bagi mereka yang ditimpa dukacita maupun pergumulan hidup yang menyesakkan. Memang, jika kita membaca kalimat pembuka dalam perikop saat ini, akan muncul pertanyaan yang sulit dicerna oleh akal atau pikiran kita. Jika ayat-ayat pendahuluan disimpulkan maka ternyata iblis masuk sorga dan berkomunikasi dengan Tuhan. Sehingga akan terbesit di pikiran kita bahwa ternyata iblispun juga dipakai Tuhan untuk menguji keteguhan iman orang-orang yang percaya kepadaNya. Tetapi saudara-saudara, pada perenungan kita saat ini, kita tidak hendak membahas kajian teologis tentang hal tersebut, saya mengajak kita sekalian mengarahkan perhatian kita untuk merenungkan kisah hidup yang dialami oleh Ayub seorang suami, ayah dan orang saleh yang bergaul akrab dengan Tuhan Allah. Setelah memperoleh izin dari Tuhan Allah, iblispun akhirnya memporak-porandakan hidup Ayub. Dimulai dengan habisnya harta kekayaannya, Ayub juga kehilangan anak-anaknya. Bahkan dalam kisah selanjutnya Ayubpun harus mengalami penderitaan pahit, karena penyakit yang dideritanya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus,  
            Harus diakui bahwa Ayub adalah sosok orang yang sangat penyabar dan ketekunan imannya kepada Tuhan tak terganggu gugat. Ketika harta miliknya lenyap dan anak-anaknya tewas, ia tetap menunjukkan dirinya sebagai orang yang beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan, ia berkata:”dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang jugaaku akan kembali ke dalamnya, Tuhan yang memberi, Tuhan pula yang mengambil, Terpujilah Tuhan”.  ini merupakan pengakuan iman yang luar biasa teguhnya. Tetapi kemudian, dalam perikop bacaan kita saat ini, isteri Ayub disinggung, tentang responnya dalam menerima apa yang dihadapi Ayub suaminya. Isteri Ayub ternyata tidak mampu bertahan sebagaimana ketekunan suaminya. Isteri Ayub malah menantang suaminya tentang kesalehannya dan malah menghimbau suaminya untuk mengutuki Allah. Sebuah sikap yang memilukan bagi seorang Ayub. Sebagai seorang seorang suami, seharusnya Ayub mendapat penguatan dari isterinya, tetapi ini malah sebaliknya. Akan tetapi Ayub kesalehan tidak goyah, ia malah menegor isterinya dengan tegas dan mengatakan isterinya seperti perempuan gila saja, sembari berkata bahwa yang baik dan yang buruk harus diterima jika itu pemberian Tuhan.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,  
            Sekarang ini adalah istilah yang trend di kalangan suami-suami, yakni “Isti” (ikatan suami takut isteri). Bahkan di acara sebuah televisi, tayangan tentang film suami-suami takut istri mendapat rating yang tinggi, alias banyak penonton yang menyukainya. Walaupun istilah tadi trend, tetapi Ayub bukan seorang suami yang takut istri. Suami yang takut isteri harusnya takut jika ia memang melakukan kesalahan. Karena dalam keluarga Kristen tidak ada bos dan bawahan antara suami dan isteri. Suami isteri adalah satu kesatuan yang dipersatukan Tuhan untuk bekerja bersama membangun keluarga sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan. Sikap Ayub terhadap isterinya merupakan sikap yang sangat pantas dipuji dan diteladani. Seorang suami seharusnya mampu dengan tegas mengingatkan isteri terutama dalam hal penerimaan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup keluarga. Kisah Ayub menjadi kisah penting bagi suami-suami Kristen masa kini. Meneladani kesalehannya, meneladani kesabarannya dan meneladani ketekunan imannya dan juga meneladani keterbukaannya dalam menerima apapun yang Tuhan berlakukan dalam hidupnya. Sebagai suami-suami, mari kita belajar dari Ayub, kita bukan menjadi suami yang takut isteri dalam arti yang negatif, kita harus tegas seperti Ayub yang tegas berkata kepada isterinya. Suami dan isteri harus bersatu di dalam iman dan pengharapan dan juga di dalam kasih. Suami sebagai kepala rumah tangga adalah juga teladan bagi isteri dan anak-anaknya, yang harus bersedia menerima apapun pemberian Allah. A M I N                                          BPS

















Bacaan Alkitab Mazmur 121: 1- 8
Tuhanlah Yang Menjaga
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Mazmur ziarah yang menjadi perenungan kita saat ini, biasanya dinyanyikan oleh umat Israel ketika mereka sedang dalam perjalanan. Mazmur ini pada dasarnya bertujuan memberi penguatan bagi iman umat Israel tatkala mereka sedang berjuang melewati proses perjalanan hidup. Selain mengingatkan umat Israel untuk tetap setia kepada Allah, Mazmur ini juga dimaksudkan agar umat Israel tetap menjadikan Tuhan Allah sebagai satu-satunya juruselamat dalam hidup mereka. Dengan menyanyikan Mazmur ini, maka umat Israel akan terus disadarkan bahwasannya Tuhan Allah tetap setia menyertai mereka. Tuhanlah satu-satunya penolong bagi mereka di mana dan dalam keadaan apapun juga. Setiap saat Tuhan Allah ada beserta mereka, hal itu dinyatakan dengan kalimat, “Penjagamu tidak pernah terlelap atau tertidur…”. Proses perjalanan hidup umat Israel sunggguh sangat menuntut kesetiaan yang besar, karena proses hidup itu selalu diwarnai dengan berbagai tantangan yang berat, baik menyangkut iman mereka maupun dalam hidup keseharian mereka. Tetapi dalam semua itu Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Dalam nyanyian ziarah ini tersirat dengan jelas, bagaimana umat Israel mengaku bahwa pertolongan mereka ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Tuhan pencipta langit dan bumi menunjuk pada Tuhan yang benar, yang juga menjadi penolong bagi mereka dan sekaligus yang menjaga umatNya, yang senantiasa setia menjaga umatNya. Penjagaan Tuhan atas umatNya akan mengatasi semua marah bahaya, matahari dan bulan tidak akan menyakiti umatNya. Ini hendak membuktikan bahwa kuasa Tuhan mampu melepaskan umatNya dari setiap marah bahaya dan sebesar apapun bahaya tersebut. Karya Tuhan sebagai penjaga umatNya, menjadi jaminan bagi setiap orang yang percaya untuk lepas dari setiap kecelakaan. Nyawa setiap orang yang percaya senantiasa terjaga oleh Tuhan Allah sebagai wujud kasih setiaNya pada setiap orang yang setia dan taat kepadaNya.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus,
            Hidup di dunia ini adalah sebuah ziarah panjang, kita adalah para musafir yang menapaki perjalanan hidup, berjuang untuk tiba pada tujuan hidup yang sebenarnya sebagaimana yang ditentukan oleh Tuhan Allah. Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup ini tidaklah mudah, sehingga hidup adalah perjuangan. Ini hendak menjelaskan bahwa hidup ini penuh dengan warna, di mana di dalamnya peristiwa selalu silih berganti. Adakalanya diperhadapkan dengan pergumulan, tantangan, dukacita, tetapi juga dengan kesukacitaan, pengharapan dan kegembiraan. Semua peristiwa hidup ini seakan telah menjadi hal yang tidak bisa diubah oleh manusia. Sangat disayangkan, bahwa ternyata dikala manusia diperhadapkan pada beratnya persoalan dalam hidup, tak jarang dari mereka yang mencari jalan keluar dengan berpengharapan pada diri sendiri maupun pada kuasa-kuasa lain dan bukan pada Tuhan. Bahkan mungkin saja umat Tuhan ada yang terlibat di dalamnya. Mazmur ziarah yang menjadi bahan perenungan kita saat ini, sangat penting kita renungkan dengan seksama agar iman kita diteguhkan bahwasannya Tuhan itu adalah penjaga kita umatNya. Tuhanlah penjaga, Tuhanlah naungan hidup kita. Jadi, tidak ada alasan untuk menduakan Tuhan dalam hidup ini, sebab Dia berkuasa melepaskan kita dari kecelakaan dan Dialah yang menjaga nyawa kita. Untuk itu, bagi kita umat Tuhan, diingatkan bahwa pertolongan kita hanyalah dari Tuhan semata, tidak ada sumber pertolongan lain selain dari Tuhan. seberat apapun tantangan hidup yang sedang dan akan kita hadapi, ingatlah bahwa ada Tuhan yang senantiasa setia menolong dan menjaga kita. Karena itulah hidup orang percaya adalah hidup yang penuh optimism atau hidup yang berpengharapan, sebab terpatri di dalam sanubarinya bahwa Tuhanlah yang menjaganya. Terpujilah Tuhan. A M I N .                       BPS

















Kolose 3: 12- 17
Kasih Adalah Pengikat Dan Penyempurna
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Karya penebusan Yesus Kristus lewat  kematian dan kebangkitanNya menjadi dasar bagi pembaharuan hidup orang-orang percaya. Karya kasih TuhanYesus tersebut menjadikan setiap orang percaya manjadi manusia baru. Manusia baru merupakan istilah yang dipakai oleh Paulus untuk menunjuk pada orang-orang percaya yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Menjadi manusia baru, itu berarti menjadi manusia yang telah dikuasai oleh kehendak Allah dan karena itu hidupnya adalah hidup yang tidak lagi dikuasai oleh keinginan duniawi. Paulus mengingatkan jemaat Tuhan di Kolose akan identitas mereka yang baru yakni, orang-orang yang telah dikuduskan dan dikasihi Tuhan, atau sebagai manusia baru oleh Tuhan. Identitas yang baru tersebut menjadi identitas yang harus disertai dengan tanda atau bukti melalui kehidupan nyata setiap hari. Itulah yang melatarbelakangi nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat Tuhan di Kolose. Sebagai manusia baru, bagi Paulus tidak lagi dikuasai oleh keinginan duniawi, seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala. Inilah yang harus dilenyapkan dari hidup manusia yang telah dikuduskan oleh Tuhan.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
            Menurut Paulus, sebagai orang-orang yang telah dikuduskan dan dikasihi oleh Tuhan, orang percaya haruslah mengenakan belaskasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sikap hidup seperti ini merupakan ciri dari orang-orang yang telah dikuduskan oleh Tuhan Allah, dan karena itu, Paulus menasihati jemaat di Kolose agar hal ini mereka lakukan sehingga akan menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya. Nasihat Rasul Paulus ini amatlah lengkap sebagai pedoman praktis hidup orang percaya, baik sebagai pribadi maupun sebagai satu persekutuan di dalam Tuhan. di atas semua yang disampaikan Paulus, dia  menyimpulkan bahwa Kasih menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kesimpulan dari semua tindakan yang mencerminkan kekudusan orang-orang percaya adalah ketika kasih diwujudnyatakan dalam tindakan nyata. Kasih, sebagaimana inti dari ajaran Kristus juga menjadi pusat dari nasihat Paulus. Sebab kasih menyempurnakan segala sesuatu.
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,     
            Kita adalah juga bahagian dari karya pengudusan Tuhan Yesus, sehingga kita ada dalam persekutuan saat ini. Itu berarti, sebagai orang-orang yang telah dikuduskan dan dikasihi Tuhan Yesus, kita juga adalah manusia baru di dalam Tuhan. Kita sekarang memiliki identitas yang baru dan dibaharui oleh Tuhan Yesus, yang hidup oleh karena kasih Kristus. Karena itu, nasehat Paulus kepada jemaat Tuhan di Kolose adalah juga nasehat bagi semua orang percaya di segala tempat dan di sepanjang segala abad. Bahwasannya wajib hukumnya, bagi setiap orang percaya untuk senantiasa mengenakan belaskasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran dalam kehidupannya. Mengenakan belaskasihan berarti dengan penuh ketulusan hati memiliki sikap menolong dan melayani mereka yang membutuhkan pertolongan, kelemahlembutan dan kesabaran adalah sikap hidup yang penuh dengan kasih sayang, kebijaksanaan tidak dikuasai amarah dan tidak bertindak kasar menyakiti sesamanya. Sebagai orang percaya, kita juga harus menjadikan kasih sebagai pondasi hidup dalam segala tindakan yang kita lakukan. Jika kasih telah dijadikan sebagai pondasi dari setiap sikap hidup, maka persatuan akan terikat kokoh dalam kehidupan kita sebagai persekutuan hidup orang percaya. Kasih yang mendasari hidup rumah tangga niscaya akan mengikat rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang kuat, demikianlah juga dalam persekutuan kita ini. Ingat saudara-saudara, Kasih adalah pengikat dan penyempurna dalam hidup kita. Terpujilah Kristus yang mengasihi kita. A M I N                                                                                                                              BPS  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar