Bacaan
Alkitab: Keluaran 18: 1- 12
Tema:
Menjadi Saksi Tuhan Di Dalam Keluarga Dan Masyarakat
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Musa merupakan salah seorang tokoh
yang sentral dalam kehidupan umat Israel, yakni seorang yang sangat memiliki
andil yang luar biasa dalam peristiwa/sejarah perjalanan umat Israel ketika
keluar dari tanah perbudakan, dari Mesir. Musa-lah orang pertama yang diutus
oleh Tuhan Allah sebagai pemimpin umat Israel dengan pembentukan yang unik jika
disimak dari kisah hidupnya mulai dari bayi hingga dewasa. Dalam proses
pengutusannya, semula Musa harus melarikan diri karena terancam akan dihukum
ketika membela teman sebangsanya, yakni seorang Ibrani. Pada saat pelarian
inilah Musa mendapatkan jodohnya. Memang menjadi pertanyaan, apakah Musa
menikah dua kali di Midian ataukah Rehuel (baca Kel. 2:218- 22) itu adalah
Yitro (orang yang sama)? Para penafsir setuju bahwa kedua nama tersebut adalah
orang yang sama.
Ketika Musa dan Bangsa Israel berada
di padang gurun, Yitro bersama putrinya Zipora dan kedua cucunya, yakni Gersom
dan Eliezer mengunjungi Musa karena telah mendengar apa yang telah terjadi dan
mereka alami dari Allah dalam perjalanan umat Israel tersebut. Perjumpaan itu
berlangsung dengan penuh haru, dan dalam suasana sukacita. Walaupun pertemuan
ini bersifat kekeluargaan, akan tetapi pemberitaan tentang kasih Allah menjadi
dasar dan mewarnainya, bukan sekedar reuni keluarga sebagaimana yang lazim kita
lakukan. Kisah Musa kali ini hendak kita soroti dalam rangka kesaksiannya
kepada mertuanya yaitu Yitro tentang Allah yang menuntun, membimbing dia
bersama umat Israel keluar dari Mesir dan bagaimana Tuhan Allah memperlakukan
bangsa Mesir yang menghalangi kebebasan mereka. Demikian juga tentang semua
peristiwa hidup yang dialami umat Israel yang senang maupun susah di dalam
perjalanan mereka. Peristiwa keluaran umat Israel dari Mesir merupakan sejarah
yang sangat berharga bagi mereka, sejarah ini terus menerus dipelihara secara
turun temurun dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keberagamaan mereka.
Itulah yang diperbuat oleh Musa kepada Yitro mertuanya yang datang
mengunjunginya di padang gurun.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan kita sehari-hari,
acara reuni keluarga, atau berkumpulnya menantu dan mertua serta anak-anak
adalah acara yang lazim dan sering kita lakukan. Sebagai bapak-bapak, kita
pasti pernah atau bahkan sering melakukannya. Kita berkumpul dengan mertua,
dengan sanak saudara dalam acara khusus keluarga. Hal itulah yang sedang
dialami oleh Musa di padang gurun ketika mereka masih tinggal di tenda-tendah
atau kemah. Namun apa beda acara reuni keluarga yang dilakukan Musa dengan
reuni keluarga yang sering kita lakukan? Kita harus jujur, bahwa dalam acara
reuni keluarga yang kita lakukan, tak jarang reuni tersebut berlangsung dalam
sukaria hingga melupakan sebuah acara yang mendasar sebagai orang percaya,
yakni memberitakan kasih dan kuasa Allah. Acara keluarga tersebut terkadang
terkesan sekuler atau tidak memiliki unsur rohani, apakah hal itu karena lupa
atau karena terlena dengan suasana sukacita sehingga melupakan Tuhan Allah dan
karyaNya dalam kehidupan kita. Dalam pembacaan Alkitab saat ini, melalui kisah
reuni Musa dan mertuanya, kita sebagai bapak-bapak yang tentunya memiliki
mertua atau keluarga lainnya diingatkan, bahwa ternyata sebagai orang percaya,
kita tidak bisa melupakan apa yang dilakukan oleh Tuhan Allah dalam perjalanan
hidup kita. Musa bukan hanya nabi atas bangsa Israel yang dipimpinnya di mana
ia biasa menyampaikan Firman Tuhan, namun atas mertuanya dan isteri serta
anak-anaknya ia tetap melakukan tugasnya sebagai nabi, ia tetap konsisten
memberitakan apa yang dilakukan Tuhan Allah dalam perjalanannya dan perjalanan
bangsa yang dipimpinnya. Musa yang adalah nabi adalah juga kepala keluarga yang
memiliki isteri, anak-anak dan mertua tidak melupakan hal yang paling penting
yang harus ia sampaikan kepada keluarganya, yakni kuasa dan kasih Allah.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam reuni keluarga Musa, dikala mertua, isteri dan
anak-anaknya datang mengunjunginya di padang gurun, bagi kita sekalian, ada dua
hal yang patut dicontoh, yakni, yang pertama: seperti yang dilakukan Musa, di
mana ia tetap menghormati mertuanya (ay. 7), maka kita juga harus menghormati
mertua maupun sanak saudara dan orangtua kita. Yang kedua dapat kita lihat
bahwa dalam acara reuni keluarga sekalipun, pemberitaan akan karya dan kasih
Tuhan Allah haruslah tetap kita ingat dan lakukan sebagaimana yang dilakukan
Musa. Pemberitaan tentang Tuhan Allah sudah seharusnyalah menjadi hal yang
wajib kita lakukan, sebab dalam rumah tangga, kita adalah pemberita-pemberita
Injil yakni saksi atas segala perbuatan Tuhan Allah. Pertanyaannya, bagi kita
bapak-bapak sekarang, sudah seberapa seringkah kita memberitakan kuasa dan
kasih Allah kepada mertua kita? Sudahkah kita bersaksi kepada isteri, anak-anak
dan mertua kita ataupun sanak keluarga kita? Pertanyaan ini menantang kita sekalian sebagai kepala rumah
tangga, sebagai nabi dalam keluarga untuk tetap konsisten memberitakan kuasa
dan kasih Allah dan kesetiaanNya kepada semua orang di dalam keluarga kita
sendiri dan kepada semua orang. Tuhan menolong kita sekalian.AMIN.
Bacaan Alkitab: Keluaran 22: 21- 27
Tema: Mengasihi Sesama, Sebab Allah
Adalah Pengasih
Saudara-saudara
Bapak-bapak, Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan keberagamaan Umat Israel sebenarnya
terdapat begitu banyak peraturan-peraturan, yang boleh dikatan sebagai turunan
dari 10 hukum Tuhan/Dasa Titah. Jika disimak dengan seksama,
peraturan-peraturan tersebut bagaikan kitab perundang-undangan yang mengikat
setiap umat, bisa dibandingkan dengan undang-undang di negeri kita ini.
Peraturan-peraturan yang terdapat dalam kehidupan beragama umat Israel
tersebut, bukanlah peraturan biasa yang hanya berlaku dilingkungan beragama
saja, melainkan juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari, sebab antara
kehidupan beragama dengan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan umat Israel
tidaklah dapat dipisahkan. Mereka bukanlah Negara sekuler, di mana antara
kehidupan sehari-hari dipisahkan dengan kehidupan beriman atau beragama. Segala
peraturan keagamaan Israel adalah juga peraturan dalam kemasyarakatan yang
harus dituruti. Di antara sekian banyak peraturan keagamaan umat Israel
tersebut, peraturan tentang orang-orang miskin atau yang hidupnya berkekurangan
juga menjadi peraturan yang tak kalah pentingnya dengan peraturan-peraturan
lainnya.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak, Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Penindasan terhadap orang-orang
miskin dan yang menderita, adalah salah satu perbuatan yang sangat keji bagi
Tuhan Allah. Dengan kata lain, Tuhan Allah sangat menentang perbuatan keji yang
menindas sesama, memperkosa keadilan atas sesamanya manusia bahkan juga memeras
mereka yang miskin dengan cara meminta bunga atas pinjaman yang diberikan
kepada mereka yang berkekurangan. Itulah sebabnya, Tuhan Allah dengan keras
mengancam setiap orang yang menindas, menekan orang asing, janda dan anak yatim
piatu dengan hukuman yang berat yakni akan menghukum mereka dengan murkaNya
bahkan sampai menghukum mereka dengan hukuman mati (ay. 24). Begitu beratnya
ancaman hukuman Tuhan Allah tersebut, membuktikan kepada kita sekalian
bahwasannya Tuhan Allah benar-benar sangat mengasihi mereka yang menjadi orang
asing di suatu negeri, mereka yang miskin atau berkekurangan. Bahkan tidaklah
salah jika kita mengatakan bahwa penindasan terhadap orang miskin adalah
penghinaan terhadap Allah. Di mata Tuhan, orang asing, orang miskin sangatlah
berharga. Mereka adalah juga bagian dari karya Allah untuk menunjukkan kepada
dunia ini bahwasanya Tuhan Allah adalah pengasih (ay.27b).
Saudara-saudara,
Para Kepala Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Peraturan keagamaan yang tertulis di
kitab Keluaran ini, adalah juga peraturan dalam kehidupan sehari-hari bagi kita
orang percaya. Kendatipun kita telah berada dan hidup di suatu zaman yang
dinamai sebagai zaman postmodern, di mana kehidupan orang-orang telah banyak
mengalami perobahan yang signifikan, karena perkembangan zaman yang sangat
pesat dan tak beraturan. Perobahan hidup tersebut ternyata juga merembes pada
pola hidup beriman orang-orang percaya.
Gaya hidup sekuler yakni, yang memisahkan dengan tajam antara kehidupan beriman
dengan kehidupan sehari-hari ternyata cenderung telah terjadi dalam hidup
orang-orang percaya. Hal tersebut terjadi karena hidup telah cenderung
materialistis, mendewakan materi, uang, harta dan lain-lain, sehingga tak
jarang orang-orang yang demikian menghalalkan segala cara untuk memperoleh
materi/kekayaan sekalipun hal tersebut telah membuat sesamanya semakin
menderita. Sekali lagi, apa yang kita renungkan saat ini, adalah merupakan
peraturan yang disampaikan Tuhan Allah sebagai peraturan yang wajib dipatuhi
oleh setiap orang yang menyebut dirinya umat Tuhan.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Memang kita tidak dapat memungkiri,
bahwa pada zaman sekarang ini kebutuhan hidup semakin besar, kita dituntut
untuk memenuhinya supaya keluarga kita masing-masing hidup berkecukupan. Namun
satu hal yang harus kita ingat dan camkan baik-baik, bahwa sebagai orang
beriman, yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita diikat oleh peraturan
yakni, bahwa kita diwajibkan mengasihi sesama kita, terutama mereka yang
menjadi orang asing, orang-orang miskin. Satu alasan Allah yang tidak dapat
kita bantah, yakni bahwa Dia adalah pengasih. Kita diwajibkan mengasihi sesama
kita, mengasihi mereka yang miskin atau hidup berkekurangan dan tidak
sekali-kali menindas mereka. Ingatlah saudara-saudara, bahwa jika benar kita
beribadah kepada Tuhan Allah, maka kita wajib mengasihi sebab Tuhan Allah telah
lebih dahulu mengasihi kita. Janganlah kiranya kita termasuk kaum penindas atas
mereka yang miskin dan melarat, tetapi marilah kita menjadi orang-orang yang
pengasih sebab Tuhan Allah kita adalah Pengasih. Kita wujudkan kasih dengan
perbuatan, dengan mengingat “Tidak ada
Kasih Tanpa Memberi”. Terpujilah Tuhan. Amin
Bacaan Alkitab: Ulangan 10: 12- 22
Tema: Taat Dan Bersyukur
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pengalaman hidup umat Israel selama
berada di tanah pebudakan, yakni di Mesir selalu menjadi pengalaman hidup
sepanjang masa. Bahkan Tuhan Allah melalui FirmanNya dengan berulang kali
mengingatkan peristiwa tersebut dengan maksud agar umat itu tidak sampai lupa
diri terlebih lupa Tuhannya yang telah membebaskan mereka. Dalam perikop
Alkitab saat inipun, Allah juga mengingatkan umat Israel agar mereka jangan
sampai lupa diri yang pernah sebagai orang asing di Mesir, dan oleh karena itu
mereka dilarang berbuat semena-mena kepada orang asing yang ada di antara
mereka. Tuhan Allah dengan setia mengingatkan umat Israel untuk tetap setia
beriman dan menjadikan sejarah perjalanan hidup mereka dan sejarah hidup nenek
moyang mereka sebagai pengingat bahwasannya Tuhan Allah telah setia menuntun,
membimbing perjalanan tersebut dengan kasih yang sangat luar biasa. Sejarah
atau peristiwa masa lalu umat Israel telah menjadi bukti kasih Allah bagi umat
Israel. Jika hanya dengan 70 orang mereka pergi ke Mesir, tetapi ketika mereka
keluar dari sana dengan jumlah yang sangat banyak, itu adalah karena Tuhan
Allah tetap setia memelihara hidup mereka. Karena itu, adalah sangat wajar jika
Tuhan Allah selalu menjadikan sejarah umat Israel sebagai pelajaran hidup bagi
umatNya tersebut.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Melihat sejarah perjalanan hidup
umat Israel, di mana Tuhan Allah sebagai Tuhan di atas segala tuhan, Allah yang
maha besar yang telah menunjukkan karya kasihNya kepada nenek moyang mereka dan
juga atas mereka menuntut ketaatan dan kesetiaan untuk senantiasa takut akan
Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa. Apa
yang diminta Tuhan dari umat Israel tersebut semata-mata adalah untuk kepentingan
umat tersebut, yakni agar keadaan hidup mereka menjadi baik. Takut akan Tuhan
dan taat beribadah kepadaNya menjadi dasar hidup bagi setiap orang percaya.
Dengan dasar tersebut, maka setiap orang akan tetap hidup di hadapan Tuhan
Allah. Semua yang telah dilakukan oleh Tuhan Allah atas umat Israel tersebut
seyogianyalah mendapat tempat di dalam hidup mereka yang terwujud dalam bentuk
ucapan syukur yakni dengan tetap setia dan taat beribadah kepada Allah dengan
segenap hati dan jiwa mereka. Inilah sebenarnya yang diinginkan Tuhan dari umat
itu.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Kita
semua pastilah memiliki sejarah hidup, memiliki pengalaman hidup pada masa
silam. Di setiap perjalanan hidup tersebut kita mengalami banyak hal dan
peristiwa, baik itu susah maupun suka. Namun yang pasti hingga saat ini, ketika
Firman Tuhan ini diberitakan kepada kita, kita masih merasakan kehidupan yang
notabene adalah milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita. Kita patut merenungkan
seluruh proses hidup yang telah kita lalui, dan menyimak peristiwa demi
peristiwa dengan seksama dengan maksud agar kita mengingat semua karya kasih
Allah yang telah kita alami di dalamnya. Dikala kita masih menikmati hidup
hingga saat ini, itu berarti Tuhan Allah masih tetap menunjukkan kasih setiaNya
kepada kita. Jika di masa silam kita pernah diperhadapkan pada pergumulan yang
berat, baik itu karena kehidupan rumah tangga, kehidupan ekonomi dan karena
persoalan hidup lainnya, saat itu mungkin kita hampir saja kehilangan
pengharapan, bahkan hampir-hampir putus asa karena sulitnya mencari solusi,
kini, di sini, saat ini, kita harus sadari bahwa kita masih ada sebagaimana
kita ada, itu semua harus diaminkan sebagai bukti bahwa Tuhan Allah tidak pernah
meninggalkan kita. Kita malah mengakui bahwa kitalah yang acapkali meninggalkan
Dia, baik lewat persekutuan ibadah seperti ini, baik lewat doa maupun lewat
kehidupan keseharian kita masing-masing. Sebagaimana Tuhan mengingatkan umat
Israel untuk tetap taat dan beribadah kepadaNya, maka kitapun juga haruslah
tetap taat kepada Allah, lewat peribadahan, lewat perbuatan kasih kepada sesama
kita dan juga lewat keberadaan kita sebagai kepala keluarga di tiap-tiap rumah
tangga. Kita juga harus bersyukur kepada Allah, sebab Dialah Tuhan yang telah
menuntun, membimbing kita dalam menapaki perjalanan hidup sejak dari masa silam
hingga saat ini. Kendatipun hari esok masih misteri bagi kita, namun satu hal
yang perlu kita ingat sebagai orang percaya yakni bahwa Tuhan Allah adalah
Allah yang setia menyertai umatNya, dan jikalau Tuhan ada di pihak kita,
siapakah musuh kita? Terpujilah Tuhan. AMIN.
Bacaan Alkitab: 1 Samuel 16: 1- 13
Tema: Jangan Hanya Melihat
Penampilan Luar
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Sebuah
pepatah mengatakan, “jangan menilai sebuah buku dari sampulnya saja”. Pepatah
ini hendak mengatakan supaya dalam menilai seseorang janganlah memakai
penampilan luar sebagai ukuran atau kesimpulan tentang diri seseorang tersebut.
Pepatah ini kelihatan sangat tepat dengan tema renungan kita saat ini, yakni
sebagai kesimpulan dari Firman Tuhan yang berkata: “Bukan yang dilihat manusia
yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN
melihat hati”. Kisah ini berawal dari pengutusan Tuhan kepada nabi Samuel untuk
pergi kepada keluarga Isai untuk mengurapi Daud menjadi Raja atas umat Israel
sebab Tuhan tidak lagi berkenan kepada Saul. Semula nabi Samuel enggan untuk
melakukan seperti apa yang diperintahkan Tuhan, yakni untuk mengurapi Daud anak
Isai menjadi Raja atas umat Israel. Keengganan tersebut beralasan, yakni bahwa
kalau sampai Saul mengetahui hal tersebut, maka nabi Samuel akan terancam untuk
dibunuh karena telah menghianati Saul. Akan tetapi dengan sebuah cara Samuel
akhirnya pergi ke rumah Isai dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan
kepadanya.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Dengan alasan melakukan upacara
mempersembahkan korban kepada Allah, Samuel yang disambut oleh tua-tua di kota
di mana Isai tinggal mengundang Isai dan
anak-anaknya untuk menguduskan diri mereka masing-masing. Pada saat itulah
Samuel melihat satu persatu anak-anak Isai. Dan ketika Eliab yang perawakannya
tinggi, dan parasnya elok lewat di depan Samuel, ia lantas mengira bahwa Eliab
inilah yang dimaksudkan Tuhan tersebut untuk diurapi menjadi raja. Pada saat
itulah Tuhan berfirman kepada Samuel: “…Bukan yang dilihat manusia yang dilihat
Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”.
Samuelpun sadar dan mengerti siapa yang akan dipilih Tuhan untuk diurapi
menjadi raja bagi umatNya. Dari anak pertama sampai anak Isai yang ketujuh
lewat di depan Samuel, namun tidak ada seorangpun yang dipilih Tuhan. Akhirnya,
dipanggillah anak Isai yang paling bungsu, yang semula tidak diperhitungkan
oleh mereka, yang pada saat acara itu berlangsung sementara berada di padang
menggembalakan kambing domba. Ternyata tak disangka dan tak diduga Daud inilah
yang dipilih oleh Tuhan Allah menjadi raja atas Israel umatNya. Kemudian
Samuelpun mengurapinya, dan sejak saat itu Roh Tuhan terus berkuasa atasnya.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Kisah
pengurapan Daud menjadi raja atas Israel dalam bacaan perikop Alkitab saat ini
sangatlah menarik untuk disimak. Kendatipun sebagian orang mengatakan bahwa
Tuhan berbohong dengan menyusun sebuah cara demi keselamatan Samuel, namun hal
tersebut tidaklah dapat dijadikan sebagai pembenaran diri untuk berbohong demi
kebaikan. Cara yang ditempuh Samuel yang diusulkan oleh Tuhan Allah pada
dasarnya menunjukkan bahwa pada dasarnya, setiap rencana dan keputusan Allah
termasuk dalam pemilihan seorang raja, tidak dapat dihalangi oleh apapun,
termasuk ancaman pembunuhan sekalipun sebagaimana yang ditakuti oleh nabi
Samuel.
Saudara-saudara,
kita kembali ke tema renungan kita saat ini, di mana di dalam hidup kita
sehari-hari penampilan seseorang seringkali merupakan ukuran bagi sesamanya
untuk mengukur siapa seseorang tersebut. Padahal, jujur harus diakui, bahwa
terutama pada zaman sekarang ini penampilan seseorang seringkali membuat orang
lain tertipu dan salah menilai tentang siapa sebenarnya orang tersebut.
Demikian juga dalam kehidupan orang percaya, tak jarang dari kita menilai
kehidupan beriman seseorang dari penampilannya semata. Tak jarang pula kita
menilai dan mengukur orang lain dari apa yang dilihat oleh mata kepala kita. Akibat
cara melihat tersebut, seringkali timbul
rasa sombong dalam diri seseorang yang pada akhirnya mengakibatkannya jatuh
pada penghakiman atas sesamanya manusia.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Puji Tuhan, Firman Tuhan saat ini
mengingatkan kita sekalian sebagai orang-orang percaya tentang bagaimana
seharusnya kita menilai sesama kita, yakni agar jangan sekali-kali menilai
terlebih menghakimi sesama kita hanya berdasarkan apa yang dilihat oleh mata
kepala kita alias penampilan luar seseorang. Tetapi baiklah kita belajar
langsung dari Allah yang tidak dengan serta merta menilai dan menghakimi
seseorang berdasarkan penglihatan mata kepala semata, melainkan kita juga
tentunya belajar mengenal, melihat sesama kita dengan melihat hati. Sebab dari
dalam hati seseoranglah akan kelihatan siapa seseorang itu sebenarnya. Ketika
kita mampu melihat orang lain dengan melihat hatinya, maka percayalah, tidak
akan ada lagi pandangan dan penilaian negatif yang tak beralasan atas sesama
kita. Dengan belajar melihat hati seseorang, maka kita akan dimampukan
mengasihi sesama kita dengan sepenuh hati dan ketulusan. Dengan belajar melihat
hati seseorang maka kita akan dapat berbicara dari hati ke hati sehingga
terhindar dari pertikaian yang merugikan kita bersama. Dengan belajar melihat
hati, maka kita pada akhirnya akan mampu melihat orang lain sesuai dengan
kehendak Allah. Tuhan Memampukan kita sekalian melakukan FirmanNya. AMIN
Bacaan
Alkitab: Yohanes 20: 24- 29
Tema:
Percaya Walaupun Tak Melihat
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan orang Kristen, sosok
Thomas yakni salah seorang dari murid Tuhan Yesus merupakan sosok yang tidak
asing. Thomas menjadi perhatian ketika merenungkan kembali peristiwa
kebangkitan Yesus. Kenapa Thomas menjadi salah satu perhatian? Hal itu
disebabkan sikapnya yang tidak mau percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit
kendatipun para sahabatnya yakni murid-murid yang lain telah menyaksikan
sendiri, melihat sendiri Yesus benar-benar bangkit dari kubur. Thomas tak mau
percaya, sebelum ia melihat sendiri bekas paku pada tangan Yesus dan
mencucukkan tangannya ke lambung Yesus. Karena sikap Thomas yang demikian
itulah, sehingga di kalangan orang-orang Kristen masa kini kita sering
mendengar julukan atas seseorang yang sulit percaya akan berita yang
disampaikan oleh orang lain kepadanya. Sikap maupun prinsip Thomas yang tidak
mau percaya sebelum membuktikan sendiri bahwa Yesus benar-benar hidup, ternyata
mendapat perhatian dari Tuhan Yesus sendiri. Sehingga ketika Thomas sedang
bersama-sama dengan murid-murid yang lain dalam sebuah rumah, Tuhan Yesus
datang menjumpai mereka dan menjawab tantangan Thomas.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sikap Thomas yang tidak mau percaya
bahwa Tuhan Yesus benar-benar telah bangkit sebelum melihat dan membuktikan
sendiri, dijawab oleh Tuhan Yesus, dengan menunjukkan bekas paku di tanganNya
dan menyuruh agar Thomas mencucukkan tangannya ke lambung Yesus. Pada saat
itulah Thomas menjadi percaya, dan berucap: “Ya Tuhanku dan Allahku!”. Kemudian
Yesus berkata, “berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Ketika
orang-orang Kristen ditanya tentang apakah sikap Thomas adalah sikap yang salah
dalam bentuk kepercayaan orang-orang Kristen? Jawabannya sulit. Akan tetapi
adapula orang yang berani menjawab bahwa sikap Thomas adalah sikap yang tidak
benar. Di pihak lain berkata bahwa sikap Thomas adalah manusiawi karena dia
hendak membuktikan secara nyata bahwa Tuhan Yesus benar-benar hidup seperti
berita yang didengarnya.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Terserah kita yang mendengar
renungan saat ini di pihak yang mana kita. Tetapi satu hal yang hendak
ditegaskan oleh kisah Alkitab saat ini kepada seluruh pembacanya, kepada kita
sekalian bahwa kebangkitan Tuhan Yesus telah benar-benar terjadi bukan hanya
dalam keyakinan beriman saja, tetapi juga secara logika di mana Thomas boleh
dikatakan yang mewakilinya. Jika Thomas mewakili kaum yang menjungjung tinggi logika,
maka kebangkitan Yesus Kristus telah dibuktikan kepada mereka melalui Thomas.
Memang benar, Yesus Kristus tidak memberi sikap yang jelas dan tegas tentang
sikap Thomas yang demikian itu. Apakah sikap Thomas benar atau salah. Akan
tetapi secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus mengharapkan
setiap orang yang mendengar berita tentang kematian dan kebangkitanNya untuk
percaya, dengan demikian mereka akan berbahagia. Kendatipun peristiwa
kebangkitan Yesus Kristus telah terjadi pada duaribuan tahun yang silam, namun
peristiwa tersebut tidaklah hanya kisah picisan biasa tanpa makna, ataupun kenangan
masa lalu yang telah usang ditelan masa. Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus
telah dan akan terus menjadi berita sukacita bagi setiap orang percaya di
sepanjang segala zaman dan di segala tempat. Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus
dan peristiwa ephifani (penampakan diri) Yesus kepada murid-muridNya dan kepada
banyak orang yang telah kita rayakan merupakan peristiwa penting yang mendasari
keberimanan kita. Karena itu kita hendaknya tidak bersikap seperti Thomas.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kendatipun zaman sekarang ini disebut
dengan zaman kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menjungjung
tinggi nilai-nilai logika, akan tetapi sebagai orang percaya, kita seharusnya
tetap konsisten menjadi golongan orang-orang yang tetap percaya kendatipun tak
melihat, sehingga kita menjadi orang yang berbahagia di dalam Tuhan Yesus.
Percaya akan kebangkitan Yesus Kristus, berarti kita telah menjadi orang-orang
percaya yang hidup, sebab kita percaya kepada Dia yang hidup yang telah
menaklukkan maut. Dia senantiasa hadir di tengah kehidupan kita dengan caraNya
sendiri dan dengan berbagai bentuk peristiwa hidup yang kita jalani. Dengan
percaya kepada Yesus yang bangkit, maka kita jugapun akan turut dibangkitkan.
Dengan percaya kepada Yesus yang bangkit walaupun kita tidak melihat, maka kita
adalah orang-orang yang diberkati oleh Tuhan. berbahagialah kamu, jika walaupun
tidak melihat namun kamu percaya kepada Tuhan Yesus yang bangkit. AMIN
Bacaan
Alkitab: Lukas 24: 36- 43
Yesus
Kristus Adalah Tuhan bukan Hantu
Saudara-saudara,
Para Kepala Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ternyata dalam lingkungan masyarakat
Yahudi, ada tradisi yang meyakini bahwa hantu itu ada. Tidak jauh berbeda
dengan tradisi kebanyakan masyarakat kita. Hantu digambarkan sebagai makhluk
yang tidak berwujud materi, yakni tidak berdaging dan tidak bertulang seperti
yang dijelaskan Tuhan Yesus kepada
murid-muridNya itu. Kita bukan bermaksud hendak membahas hantu yang seringkali
ditakuti oleh banyak orang termasuk oleh sebagian besar orang percaya,
melainkan kita hendak merenungkan kembali peristiwa bangkitnya Tuhan Yesus dari
kematian dan Dia benar-benar hidup dengan cara menampakkan diriNya kepada
murid-muridNya melalui kehadiranNya yang nyata. Berulang-ulang Yesus
menampakkan diri kepada murid-muridNya, namun ternyata masih saja ada
keragu-raguan di dalam diri murid-muridNya itu. Dalam perikop kali ini juga
dikisahkan bagaimana muri-murid itu masih ragu di dalam hati mereka.
Bapak-bapak,
saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Berawal dari hadirnya Tuhan Yesus
secara tiba-tiba di tengah-tengah murid-muridNya, Yesus menyapa mereka, “Salam
sejahtera bagi kamu”, murid-murid malah terkejutnya dan takut serta ragu-ragu
karena menyangka Yesus adalah hantu. Saat itulah Yesus membuktikan bahwa Dia
bukanlah hantu, melainkan Tuhan. Dengan menjelaskan tentang sosok hantu yang
berbeda dengan Tuhan, Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya, namun murid-murid
juga masih ragu, sehingga Yesus makan sepotong ikan goreng yang ada pada mereka.
Kemudian Yesuspun menjelaskan semuanya kepada murid-murid itu, hingga pikiran
mereka terbuka dan mereka mengerti. Dengan jelas, Tuhan Yesus membuktikan
dirinya hidup dan Dia bukanlah hantu yang keberadaannya tidak nyata.
Saudara-saudara,
Para Kepala Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Memang, kalau kita menyebut kata:
Tuhan dan hantu berulangkali, yakni “Tu..han..tu..han
tu..han..tu..han..tu..” jelas sangat
tipis bedanya. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang terutama
pada zaman sekarang ini yang tertipu oleh keadaan, sehingga yang seharusnya
mereka takut akan Tuhan tetapi pada kenyataannya mereka malah takut kepada
hantu. Yang seharusnya mereka menaruh pengharapannya kepada Tuhan, tetapi malah
mereka percaya kepada hantu. Pengalaman hidup murid-murid yang menyangka Tuhan
adalah hantu masih saja terjadi dalam pengalaman hidup beriman sebagian orang
percaya masa kini. Mereka sering dilanda keragu-raguan akan kehadiran Tuhan di
tengah kehidupan keluarga mereka terutama disaat mereka sedang menghadapi
pergumulan hidup. Mereka sering dihantui ketakutan dan keragu-raguan. Padalah
Tuhan Yesus yang hidup itu, yang telah bangkit dari kematian itu, telah
menyapa, “Salam sejahtera bagi kamu…”. Kita sering terlibat dalam pengalaman
hidup seperti ini, kita ragu, kita takut, dan tidak percaya bahwa Tuhan
benar-benar menyertai kita. Kita malah menyangka Tuhan itu tidak nyata, Tuhan
itu tidak benar-benar hadir dalam hidup kita.
Saudara-saudara,
Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini, yang mengkisahkan pengalaman hidup
murid-murid Yesus yang dilawat oleh Tuhan mengingatkan kita sekalian, bahwa
Tuhan Yesus bukanlah hantu, Tuhan Yesus yang kita puji dan sembah itu adalah
Tuhan yang hidup, yang benar-benar bangkit dari kematian dan kehadiranNya
selalu nyata dalam kehidupan setiap kita. Tuhan Yesus yang bangkit dan hidup
senantiasa berdiri di depan setiap pintu hati, Dia mengetok pintu dan barang
siapa yang mendengar dan membukakan pintu bagi Tuhan Yesus, niscaya orang
tersebut akan beroleh damai sejahtera. Karena itu, tidak ada alasan bagi
siapapun di antara kita untuk ragu lagi, Yesus Kristus adalah Tuhan, bukan
hantu. Karena itu marilah kita terima damai sejahteraNya dengan percaya dan
menerima kehadiranNya dalam kehidupan kita setiap hari. Tuhan Yesus memberkati
kita sekalian. AMIN
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 1: 1- 5
Tema:
Sahabat Allah Menerima Berita Sukacita
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tidak banyak yang mengetahui bahwa
sebenarnya Kisah Para rasul adalah sebuah kitab atau buku sambungan dari buku
sebelumnya yang ditulis oleh orang yang sama yakni Lukas. Kisah Para Rasul
adalah buku kedua sambungan buku yang pertama yakni Injil Lukas. Kitab Kisah
Para Rasul ini sendiri merupakan buku yang berisi kesaksian mulai dari
peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus, hingga pada sejarah lahirnya gereja dan
pekabaran Injil. Arti nama “Teofilus” sendiri adalah “sahabat Allah”, itu
berarti Teofilus adalah seorang pembesar yang dihormati yang dengan seksama
mengikuti kisah yang terjadi di Yerusalem, yakni kisah tentang semua yang
terjadi dan dialami oleh Tuhan Yesus. Teofilus adalah orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus lewat pemberitaan Lukas melalui buku yang dikirimkannya kepada
Teofilus. Ia juga membaca dari buku Lukas semua perihal tentang Yesus dan apa
yang diajarkanNya.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sejak dari kebangkitanNya, selama 40
hari Yesus masih bersama-sama dengan murid-muridNya dan mengajar serta
mengarahkan mereka tentang apa yang harus mereka lakukan. Tuhan Yesus juga
masih sempat makan bersama dengan murid-muridNya dan memberi janji kepada
mereka akan babtisan dengan Roh Kudus. Teofilus mengetahui semua ini melalui
surat ini. Teofilus yang berarti sahabat Allah itu, menjadi alamat yang tepat
di mana Lukas memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus. Berita yang diketahui oleh
Teofilus melalui surat/buku yang dikirimkan oleh Lukas ini tentu adalah berita
sukacita baginya, bahwa ternyata Tuhan Yesus yang didengarnya sejak dari awal
melalui buku Lukas, adalah Tuhan Yesus yang tidak berakhir sampai pada kematian
saja, melainkan Tuhan Yesus itu bangkit dan mengalahkan maut, Dia hidup dan
selama 40 hari ia berulang kali menampakkan diriNya, kemudian Dia naik ke
Sorga, dan tidak sampai di situ, Ia juga menjajikan Roh Kudus pada
murid-muridNya supaya mereka memiliki kuasa. Semua berita ini pastilah membuat
seorang teofilus sangat bersuka cita, sebab ternyata kepercayaannya selama ini
akan Tuhan Yesus adalah kebenaran yang sesungguhnya.
Saudara-saudara,
Bapak-bapak dan Keluarga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di tengah persekutuan saat ini, kita
wajib mengaminkan, bahwa semua kita yang hadir dan mendengar Firman Tuhan ini
adalah sahabat Allah, kita adalah Teofilus yang telah mendengar tentang Tuhan
Yesus, sejak dari awal kelahiranNya, kematianNya, kebangkitanNya, dan
KenaikanNya serta seluruh karyaNya di dalam kehidupan umat manusia. Sebagai
sahabat Allah (Teofilus), kita sudah seharusnya bersukacita, karena berita
tentang Tuhan Yesus masih ditujukan kepada kita dan seharusnya pula kita tetap
percaya akan kebenaran berita ini, dan satu hal yang pasti ialah bahwa sebagai
sahabat Allah, kitalah orang yang telah mengalami menerima janji Tuhan Yesus
ini, yakni tentang Roh kudus. Di dalam kita Roh Kudus berdiam, sehingga hidup
kita harus diarahkan ke depan, ke dunia ini, bukan termangu menengadah ke
langit, sebab ke dalam dunia inilah kita di utus untuk menjadi saksi Kristus,
memberitakan kabar sukacita. Jika Teofilus telah menjadi alamat berita sukacita
yang disampaikan Lukas, maka kita sekalianpun juga alamat berita itu, oleh
karena itu kitalah sahabat-sahabat Allah yang harus terus memberitakan kabar
sukacita tentang Kristus Tuhan baik di tengah-tengah keluarga kita dan di
manapun kita berada. Roh Kudus telah bersama-sama dengan kita, karena itu tidak
perlu kita takut, tidak perlu bimbang dan ragu. Percayalah bahwa Roh Kudus yang
dijanjikan Tuhan Yesus itu akan memberi kita kuasa, sehingga kita mampu menjadi
saksinya di manapun dan kapanpun. Sahabat Allah yang mendengar dan percaya
serta konsisten memberitakan berita sukacita yakni Tuhan Yesus kepada segala makhluk
adalah sahabat yang bersukacita. Tuhan Yesus menolong dan memampukan kita. AMIN
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 2: 1- 13
Saudara-saudara, bapak-bapak dan
Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Setiap
tahun, selaku orang-orang Kristen, perayaan pentakosta selalu kita rayakan.
Tapi sayang, harus jujur kita akui, bahwa perayaan gerejawi yang satu ini, jauh
dari kemeriahan dan sambutan sebagaimana perayaan natal, paskah dan juga tahun
baru. Seringkali perayaan pentakosta berlalu begitu saja seakan-akan hanya
sebagai rutinitas tahunan saja. Sebenarnya, pentakosta dalam kehidupan
orang-orang Israel adalah sebuah perayaan yang sangat meriah dan sangat
dinanti-nantikan. Pentakosta dalam dunia perjanjian lama dipahami sebagai hari
kelima puluh atau hari raya tujuh minggu, yakni hari di mana mereka menuai
hasil tanaman mereka, sehingga hari itu juga disebut sebagai “hari raya menuai”
atau “hari buah bungaran”. Hari raya pentakosta tersebut diumumkan sebagai “hari
pertemuan kudus” yang diikuti berbagai macam bentuk persyaratan salah satunya
kekudusan bagi yang mengikutinya. Karena meriahnya perayaan inilah, maka
Yerusalem sangat dipenuhi oleh orang-orang dari segala penjuru bumi. Yang
kemudian ikut menyaksikan dan terlibat dalam peristiwa pentakosta (ketuangan
Roh Kudus). Dalam Perjanjian baru, atau lebih khusus lagi bagi orang-orang
Kristen, hari Pentakosta dipahami sebagai hari ketuangan Roh Kudus, yakni hari
kelimapuluh sejak kebangkitan Yesus Kristus. Hari pentakosta juga dipahami
sebagai hari lahirnya gereja. Sejarah gereja sendiri dimulai dari hari
pentakosta.
Saudara-saudara, bapak-bapak dan
Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Hari raya Pentakosta atau hari
ketuangan Roh Kudus sendiri, adalah sebuah hari yang sangat bermakna bagi
seluruh gereja Tuhan di muka bumi ini. Tanpa peristiwa pentakosta, maka gereja
tak’an pernah ada sebagaimana mestinya. Sebab lewat peristiwa inilah, gereja
memiliki Roh Kudus, yang menghidupkan, menuntun dan menguatkan, sehingga Injil
kerajaan Allah tersebar di muka bumi ini. Jadi adalah sangat keliru, jika
orang-orang Kristen memandang perayaan pentakosta sebagai perayaan biasa yang
kurang memiliki makna dibanding dengan perayaan gerejawi lainnya. Kedatangan
Roh Kudus, sangat berarti bagi kehidupan setiap orang percaya, Roh Kuduslah
yang mengajar dan mengingatkan setiap orang akan ajaran yang telah disampaikan
oleh Tuhan Yesus Kristus. Roh Kuduslah yang menuntun kita untuk mengenal lebih
dalam lagi tentang Tuhan Yesus dan segala
ajaranNya. Dalam peristiwa pentakosta jugalah apa yang dijanjikan Tuhan Yesus
menjadi kenyataan dalam hidup setiap orang percaya termasuk kita sekalian,
yakni bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Peristiwa Pentakosta yang diwarnai
dengan peristiwa yang luar biasa telah menjadi dasar bagi gereja untuk berkarya
bersama Tuhan. Berita tentang Tuhan Yesus, disampaikan dalam berbagai bahasa
sehingga kemudian Injil tersebar hingga ke mana-mana.
Saudara-saudara, bapak-bapak dan
Keluarga Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Merayakan Pentakosta tahun ini,
sebagai orang-orang percaya kita mesti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa Roh
Kudus dalam diri kita, maka kita adalah orang-orang percaya yang buta dan tak
berdaya. Kita tak akan dapat berbuat apa-apa jika Roh Kudus tidak ada di dalam
diri kita masing-masing. Tanpa Roh Kudus, kita tak akan bisa menjadi garam dan
terang dalam dunia di mana kita berada. Dan tanpa Roh Kudus, maka mustahillah
tugas panggilan kita dapat kita wujudkan dengan nyata. Karena itu, dikala kita
merayakan pentakosta, maka yang seharusnya kita lakukan adalah membuka seluruh
keberadaan diri kita untuk menerima Roh Kudus dan berupaya dengan semaksimal
mungkin untuk memberi diri kita menjadi kediaman Roh Kudus. Merayakan
pentakosta seperti yang kita lakukan dari tahun ke tahun mestinya perlu kita
jadikan sebagai moment untuk introspeksi diri, apakah hidup kita masih tetap
menjadi kediaman Roh Kudus? Apakah selama ini kita telah mampu dengan baik
menunaikan tugas dan panggilan kita sebagai orang Kristen? Ataukah kita hanya
menjalani hidup ini dengan hanya mengandalkan segala sesuatu yang kita miliki tanpa
menerima Roh Kudus?
Saudara-saudaraku,
dengan merayakan pentakosta dan merenungkan kembali peristiwa ini, maka marilah
kita sekalian, membuka diri kita untuk dibaharui oleh Tuhan lewat kuasa Roh
Kudus yang dikaruniakan kepada kita. Percayalah saudara-saudara, bahwa ketika
kita memberi diri menerima Roh Kudus dan memberi diri kita dibimbing olehNya,
maka tidak ada yang mustahil bagi kita. Kita akan terus dimampukan untuk
bersaksi bagi Tuhan, melayani dan bersekutu di dalam namaNya. Saat itulah nyata
bagi kita bahwa kita adalah orang-orang yang telah menang, yang diberi kuasa
sebagai anak-anak Allah. Selamat merayakan Pentakosta, Tuhan Yesus Memberkati
kita sekalian. AMIN.
Bacaan Alkitab. Lukas 11: 33- 36
Cara Pandang Menentukan Arah Hidup
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Istilah “terang” dan “kegelapan”
merupakan dua istilah yang tidak asing lagi bagi kita orang-orang Kristen.
Kedua kata ini memiliki arti yang bertentangan satu dengan yang lain. Jika “terang”
biasanya melambangkan situasi di mana kemuliaan Tuhan dinampakkan dan kehendak
Tuhan diwujudnyatakan, maka “kegelapan” bermakna sebaliknya. Kedua suasana ini
yakni Terang dan kegelapan hanya dapat dilihat dengan mata. Terang berfungsi
mengubah suasana yang gelap sehingga tidak ada lagi yang terselubung. Itulah
sebabnya jikalau dalam bacaan kita saat ini diberitahukan bahwa tidak
seorangpun yang menyalakan pelita dan meletakkannya di bawah kolong rumah atau
di bawah gantang, sebab jika hal itu yang terjadi, maka fungsi dari terang
tersebut tidak lagi sebagaimana mestinya. Terang yang benar sesungguhnya harus
bermakna bagi orang lain, bukan hanya bagi diri sendiri. Terang itu, sekali
lagi akan terlihat oleh mata yang pada akhirnya akan menuntun setiap orang
untuk tiba pada suasana di mana kegelapan tidak lagi menguasai hidupnya. Jadi
peran mata sangat penting dan menentukan arah langkah hidup kita dalam menuju
susana hidup yang terang, di mana damai sejahtera Allah terjadi.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Saya mengajak kita sekalian merenungkan tema sentral
dalam perikop ini, yakni; ayat 24 yang berkata: Matamu adalah pelita tubuhmu, jika matamu baik, maka teranglah seluruh
tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu”. Firman Tuhan ini
tidak boleh dipahami dengan sempit dan hanya dalam arti harfiah semata. Apa
yang dikatakan Yesus bukan hanya menyangkut tubuh dalam arti badan kita saja,
melainkan tubuh dalam hal ini harus dipahami sebagai eksistensi diri secara
keseluruhan. Kita ketahui bersama bahwa mata berfungsi untuk melihat, tetapi
bagi Yesus mata tidak hanya berfungsi untuk melihat, melainkan mata adalah juga
pelita tubuh. Itu berarti bahwa peran mata sangatlah penting, tetapi sekali
lagi seperti yang dikatakan tadi, bahwa Firman Tuhan ini tidak boleh dipahami
dan ditafsirkan dengan sempit. Untuk itu kita dapat menarik sebuah kesimpulan
bahwa mata dalam hal ini menggambarkan cara pandang kita atas segala sesuatu
dalam hidup yang kita jalani sesuai dengan peran dan tugas serta kewajiban kita
masing-masing. Itulah sebabnya, renungan ini diberi judul “cara pandang menentukan Arah Hidup”. Jika kita memandang sesuatu
dengan negatif, maka kemungkinan besar, kita sulit melihat sesuatu yang positif
dan indah di depan kita maupun di sekitar kita, sehingga kita menjadi orang
yang kehilangan pengharapan. Demikian juga halnya dengan kita sekalian, jika
kita sebagai bapak-bapak memiliki cara pandang yang salah atas tugas dan tanggung
jawab kita sebagai seorang ayah, suami, kepala rumah tangga dan juga sebagai
pengurus maupun anggota dalam persekutuan atau dalam profesi kita sehari-hari,
maka besar kemungkinan arah yang kita tuju akan menjadi gelap. Tetapi
sebaliknya, apabila cara pandang kita benar sesuai dengan kehendak Tuhan, maka niscaya sukacita dari Tuhan pasti menjadi
bahagian kita.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Cara pandang setiap orang pastilah
berbeda-beda tatkala melihat sesuatu dalam hidup ini. Peran dan tanggung jawab
seorang bapak, bisa saja dilihat dari berbagai sudut pandang, baik dia sebagai
seorang ayah, suami, seorang pribadi di tengah persekutuan, maupun seorang yang
mengemban tugas dan tanggungjawab di lingkungan di mana dia bekerja. Semua
sudut pandang tersebut merupakan hak individu yang tidak bisa diganggu gugat.
Kendatipun demikian, sebagai bapak-bapak yang percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus, apapun dan siapapun kita, cara pandang kita haruslah senantiasa
berdasarkan kehendak Allah. Jika cara pandang kita baik adanya dan sesuai
dengan kehendak Allah, maka pastilah terang akan menjadi bahagian kita.
Demikian pula sebaliknya, tatkala kita mempunyai cara pandang yang tidak benar,
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kegelapan akan menyelimuti arah hidup
kita. Jadi, sekali lagi, cara pandang kita dalam melihat diri kita dan tugas
serta tanggung jawab kita sangat menentukan arah hidup kita masing-masing.
Perjalanan hidup yang diwarnai terang hanya bisa diperoleh, ketika seseorang
memiliki cara pandang yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan atas hidupnya.
Pada saat itulah seseorang akan bersinar, dan seyogianyalah sinar itu terpancar
bagi hidup orang lain di sekitarnya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Matamu adalah pelita tubuhmu, artinya
bahwa, cara pandang kita tentang siapa kita sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab kita, akan menentukan ke mana arah hidup kita. Pastilah semua kita
mendambakan hidup yang terang di mana berkat Tuhan selalu nyata, maka oleh
karena itu, Firman Tuhan mengingatkan kita sekalian supaya kita memelihara cara
pandang yang benar dalam setiap hal yang kita lakukan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab kita. Kita akan menjadi terang, dan kita patut menerangi orang
lain, kita menjadi orang yang diberkati, karena itu kita juga hendaklah menjadi
saluran berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus Menolong kita. A M I N. BPS
Bacaan
Alkitab. Yesaya 43: 1- 7
KASIH
TUHAN TAK BERKESUDAHAN
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam
perjalanan hidup keberagamaan umat Israel, tergambar bahwasannya kesetiaan
mereka kepada Tuhan Allah sering berubah-ubah. Tuhan Allah tetap setia dengan
berbagai macam cara mengajar umatNya itu dengan
maksud agar mereka mengalami syalom Allah. Peristiwa pembuangan umat
Israel adalah salah satu cara Tuhan Allah untuk membentuk umat itu di dalam
hidup keimanan mereka kepada Tuhan Allah. Umat Israel mengalami begitu banyak
ujian dan penghukuman, tidaklah dimaksudkan untuk kebinasaan mereka, melainkan Allah
bermaksud yang indah, yakni agar umat itu menikmati damai sejahtera. Jika,
dalam perikop sebelumnya, disaksikan bahwa umat Israel dalam kebutaan dan
ketulian, menjadi korban penjarahan dan perampokan, kini yang terjadi adalah
sebaliknya, perhambaan Israel sudah berakhir dan kesalahannya telah diampuni.
Karena kasih Tuhan yang tidak terbatas, maka menjadi nyatalah bagi umat Tuhan
itu, bahwa tersedia janji yang sangat indah dari Tuhan bagi mereka.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa pembuangan umat Israel di
Babel, merupakan peristiwa yang menyedihkan terutama dalam perihal kehidupan
keberagamaan. Kendatipun mereka bisa hidup dengan sejahtera, tokh, mereka tetap
merupakan orang buangan yang merasakan hubungan yang jauh dari Tuhan. Namun,
sesuai dengan kesaksian Alkitab saat ini, Tuhan Allah memberi janji yang sangat
indah kepada umat itu agar mereka tidak perlu lagi untuk takut sebab Allah oleh karena kasih setiaNya yang
tidak berkesudahan kini menebus mereka dan memanggil mereka dengan nama yang
diperuntukkan bagi mereka. Janji, indah itu diteruskan dengan jaminan
keselamatan yang luar biasa. Sungai yang deras dan api yang menghanguskan,
merupakan contoh bencana yang mengancam hidup orang dan sekaligus mewakili
segala bahaya yang ditakuti orang. Tetapi tatkala umat Tuhan menyeberang
melalui air, Tuhan berjanji akan menyertai. Dan apabila mereka berjalan melalui
api, maka mereka tidak akan dihanguskan dan terbakar, sebab Tuhan Allah akan menjamin
keselamatan umatNya. Jika tadinya Tuhan Allah menghukum umat itu, kini Tuhan
Allah menjadi penyelamat bagi mereka. Selanjutnya, saudara-saudara, karena
begitu berharganya umat kepunyaan Tuhan itu di mata Tuhan, maka Tuhan Allah
membebaskan mereka, Tuhan Allah mengendalikan sejarah sedemikian rupa hingga
umatNya dimerdekakan. Tuhan menebus nyawa umatNya yang kehilangan hak hidup
oleh karena kesalahan-kesalahannya. Walaupun Firman hukuman yang dibawakan
nabi-nabi sebelum pembuangan dianggap sah, namun dalam kebebasanNya, Tuhan
membuka lagi suatu ruangan hidup bagi umatNya meskipun tidak ada jasa-jasanya.
Tebusan itu mahal, bangsa-bangsa serta negeri-negerinya diberikan Tuhan sebagai
ganti nyawa umatNya, yaitu Mesir, Etiopia dan Seba. Nyata, bahwa Kasih Tuhan
tak berkesudahan bagi umatNya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pengalaman iman umat Israel yang kita
renungkan saat ini, adalah sabda indah yang memberi kita pelajaran yang amat
berharga tentang bagaimana Tuhan memberi janji keselamatan bagi kita umatNya.
Kasih setia Tuhan tersebut, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, dulu, kini
dan nanti, kasih Tuhan itu tak pernah berkesudahan. Tuhan telah mengendalikan
sejarah hidup umat Israel ke sejarah indah penuh jaminan keselamatan, semata-mata
hanya karena Tuhan mengasihi mereka, dan mereka (umatNya) begitu berharga di
mata Tuhan. Penebusan dan jaminan keselamatan yang Tuhan lakukan dan sediakan
bagi umatNya adalah tanda dan bukti bagi semua orang percaya bahwa Tuhan Allah
sungguh setia, sabar dan penuh kasih karunia. Karena itu, sebagai orang-orang
kepunyaan Tuhan, kita sebagai bapak-bapak mestinya menyadari bahwa Allah di
dalam Yesus Kristus telah menebus kita. Janji penyertaan Tuhan dan karya
penebusanNya di kayu salib harusnya menjadi sebuah kekuatan iman bagi kita
dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini, menunaikan tugas dan panggilan
kita. Apa yang terjadi dan dialami umat Israel dari Allah seperti yang tersimak
dari perikop saat ini, mengingatkan kita semua untuk menghargai karya penebusan
Tuhan dan sekaligus mengingat bahwa Kasih Tuhan Tak berkesudahan bagi kita
umatNya, sehingga hiduplah dalam pengharapan, tetaplah optimis bahwa kita
adalah umat yang berharga di mata Tuhan. yakinlah, saudara-saudara sekalian,
bahwa Tuhan adalah setia dalam setiap janji yang di ucapkanNya. A M I N. BPS
Bacaan
Alkitab. Yesaya 48: 17- 19
Memperhatikan
Perintah Tuhan Kunci meraih Damai Sejahtera Dan Kebahagiaan
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai
orang yang beriman, haruslah terpatri di dalam hidup ini bahwasannya Tuhan
Allah-lah yang berkuasa atas hidup dan yang menentukan segala sesuatu yang kita
alami dan yang terjadi di dalamnya. Peran Tuhan Allah di dalam keseluruhan hidup
manusia adalah total adanya. Tuhan Allah bukan hanya sebagai pencipta, tetapi
juga penebus, pemelihara dan juga sebagai pengajar bagi ciptaanNya. Karya Allah
tidah berhenti hanya pada karya penebusan, melainkan karya it uterus berlanjut,
yakni mengajar dan menuntun umatNya. Peran
Allah sebagai pengajar, bukanlah hanya bertujuan agar umatNya mengetahui apa
yang tidak diketahuinya, sebagaimana hakikat belajar, yakni dari yang tidak
tahu menjadi tahu. Lebih dari itu, pengajaran yang Allah berikan kepada umatNya
bertujuan untuk memberitahukan apa yang berfaedah atau yang berguna bagi
kehidupan umatNya terutama dalam menuju hidup yang penuh dengan damai
sejahtera. Allah juga berperan menuntun perjalanan umatNya pada jalan yang
dikehendakiNya. Mengajar dan menuntun merupakan bagian dari peran Allah di
samping peran lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan hidup umatNya pada
rancangan damai sejahteraNya. Hal itulah yang diingatkan oleh Allah melalui
kesaksian kitab Yesaya saat ini.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai penebus, pengajar dan yang
menuntun hidup umatNya, Allah senantiasa menawarkan hidup indah penuh dengan
damai sejahtera kepada umatNya, dengan catatan bahwa umatNya harus mendengar
ajaran Tuhan dan menuruti perintah-perintahNya. Tuhan berkata:’sekiranya engkau
memperhatihan perintah-perintahKu,….” Kalimat ini bermakna bahwasannya Tuhan
menawarkan sesuatu yang sangat berfaedah bagi hidup umatNya. Apa yang
ditawarkan Tuhan jika umatNya memperhatikan perintah-perintahNya? Mari kita
simak bacaan alkitab ini, yang pertama;
Tuhan Allah akan membuat damai sejahtera seperti sungai yang tidak pernah
kering. Yang dimaksud dengan damai sejahtera di sini, bukanlah hanya dalam
perihal kehidupan ekonomi semata, tetapi juga suasana yang penuh dengan
sukacita dalam hidup secara keseluruhan. Damai sejahtera (syalom) bukan hanya
memiliki arti kedamaian dan kesejahteraan dalam ukuran manusia, melainkan
sebagaimana dalam konsep Allah. Damai sejahtera yang dijanjikan Tuhan itu kekal
adanya, artinya bukan dalam waktu tertentu saja, sebagaimana sungai yang terus
mengalir, demikianlah damai sejahtera yang Tuhan sediakan, bukan seperti sungai
yang hanya mengalir ketika musim hujan. Yang kedua, kebahagiaan akan terus melimpah seperti gelombang-gelombang
laut yang tidak pernah berhenti. Kebahagiaan di sini bukan hanya dalam arti
seperti yang biasa didefinisikan oleh manusia. Kebahagiaan yang Tuhan berikan
bagi setiap orang yang memperhatikan perint-perintahNya mengandung arti yang
amat dalam. Kebahagiaan dari Allah meliputi kebahagiaan seluruh eksistensi diri
manusia, baik lahiriah maupun batinnya. Sifat kebahagiaan yang Tuhan berikan
itu juga tidak hanya untuk sementara, tetapi terus menerus seperti
gelombang-gelombang laut. Selain damai sejahtera dan kebahagiaan, Tuhan Allah
juga berjanji akan member keturunan seperti pasir dan kersik banyaknya dan
mereka tidak akan dilenyapkan. Pasir dan kersik (sejenis kerikil yang
kecil-kecil) mengartikan bahwa keturunan umat yang memperhatikan perintah-perintah
Tuhan akan banyak jumlahnya. Janji ini mengingatkan kita pada janji Allah
kepada Abraham. Mari kita renungkan, betapa dalam dan besarnya kasih dan
kemurahan Allah bagi umat yang percaya kepadaNya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apa yang Tuhan janjikan kepada umatNya lewat bacaan
kita saat ini tidaklah hanya berlaku situasional dan sesaat, melainkan hingga
kini dan di sini pada zaman hidup kitapun, janji Allah ini terus berlaku. Peran
Allahpun terus berlaku dan dinyatakan dalam kehidupan kita. Di dalam Yesus
Kristus Tuhan, Allah telah menebus kita. Dia juga yang mengajar tentang apa
yang berfaedah bagi kita dan menuntun kita dalam menapaki perjalanan hidup di
dunia ini. Kita aminkan bersama bahwa kita sekalianpun semua mendambakan hidup
yang penuh damai sejahtera, kebahagiaan dari Allah dan memiliki keturunan yang
diberkatiNya. Kunci meraih semua itu ialah memperhatikan perintah-perintahNya
dengan cara melakukannya dalam hidup sebagai wujud syukur kepada Allah yang
telah menebus kita. Damai sejahtera bagi kita sekalian.
A M I N. BPS
Bacaan
Alkitab Kisah Para Rasul 16: 19- 34
“Percayalah,
Maka Engkau Dan Seisi Rumahmu Selamat”
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kehadiran orang-orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus, sejak semula telah mendatangkan banyak penolakan dari
berbagai pihak, baik dari kalangan penganut agama Yahudi, maupun dari penganut
agama dan keyakinan lain yang berjumpa dengannya. Penolakan tersebut ternyata bukan
saja karena alasan teologis, tetapi juga karena faktor kepentingan
pribadi-pribadi yang merasa terganggu karena kebenaran yang termaktum dalam
ajaran Kristus. Penolakan terhadap Injil Kristus, ternyata terus terjadi
setelah kekristenan mulai tersebar ke luar Yerusalem dan memasuki dunia Yunani
oleh Paulus. Di Filipi, Paulus juga menyebarkan Injil. Di sebuah tempat
sembahyang di Filipi, Paulus mengusit roh yang mendiami seorang penenung yang
selalu mengikuti dan meneriaki dia, yang berakibat pada hilangnya pendapatan
tuan dari perempuan penenung tersebut. Dengan menuduh Paulus mengacaukan kota
Filipi dengan menyebarkan ajaran Yahudi dan adat istiadat Yahudi kepada mereka
yang adalah orang-orang Romawi. Tuduhan inilah yang membuat Paulus dan
rekan-rekannya harus mendekam di penjara dengan penjagaan yang ekstra ketat
yang dipimpin oleh seorang kepala penjara yang bertanggungjawab. Peristiwa yang
luar biasa terjadi ketika mereka mendekam di dalam penjara, gempa bumi terjadi
setelah Paulus dan teman-temannya berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada
Tuhan yang mengakibatkan lepasnya belenggu dan terbukanya pintu penjara. Kepala
penjara tersebut semula sudah berniat untuk bunuh diri karena merasa gagal
menunaikan tugas dan tanggung jawabnya yang mengira penghuni penjara yang
dijaganya itu telah melarikan diri termasuk Paulus dan teman-temannya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa
yang terjadi di penjara Filipi tersebut kemudian, menjadi sebuah peristiwa
sukacita terutama dalam hidup sang kepala penjara. Dia yang tadinya sudah
hampir putus asa karena mengira gagal mewujudkan tugas dan tanggung jawabnya,
kini menerima berita sukacita. “tuan-tuan, apakah yang harus perbuat, supaya
aku selamat?, inilah pertanyaan sang kepala penjara kepada Paulus dan
teman-temannya. Dengan tegas dan jelas, Paulus menjawabnya:”percayalah kepada
Tuhan Yesus, maka engkau akan selamat dan seisi rumahmu”. Dengan merespon
positif, sang kepala penjara Filipi melakukan apa yang Paulus katakan, pada
saat itulah hidupnya diselimuti suasana sukacita (ay. 34 b). Kegembiraan kepala
penjara berawal dari penerimaannya akan Injil Yesus, dia percaya sehingga dia
dan seisi rumahnya menjadi selamat.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa yang terjadi pada hidup
kepala penjara di Filipi seperti yang disaksikan Alkitab kepada kita saat ini
sebagai bapak-bapak merupakan sebuah peristiwa yang patut memotivasi kita
sekalian dalam mengintrospeksi diri. Berita ini juga sekaligus menantang kita
sekalian untuk merenungkan sikap percaya kita kepada Tuhan Yesus. Sudahkah kita
percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus, sehingga kita layak menjadi
orang-orang yang diselamatkan? Paulus katakan: “Percayalah kepada Tuhan Yesus,
maka engkau akan selamat dengan seisi rumah”. Apa yang disampaikan Paulus ini
ditujukan bukan saja hanya kepada kepala penjara, tetapi juga kepada kepala
keluarga. Peran seorang kepala keluarga, ternyata sangat penting dalam
menentukan selamat tidaknya sebuah rumah tangga. Itulah yang terjadi pada hidup
sang kepala penjara di Filipi, dia percaya sehingga dia dan seisi rumahnyapun
selamat. Kegembiraan meliputi hidupnya. Kita sekalianpun layak dan mendapat
bahagian dalam karya indah Kristus ini, karena itu, sekali lagi percayalah,
maka engkau akan selamat dan sieisi rumahmu. Bapak-bapak yang percaya kepada
Tuhan Yesus, beserta seisi rumahnya akan diliputi sukacita jika Yesus berada di
dalamnya. Ingatlah syair lagu ini: Jika Yesus berada, di tengah keluarga..,
bahagialah kita..bahagilah kita. Amin.
BPS
Bacaan
Alkitab. Roma 16: 17- 20
Bijaksana
Menjadi Pengikut Kristus
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sejak
abad-abad pertama lahirnya kekristenan, berbagai tantangan dan ancaman telah
silih berganti melandanya. Bukan hanya dari luar, tetapi juga di dalam
persekutuan itu sendiri, yakni banyaknya corak pengajaran yang berbeda-beda dan
kadang kala bertentangan satu dengan yang lain yang sering kali memecahkan
persekutuan orang-orang percaya. Jika pada permulaan sejarah gereja, terjadi
perpecahan akibat konsep yang berbeda di kalangan orang-orang Kristen Yahudi
dengan yang bukan Yahudi tentang persyaratan menjadi Kristen bagi orang-orang
yang bukan Yahudi, maka konsep teologis yang bermunculan akibat interpretasi
(penafsiran) yang berbeda-beda atas Alkitab, juga berakibat pada terjadinya
perpecahan pada tubuh Kristus. Kejadian ini acapkali terjadi di sepanjang
sejarah gereja Tuhan. setelah kekristenan tersebar hingga ke Roma, ternyata hal
yang sama juga terjadi. Di Roma, yakni di kalangan persekutuan orang-orang
Kristen juga ternyata tersebar berbagai macam bentuk ajaran. Dan di antara
pengajaran tersebut, ternyata terdapat juga pengajaran yang mengancam keutuhan
persekutuan umat Tuhan.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Banyaknya corak dan bentuk
pengajaran palsu yang dihadapi gereja Tuhan, sebagaimana halnya yang dihadapi
orang-orang percaya di Roma pada dasarnya merupakan hasil pemikiran orang-orang
tertentu yang bertujuan untuk meraih keuntungan pribadi. Paulus mencap orang-orang
ini sebagai orang yang tidak melayani Kristus, melainkan melayani perut mereka
sendiri. Pengajar-pengajar sesat seperti ini, sangat lihai, bahasa mereka manis
dengan kata-kata yang muluku-muluk padahal mereka adalah penipu. Berita tentang
ketaatan orang-orang percaya di Roma di mana Paulus mengalamatkan suratnya ini,
telah sampai kepadanya. Persekutuan itu adalah persekutuan yang taat. Namun
menurut Paulus, persekutuan itu tidaklah cukup hanya dengan ketaatan saja,
melainkan harus bijaksana mengingat tantangan dan ancaman yang terus
diperhadapkan kepadanya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pada perjalanan kekristenan masa
kinipun, kemunculan berbagai macam dan corak teologis maupun pengajaran
kekristenan di dalamnya tak pernah berakhir. Tak jarang dari kemunculan aliran
baru dalam gereja membuat orang-orang percaya bimbang dalam iman mereka.
Pengajar-pengajar baru yang penuh daya tarik tak jarang mengakibatkan
terjadinya perpecahan di dalam gereja. Tetapi, sekali lagi hal seperti ini
terjadi karena munculnya orang-orang yang merasa diri pintar dan mengandalkan
pengetahuan serta pikirannya dengan tujuan untuk kepuasan dirinya maupun demi
keuntungan pribadinya. Pada akhirnya, apa yang terjadi dengan persekutuan,
ialah perpecahan. Kendatipun memang, di tengah sebuah persekutuan telah
terdapat ketaatan, akan tetapi menurut Paulus itu masih perlu dibarengi dengan
kebijaksanaan. Ingat saudara-saudara, bahwa di sekitar kita banyak orang yang
pintar, tetapi tidak bijaksana. Karena itu kebijaksanaan haruslah dimiliki oleh
orang-orang percaya, supaya ketika berhadapan dengan pengajaran yang lain
dengan pengajaran yang kita terima selama ini sesuai dengan ajaran iman, kita
akan dengan bijak menyikapinya, tidak mengandalkan kepintaran kita sehingga
tidak menyebabkan perpecahan dalam persekutuan kita. Sebagai bapak-bapak, kita
patut merenungkan nasihat rasul Paulus ini dengan seksama, dengan maksud
mengingatkan kita sekalian sebagai orang-orang yang menjadi teladan di tengah
keluarga dan juga di tengah persekutuan kita agar kita bijaksana sebagai
pengikut Tuhan Yesus. Dengan kebijaksanaan yang kita miliki, maka persekutuan
ini akan tetap bersih terhadap apa yang jahat. Akhirnya, marilah kita terima
berkat Allah yang disampaikan Rasul Paulus ini:”Semoga Allah, sumber damai
sejahtera segera menghancurkan iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus,
Tuhan kita menyertai kamu. AMIN.
BPS
Bacaan
Alkitab 2 Korintus 9: 6- 15
Beribadah
Diakonis
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Yesus Kristus,
Persekutuan Kristen mula-mula
merupakan persekutuan yang dibangun di atas pelayanan kasih atau diakonis.
Inilah yang menjadi ciri khas dan yang menjadi daya tarik bagi orang-orang lain
yang ada di sekitarnya sehingga membuat persekutuan itu cepat berkembang.
Topang-penopang dalam hidup kekristenan telah dimulai sejak awal. Demikianlah
yang dilakukan oleh orang-orang percaya yang ada di Korintus. Rasul Paulus
mengajak jemaat Tuhan di Korintus untuk berdiakonia bagi pekerjaan Tuhan
terutama yang di Yerusalem. Pelayanan kasih (berdiakonia) menjadi pilar penting
dalam membangun Tubuh Kristus di dunia ini. Sebab dalam diakonia itulah nyata
pewujudan kasih sebagaimana yang diteladankan Kristus, yakni “Ia
membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaranNya tetap untuk
selama-lamanya”. Pelayanan diakonia adalah pelayanan yang tidak dapat
dipisahkan dengan hidup persekutuan Kristen, baik dari dahulu, sekarang maupun
pada masa yang akan datang.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
“Orang yang menabur sedikit, akan
menuai sedikit, dan menabur banyak akan menuai banyak” kata-kata ini tidak sulit
untuk dimengerti oleh setiap orang. Istilah dalam dunia pertanian ini
mengandung nilai filosofis yang amat tinggi maknanya dalam hal berdiakonia bagi
orang-orang Kristen. Inilah kalimat yang digunakan oleh rasul Paulus untuk
mengingatkan orang-orang percaya dalam perihal memberi diakonia dengan maksud
agar orang-orang percaya menyadari bahwa apa yang mereka perbuat akan
menentukan apa yang akan mereka terima. Allah penyedia benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan,
Dia jugalah yang akan menyediakan benih dan makanan bagi orang-orang yang
percaya kepadaNya. Hal ini dengan jelas diutarakan Paulus kepada jemaat Tuhan
di Korintus dengan maksud agar mereka menyadari sepenuhnya bahwa berdiakonia
menjadi hal yang wajib mereka lakukan sebagai orang yang percaya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Seperti yang dikatakan tadi, kita
harus menyadari bahwa persekutuan Kristen mula-mula adalah persekutuan yang
dibalut dalam kasih, dan peribadatan mereka adalah peribadatan diakonis. Ibadah
diakonis adalah ibadah yang di dalamnya terdapat pewujudan kasih nyata bagi
orang-orang yang memerlukan, juga dengan pekerjaan Tuhan. Jika umat Tuhan di
Korintus diajak oleh Paulus untuk berdiakonia, pada dasarnya hal itu terjadi
karena memang demikianlah seharusnya hidup orang-orang Kristen sebagai
orang-orang yang telah lebih dahulu dikasihi oleh Tuhan Yesus. Ibadah diakonis,
seharusnya menjadi ciri dari ibadah yang dilaksanakan oleh orang-orang percaya.
Sangat disayangkan apabila pada gereja-gereja kita masa kita terdapat gereja
yang tak lagi memelihara ibadahnya dengan gerakan diakonis. Janganlah kiranya,
gereja Tuhan masa kini dijadikan bagaikan koperasi yang memiliki semboyan “dari kita, untuk kita, dan oleh kita”,
tetapi gereja adalah milik Tuhan, yang di dalamnya semboyan, dari Tuhan, untuk Tuhan dan oleh Tuhan, tetap
dipelihara. Berdiakonia dengan sukarela adalah kewajiban bagi setiap orang
percaya. Ingatlah bahwa kita diberkati oleh Tuhan dengan maksud agar kita juga
menjadi saluran berkat bagi orang lain. Barangsiapa yang memberi dengan
sukarela, tanpa paksaan, maka Allah akan mengasihinya. Ingatlah
saudara-saudara, bahwa tidak ada kasih
tanpa memberi, itu berarti adalah sesuatu yang tidak benar, jika seseorang
mengaku memiliki kasih, tetapi tidak mau memberi. Pada hakekatnya tujuan dari
pemberian kasih bukan saja hendak mencukupkan keperluan orang-orang kudus,
tetapi menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. Karena itu saudara-saudara sekalian,
marilah selalu mempertahankan dan membaharui persekutuan kita agar menjadi
persekutuan yang tidak hanya diberkati, tetapi menjadi persekutuan yang menjadi
saluran berkat bagi pekerjaan Tuhan dan bagi orang lain yang membutuhkan. Tuhan
memberkati. A M I N .
BPS
Bacaan
Alkitab Ayub 2: 1- 10
Menerima
Yang Tuhan Berikan
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kisah
hidup Ayub bukan lagi kisah yang asing bagi kita sekalian. Kisah ini sering
menjadi bahan perenungan bagi mereka yang ditimpa dukacita maupun pergumulan
hidup yang menyesakkan. Memang, jika kita membaca kalimat pembuka dalam perikop
saat ini, akan muncul pertanyaan yang sulit dicerna oleh akal atau pikiran
kita. Jika ayat-ayat pendahuluan disimpulkan maka ternyata iblis masuk sorga
dan berkomunikasi dengan Tuhan. Sehingga akan terbesit di pikiran kita bahwa
ternyata iblispun juga dipakai Tuhan untuk menguji keteguhan iman orang-orang
yang percaya kepadaNya. Tetapi saudara-saudara, pada perenungan kita saat ini,
kita tidak hendak membahas kajian teologis tentang hal tersebut, saya mengajak
kita sekalian mengarahkan perhatian kita untuk merenungkan kisah hidup yang
dialami oleh Ayub seorang suami, ayah dan orang saleh yang bergaul akrab dengan
Tuhan Allah. Setelah memperoleh izin dari Tuhan Allah, iblispun akhirnya
memporak-porandakan hidup Ayub. Dimulai dengan habisnya harta kekayaannya, Ayub
juga kehilangan anak-anaknya. Bahkan dalam kisah selanjutnya Ayubpun harus
mengalami penderitaan pahit, karena penyakit yang dideritanya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Harus diakui bahwa Ayub adalah sosok
orang yang sangat penyabar dan ketekunan imannya kepada Tuhan tak terganggu
gugat. Ketika harta miliknya lenyap dan anak-anaknya tewas, ia tetap
menunjukkan dirinya sebagai orang yang beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan, ia
berkata:”dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang
jugaaku akan kembali ke dalamnya, Tuhan yang memberi, Tuhan pula yang
mengambil, Terpujilah Tuhan”. ini
merupakan pengakuan iman yang luar biasa teguhnya. Tetapi kemudian, dalam
perikop bacaan kita saat ini, isteri Ayub disinggung, tentang responnya dalam
menerima apa yang dihadapi Ayub suaminya. Isteri Ayub ternyata tidak mampu
bertahan sebagaimana ketekunan suaminya. Isteri Ayub malah menantang suaminya
tentang kesalehannya dan malah menghimbau suaminya untuk mengutuki Allah.
Sebuah sikap yang memilukan bagi seorang Ayub. Sebagai seorang seorang suami,
seharusnya Ayub mendapat penguatan dari isterinya, tetapi ini malah sebaliknya.
Akan tetapi Ayub kesalehan tidak goyah, ia malah menegor isterinya dengan tegas
dan mengatakan isterinya seperti perempuan gila saja, sembari berkata bahwa
yang baik dan yang buruk harus diterima jika itu pemberian Tuhan.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sekarang ini adalah istilah yang
trend di kalangan suami-suami, yakni “Isti” (ikatan suami takut isteri). Bahkan
di acara sebuah televisi, tayangan tentang film suami-suami takut istri
mendapat rating yang tinggi, alias banyak penonton yang menyukainya. Walaupun
istilah tadi trend, tetapi Ayub bukan seorang suami yang takut istri. Suami
yang takut isteri harusnya takut jika ia memang melakukan kesalahan. Karena
dalam keluarga Kristen tidak ada bos dan bawahan antara suami dan isteri. Suami
isteri adalah satu kesatuan yang dipersatukan Tuhan untuk bekerja bersama
membangun keluarga sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan. Sikap Ayub terhadap
isterinya merupakan sikap yang sangat pantas dipuji dan diteladani. Seorang
suami seharusnya mampu dengan tegas mengingatkan isteri terutama dalam hal
penerimaan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup keluarga. Kisah Ayub menjadi
kisah penting bagi suami-suami Kristen masa kini. Meneladani kesalehannya,
meneladani kesabarannya dan meneladani ketekunan imannya dan juga meneladani
keterbukaannya dalam menerima apapun yang Tuhan berlakukan dalam hidupnya.
Sebagai suami-suami, mari kita belajar dari Ayub, kita bukan menjadi suami yang
takut isteri dalam arti yang negatif, kita harus tegas seperti Ayub yang tegas
berkata kepada isterinya. Suami dan isteri harus bersatu di dalam iman dan
pengharapan dan juga di dalam kasih. Suami sebagai kepala rumah tangga adalah
juga teladan bagi isteri dan anak-anaknya, yang harus bersedia menerima apapun
pemberian Allah. A M I N BPS
Bacaan
Alkitab Mazmur 121: 1- 8
Tuhanlah
Yang Menjaga
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Mazmur ziarah yang menjadi
perenungan kita saat ini, biasanya dinyanyikan oleh umat Israel ketika mereka
sedang dalam perjalanan. Mazmur ini pada dasarnya bertujuan memberi penguatan
bagi iman umat Israel tatkala mereka sedang berjuang melewati proses perjalanan
hidup. Selain mengingatkan umat Israel untuk tetap setia kepada Allah, Mazmur
ini juga dimaksudkan agar umat Israel tetap menjadikan Tuhan Allah sebagai
satu-satunya juruselamat dalam hidup mereka. Dengan menyanyikan Mazmur ini,
maka umat Israel akan terus disadarkan bahwasannya Tuhan Allah tetap setia
menyertai mereka. Tuhanlah satu-satunya penolong bagi mereka di mana dan dalam
keadaan apapun juga. Setiap saat Tuhan Allah ada beserta mereka, hal itu
dinyatakan dengan kalimat, “Penjagamu tidak pernah terlelap atau tertidur…”.
Proses perjalanan hidup umat Israel sunggguh sangat menuntut kesetiaan yang
besar, karena proses hidup itu selalu diwarnai dengan berbagai tantangan yang
berat, baik menyangkut iman mereka maupun dalam hidup keseharian mereka. Tetapi
dalam semua itu Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam nyanyian ziarah ini tersirat
dengan jelas, bagaimana umat Israel mengaku bahwa pertolongan mereka ialah dari
Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Tuhan pencipta langit dan bumi menunjuk
pada Tuhan yang benar, yang juga menjadi penolong bagi mereka dan sekaligus
yang menjaga umatNya, yang senantiasa setia menjaga umatNya. Penjagaan Tuhan
atas umatNya akan mengatasi semua marah bahaya, matahari dan bulan tidak akan
menyakiti umatNya. Ini hendak membuktikan bahwa kuasa Tuhan mampu melepaskan
umatNya dari setiap marah bahaya dan sebesar apapun bahaya tersebut. Karya
Tuhan sebagai penjaga umatNya, menjadi jaminan bagi setiap orang yang percaya
untuk lepas dari setiap kecelakaan. Nyawa setiap orang yang percaya senantiasa
terjaga oleh Tuhan Allah sebagai wujud kasih setiaNya pada setiap orang yang
setia dan taat kepadaNya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus,
Hidup di dunia ini adalah sebuah
ziarah panjang, kita adalah para musafir yang menapaki perjalanan hidup,
berjuang untuk tiba pada tujuan hidup yang sebenarnya sebagaimana yang
ditentukan oleh Tuhan Allah. Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup ini tidaklah mudah,
sehingga hidup adalah perjuangan. Ini hendak menjelaskan bahwa hidup ini penuh
dengan warna, di mana di dalamnya peristiwa selalu silih berganti. Adakalanya
diperhadapkan dengan pergumulan, tantangan, dukacita, tetapi juga dengan
kesukacitaan, pengharapan dan kegembiraan. Semua peristiwa hidup ini seakan
telah menjadi hal yang tidak bisa diubah oleh manusia. Sangat disayangkan,
bahwa ternyata dikala manusia diperhadapkan pada beratnya persoalan dalam
hidup, tak jarang dari mereka yang mencari jalan keluar dengan berpengharapan
pada diri sendiri maupun pada kuasa-kuasa lain dan bukan pada Tuhan. Bahkan
mungkin saja umat Tuhan ada yang terlibat di dalamnya. Mazmur ziarah yang
menjadi bahan perenungan kita saat ini, sangat penting kita renungkan dengan seksama
agar iman kita diteguhkan bahwasannya Tuhan itu adalah penjaga kita umatNya.
Tuhanlah penjaga, Tuhanlah naungan hidup kita. Jadi, tidak ada alasan untuk
menduakan Tuhan dalam hidup ini, sebab Dia berkuasa melepaskan kita dari
kecelakaan dan Dialah yang menjaga nyawa kita. Untuk itu, bagi kita umat Tuhan,
diingatkan bahwa pertolongan kita hanyalah dari Tuhan semata, tidak ada sumber
pertolongan lain selain dari Tuhan. seberat apapun tantangan hidup yang sedang
dan akan kita hadapi, ingatlah bahwa ada Tuhan yang senantiasa setia menolong
dan menjaga kita. Karena itulah hidup orang percaya adalah hidup yang penuh
optimism atau hidup yang berpengharapan, sebab terpatri di dalam sanubarinya
bahwa Tuhanlah yang menjaganya. Terpujilah Tuhan. A M I N . BPS
Kolose
3: 12- 17
Kasih
Adalah Pengikat Dan Penyempurna
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Karya penebusan Yesus Kristus
lewat kematian dan kebangkitanNya
menjadi dasar bagi pembaharuan hidup orang-orang percaya. Karya kasih
TuhanYesus tersebut menjadikan setiap orang percaya manjadi manusia baru.
Manusia baru merupakan istilah yang dipakai oleh Paulus untuk menunjuk pada
orang-orang percaya yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Menjadi manusia
baru, itu berarti menjadi manusia yang telah dikuasai oleh kehendak Allah dan
karena itu hidupnya adalah hidup yang tidak lagi dikuasai oleh keinginan
duniawi. Paulus mengingatkan jemaat Tuhan di Kolose akan identitas mereka yang
baru yakni, orang-orang yang telah dikuduskan dan dikasihi Tuhan, atau sebagai
manusia baru oleh Tuhan. Identitas yang baru tersebut menjadi identitas yang
harus disertai dengan tanda atau bukti melalui kehidupan nyata setiap hari.
Itulah yang melatarbelakangi nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat Tuhan di
Kolose. Sebagai manusia baru, bagi Paulus tidak lagi dikuasai oleh keinginan
duniawi, seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga
keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala. Inilah yang harus dilenyapkan
dari hidup manusia yang telah dikuduskan oleh Tuhan.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Menurut Paulus, sebagai orang-orang
yang telah dikuduskan dan dikasihi oleh Tuhan, orang percaya haruslah
mengenakan belaskasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan
kesabaran. Sikap hidup seperti ini merupakan ciri dari orang-orang yang telah
dikuduskan oleh Tuhan Allah, dan karena itu, Paulus menasihati jemaat di Kolose
agar hal ini mereka lakukan sehingga akan menunjukkan jati diri mereka yang
sebenarnya. Nasihat Rasul Paulus ini amatlah lengkap sebagai pedoman praktis
hidup orang percaya, baik sebagai pribadi maupun sebagai satu persekutuan di
dalam Tuhan. di atas semua yang disampaikan Paulus, dia menyimpulkan bahwa Kasih menjadi pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kesimpulan dari semua tindakan yang
mencerminkan kekudusan orang-orang percaya adalah ketika kasih diwujudnyatakan
dalam tindakan nyata. Kasih, sebagaimana inti dari ajaran Kristus juga menjadi
pusat dari nasihat Paulus. Sebab kasih menyempurnakan segala sesuatu.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Kita adalah juga bahagian dari karya
pengudusan Tuhan Yesus, sehingga kita ada dalam persekutuan saat ini. Itu
berarti, sebagai orang-orang yang telah dikuduskan dan dikasihi Tuhan Yesus,
kita juga adalah manusia baru di dalam Tuhan. Kita sekarang memiliki identitas
yang baru dan dibaharui oleh Tuhan Yesus, yang hidup oleh karena kasih Kristus.
Karena itu, nasehat Paulus kepada jemaat Tuhan di Kolose adalah juga nasehat
bagi semua orang percaya di segala tempat dan di sepanjang segala abad.
Bahwasannya wajib hukumnya, bagi setiap orang percaya untuk senantiasa
mengenakan belaskasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan
kesabaran dalam kehidupannya. Mengenakan belaskasihan berarti dengan penuh
ketulusan hati memiliki sikap menolong dan melayani mereka yang membutuhkan
pertolongan, kelemahlembutan dan kesabaran adalah sikap hidup yang penuh dengan
kasih sayang, kebijaksanaan tidak dikuasai amarah dan tidak bertindak kasar
menyakiti sesamanya. Sebagai orang percaya, kita juga harus menjadikan kasih sebagai
pondasi hidup dalam segala tindakan yang kita lakukan. Jika kasih telah
dijadikan sebagai pondasi dari setiap sikap hidup, maka persatuan akan terikat
kokoh dalam kehidupan kita sebagai persekutuan hidup orang percaya. Kasih yang
mendasari hidup rumah tangga niscaya akan mengikat rumah tangga kita menjadi
rumah tangga yang kuat, demikianlah juga dalam persekutuan kita ini. Ingat
saudara-saudara, Kasih adalah pengikat dan penyempurna dalam hidup kita.
Terpujilah Kristus yang mengasihi kita. A M I N
BPS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar