Minggu, 29 September 2019

Khotbah Pernikahan Kristen




Bacaan Alkitab: Filipi 2: 5

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”

“Touto froneite en umin o kai Gristw Ihsou”



Saudara-saudara, Marthen dan Betrin serta keluarga yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

       Tidaklah sulit untuk mengerti atau memahami apa yang menjadi nasihat Rasul Paulus ini oleh kita sekalian. Tetapi walaupun terkesan mudah dimengerti atau dipahami, nasihat ini bukanlah perkara ringan untuk dilakukan. Mengapa demikian? Sebab pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Yesus Kristus adalah pikiran dan perasaan yang sangat bertolak belakang dengan pikiran dan perasaan dunia ini. Terlebih lagi apabila pikiran dan perasaan Kristus Yesus tersebut diterapkan dalam kehidupan bersama. Adalah lebih mudah jika nasihart ini dilakukan seorang diri daripada secara bersama, sebab bersama itu bukanlah perkara mudah untuk dijalani. Harus dibedakan bersama hidup dan hidup bersama adalah berbeda. Kita dapat dengan mudah untuk bersama hidup, tetapi belum tentu hidup bersama. Hidup bersama terjadi ketika ada kesepakatan dua orang atau lebih untuk menjadikan diri masing-masing sebagai bagian yang utuh dengan hidup sesamanya/pasangannya. Di kehidupan bersama tersebut tercipta kehidupan yang selalu mengusahakan dan mengutamakan kepentingan bersama, maka kepentingan diri sendiri menjadi bagian dari kepentingan bersama tersebut. Tidak mudah untuk berada dalam hidup bersama, karena di sana terdapat karakter hidup yang berbeda, sikap dan sifat hidup yang pasti tidak sama. Hidup bersama berarti bersekutu atau dipersekutukan, artinya bahwa setiap orang di dalamnya benar-benar bersatu dan menyatu tanpa ada lagi yang memisahkan. Terutama dalam kehidupan bersama sebagai suami istri yang percaya kepada Tuhan. Persekutuan yang satu ini merupakan persekutuan tertua dan pertama dalam kebudayaan manusia. Merujuk dari kesaksian Alkitab dalam Kejadian, bahwa hidup bersama yang pertamakali berlangsung dalam kehidupan Adam dan Hawa. Mereka berdua adalah satu tubuh, Tuhan Allah mengambil Hawa dari tulang rusuk Adam. Artinya mereka berdua adalah diri mereka seorang dengan yang lain.

Saudara-saudara, Sidang Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

       Konsep hidup bersama yang demikianlah sesungguhnya yang dimaksudkan dalam bacaan kita saat ini, yakni bahwa seseorang senantiasa menjadikan orang lain sebagai bagian yang utuh dari dirinya sendiri dan dirinya juga demikian bagi diri orang lain. Bukan hanya dalam kehidupan persekutuan yang luas seperti persekutuan jemaat, tetapi terlebih utama dalam persekutuan terdasar dalam kehidupan yakni persekutuan hidup rumah tangga. Kehidupan bersama tersebut hendaklah menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Merujuk pada bahasa aslinya, sesungguhnya tidak ada perbedaan atau pemisahan antara pikiran dan perasaan. Touto froneite en umin o kai cristw ihsou.

Froneho diterjemahkan sebagai pikiran dan perasaan. Maka sesungguhnya kedua kata tersebut adalah satu kesatuan yang tidak terpisah. Bahwa pikiran dan perasaan Kristus adalah pikiran dan perasaan yang merupakan satu kesatuan. Tapi sayang, dalam kehidupam manusia, kedua hal ini, yakni pikiran dan perasaan sering dipisahkan. Maka tidak sedikit orang yang kemudian terjatuh pada pengingkaran karena hanya meninggikan pikirannya. Artinya dia hanya mau menerima yang sesuai dengan pikirannya, dan masuk pikirannya tanpa mempertimbangkannya dengan perasaannya. Tetapi sebaliknya, tidak sedikit juga orang kemudian jatuh dalam hayalan atau hidup semu karena hanya meninggikan perasaannya tanpa mempertimbangkannya dengan pikirannya. Orang seperti ini juga akan rentan pada pemikiran yang negative karena melulu mengedepankan perasaannya. Jika demikian, sekarang kita sadar, bahwa sesungguhnya antara pikiran dan perasaan sesungguhnya tidak boleh dipisahkan, keduanya adalah satu kesatuan yang utuh, sebagaimana pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus.

Saudara-saudara, jika demikian, seperti apakah sesungguhnya pikiran dan perasaan Kristus Yesus itu? Pada Filipi 2:6-11 pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus tersebut dijelaskan. Bahwa pikiran dan perasaan Kristus Yesus adalah pikiran dan perasaan yang benar-benar illahi.

-          Merendahkan diri dengan cara mengosongkan Diri-Nya dengan tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Tindakan ini adalah buah dari pikiran dan perasaan Kristus Yesus.

-          Taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, artinya bahwa Kristus Yesus memnunjukkan ketaatan-Nya dalam bingkai kesetiaan. Inilah pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus.

Pikiran dan perasaan seperti inilah yang dikehendaki oleh Tuhan berlaku dalam persekutuan hidup bersama. Apabila pikiran dan perasaan seperti ini berlaku dalam kehidupan bersama yakni dalam persekutuan hidup suami istri/rumah tangga, maka janji Tuhan adalah Dia niscaya meninggikan kehidupan bersama tersebut, artinya di sanalah persekutuan hidup bersama itu diangkat oleh Tuhan Allah. Tuhan Yesus memberkati. Amin



      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar