Kamis, 26 November 2015

bendrio sibarani: bendrio sibarani: khotbah minggu







Tema
Besar: Menjadi  Jemaat Terpilih
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Nehemia adalah seorang Nabi yang
mempunyai andil besar dalam rangka karya kembalinya umat Israel dari
pembuangan. Ia pernah bertugas sebagai juru minuman raja, yakni pada masa
kekuasaan Raja Artahsasta. Di masa inilah Nehemia mendapatkan izin dari raja
untuk membangun kembali Yerusalem yang telah menjadi reruntuhan. Setelah
melewati tantangan berat dari orang-orang yang membenci umat Yahudi, akhirnya
Yerusalem dibangun kembali. Dan umat itupun akhirnya kembali dari pembuangan.
Nehemia. (Bhs. Ibr.: Yahwe menghibur). Pemilik utama nama itu adalah putra
Hakalya, juru minuman raja Persia di Susan. Ia termasuk salah seorang
organisator yang paling kuat dari masyarakat Yahudi yang pulang kembali setelah
pembuangan. Artahsasta I (464-424) memberi kuasa padanya untuk membangun
kembali tembok-tembok Yerusalem. Tugas itu dilakukannya dalam waktu 52 hari pada
atahun 445 seb. Mas., meskipun usaha pembanguan kembali dirintangi dengan
perlawanan dari pihak/bangsa Samaria dan musuh bangsa Yahudi lainnya. Ezra
adalah orang yang juga turut terlibat dalam peristiwa sejarah Israel dari
pembuangan. Ezra adalah seorang Imam dan guru hukum Taurat yang memimpin orang-orang
buangan kembali ke kampung halaman mereka. Itulah sebabnya umat Israel dalam
bacaan kita saat ini dikatakan meminta Ezra untuk membacakan Taurat Musa kepada
mereka. Taurat Musa sesungguhnya adalah pengajaran oleh Allah yang diterapkan
pada Kesepuluh Hukum, kemudian pada segala hukum dan peraturan dari Tuhan,
khususnya pada kelima kitab Musa atau kitab Taurat. Pembacaan Taurat Musa ini
dilaksanakan atas permintaan jemaah Israel dengan pengakuan bahwa pembacaan
Taurat Musa merupakan upaya mereka untuk memahami dan menghargai karya kasih
Allah atas hidup mereka. Sebenarnya tindakan Ezra bukan sekedar membaca Taurat
Musa, tetapi juga mengajarkan arti hukum itu kepada jemaah Israel. Peristiwa
pembacaan kitab hukum oleh Ezra dalam perikop ini juga sebagai dirayakannya
kembali hari raya pondok daun oleh umat Israel setelah kembali dari pembuangan.
Dibacakannya kitab Taurat dalam keyakinan umat Israel, adalah salah satu bentuk
perjumpaan Tuhan Allah dengan umat-Nya. Di dalam peristiswa tersebut, ketetapan,
hukum dan peraturan-peraturan Tuhan Allah diperdengarkan kepada umat-Nya dengan
maksud agar umat itu menyadari bahwa Tuhan Allah sesungguhnya mengasihi mereka
dan karena itu umat itu meresponnya dengan penerimaan yang diwarnai sukacita.
Itulah sebabnya Ezra melarang umat Israel menangis ketika ia selesai membacakan
kitab Taurat kepada mereka, tetapi sebaliknya, Ezra meminta supaya mereka
bersukacita, sebab telah nyata kesetiaan Tuhan atas mereka.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Perjumpaan Tuhan dengan umat-Nya
sesungguhnya telah berlangsung terus menerus dalam sejarah kehidupan umat yang
percaya kepada-Nya. Itulah yang selalu dan selalu dialami oleh umat Israel di
sepanjang sejarah mereka. Sejak mereka dibawa ke pembuangan dan selama di
pembuangan bahkan untuk kembali dari pembuangan tersebut, Tuhan Allah terus
setia menjumpai mereka. Perjumpaan tersebut terjadi berulang-ulang melalui
Firman-Nya yang disampaikan para nabi-nabi-Nya. Sesungguhnya demikian pula yang
terjadi dan mewarnai kehidupan kita umat yang percaya kepada-Nya. Kehadiran
Tuhan Allah dalam rangka menjumpai umat yang dikasihi-Nya terus berlangsung
dalam kehidupan kita. Pemberitaan-pemberitaan Firman dan pembacaan Firman Tuhan
dalam aktifitas peribadatan kita sesungguhnya harus dimengerti dan bahkan harus
diimani sebagai peristiwa bahwa Tuhan Allah menjumpai kita dalam totalitas
hidup kita. kehadiran Tuhan dalam hidup kita adalah jaminan bagi kita untuk
terus hidup dalam pengharapan dan keselamatan dari-Nya. Maka di mana Firman
Tuhan dibacakan atau dikhotbahkan, orang percaya harus mengimani bahwa di sana
Tuhan Allah hadir, menjumpai umat-Nya dan menyapa umat-Nya. Firman Tuhan
tersebut juga adalah pelita dan suluh yang harus diyakini sebagai penerang bagi
umat dalam rangka menjalani hidup di dunia ini supaya sesuai dengan yang Tuhan
kehendaki. Oleh karena itu sikap kita dalam mendengar dan merespon pemberitaan
Firman Tuhan atau pemberian diri kita dalam mendengar atau membaca Firman Tuhan
adalah bentuk sikap kita menerima Tuhan Allah dalam hidup yang telah berkenan
menjumpai kita demi damai sejahtera kita.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Kekhudusan umat Tuhan sesungguhnya
juga sangat ditentukan sikap dan respon mereka terhadap Firman Tuhan. Jika
Tuhan telah menjumpai umat Israel tatkala kitab taurat dibacakan dan
dikhotbahkan kepada mereka dan umat Israel menjadi sadar bahwa kasih Allah luar
biasa atas mereka, sehingga mereka dinasehati oleh Ezra untuk tidak menangis
dan berdukacita, itu menunjukkan bahwa kehadiran Allah dalam menjumpai umat-Nya
adalah berkat dan damai sejahtera. Melalui peristiwa pembacaan kitab hukum oleh
Ezra kepada umat Tuhan, maka sebagai umat yang dikuduskan Allah di dalam Yesus
Kristus, maka kita pun mesti memaknai bahwa Firman Tuhan merupakan kebutuhan
hidup yang paling azasi bagi kita. Pemberian diri untuk mendengar Firman Tuhan
dan membaca Firman Tuhan dan melakukan Firman Tuhan menjadi bentuk pemberian
diri kita untuk menyambut dan menerima Tuhan yang menjumpai kita umat-Nya.
Tuhan setia menjumpai kita dalam totalitas hidup hidup ini, perjumpaan itu juga
terjadi tatkala kita membaca, mendengar Firman-Nya dalam persekutuan-persekutuan
kita. Percayalah saudara-saudara, bahwa ketika Tuhan menjumpai kita dan kita
menyambut Dia dengan tulus ikhlas, maka sesungguhnya kita tidak akan
berdukacita dan menangis, melainkan kita akan merasakan sukacita sorgawi sebab
Tuhan Allah hadir dalam hidup kita dalam damai sejahtera-Nya. Mari sambut Dia
senantiasa melalui Firman-Firman-Nya, niscaya kita menjadi jemaat terpilih
bagi-Nya. Amin






Bacaan
Alkitab: Yeremia 1: 4-10
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan
Yesus Kristus,
            Kisah pemanggilan Yeremia sebagai
nabi Allah, merupakan kisah yang menarik dan sangat populer dalam kehidupan
kekristenan terutama mereka yang bergelut dengan dunia pelayanan. Kisah ini
juga menjadi populer untuk kalangan muda yang mau direkrut dalam pelayanan tetapi
merasa diri tidak layak karena mereka masih muda. Yeremia boleh dikata nabi
muda yang semula merasa tidak layak dan tidak sanggup memenuhi pemanggilan dan
pengutusannya sebagai nabi. Dari jawaban Yeremia kepada Tuhan Allah perihal
bahwa ia masih muda dan tidak pandai berbicara sebenarnya menunjukkan bahwa ia
sesungguhnya telah mengerti dan tahu apa dan seperti apa nabi itu. Sesungguhnya
Yeremia menyadari bahwa tugas sebagai seorang nabi tidaklah mudah, sebab ia
harus memiliki keberanian, ketegasan dalam menyampaikan Firman Allah, ia harus
memiliki mental yang kuat, keteguhan hati, sebab ia bisa jadi akan dimusuhi
raja, dimusuhi oleh orang banyak karena kebenaran Firman Tuhan yang
disampaikannya. Kemungkinan besar Yeremia menyadari semua ini, itulah sebabnya
ia mencoba menolak pemanggilan dan pengutusannya dengan memanfaatkan usianya
yang masih muda. Yeremia menolak dengan halus pemanggilan dan pengutusan ini
sesudah ia menerima Firman Tuhan yang mengatakan bahwa “sesungguhnya Allah
telah mengenal dia sebelum dia dibentuk dalam rahim ibunya, Tuhan telah
menguduskannya sebelum dia keluar dari kandungan, bahkan Yeremia telah
ditetapkan menjadi Nabi bagi bangsa-bangsa”. 
Alasan Yeremia yang masih muda dan tidak pandai berbicara, ternyata
tidak dapat membatalkan apa yang telah Tuhan Allah tetapkan sebelumnya. Tuhan
berkata kepada Yeremia: Jangan katakan aku ini masih muda.....(ay. 6 b-8).
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
            Apa
yang terjadi dan dialami Yeremia berdasarkan berita Alkitab saat ini, menjadi
bagian perenungan hidup setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,
termasuk kita sekalian. Melalui pengalaman iman Yeremia ini, kita perlu
merenungkan bahwa sebagai umat Allah, kita adalah orang-orang yang dipanggil
dan diutus untuk menyampaikan kabar baik bagi dunia ini. Seperti Yeremia,
Tuhanlah yang membentuk, menguduskan, menetapkannya untuk menyampaikan Firman
Tuhan kepada segala bangsa, maka kita pun demikian. Tuhan Yesuslah yang memilih
kita, bukan sebaliknya, Dia pula yang menguduskan kita di dalam kematian dan
kebangkitan-Nya, Dia pula yang memanggil dan mengutus kita ke dalam dunia ini
agar menjadi garam dan terang dunia. Maka kita adalah umat yang kudus kepunyaan
Allah yang tak bisa tidak, harus menyampaikan kabar baik kepada segala mahluk
sesuai dengan kehendak Tuhan Allah. Tugas ini tentulah tidak mudah, sebagaimana
yang dialami oleh Yeremia, tentu kita akan berhadapan dengan orang-orang yang
tidak menyukai pemberitaan kita, apakah karena kepentingan atau apakah karena
kejahatan. Tetapi sebagaimana Tuhan Allah berjanji kepada Yeremia bahwa Tuhan
Allah menyertainya untuk melepaskannya, maka janji ini sesungguhnya masih terus
berlaku hingga kini dan bagi kita orang-orang yang dipanggil dan diutus-Nya
menyampaikan kabar baik kepada dunia ini.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai
Gereja, kita adalah orang-orang yang telah dibentuk, dipanggil, dikuduskan dan
ditetapkan untuk menyampaikan kabar baik di sekitar kita. Sebagai Gereja, kita
harus sadar, bahwa tidak cukup hanya datang kepada Tuhan, tetapi harus juga
pergi untuk Dia. Inilah hakekat dan tugas kita sebagai gereja. Sebagai
orang-orang yang dipanggil dan diutus oleh Tuhan, kita harus mengimani dan
percaya bahwa kita tidak diutus dan dibiarkan seorang diri, melainkan Tuhan
sendiri menyertai kita dalam mewujudnyatakan tugas panggilan dan pengutusan
tersebut. Sebagai umat yang dibentuk, ditetapkan dan dikuduskan serta dipanggil
dan diutus Tuhan, kita semua wajib melaksanakan tugas panggilan kita. Tak ada
alasan untuk menolak Tuhan, sebab Dia sendiri senantiasa menyertai kita.
Pemberian diri pada tugas panggilan sebagai gereja menjadi sikap yang sangat
berharga di hadapan Tuhan. Setiap orang diberikan-Nya karunia berdasarkan
kehendak-Nya, maka dari setiap orang pula Tuhan menantikan respon untuk mau
pergi demi kemuliaan-Nya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
            Sebagai Gereja, sesungguhnya kita
harus mengakui bahwa Tuhan Allah berdaulat penuh atas hidup kita. Dia telah
membentuk, Dia mengenal, menguduskan, menetapkan kita serta memanggil dan
mengutus kita ke dalam dunia untuk menyampaikan kabar baik dan sukacita bagi
dunia ini, sehingga Tuhan dimuliakan. Kita semua adalah utusan-utusan Kristus
itu, kita tak akan pernah memperoleh alasan untuk  menolak tugas tersebut, sebab sekali lagi,
Tuhan sendiri menyertai kita dalam melaksanakan tugas tersebut. Maka jika Tuhan
menyertai kita, apalagi yang harus kita takuti...?Percayalah, datanglah
penuhilah panggilan Tuhan, dan pergilah, penuhilah pengutusan Tuhan, Dia
senantiasa menyertai engkau. Amin      

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar