Bacaan Alkitab:
2 Tawarikh 26: 1-23
Pengantar
Dalam kehidupan manusia di dunia
ini, keberhasilan merupakan hal yang selalu didambakan untuk bisa diperoleh
dalam berbagai bidang kehidupan masing-masing. Keberhasilan menjadi ukuran
sukses tidaknya seseorang dalam perjuangan hidup. Sehingga dalam rangka meraih
kesuksesan seseorang berupaya dengan sekuat tenaga dan upaya. Bahkan untuk
meraih keberhasilan itu, setiap orangpun seringkali mendekatkan dirinya kepada
Tuhan, dengan rajin berdoa, rajin beribadah, rajin berbuat baik dan berupaya
menjadi orang yang hidup benar di hadapan Tuhannya. Sikap seperti ini adalah
baik dan memang harus demikian, bukan hanya karena sedang mengejar sesuatu
dalam hidup, melainkan sikap hidup yang senantiasa mencari Tuhan harusnya
senantiasa menjadi sikap hidup orang percaya. Namun perlu di ingat, bahwa
terkadang kesuksesan tersebut seringkali menjadi cobaan bagi setiap orang.
Sebab kesuksesan selalu menggoda seseorang untuk berbangga diri, bahkan
terancam untuk lupa diri, sehingga melupakan Tuhan Allah yang nyata-nyata
sumber kesuksesan tersebut. Seseorang yang semakin sukses, akan semakin besar
cobaan dalam hidupnya. Tetapi jika tetap setia kepada Tuhan, maka kesuksesan
tersebut menjadi sempurna dan hidup itupun akan semakin kuat tak tergoyahkan
oleh apapun.
Pendalaman
Teks
Masalah umur, tidaklah menjadi
penghalang untuk keturunan raja untuk diangkat menjadi raja menggantikan
orangtuanya yang meninggal. Begitulah kebiasaan atau tradisi dalam Kerajaan
Israel setelah bangsa itu berbentuk kerajaan. Dalam perikop Alkitab kali ini,
kepada kita disuguhkan kisah dari seorang raja yang bernama Uzia yang masih
muda belia, baru berumur 16 tahun telah menggantikan Raja, yakni ayahnya yang
bernama Amazia. Di awal kekuasaannya sebagai raja, Uzia melakukan apa yang
benar di mata Tuhan, seperti yang dilakukan ayahnya Amazia. Dia rajin mencari
Allahnya sehingga segala usahanya berhasil. Demikian pula dalam menghadapi
musuh-musuhnya, Raja Uzia selalu ditolong oleh Allah sehingga Ia selalu menang.
Keberhasilannya dan kesuksesannya sebagai raja termasyur sampai ke Mesir karena
kekuatannya yang begiru besar. Tak lain, kekuatan ini sumbernya adalah dari
Tuhan Allah. Raja Uzia juga semakin menjadi kaya, ia memiliki ternak yang
begiru banyak, mempunyai lahan pertanian yang begitu luas sebab dia seorang
raja yang suka bertani. Selain itu, Raja Uzia juga memiliki tentara yang kuat
dan besar jumlahnya. Pendek kata, Raja Uzia semakin hari, semakin sukses dan
berhasil serta semakin kuat. Posisinya sebagai seorang raja seakan tidak dapat
digoyahkan lagi.
Setelah raja Uzia semakin kuat,
menjadi seorang raja yang termasyur dan kaya serta berhasil, ia menjadi tinggi
hati dan melakukan hal yang merusak. Ia lupa diri, kesetiaannya kepada Tuhan
menjadi berubah. Ia tidak lagi menghormati kekudusan Allah. Kendatipun hamba
Allah yakni Imam Azarya telah memperingati dia, Rja Uzia tidak peduli, ia malah
marah kepada Imam itu di Bait Allah. Apa
hendak dikata, akhir dari kisah ini berujung dengan kisah menyedihkan. Uzia
akhirnya kena penyakit kusta sebagai kutukan dari Tuhan Allah. Diapun harus
menanggalkan jabatannya, dia diasingkan sampai hari matinya.
Untuk
didiskusikan
1.
Menurut
saudara, apa tindakan Raja Uzia yang salah sehingga ia dikatakan berubah setia
kepada Allah?
2.
Menurut
saudara, kenapa raja Uzia bisa berubah kesetiaannya kepada Allah? Jelaskan!
3.
Tindakan
apa saja yang harus kita perbuat supaya ketika kita berhasil dan sukses, kita
tidak jatuh seperti raja Uzia dalam perikop Alkitab saat ini?
4.
Setelah
mengkuti kisah raja Uzia ini, apa Tema yang tepat untuk Bahan Penelaan Alkitab
ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar