Rabu, 12 Maret 2014

Penelaan Alkitab Pemuda



Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 26: 1-23

Pengantar

            Dalam kehidupan manusia di dunia ini, keberhasilan merupakan hal yang selalu didambakan untuk bisa diperoleh dalam berbagai bidang kehidupan masing-masing. Keberhasilan menjadi ukuran sukses tidaknya seseorang dalam perjuangan hidup. Sehingga dalam rangka meraih kesuksesan seseorang berupaya dengan sekuat tenaga dan upaya. Bahkan untuk meraih keberhasilan itu, setiap orangpun seringkali mendekatkan dirinya kepada Tuhan, dengan rajin berdoa, rajin beribadah, rajin berbuat baik dan berupaya menjadi orang yang hidup benar di hadapan Tuhannya. Sikap seperti ini adalah baik dan memang harus demikian, bukan hanya karena sedang mengejar sesuatu dalam hidup, melainkan sikap hidup yang senantiasa mencari Tuhan harusnya senantiasa menjadi sikap hidup orang percaya. Namun perlu di ingat, bahwa terkadang kesuksesan tersebut seringkali menjadi cobaan bagi setiap orang. Sebab kesuksesan selalu menggoda seseorang untuk berbangga diri, bahkan terancam untuk lupa diri, sehingga melupakan Tuhan Allah yang nyata-nyata sumber kesuksesan tersebut. Seseorang yang semakin sukses, akan semakin besar cobaan dalam hidupnya. Tetapi jika tetap setia kepada Tuhan, maka kesuksesan tersebut menjadi sempurna dan hidup itupun akan semakin kuat tak tergoyahkan oleh apapun.

Pendalaman Teks
            Masalah umur, tidaklah menjadi penghalang untuk keturunan raja untuk diangkat menjadi raja menggantikan orangtuanya yang meninggal. Begitulah kebiasaan atau tradisi dalam Kerajaan Israel setelah bangsa itu berbentuk kerajaan. Dalam perikop Alkitab kali ini, kepada kita disuguhkan kisah dari seorang raja yang bernama Uzia yang masih muda belia, baru berumur 16 tahun telah menggantikan Raja, yakni ayahnya yang bernama Amazia. Di awal kekuasaannya sebagai raja, Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, seperti yang dilakukan ayahnya Amazia. Dia rajin mencari Allahnya sehingga segala usahanya berhasil. Demikian pula dalam menghadapi musuh-musuhnya, Raja Uzia selalu ditolong oleh Allah sehingga Ia selalu menang. Keberhasilannya dan kesuksesannya sebagai raja termasyur sampai ke Mesir karena kekuatannya yang begiru besar. Tak lain, kekuatan ini sumbernya adalah dari Tuhan Allah. Raja Uzia juga semakin menjadi kaya, ia memiliki ternak yang begiru banyak, mempunyai lahan pertanian yang begitu luas sebab dia seorang raja yang suka bertani. Selain itu, Raja Uzia juga memiliki tentara yang kuat dan besar jumlahnya. Pendek kata, Raja Uzia semakin hari, semakin sukses dan berhasil serta semakin kuat. Posisinya sebagai seorang raja seakan tidak dapat digoyahkan lagi.
            Setelah raja Uzia semakin kuat, menjadi seorang raja yang termasyur dan kaya serta berhasil, ia menjadi tinggi hati dan melakukan hal yang merusak. Ia lupa diri, kesetiaannya kepada Tuhan menjadi berubah. Ia tidak lagi menghormati kekudusan Allah. Kendatipun hamba Allah yakni Imam Azarya telah memperingati dia, Rja Uzia tidak peduli, ia malah marah kepada  Imam itu di Bait Allah. Apa hendak dikata, akhir dari kisah ini berujung dengan kisah menyedihkan. Uzia akhirnya kena penyakit kusta sebagai kutukan dari Tuhan Allah. Diapun harus menanggalkan jabatannya, dia diasingkan sampai hari matinya.

Untuk didiskusikan
1.      Menurut saudara, apa tindakan Raja Uzia yang salah sehingga ia dikatakan berubah setia kepada Allah?
2.      Menurut saudara, kenapa raja Uzia bisa berubah kesetiaannya kepada Allah? Jelaskan!
3.      Tindakan apa saja yang harus kita perbuat supaya ketika kita berhasil dan sukses, kita tidak jatuh seperti raja Uzia dalam perikop Alkitab saat ini?
4.      Setelah mengkuti kisah raja Uzia ini, apa Tema yang tepat untuk Bahan Penelaan Alkitab ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar