Bacaan Alkitab:
2 Petrus 1: 3-10
Proses Dalam Memenuhi Panggilan dan Pilihan
Sebagai Pelayan Kristus
Saudara-saudara,
Mahasiswa Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di zaman modern seperti yang kita
sedang jalani saat ini, gaya hidup sangat mengalami pergeseran yang amat cepat
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gaya hidup tersebut hampir
mempengaruhi kehidupan orang-orang secara menyeluruh. Apakah itu pola
konsumerisme (makan), atau pola berdandan atau berpakaian, gaya hidup untuk
meraih sukses, termasuk dalam pola/gaya belajar bahkan juga dalam hal beriman.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang tersebut menginginkan segala sesuatu
dalam kehidupan ini tercapai dengan serba instan atau tercapai dengan praktis
tanpa berlama-lama, atau berlelah-lelah melalui proses demi proses. Setiap
generasi dengan generasi sebelum dan sesudahnya selalu saja terdapat perbedaan dalam
hal gaya atau pola hidup. Persoalannya adalah, bahwa seringkali pola atau gaya
hidup pada generasi muda membingungkan pendahulunya karena tidak sesuai dengan
yang mereka harapkan terjadi pada generasi setelah mereka. Di sisi yang lain,
generasi muda juga seringkali bingung dalam menentukan pola hidup mereka karena
pendahulu mereka tidak memberikan contoh gaya hidup yang tepat sesuai dengan
kerinduan mereka. Di sinilah letak persoalan antara senior dan junior sehingga
lahir kebingungan di antara angkatan dalam sebuah kelompok komunitas.
Pertanyaannya adalah apa yang mengakibatkan hal seperti ini terjadi?
Saudara-saudara,
Memang zaman terus berubah, tetapi
sebagai orang percaya, orang yang dipanggil dan dipilih oleh Tuhan, kita perlu
bertanya, apakah benar zaman yang terus menerus berubah itu harus mengubah
hidup kita dari identitas kita sebagai orang percaya?
Firman
Tuhan saat ini perlu mendapat perhatian dari kita sebagai orang percaya dalam
mencapai apa yang kita perjuangkan sebagai orang yang mengaku diri dipanggil
dan dipilih Tuhan untuk menjadi saksi-saksiNya memberitakan Syalom kerajaanNya
kepada dunia ini. dengan tegas dikatakan bahwa kuasa Illahi-Nya telah
menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh
oleh pengenalan kita akan Dia. Namun perlu diketahui bahwa hidup saleh bukanlah
tujuan akhir dari perjuangan kita sebagai orang beriman. Akan tetapi kepada
iman tersebut harus ditambahkan
kebajikan (beramal, dermawan, bermurah hati, memberkati dengan cara berbagi,
dll). Kepada kebajikan itu juga harus ditambahkan pengetahuan. Dalam Alkitab
pengetahuan bukanlah sekadar pemahaman intelektual. Pengetahuan mencakup emosi
dan hubungan-hubungan personal. Israel mempunyai pengetahuan tentang Allah atau
pengenalan akan Allah, yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain.
Berbicara tentang pengetahuan sesuai PB, akan cukup
menarik kalau kita berhadapan dengan orang-orang yg secara formal percaya bahwa
Tuhan ada, kendati mereka tidak peduli pada tuntutan-tuntutan-Nya. Semua orang
wajib menanggapi penyataan dalam Kristus yg memungkinkan pengetahuan yang
lengkap tentang Allah, yang tidak hanya merupakan pengertian intelektual tapi
juga merupakan ketaatan kepada maksud Allah yang telah dinyatakan, penerimaan
kasih-Nya yang telah dinyatakan dan persekutuan dengan Allah sendiri.
Selanjutnya kepada pengetahuan tersebut harus ditambahkan penguasaan diri.
Jujur harus diakui bahwa tanpa penguasaan diri, pengetahuan terlebih
pengetahuan inteletual bisa membuat seseorang lupa diri dan akhirnya lupa Tuhannya,
itulah sebabnya penguasaan diri itu penting dalam hubungannya dengan
pengetahuan. Kepada penguasaan diri harus ditambahkan ketekunan, ketekunan
dalam hal ini dapat dipahami sebagai sikap yang penuh perhatian dan keuletan
dalam hal apa yang dilakukan seseorang. Kemudian menambahkan kesalehan dan
kepada kesalehan ditambahkan lagi kasih akan saudara-saudara, kemudian kasih
akan semua orang. Jika kita menarik kesimpulan awal, maka supaya panggilan dan
pilihan kita makin teguh iman harus diaplikasikan lewat kasih kepada semua
orang. Dan untuk mengasihi, kita ternyata perlu dan harus melengkapi diri
dengan berbagai hal yang merupakan proses hidup yang harus dijalani dan
ditempuh. Dalam arti tidak ada sesuatu yang instan bagi seorang yang beriman
dalam mencapai tujuan akhir dalam perjalanan hidupnya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Firman Tuhan saat ini, kembali
mengingatkan kita, khususnya yang adalah kaum intelektual, para teolog yang
sedang dibentuk Tuhan di lembaga ini, bahwa bagi kita sekalian hidup serba
instan terlebih dalam memenuhi panggilan Tuhan tidaklah berlaku. Untuk memenuhi
panggilan dan pilihan Tuhan belumlah final jika hanya pada titik beriman.
Tetapi kepada iman yang kita miliki harus
ditambahkan kebajikan, kemudian ditambahkan lagi pengetahuan, kemudian kepada
pengetahuan ditambahkan lagi penguasaan diri, kepada penguasaan diri
ditambahkan lagi ketekunan dan kesalehan kemudian kasih akan saudara-saudara
dan kasih akan semua orang. Dengan demikian, menjadi orang yang dipanggil dan
dipilih Tuhan, apa yang diuraikan Petrus dalam suratnya ini menjadi hal yang
mutlak dijalani, dialami dan dimiliki oleh kita sekalian. Mulai dari iman,
kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, kesalehan, dan kasih merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dalam proses meneguhkan panggilan dan pilihan
setiap orang percaya, termasuk kita sekalian saat ini. untuk itu dari kita
sekalian dituntut usaha yang sungguh-sungguh, sehingga panggilan dan pilihan
kita semakin diteguhkan. Ingat saudara-saudara, jika melakukannya, maka kita
tidak akan pernah tersandung, itu jaminan bagi kita sekalian melalui Firman
Tuhan saat ini.
Perjuangan
kita memang tidak mudah, sebab tidak ada perjuangan yang berhasil jika tak
disertai dengan pengorbanan. Dan` tidak ada pengorbanan yang sia-sia dalam
hidup seseorang dalam perjuangannya untuk mewujudkan setiap impiannya jika
berkorban di dalam Tuhannya. untuk itu, saatnya bagi kita sekalian merenungkan
kembali hakikat keterpanggilan kita untuk diproses di lembaga ini. Masihkah terbesit dibenak kita untuk menempuh
cara instan dalam perjuangan kita untuk tiba pada tujuan dan cita-cita dalam
hidup kita? Terpujilah Kristus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar