Tanggal 4-9 Februari 2019
Stola: Hijau
Pembacaan Alkitab:
1 Raja-raja 17:8-16; 1 Korintus 2:6-16
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan!
Bukanlah hal yang keliru kalau kita harus
mengatakan dengan jujur bahwa “segala sesuatu yang dilakukan yang walaupun itu
sifatnya sulit, namun kalau dilakukan dengan segenap hati berdasarkan dengan
kemurahan Tuhan tentu akan mengalami damai sejahtera (bdk Kolose 3:23)
Pelka bapak, yang
diberkati Tuhan!
Pembacaan kita
pada saat ini, dalam Raja-raja 17:8-16, mengisahkan suatu perjalanan sekaligus
pelayanan yang sangat amat berat yang diperhadapkan pada nabi Elia yang pada
zaman itu akibat ketidak setiaan umat Israel di bawah pemerintahan raja Ahab
yang saat itu memerintah Israel selama dua puluh dua tahun lamanya dan mereka
menyembah berhala yaitu dewa Baal dalam pengaruh isteri raja Ahab yang bernama
Isabel (Pasal 16). Akibat perbuatan raja Ahab bersama istrinya dan umat israel
yang telah melakukan perbuatan jahat di mata Allah, maka Allah bertindak untuk
memberi hukuman dengan mendatangkan kelaparan dan kekeringan bagi umat itu, tak
terkecuali juga yang dirasakan oleh seorang janda bersama anaknya yang juga
mengalami kekeringan/ kehausan dan kelaparan pada saat itu.
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan!
Dalam situasi yang
sulit yang dirasakan oleh seorang janda tersebut, di mana dalam ayat 12
diungkapkan bahwa janda itu hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan
sedikit minyak dalam buli-buli, justru Allah menyuruh Nabi Elia untuk menjumpai
janda tersebut, dan bukan hanya sekedar menjumpai tetapi dalam percakapan
mereka ternyata Nabi Elia meminta minuman dan makanan kepada seorang janda
tersebut yang juga dalam situasi bergumul karena kelaparan dan kehausan.
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan!
Secara kasat mata
kita sebagai “Manusia” ini adalah hal ketidakwajaran terjadi dalam kehidupan
seorang janda karena sudah jatuh, tertimpa tangga lagi... mungkin kita akan
mempunyai perasaan yang sama dengan janda tersebut bahwa untuk kebutuhan kita
saja sangatlah belum cukup terpenuhi dan tentu sangat sulit untuk berbagi kepada
orang lain. Namun di tengah peristiwa pergumulan yang dirasakan dan dialami
baik Nabi Elia maupun seorang janda mereka justru mampu melalui dan melakukan
semuanya itu yang didasarkan tentunya pada pertolongan Tuhan....
Pelka bapak yang
diberkati Yesus Kristus,
Ada beberapa hal
yang membuat mereka mampu menjalani hidup dan berbagi dalam situasi sulit bahwa:
1.
Baik nabi Elia
maupun seorang janda keduanya melihat bahwa hidup dan kehidupan ini tidak didasarkan
cara pandang manusia tetapi berdasarkan cara pandang Allah yaitu yang disebut
hikmat Allah. (1 Korintus 2:6-16). Saudara-saudara, ada banyak orang dalam menyikapi
hidup ini dengan banyaknya peristiwa dan pergumulan hanya berdasarkan logika
berpikirnya atau berdasarkan hikmat manusia itu sendiri sehingga ia tidak mampu
bertahan dan tidak dapat mencapai kebenaran yang Ilahi dan meruntuhkan hakekat
yang sesungguhnya bahwa manusia itu sendiri adalah milik Allah sehingga
sesungguhnya cara pandang kita adalah cara pandang dari Allah itu sendiri.
2.
Bahwa baik nabi Elia dan seorang
janda itu memiliki prinsip yang sama bahwa mereka mampu melalui dan melakukan
itu dalam situasi yang sulit dan tantangan yang berat, yang semata-mata didasarkan pada perintah Tuhan “ayat 9”....
dan karena Tuhan yang memerintahkan maka hal-hal yang serba sulit, kekurangan
justru menjadi berkat bagi mereka, bahwa dalam kekurangan yang mereka alami
mereka justru mampu saling memberi, dan dalam kekurangan itu Allah sanggup
memberikan yang lebih dari mereka harapkan.
Pelka bapak yang diberkati Tuhan,
Lewat kehidupan nabi Elia dan seorang janda
dan
pembacaan tadi
hendaklah memberikan suatu pemahaman bagi kita, bahwa tak kala kita menjalani
hidup, yang walaupun mungkin dalam situasi serba kekurangan sekalipun,
hendaklah kita memiliki hikmat Allah, bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi
secara kebetulan tetapi semua dalam rancangan damai sejahera Allah. Dan dalam
situasi sesulit apapun selagi masih mampu kita berbagi dan melayani mari kita
melakukan itu dengan segenap hati karena justru dalam kekurangan-kekurangan
kita alami, Allah sanggup memberi yang terbaik bagi kita. Sehingga kita tetap
akan berada dalam sukacita, pengharapan dan kasih dalam Kristus Yesus,
Amin. ST
Tanggal 11-16 Februari 2019
Stola: Hijau
Pembacaan Alkitab:
Hakim-hakim 5: 1-11;
1 Korintus 14: 26-40
Karunia
Untuk Kemulian Tuhan
Pelka
bapak yang diberkati Tuhan
Dalam kekristenan
kita mengenal hukum “tabur tuai” bahwa apa yang kita taburkan maka itu juga
yang kita akan tuai. Ketika kita menabur benih-benih kejahatan maka kita akan
mendapatkan hukuman setimpal dengan kejahatan yang kita lakukan (Amsal 11:18;
22:18 Galatia 6:8). Dalam pasal 4:1-3 sebelumnya mengungkapkan ketidaktaatan
dan ketidaksetiaan umat Israel yang telah melakukan apa yang jahat di mata
Tuhan. Sehingga Tuhan menghukum mereka dengan sebuah penindasan selama dua puluh
dua tahun lamanya, di bawah pemerintahan Yabin oleh panglima tentaranya yaitu
Sisera yang tentu diperlengkapi Sembilan ratus kereta besi.
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan
Dalam perjuangan
dan pemulihan atas orang Israel, yang saat itu mengalami penindasan yang amat
berat, dari hari kehari, atau tahun ketahun, hidup mereka seakan-akan melewati
jalan yang buntu entah ke mana mereka mencari kebebasan dari suatu masalah yang
mereka hadapi, dinyatakan bahwa mereka juga krisis dalam kepemimpinan pada saat
itu, dan ini terlihat dalam pasal 4 bahwa tidak ada laki-laki yang berani
memimpin Israel, sehingga Tuhan mengutus seorang wanita yaitu Debora seorang
Nabiah dan Hakim atas orang Israel. Secara kasat mata kepemimpinan seorang
perempuan, tentu untuk sebagian orang adalah sangat meragukan karena acapkali
dihubungkan sebagai kaum yang lemah, namun apa yang Tuhan pilih, adalah
semata-semata menurut kehendakNya, pengutusan Debora untuk menjadi pemimpin di
tengah-tengah umat Israel, juga karena Tuhan melihat sebuah ketulusan Debora,
yang selalu peka mendengar suara Tuhan, di sisi lain Debora tidak bisa dianggap
remeh oleh setiap lawannya, karena selain Debora punya kepekaan mendengar suara
Tuhan, ternyata Debora punya kelibihan-kelebihan atau karunia-karunia, diungkapkan
bahwa Debora sebagai Nabiah, hakim, dan juga kehebatan dalam mengatur strategi
dalam perang menghadapi musuh. Sehingga dapat dipastikan bahwa dalam pertolongan
Tuhan, Debora boleh membawa umat Israel dilepaskan dari suatu penderitaan serta
dapat memperoleh kemenangan.
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan
Inilah yang
membuat Debora mengkumandangkan pujian atas kuasa Allah yang memberikan
kemenangan bagi umat Israel. Ungkapan pujian atas kemenangan sekaligus juga
merupakan ajakan bagi Raja-raja, pemuka-pemuka dan umat Israel bernyanyi dan
bermazmur bagi Tuhan, karena Tuhan telah memperlihatkan keMahakuasaanNya dan
telah melepaskan umatNya dari kebinasaan.
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan
Dalam bacaan kita
saat ini ada beberapa hal yang harus kita renungkan bersama.
1.
Bahwa
dalam menyatakan setiap karyaNya, tentu Tuhan punya cara sendiri, yang mungkin
tidak bisa kita ukur dengan kemampuan kita sebagai menusia. Kadang cara Tuhan
untuk mengubah hati manusia melalui suatu penderitaan, tetapi juga dengan cara
Tuhan bahwa sanggup mengubah hati manusia dari sebuah penderitan menjadi suatu
keselamatan, tentu melalui dan dengan
orang-orang pilihan Tuhan itu sendiri .
2.
Bahwa
walupun Debora seorang wanita tetapi juga mempunyai kelebihan atau karunia,
Debora sorang Nabiah dan juga hakim atas orang Israel, kerunia-karunia yang
dimiliki Debora tidak lantas membuat Debora bermegah diri, atau memuliakan
dirinya sendiri, namun semuanya itu diperuntukkan dalam kemuliaan Tuhan.
3.
Bahwa
semua pencapaian-pencapaian atau keberhasilan yang diperoleh baik Debora maupun
umat Israel adalah merupakan campur tangan Tuhan sehingga perlu secara bersama
dalam menaikkan pujian bagi Allah
Pelka bapak yang
diberkati Tuhan
Firman Tuhan yang
kita renungkan saat ini merupakan suatu ajakan bagi kita sebagai pelka bapak
dalam kita menjalani dan menyikapi setiap perjalanan hidup, bahwa tak selamanya
kita berjalan pada ketenangan, namun kadang kala kita harus berjumpa dengan
badai-badai kehidupan, tetapi itu bukan berarti bahwa Tuhan melupakan kita,
tetapi yang pasti bahwa Tuhan menginginkan kita, agar kita percaya, dan mau
hidup sesuai dengan kehendaNya sebagaimana kehidupan Debora, serta Tuhan
menginginkan kita dalam setiap kekurangan-kekurangan yang kita miliki, kita
mengandalkan kekuatan dari Tuhan, agar di dalamnya kita mengalami suatu
kemenangan. Dan sebagai respon kita atas keselamatan yang Tuhan boleh berikan
kepada kita, kita mau hidup dalam kemuliaan sebagai suatu persekutuan pelka
bapak yang tentu dibangun dengan iman yang teguh mengkumandangkan nyanyian-nyanyian
dan mazmur kita, sesuai dengan karunia-karunia yang kita miliki. Rasul Paulus
dalam pembacaan yang kedua mengukapkan bahwa karunia-karunia yang kita miliki
adalah suatu kekayaan dalam jemaat dan dalam persekutuan, oleh sebab itu
hendaknya karunia-karunia itu diperuntukan untuk membangun rohani jemaat
sehingga akan merasakan kuasa Roh Allah yaitu kemenangan iman atas kuasa
kegelapan dalam kita menjalani
perjalanan hidup Amin. ST
Tanggal 18-23 Februari 2019
Stola: Hijau
Pembacaan
Alkkitab: 2 Raja-raja 24: 18-25: 21
Persekutuan
Pelka Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Tumbuh kembangnya kehidupan dalam
keluarga kita masing-masing semua tergantung dari bagaimana kita memainkan
peran selaku kepala keluarga. Sebab
secara tidak langsung keberadaan dan kehadiran kita menjadi sebuah teladan
penting untuk keberlangsungan anggota keluarga kita masing-masing. Ibarat sebuah
jarum, kita adalah penunjuk/pembuka jalan dan anggota keluarga (istri,
anak....) adalah benangnya. Jika jarumnya salah jalan, otomatis benangnya juga ikut tersesat.
Persekutuan
Pelka Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Pengandaian ini mungkin agak cocok bila
dihubungkan dengan perikop saat ini. Runtuhnya kerajaan Yehuda dibawah
pemerintahan raja Zedekia tidak terlepas dari sebuah kegagalan seorang pemimpin
dalam mengendalikan dan memerintah rakyatnya.
“Ia
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan tepat seperti apa yang dilakukan
Yoyakim” (pasal 24 : 19). Karena itu Allah murka dan meruntuhkan kerajaan Yehuda.
Penyerangan yang hebat dari raja Nebukadnezar memporak-porandakan kerajaan itu.
Raja Zedekia ditangkap, anak-anaknya dibantai didepan matanya, rakyatnya
dibawah dan ditawan dan diangkut ke Babel.
Persekutuan
Pelka Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Dari kisah yang sangat memprihatinkan
ini, menjadi sebuah peringatan kepada kita bahwa sesungguhnya keberlangsungan
persekutuan dan keluarga ada dalam tanggung jawab kita bersama. Ditengah
persekutuan jemaat, kita adalah kelompok laki-laki dewasa, tokoh jemaat yang
ikut memutuskan pokok-pokok penting dalam pelayanan. Namun sangat disayangkan
ternyata jika dalam persekutuan pelka pria kaum bapak misalnya, dari segi
perhadiran setiap kali ibadah justru kita menempati posisi kedua dibanding
pelka ibu.
Persekutuan
Pelka Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Dalam lingkup keluarga, kita adalah imam.
Menjadi contoh dan teladan bagi seisi keluarga rumah tangga. Sebab itu lewat
perenungan ini kita terus diingatkan supaya terus membagi dan memberi waktu
yang cukup untuk keluarga kita. Walau pekerjaan dan tanggung jawab yang kita emban sangat
menyita waktu kita, tetapi kitapun perlu selalu ingat, supaya dapat membagi
waktu secara bijaksana.
Karena
peran dan tanggung jawab kita, baik pribadi maupun persekutuan akan turut
menentukan kehidupan kita selanjutnya. Ingat bahwa hancurnya kerajaan Yehuda
karena kejahatan yang dilakukan pemimpinnya.
Itu
artinya jika kita memimpin dan mengendalikan baik keluarga maupun persekutuan
jemaat dengan bijaksana, memberi teladan yang baik, maka ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya (Maz. 133 : 3 b).
Amin. KB
Tanggal 24 Februari- 2 Maret 2019
Stola: Hijau
Pembacaan Alkitab:
I Kor. 11 : 2-16
Persekutuan Pelka
Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Sebuah persekutuan
atau kebersamaan yang kita bina bersama akan berjalan baik dan teratur apabila
ada peraturan yang disepakati bersama. Sebab organisasi manapun juga, kita tau
akan berjalan mulus jikalau aturan yang disepakati itu dapat dilaksanakan.
Sehingga segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan mulus.
Persekutuan Pelka
Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Bacaan firman
Tuahan saat ini memberikan garis besar mengenai kehendak Allah bagi umatNya
dalam hal-hal seperti pakaian luar, kesopanan, penampilan dan perlakuan yang
layak. Bahwa
Rasul Paulus menghendaki sebuah keteraturan dalam persekutuan, dan salah satu
diantaranya adalah soal etika pelayanan. Menurutnya setiap pelayanan dalam
jemaat harus berlangsung teratur, bilamana perbedaan yang ada (laki-laki &
perempuan) ditempatkan pada porsi atau tempat yang sesugguhnya.
Tidak boleh
laki-laki memberlakukan perempuan secara tidak adil, apalagi menganggap mereka
sebagai kaum yang lemah. Sebab pengandaian tentang “Kepala dari tiap laki-laki
ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki.......” (ayat 3) ini
menunjuk pada soal hubungan yang pantas
sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah.
Persekutuan Pelka
Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Demikian pula soal
keteraturan yang mau dibangun dalam perenungan ini adalah menyangkut penampilan
luar. Mungkin ada semacam kecenderungan dan kebiasaan di kala itu setiap
laki-laki memiliki rambut panjang, sehingga rasul Paulus mencela mereka
“......bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang” (ayat
14). Akan
tetapi bagi perempuan rambut panjang adalah tanda wibawa di kepalanya oleh
karena para malaekat (ay.10).
Persekutuan Pelka
Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Jadi point yang
mau dikatakan di sini
adalah soal perbedaan jasmani antara laki-laki dan perempuan patut diperhatikan.
Dengan mengambil rambut sebagai contoh, hendak menyatakan bahwa panjangnya
rambut laki-laki dan perempuan harus diatur sedemikian rupa untuk membedakan
satu dengan yang lainnya. Rambut seorang
wanita harus panjang dibandingkan dengan rambut laki-laki, untuk melambangkan
bahwa ia menerima martabat dan kelayakan kewanitaannya sebagaimana Allah
menciptakannya.
Persekutuan Pelka
Bapak yang kekasih dalam Tuhan,
Penting disini
untuk direnungkan bahawa laki-laki/suami harus mengakui harkat wanita yang
telah ditetapkan oleh Allah, dan bahwa suami bertanggung jawab untuk melindungi
dan membimbing
istrinya sedemikian, sehingga dapat memenuhi kehendak Allah bagi dirinya dalam
rumah tangga dan gereja. Artinya sebagai suami kita patut memperlakukan istri sebagai
patner (kawan) sekerja dalam mengelola rumah tangga kita masing-masing.
Senantiasa melibatkan dan menghargai pendapat dan kehadiran mereka dalam
persekutuan jemaat dalam soal pengambilan keputusan. Sehingga dengan demikian tercipta suatu
pemandangan indah dan keteraturan yang utuh dan saling melengkapi, baik dalam
lingkup jemaat maupun keluarga kita masing-masing. Amin. KB
Tanggal 4-9 Maret 2019
Stola: Ungu
KISAH PARA RASUL 10: 9- 23a.
Bapak-bapak yang
dikasihi Yesus Kristus.
Dalam pembacaan kita tadi, ada dua
orang tokoh
yang ditampilkan
yaitu Kornelius dan Petrus. Kornelius adalah seorang perwira di Kaisarea,
seorang Non Yahudi ia adalah seorang
yang takut akan Tuhan. Ia mengalami penglihatan pada saat berdoa. Di mana
Kornelius menyaksikan seorang malaikat dan menyuruhnya untuk mencari Simon yang
disebut Petrus yang berada di Yope. Berdasarkan penglihatan itu Kornelius
langsung menindaklanjuti dengan menyuruh orang-orang suruhannya mencari Petrus
di Yope. Dan Petrus adalah seorang yahudi, pengikut Kristus dan ia juga sebagai
pemimpin gereja di Yerusalem. Ia termasuk pemimpin gereja mula-mula. Petruspun
mendapat penglihatan tetapi berbeda dengan apa yang disaksikan oleh Kornelius.
Petrus sempat menolak apa yang telah difirmankan kepadanya karena menganggap
tawaran firman itu haram baginya. Tetapi Allah berfirman apa yang dihalalkan
oleh Allah tidak boleh diharamkan oleh manusia. Saudara-saudara dalam kenyataan
hidup terkadang berbanding terbalik dari apa yang dikehendaki oleh Allah. Sebab biasanya apa yang diharamkan oleh Allah
justru dihalalkan oleh manusia. Bahkan manusia sering menghalalkan segala cara
untuk memperoleh apa yang ia inginkan, walau ia tahu bahwa itu bertentangan
dengan kehendak Tuhan. Yang halal diharamkan
dan yang haram justru dihalalkan.
Bapak-bapak yang
dikasihi oleh Yesus.
Sementara Petrus
masih memikirkan arti dari penglihatan itu, Roh Tuhan berkata: ada tiga orang mencari engkau, bangunlah,
turunlah kebawah dan berangkatlah bersama dengan mereka, jangan bimbang sebab
Aku yang menyuruh mereka kemari (ay 20). Penglihatan Petrus ada kaitannya dengan
kehadiran orang-orang suruhan Kornelius, karena untuk pertumbuhan iman dan
kepercayaan serta keselamatan Korneliuslah Petrus harus bertindak dengan segra
mengikuti apa kata Roh. Yaitu untuk melengkapi Kornelius dan keluarganya
menjadi keluarga yang diselamatkan oleh Kristus. Penglihatan Petrus membantunya untuk memahami
bahwa keselamatan itu juga penting bagi orang-orang non Yahudi yang saat itu
dianggap najis oleh orang Yahudi.
Bapak-bapak yang dikasihi Yesus Kristus.
Dari hal ini kita
bisa belajar bahwa bertindak berdasarkan penglihatan adalah hal yang sangat
penting. Dan ketika mendapat Visi dari Tuhan lakukanlah segra. Saat Tuhan memberikan
kita Visi, biasanya hal itu bersifat spesifik dan personal. Walau hal itu jelas
untuk diri kita sendiri, tetapi hal itu akan selalu mengarah kepada
kemuliaanNya. Tugas kita adalah untuk mematuhi Visi yang kita terima. Seperti
halnya Kornelius dan Petrus.
Sudara-sudara,Tuhan
hanya mau ketaatan kita untuk melakukan perintahNya, dan jika kita tetap tekun
dan taat melakukan semuanya, maka kita akan menyaksikan bagaimana tangan Tuhan
bekerja dengan ajaib dan membuat kita sadar bahwa kita adalah alat yang dipakai
Tuhan untuk menyelesaikan pekerjaanNya. Amin.
NB
Tanggal 11-16
Maret 2019
Stola: Ungu
Bacaan Alkitab: 1 YOHANES 2: 1 – 6.
Bapak-bapak yang
dikasihi Yesus Kristus
Sapaan anak-anakku
oleh Yohanes menunjukan bahwa Yohanes berupaya bertindak bak seorang Bapak
terhadap anak-anaknya untuk memberi nasehat, bahwa dalam dunia ini ada begitu
banyak godaan yang mengiurkan sehingga banyak orang yang terperangkap untuk
melakukan dosa. Dan oleh dosa itu membuat hubungan manusia dengan Allah
terputus serta menjadikan manusia jauh dari hadapan Allah. Karna itu dalam perikop bacaan kita saat ini,
Yohanes menegaskan tentang peran Tuhan Yesus sebagai pengantara yang menjamin
pengampunan dosa. Dan sebagai orang yang
mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, wajib menuruti perintah-perintahNya dan
hidup sama seperti Kristus.
Yohanes berharap
jemaat yang di sapa sebagai anak-anaknya itu menjadikan seluruh firman Tuhan
sebagai perintah untuk diperhatikan dan menjadikan firman Tuhan itu sebagai
rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar
apa lagi berbuat dosa.
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan Yesus.
Yohanes
menggambarkan Kristus sebagai seorang pengantara pada Bapa dan pendamaian untuk
segala dosa kita. Kata “pengantara” (Yunani: Parakletos) yang digunakan disini
mengandung arti seperti seorang pengacara dalam pengadilan. Tugas seorang
pengacara adalah menjadi seorang pembela bagi orang yang tertuduh. Dan sebagai
seorang yang berdosa, kita seperti orang yang tertuduh di hadapan Bapa, dan
Kristus dalam kasihNya yang besar berperan sebagai pembela kita di hadapan
Bapa. Dia membawa pendamaian untuk kita.
Kata “pendamaian” (Yunani: hilasmos) mengandung arti penghapusan dosa.
Murka Allah tertuju kepada orang orang yang berbuat dosa termasuk kita semua,
namun Kristus telah menangungnya di atas kayu salib. Murka Allah atas dosa telah
dicurahkan kepada Kristus, sebab dengan jalan demikian kristus telah mendamaikan
kita dengan Allah, sehingga kita beroleh keberanian untuk datang kembali
mendekat kepada Tuhan.
Bapak-bapak yang
dikasihi Yesus Kritus.
Yohanes
mengatakan tanda seseorang
sungguh-sungguh mengenal Kristus tentu orang tersebut akan menuruti
perintah-perintahNya. Dan seseorang yang mengatakan mengenal Kristus tetapi
tidak melakukan FirmanNya, Yohanes menyebutnya sebagai seorang pendusta,dan
didalamnya tidak ada kebenaran.
Karena itu jika
kita hidup didalam Kristus, maka kita wajib hidup seperti Kristus. Hidup
seperti Kristus adalah sebuah kewajiban, bukan pilihan.
Memang kita
menyadari bahwa hidup menuruti FirmanNya bukanlah hal yang mudah, karena kita
masih hidup dalam dunia dimana kuasa kedagingan dan kuasa keduniawian akan
terus menerus berupaya membuat kita tidak patuh, tidak hidup seperti Kristus
hidup. Memang banyak tantangan hidup dalam kepatuhan, tetapi jangan kita
pesimis, karena ada Allah yang akan menolong kita melalui Roh Kudus sehingga
kita diberi kemampuan untuk hidup berdasarkan ketetapan dan perintah Tuhan. Dan
sesuai janjiNya setiap orang yang patuh pada perintahnya akan menikmati
kasihNya dan kedamaian dalam kehidupannya. Mari kita menuruti firmanNYa dan
hidup sama seperti Kristus telah hidup. Maka kita akan menikmati berkat-berkatNya.
Amin. NB
Tanggal 18-23 Maret 2019
Stola: Ungu
Bacaan Alkitab: Keluaran 33:1-6; Roma 4;
1-12
Saudara-saudara
Yang Kekasih di dalam Tuhan,
Pasal 33 ini berada dalam setting
kisah tentang penyembahan patung lembu
emas, yang dimulai dengan penilaian
TUHAN terhadap sikap bangsa Israel, yakni ‘ tegar tengkuk’ ay.3,5. Musa
memohon belas kasihan Tuhan untuk mengampuni bangsa Israel dan kembali mengasihi
mereka setelah mereka memberontak kepada Tuhan. Lebih dari itu Musa mau
memastikan bahwa Tuhan sungguh sedang berjalan bersama mereka, yang dijawab
TUHAN dengan janji memberi bimbingan dan ketentraman Musa merasa gelisa dan
kwatir sama seperti yang dirasakan umat Israel.
Apakah Allah.benar benar ikut dalam perjalanan mereka. Penyertaan Ilahi
sangat mereka butuhkan sebab dalam perjalanan di Padang gurung, mereka
menghadapi musuh musuh dan segala tantangan.l ay.14. Tuhan juga menyatakan
bahwa Dia telah memilih Musa dan mengenal dia sebagai pemimpin yang Tuhan pilih
untuk membawa umat keluar dari
perbudakan di Mesir menuju ke tanah perjanjian. Dan Tuhan menegaskan kepada
Musa untuk tetap rendah hati dihadapan Tuhan. Kalaupun Tuhan mengangkatnya
menjadi pemimpin atas umatNya, bukan berarti Musa pantas meninggikan diri dan
memperoleh keutamaan (privilege) memandang kemuliaan wajah Tuhan. Tuhan
menyatakan otortitas IlahiNya (divine authority) dan kehendak bebasNya untuk
menentukan siapa yang patut dikasihaniNya dan diberiNya kasih karunia. ‘ Engkau
tidak akan tahan memandang wajahKu’ dalam ay 20 mengandung penegasan posisi
Allah yang ‘mahatinggi’ terhadapNya tak seorang manusiapun sanggup untuk
menatap apalagi menjangkau kemuliaan wajah Tuhan Pemakaian ungkapan
metamorphosis dalam ay 29 bahwa Musa hanya bisa
melihat belakang Tuhan memberikan makna ‘ KETIDAKPANTASAN’ manusia untuk
mendekat pada kemuliaan Tuhan yang sesungguhnya. Meskipun cukup jelas dalam percakapan Musa dengan Tuhan, bahwa yang Musa inginkan
dan rindukan adalah ‘kemuliaan Tuhan’ (GLORY) dan bukan wajah jasmani [face].
Dalam terjemahan bahasa Ingris ‘Show me Your’ I pray’. Musa sadar bahwa manusia
tidak dapat dan tidak akan tahan melihat wajah Allah yang mahakudus [band. Ay
20]. Tetapi itupun sudah cukup bagi Musa untuk meyakini janji Allah.
Paulus juga
menegaskan bahwa Abraham menerima janji, bukan karena ia memelihara hukum
Taurat , melainkan karena imannya.
Karena itu, janji itu berlaku bagi
seluru keturunan, bukan hanya secara jasmani, melainkan juga secara rohani.
Disamping itu iman Abraham bersandar hanya pada kuasa Allah Pencipta. Janji
Allah adalah tempat Abraham berkiblat. Apa yang Abraham amati dalam dirinya dan
terhadap istrinya, akhirnya tidak
menyebabkan batinnya menjadi bimbang.am
Selanjutnya, Abraham tidak
bertanya kemana mana apakah Allah mampu melakukan apa yang Ia telah dijanjikan, tetapi tugas
Abraham ialah beriman. Iman itulah yang diperhitungkan sebagai kebenaran bagi
Tuhan.s
Saudara saudara
yang kekasih dalam Yesus Kristus
Kita hidup dalam
dunia yang semakin mengandalkan materialisme menjadi ‘idol’ (dewa) yang
menggiring tidak terkecuali orang percaya (orang kKristen) pada keadaan semakin
menjauh dari pengadalan akan Tuhan. Penyertaan akan Tuhan menjadi formalisme yang
diucapkan dalam doa dan pujian, tetapi absen dalam perilaku hidup yang sepadan
untuk kesaksian orang yang mengandalkan Tuhan,,.Sikap mengandalkan diri dan meninggikan diri adalah sikap memberontak
dihadapan kemuliaan Tuhan. Dan dimasa penantian ini adalah ibarat perjalanan
bangsa Israel digurun dunia. Dunia nyata kita adalah pentas perjuangan orang percaya untuk terus meyakini janji
penyertaan Tuhan. Dengan demikian meninggikan Dia sebagai yang layak menerima
kemuliaan, pujian dan hormat itu yang patut kita nyatakan. Dalam pengorbanan dan kemenanganNya atas
maut, Yesus Kristus telah mengerjakan karya pemulihan citra Allah [imago Dei]
atas mereka yang dipanggil untuk menatap
kemuliaanNya dan olehnya mengalami pembaharuan hidup. Meninggikan Tuhan adalah sikap iman yang akan mengantar kita terus
menerus pada ‘pertobatan ekstensial’ dari sikap meninggikan diri kepada sikap
meninggikan DIA. Meninggikan Tuhan
berarti mengandalkan Dia.
Memandang kemuliaan Tuhan adalah spiritulitas yang akan terus membawa kita
bersyukur. Dan dari situ akan lahir kemampuan untuk mengikis segala bentuk
arogansi, kesombongan, keangkuhan, dan pengadalan diri. Godaan dunia dengan semua ukuran materialnya akan
terus memojokkan anak anak Tuhan pada pilihan pilihan crucial , amat menyulitkan
dan dilematis. Namun keyakinan pada kekuatan intervens i tangan Tuhan yang
nampaknya tak kelihatan itu, menolong kita untuk terus berjalan tegar dalam
gurun dunia. Seperti pujian ‘ ketempat tinggi dan teduh, Tuhan mantapkan langkahku’.
A M I N AM
Tanggal 25-30 Maret 2019
Stola: Ungu
Bacaan
Alkitab: Yeremia 11, Roma2 : 1- 11
Allah
Menghukum Tanpa Memandang Bulu
Saudara-saudara Yang Kekasih,
Rasul Paulus menyatakan orang
orang Yahudi selalu merasa lebih istiwewa dari bangsa lain, karena status
mereka sebagai umat pilihan Allah, yang bersunat dan yang berhukum Taurat .
Dalam status seperti itu orang Yahudi cenderung
,suka menghakimi orang lain, ia sendiri menghakimi dirinya sendiri,
sebab ia sendiri juga berbuat hal yang sama, ia sendiri tidak bebas dari
salah. Satu satunya yang berhak
menghakimi hanyalah Allah saja, karena Allah menghakimi dengan jujur dan adil
tanpa pandang bulu. Siapapun yang bersalah pasti di hokum. Jadi Rasul Paulus
mau menentang orang Yahudi yang merasa lebih benar dari orang lain. Sebab orang
yang benar bukanlah orang yang hanya “ Mendengar” Hukum Taurat, tetatpi yang “
melakukannya” (ayat 13). Malahan,kata Rasul Paulus, orang yang bukan Yahudi
(kafir) yang tidak pernah mendengar Hukum Taurat, tetapi oleh dorongan hati
mereka sendiri, melakukan apa yang di tuntut oleh Hukum Taurat, maka mereka
telah “Mentaati” Hukum Taurat, walaupun mereka tiidak pernah mendengar Hukum
Taurat. Dan hal ini bisa terjadi, karena dalam hati setiap manusia ada
“Tertulis “ isi Hukum Taurat ( Ay. 15 ).
Atas dasar itulah Rasul Paulus menegaskan
bahwa tidak ada seorangpun yang luput dari hukuman Allah. Allah akan membalas
setiap orang menurut perbuatannya ; Hidup Kekal kepada mereka yang tekun
berbuat baik, mencari Kemuliaan, Kehormatan dan ketidakbinasaan; Murka dan
geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri,yang tidak taat kepada
kebenaran melainkan taat kepada
kelaliman (Ay 6-8). Hukumann Allah atas orang yang berbuat jahat itu bukan
hanya nanti “ Di Neraka” tetapi sejak masih di dunia ini, yaitu penderitaan dan
kesusahan (ay. 9); sebaliknya orang yang berbuat baik akan memperoleh
Kemuliaan, Kehormatan dan Damai Sejahtera (Ay.10) . Sekalipun demikian
maksudnya,sekalipun Allah menghukum setiap orang yang berbuat jahat namun Allah
tidaklah serta merta menghukumnya pada saat itu juga ketika ia sedang berbuat
jahat. Allah seolah-olah membiarkan dulu. Allah bukan berarti “ Menutup Mata “
terhadap orang yang berbuat jahat, melainkan ini justru adalah karena kekayaan
kemurahan kesabaran dan kelapangan hati Allah, yang bermaksud untuk menuntun
orang jahat itu kepada pertobatan ( Ay.4). Tapi orang jahat akan menganggap
sepi kemurahan,kesabaran dan kelapangan hati Allah dan mengeraskan hatinya
sehingga tidak mau bertobat dan dengan demikian ia menimbun murka Allah atas
dirinya sendiri.
Saudara-saudara, sesungguhnya Allah
adalah Allah yang adil artinya tidak ada suatu kesalahan pun sebkecil apapun
kesalahan itu, yang tidak akan di hukumnya. Namun itu tidak berarti bahwa Allah
adalah Allah yang “ Sadis” yang “Main Gampar” saja asal kita salah, yang selalu
menuntut “ Bayar Kontan, salah langsung di hukum “. Justru Allah adalah Allah
yang Maha Murah, yang menghendaki setiap orang selamat dan memperoleh damai sejahtera
di dunia ini dan hidup kekal di dunia yang akan datang. Ia “ Panjang Sabar”
“Murah Hati dan Lapang Hati”. Namun manusialah yang sering kali “ Menganggap
sepi” kemurahan Allah dan memakainya sebagai kesempatan untuk makin bertekun
dalam kejahatan. Tetapi bagi kita orang percaya yang telah dan sedang hidup
dalam Kristus telah “Menjadi Anak-anak Allah di dalam Kristus”. Kita harus
bersyukur atas anugrah keselamatan dari Allah. Dan Syukur kita itu di wujudkan
dengan mengasihi Allah dan sesama kita. Mengasihi Allah berarti : beribadah
yang sejati kepada Allah yaitu “ Mempersembahkan Tubuh sebagai persembahan yang
hidup dan kudus kepada Allah ( Roma 12 :
1) , menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik (Roma 12 : 9). Tetap rajin dan
dengan Roh yang menyala-nyala layanilah Tuhan ( Roma 12 : 11). Mengasihi sesama
berarti suka membantu sesama, suka memberi tumpangan,mendahului memberi
hormat,tidak mengutuki melainkan selalu memberkati orang, tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan, dan seterusnya sebagaimana yang dapat kit abaca
dalam tulisan selanjutnya Roma 12 : 9-21. Dan Hal lain lagi jangan suka
menghakimi sesama ! Hal ini bukan Ancaman ataupun menakut-nakuti melainkan
mengingatkan, bahwa kalau kita tidak bertobat, kita akan menerima hukuman
Allah. Dan itu pasti “ Mengerikan”.
Amin AM
Tanggal 1-6
April 2019
Stola: Ungu
Bacaan Alkitab:
Imamat 23:26-36; Wahyu 19:1- 8
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pelaksanaan
hari-hari raya dalam keagamaan merupakan aktifitas yang melekat dalam kehidupan
setiap orang yang beragama. Hari-hari raya sangat dipelihara dengan ketat dalam
keagamaan umat Israel, yang pada dasarnya dimaksudkan untuk merenungkan
perbuatan Tuhan di masa silam dan sekaligus sebagai bentuk permohonan kepada
Tuhan atas apa yang mereka butuhkan, termasuk memohon kepada Tuhan pengampunan
atas dosa dan pemberontakan mereka. Dalam keagamaan Yahudi, hari-hari raya
dipelihara sebagai bentuk peraturan keagamaan dengan tujuan agar umat
memeliharanya dalam kehidupan. Hari pendamaian, merupakan salah satu hari raya
dalam keagamaan Israel yang diperintahkan untuk dipelihara dan dilaksanakan.
Hari raya pendamaian, dilaksanakan dengan melakukan pertemuan kudus, di mana
umat diwajibkan untuk merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan
korban bakaran kepada Tuhan Allah. Selain itu, perayaan yang satu inipun
menuntut untuk berhenti bekerja dalam bentuk apapun.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Hari Pendamaian sesungguhnya dimaksudkan
sebagai upaya untuk mendamaikan umat dengan Tuhan Allah. Inilah cara dan
pemahaman umat Israel dalam menyadari akan keberdosaan mereka kepada Tuhan
Allah. Mereka sadar akan dosa dan pelanggaran mereka dank arena itu mereka
berupaya memperbaikinya melalui usaha dan praktek keagamaan dan praktek
keagamaan tersebut dijadikan ketetapan untuk dilaksanakan. Apakah yang terjadi
melalui upaya ini? Jawaban akan hal ini sesungguhnya dijawab oleh Allah di
dalam dan melalui Yesus Kristus. Manusia dalam semua upayanya tidak akan pernah
mampu mendamaikan dirinya dengan Allah oleh karena keberdosaan mereka. Dengan
kata lain, pendamaian itu hanya dapat terjadi oleh karena Kasih karunia Allah.
Tuhan Allah lah yang mendamaikan Diri-Nya dengan manusia melalui penderitaan,
kematian Yesus Kristus di Kayu Salib dan yang bangkit dari kematian. Melalui
karya Allah tersebutlah maka manusia didamaikan dengan Tuhan Allah. Manusia
tidak ada jasa apapun dalam upaya pendamaian tersebut.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Pada bacaan kita yang kedua saat ini,
Yohanes yang memperoleh penglihatan tentang kemuliaan Allah di dalam Sorga di
mana puji-pujian kepada-Nya disampaikan oleh himpunan orang banyak. Allah
dipuji oleh dasar iman bahwa keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada
pada-Nya. Dia adil dan benar dalam segala penghakiman-Nya. Tuhan Allah yang
Maha kuasa adalah Raja, oleh karena itu semua orang percaya harus takut akan
Dia. Allah di dalam Anak Domba yang Kudus yakni Yesus Kristus adalah pengantin
laki-laki dan kitalah mempelai perempuan yang menantikan Dia. Dia datang
menyambut dan menjemput kita sebagai mempelai perempuan. Inilah pendamaian
tersebut. Pendamain yang kekal oleh Anak Domba Allah yang Kudus.
Saudara-saudara, melalui bacaan Alkitab
saat ini kita sekalian diarahkan untuk dengan benar menjalani setiap praktek
keagamaan yang kita lakukan. Bahwa semua praktek keagamaan kita sesungguhnya
dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan Allah sebab Dia sendiri
telah mendamaikan kita, Dia menguduskan kita dan menjadikan kita sebagai
mempelai perempuan yang menantikan kedatangan-Nya. Selanjutnya, sebagai umat
tebusan-Nya, kita diajak untuk takut akan Dia, dan senantiasa memuji Nama-Nya
dalam sukacita dan bersorak-sorai. Terpujilah Kristus Anak Domba Allah,
diberkatilah kita umat-Nya. Amin
BPS
Tanggal 8-13 April 2019
Stola: Ungu
Bacaan Alkitab: Keluaran 40:1- 16
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Pembuatan
Kemah Suci dilaksanakan pada saat umat Israel berada di Padang gurun dalam
perjalanan dan pengembaraan hidup mereka menuju Tanah Perjanjian. Kemah Suci
sendiri merupakan symbol tempat berdiamnya Allah di antara hidup umat Israel
selama perjalanan di Padang gurun. Kemah Suci dibuat dengan mempekerjakan semua
ahli di antara tukang-tukang (36:8) dan bahan untuk membuat Kemah Suci terdiri
dari barang-barang yang mahal harganya dan sungguh dikuduskan. Kemah suci
kemudian digunakan sebagai kemah pertemuan. Kemah di mana Allah berjumpa dengan
Musa dan seluruh umat Israel. Kemah Suci menjadi tempat yang kudus dalam
kehidupan umat Israel selama mereka di Padang gurun. Kemah suci dikuduskan,
demikian juga dengan segala benda-benda yang ada di dalamnya, semua dikuduskan
dan diurapi oleh Musa. Setelah itu, Harun beserta anak-anaknya pun dikuduskan
dan diurapi sebagai orang-orang yang akan bertugas di sana.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Di Kemah suci ditempatkanlah Tabut hukum,
yakni 2 buah loh batu yang bertuliskan hukum Tuhan yang diterima Musa di Gunung
Sinai. Penempatan Tabut ini adalah sebagai tanda bahwa kehidupan di Kemah Suci
haruslah berdasarkan Hukum Tuhan. Tuhan diyakini berdiam di sana dan oleh
karena itu, umat Tuhan dan semua yang bertugas di dalamnya haruslah kudus dan
senantiasa memelihara kekudusan mereka karena Allah itu adalah Kudus.
Selanjutnya, di dalam Kemah Suci juga terdapat mezbah korban bakaran, mezbah
ukupan, bejana pembasuhan, minyak urapan dan benda-benda lainnya sesuai dengan
perintah Tuhan kepada Musa hamba-Nya itu. Semua benda-benda kudus di dalam
Kemah suci tersebut adalah satu kesatuan yang harus utuh ada di dalam Kemah
Suci. Maka Kemah Suci yang dibuat ini akan diangkut dan dipindahkan ketika umat
Israel berpindah atau bergerak sebagaimana pimpinan Tuhan melalui tiang awan di
siang hari dan tiang api di malam hari. Kemanapun umat Israel berjalan Kemah
Suci ini terus dibawa sebagai bukti bagi mereka bahwa Tuhan Allah senantiasa
ada bersama mereka di perjalanan hidup tersebut.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Keberadaan Kemah Suci menjadi sangat
penting dalam hidup keimanan umat Israel. Melalui Kemah Suci ini, umat Israel
senantiasa diingatkan bahwa Allah yang Kudus dan Yang Maha Kuasa itu ada
beserta mereka. oleh karena itu, mereka wajib memelihara kekudusan hidup karena
Allah yang beserta mereka adalah Allah yang Maha Kudus. Demikian juga
(terlebih) mereka yang diurapi bertugas di Kemah Suci tersebut dituntut untuk
hidup kudus. Kekudusan hidup menjadi sangat penting dalam kehidupan umat, sebab
tanpa kekudusan tak seorangpun melihat Tuhan. Tanpa kekudusan, maka
sesungguhnya Tuhan Allah tidak akan hadir sebab Allah yang Kudus itu tidak akan
pernah berkenan atas ketidakkudusan umat. Maka menjaga kekudusan hidup sangat
ditekankan dalam rangka perjumpaan Allah dengan umat-Nya. Kekudusan hidup
bukanlah sekedar kekudusan lahiriah atau jasmaniah, melainkan meliputi
totalitas hidup umat. Kegagalan umat Israel di padang gurun kemudian adalah
mereka acapkali menjadi tidak kudus karena keserakahan, ketamakan mereka dan
juga ketidakpuasan mereka dalam setiap pemberian Tuhan Allah yang menyertai
mereka.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan
Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus, Kemah Suci itu adalah Yesus Kristus
sendiri. di dalam Yesuslah berdiam seluruh kepenuhan Allah. Dia adalah Allah
yang Kudus, Dia adalah Yang Diurapi, Dialah tempat kita diperjumpakan dengan
Allah. Di dalam Yesus Kristus bertemu dengan Allah. Sebagaimana syarat Kemah
Suci dalam hidup umat Israel yang penuh dengan kekudusan dan menuntut kekudusan
hidup, maka Yesus Kristuspun yang adalah Kemah Suci kita adalah Kudus dan Dia
juga menuntut kekudusan hidup dari kita sebagai umat-Nya. Sebab tanpa kekudusan,
sekali lagi kita tidak akan dapat berjumpa dengan Tuhan Allah. Demikian juga,
kita sebagai umat yang telah dikuduskan-Nya, haruslah senantiasa menjaga dan
memelihara kekudusan hidup sebab hanya dengan kekudusanlah kita dilayakkan
melayani Dia. Dengan kekudusan hidup maka nyatalah bagi kita perjumpaan dengan
Allah. Perjumpaan tersebut adalah anugerah dan berkat.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Sebagai umat yang dikuduskan Tuhan Yesus,
kita harus sadari bahwa zaman dan segala hal yang terjadi di dalamnya menjadi
tantangan bagi kita dalam menjaga dan memeliharaa kekudusan hidup. Tetapi
sebagai umat yang dikuduskan kita harus yakin dan percaya bahwa arus zaman
harus mampu kita hadapi, kita harus berjuang berselencar di arus badai kehidupan
dengan segala fenomena yang terjadi di dalamnya. Memihara jati diri sebagai
umat yang kudus, bukanlah perkara ringan, kita tidak boleh terlena oleh segala
bentuk kenikmatan yang ditawarkan perkembangan zaman ini, sehingga kita
melupakan identitas disri sebagai umat yang kudus. Menjadi umat kudus, kita
harus berani tampil beda sesuai dengan kehendak Tuhan, kendatipun kita ada di
dalam dunia, tetapi kita bukan dari dunia dan kita tidak boleh menjadi sama
dengan dunia. Sebagai umat yang kudus, kita harus mampu memelihara identitas
diri sebagai umat yang dikuduskan dengan cara kita hidup di dalam persekutuan
dan senantiasa memberi diri dijumpai oleh Allah. Kita harus sadari, bahwa
disetiap perjalanan hidup ini, Tuhan Allah beserta kita dan oleh karena itu
kita harus senantiasa hidup kudus, sebab Allah yang beserta kita itu adalah
Allah yang Kudus. Kekudusan hidup harus meliputi totalitas hidup kita. Dengan
hidup kudus, maka kita niscaya menikmati anugerah dan berkat Tuhan dalam hidup
ini, sebab Tuhan hanya hadir di tengah kekudusan. Terpujilah Tuhan yang Maha
Kudus. Amin BPS
Tanggal 15-20 April 2019
Stola: Ungu
Bacaan Alkkitab: YESAYA 42:1-9.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan,
Seseorang terkadang
tampak begitu hebat, percaya diri, berani menghadapi apa saja karena merasa ada
yang di andalkan. Banyak hal yang dapat di andalakan manusia di dunia ini. Mis
materi, jabatan, keluarga dan lain-lain. Biasanya orang berfikir kalau sudah
punya segalanya tidak ada masalah lagi toh ada yang di andalkan. Namun kita di
ingatkan bahwa seberapa hebat dan kuat apapun manusia atau sebanyak apaun materi yang ia punya dan
sebesar apapun kekuatan kuasa yang ia
miliki, di situpun letak keterbatasannya sebab manusia bukanlah mahluk yang
sempurna. Memiliki segalanya tidak
berarti bahwa dia sudah hebat dan tidak lagi membutuhkan pertolongan. Kenyataan
bahwa ada kalanya manusia tidak dapat di
andalkan dan terkadang kita kecewa bahkan patah semangat karena kita tidak mendapatkan
apa yang kita harapkan. Karena itu melalui penghayatan firman Tuhan saat ini
kita mau di ajak untuk mengarahkan seluruh pengharapan hidup kita kepada Allah
sang penolong sejati yang dapat kita jadikan andalan sejati dalam hidup kita.
Pelka pria kaum
bapa yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Perikop bacaan
kita saat ini merupakan nyanyian pertama dari empat nyanyian “Hamba Tuhan”
dalam kitab yesaya. Nyanyian-nyanyian
tersebut memberikan penggambaran kepada umat Tuhan tentang seorang hamba yang
dipilih Tuhan untuk menjalankan misi penyelamatan dengan memberi seluruh
hidupNya. Sang hamba ini menjalankan tugas yang di perintahkan oleh Tuhan dalam
rangka menggenapi janjiNya. Sang hamba ini juga dipenuhi Roh Tuhan sebagai
tanda perkenan dan penyertaan Tuhan. Ia datang ke tengah-tengah kehidupan
manusia yang sudah tidak berdaya apa-apa seperti buluh yang patah terkulai dan
sumbuh yang pudar. Ia hadir untuk menyelamatkan manusia dari keterpurukannya
akibat pelanggaran dan dosa yang ia perbuat. Ia mencelikkan setiap mata hati
dan membebaskan jiwa yang terbelenggu karena dosa. Ia hadir membawa kabar
kesukaan sekaligus pengharapan dan keselamatan. KehadiranNya menyatakan
kemuliaan Tuhan yang denganNya manusia dapat mengenal dan mengalami ke agungan
kasih Allah, Dialah sang penolong sejati
yang dapat di andalkan dan tidak akan pernah mengecewakan.
Pelka pria kaum
bapa yks dalam Tuhan Yesus Kristus,
Sang penolong yang
di nuabuatkan Yesaya dalam bacaan kita saat ini tidak lain adalah Yesus Kristus
sang penyelamat hidup kita, Dialah bukti keangungan kasih Allah kepada manusia
dan dunia ini. Hal ini mau mengingatkan kita bahwa tidak ada yang dapat kita
andalkan untuk menyelamatkan kita selain pengorbanan Yesus Kristus. Di masa
lampau, orang Israel begitu bangga akan keterpilihan mereka, seakan
keterpilihan itu menjadi sebuah andalan, namun sayang Israel lupa diri, mereka
tidah menyembah Tuhan dengan sebulat hati hidup mereka tidak mencerminkan bahwa
mereka adalah bangsa pilihan, sebaliknya malah hidup dalam kubangan dosa, hidup mereka tidak mencerminkan kemuliaan
Tuhan sebaliknya hidup angkuh, sombong dan menindas sesama. Karena itu mereka
terpuruk dalam penderitaan bahkan nyaris binasa.
Pelka pria kaum bapak yang kekasih,
Merenungkan firman
Tuhan ini kiranya menyadarkan kita bahwa Allah sungguh mengasihi kita sekalipun
kita berdosa. Oleh sebab itu kita mesti menjalani hidup dalam kesadaran bahwa
kita sudah diselamatkan oleh Allah karena itu kita juga akan terus menampakan
hidup yang berkenan kepadanya, menyembah Dia dengan segenap hati mengandalkan
Dia sebagai penolong Yang sejati. Amin. AT
Tanggal 22-27 April 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab: Yosua 10: 16-27.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan,
Keinginan yang
kuat membawa manusia kepada seribu jalan yang tak pernah terfikirkan. Pelka
pria kaum bapa yang kekasih di dalam Tuhan. Dari ungkapan ini mengingatkan kita
bahwa untuk mencapai sebuah harapan membutuhkan upaya, harus ada kerja keras
kerja cepat tetapi juga kerja cerdas, namun
yang juga tidak kalah pentingnya adalah Fokus pada apa yang hendak di
capai dan berani menghadapi berbagai tantangan.
Pelka pria kaum bapak yang kekasih dalam
Tuhan,
Tersirat dalam
bacaan kita, bahwa ini jugalah yang di tekankan oleh Yosua kepada pasukannya. Ada dua hal yang di anjurkan oleh Yosua.
1.
Fokus pada tujuan.
Sebagai penglima tentara Israel Yosua mengarahkan seluruh perhatian dan
juga segenap kekuatan dan kemampuan untuk mencapai kemenangan yang telah di
nyatakan Tuhan Allah kepada mereka (8). Artinya kemenangan itu telah di
persiapkan oleh Allah kepada umat Israel tetapi, untuk mencapai kemenangn itu
tentu di butuhkan upaya yang maksimal mereka harus berjuang dengan sekuat
tenaga dan kemampuan mereka.
Saudara-saudara,
Dikisahkan dalam bacaan kita bahwa ketika pertempuran itu berlangsung dan saat
kelima raja orang Amori berhasil meloloskan diri dan bersembunyi di Goa Makeda.
Yosua menyerukan agar yang bersembunyi di tutup jalan keluarnya sementara para
prajurit yang melarikan diri harus terus
di buru. Dari seruan Yosua ini jelas bahwa untuk mencapai kemenangan itu
tidak mudah melainkan harus mengerahkan seluruh kemampuan tenaga keahlian
tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah keberanian dalam bertempur. Ini
yang di serukan Yosua untuk hal yang ke-2 dalam meraih kemenangan. Yosua membangkitakan semangat para prajurit
khususnya para perwira agar tidak merasa takut dan cemas dlm menghadapi
peperangan melawan tentara Amori demi meraih kemenangan. Sebab kemenangan itu
sudah di persiapkan oleh Tuhan Namun di butuhkan keseriusan mereka untuk meraih
kemenangan itu. Saudara-saudara, penghinaan terhadap raja-raja dengan
meletakkan kaki mereka di atas tengkuk raja-raja adalah suatu kebiasaan
kemenangan perang pada masa itu (24), tindakan seperti ini dimaksudkan untuk membangkitkan kepercayaan
orang-orang sekaligus menekankan kekuatan Tuhan
di tengah mereka. Sama halnya juga yang dikatakan dalam Maz
110:1(baca.)! Hal ini juga merupakan tanda kekuasaan para pemenang perang dan kekalahan total bagi para musuh.
Saudara-saudara, Focus pada apa yang menjadi tujuan yaitu kemenangan akan
membangkitkan keberanian menghadapi segala tantangan dan rintangan. Hal ini mengingatkan kita juga bahwa Allah
telah menyelamatkan kita melalui kemengan TuhanYesus Kristus dari maut, kita
semua yang percaya ke padaNya adalah orang-orang yang dimenangkan dari kuasa
dosa dan menjadikan kita anak-anak Allah. Merayakan kemenangan ini mesti membuat
kita senantiasa bersyukur tetapi juga tetap berbenah diri demi meraih kehidupan
yang kekal. Kita semua telah di selamatkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus,
tetapi tidak berarti bahwa kita tidak
perlu lagi berjuang. Saudara-saudara, hidup
kekal merupakan tujuan akhir hidup semua orang dan untuk mendapatkan itu kita perlu fokus pada tujuan itu tanpa
mengabaikan apa yang menjadi tanggung jawab kita sebagai orang-orang percaya
dalam dunia ini. Tidak perlu takut dan cepas untuk hal apapun di dunia ini
karena Allah yang menjanjikan hidup kekal itu tetap menyertai kita. Amin. AT
Tanggal 29 April-2 Mei 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab: Ester 7:1-10. Wahyu 1:9-20.
Persekutuan pelka pria kaum bapak yang
dikasihi oleh Tuhan.
Dalam banyak
pengalam hidup kita, kecenderungan seseorang untuk berniat jahat dipicu oleh
banyak faktor. Saya teringat dengan ucapan Bang Napi yang mengatakan: kejahatan
terjadi bukan karena ada niat dari pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan.
"Waspadalah.!”. Kesempatan yang dimaksud di sini oleh karena adanya saat-saat
di mana ada keleluasaan bagi seseorang untuk melakukan tindakan jahat (peluang
yang bagus) apakah mencuri, membunuh, aksi-aksi jahil untuk merusak, dan
hal-hal tindakan jahat lainnya. Tetapi sesungguhnya tindakan/sikap yang
demikian tidaklah terlepas dari maksud hati seseorang untuk berbuat sesuatu
sehingga di dalam dirinya ada dorongan yang kuat untuk melakukan sikap atas
tindakan jahat itu sendiri.
Saudara-saudara, rupanya, pengalaman
hidup dengan niat jahat dalam merencanakan tindakan kejahatan atas diri orang
lain pernah dilakukan oleh seorang yang bernama Haman. Tindakan jahat yang akan
dilakukan Haman dalam cerita Alkitab ini, bukan didasarkan pada adanya
"kesempatan", seperti ungkapan dari Bang Napi tadi tetapi karena
memang ada niat dari pelakunya, untuk berencana melakukan pembunuhan
besar-besaran terhadap kaum Yahudi yang berada di lingkungan kerajaan Persia
termasuk di dalamnya saudara sepupu Ratu Ester yang bernama Mordekhai. Hal itu
dipicu oleh karena ketidakpatuhan Mordekhai dalam memberikan penghormatan
terhadap Haman yang pada saat itu baru saja naik pangkat. Sehingga dia
mengalami sakit hati serta kecewa yang berbuahkan pada rencana pembunuhan.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Rancangan
kejahatan Haman sudah dipersiapkan secara matang. Dan bahkan tiang gantungan
yang nantinya dipakai untuk menggantung/menyulakan Mordekhai telah tersedia.
Namun berkat pertolongan Tuhan melalui Ratu Ester dia berhasil meluluhkan hati
Raja Ahasyweros untuk memberikan hukuman kepada Haman atas rencana jahat
pembunuhan yang dirancangkannya itu. Mordekhai tidak jadi dihukum oleh Haman,
malah sebaliknya Hamanlah yang akhirnya mati dihukum gantung di tiang gantungan
yang sebelumnya dipersiapkan untuk menghukum Mordekhai. Saudara-saudara, Ada dua
hal penting disini: 1. Penghukuman Haman adalah juga bagian dari tindakan Allah
yang tidak menyukai kejahatan apalagi merancang kejahatan bagi orang lain. 2.
Kebebasan Mordekhai dari niat jahat Haman merupakan bukti bahwa pertolongan
Allah nyata adanya. Merencanakan suatu kejahatan bagi orang lain bukanlah suatu
tindakan terpuji, sebab Allah tidak menginginkan cara-cara yang demikian.
Sekalipun terkadang ada dorongan perasaan untuk melakukan hal itu, apakah
karena sakit hati, kecewa, ketidaknyamanan perasaan, dll, yang pasti Allah
membenci kejahatan. Allah menghukum tetapi di sisi lain Allah mengasihi.
Kehadiran Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus tentunya akan meluluhkan
tindakan-tindakan buruk yang ada pada kita.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Penglihatan
Yohanes yang terurai dalam Kitab Wahyu bacaan kita yang kedua, menjelaskan
bahwa sesungguhnya Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus adalah pengendali
kehidupan kita. Penglihatan Yohanes dengan berbagai symbol-simbol mengarahkan
mata rohani kita untuk melihat keagungan dan keilahian Yesus sebagai pemegang
kunci kehidupan. Dia Tuhan yang meneguhkan iman percaya kita untuk tidak
tergoda pada tindakan-tindakan jahat. Dan juga menjadi Tuhan yang memberikan
perlindungan bagi kita atas segala rancangan-racancangn kejahatan yang
membinasakan kehidupan umatNya. Firman Tuhan yang mengatakan jangan takut
(wahyu1:17) Dialah yang awal dan yang akhir dan yang hidup akan menyatakan
kuasaNya dalam setiap perkara hidup yang kita hadapi. Oleh karena itu, letakan
seluruh iman pengharapan dan kasih kita kepada Allah, sebab Dialah perlindungan
kita. Amin.
IR
Tanggal 6-11 Mei 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab: Yehezkiel 1:1-25,
Kisah Para Rasul 9:19b-20.
Pelka
pria kaum Bapak yang diberkati Tuhan Yesus,
Kita sering
mendengar kalimat "kemuliaan atau Mulia". Di dalam Alkitab,
berdasarkan terjemahan Ibrani disebut Kavod yang berarti Bobot/Nilai.
Tetapi istilah tersebut digunakan secara bervariasi berdasarkan penggambaran
sifat dari sebuah kedudukan misalanya kuasa, keagungan, kehormatan, kekuatan.
Dalam keyakinan dan pengakuan iman kita, Allah didudukkan sebagai yang memiliki
Kemuliaan atau yang termulia di seluruh alam semesta ini dan tidak ada satu
mahlukpun di bawah kolong langit ini yang dapat menyerupai kemuliaan yang
dimiliki Allah. Dalam kitab Yehezkiel 1:1-25, mengemukakan kemuliaan Allah
dalam konsep semi jasmaniah. Di sini diceritakan bahwa setelah Yehezkiel
diliputi kuasa Tuhan, maka nampaklah sebuah penglihatan gemuruh angin badai
yang bertiup dari utara dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang
berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar yang di dalamnya kelihatan
seperti kuasa malaikat. (Yeh. 1:4). Ay. 5 menjelaskan bentuk dari kuasa itu
yakni adanya empat mahluk yang menyerupai manusia yang pada awalnya Yehezkiel
tidak mengetahui nama dari sosok yang dilihatnya itu. Namun dalam Yehezkiel
10:20 Yehezkiel menjadi mengerti bahwa mereka adalah mahluk sorgawi yang
bersayap yang disebut Kerubim. Dengan melihat kemunculan dari para kerubim itu,
menunjukan kemuliaan Allah yang sangat besar melampaui akal manusia. Betapa
Yehezkiel melihat keagungan dan kemuliaan Sang Ilahi yang maha hebatnya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Pengalaman yang
seperti itu tentunya tidak hanya dialami oleh Yehezkiel tetapi di dalam Alkitab
banyak pula tokoh-tokoh Alkitab yang mengalami dan yang merasakan langsung
hebatnya kemuliaan Allah itu. Hanya saja berbeda pada konteksnya berdasarkan situasi
dan kondisi dari yang mengalami kemuliaan Allah itu sendiri. Seperti halnya
yang dialami oleh Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul pasal 9. Rasul paulus
yang sebelumnya bernama Saulus merasakan kemuliaan Allah dalam diri Yesus
Kristus pada perjalanannya ke Damsyik. Tiba-tiba cahaya Ilahi memancar dari
langit mengelilingi dia (Kis. 9: 3) dan dia merasakan kemuliaan Allah terjadi
atas dirinya yang menjadikan dia mengalami pertobatan. Terhadap penggambaran
kuasa atas kemuliaan Allah ini mungkin sedikit berbeda dengan Yehezkiel, tetapi
apa yang terjadi baik Yehezkiel maupun Paulus menyiratkan kita tentang beberapa
hal. 1. Kemuliaan Allah merupakan petunjuk bahwa Dia Allah memiliki keagungan
yang dapat menaklukan kekuatan kuasa apapun yang ada di bawah kolong langit
ini, yang kepadaNya manusia meletakkan penghormatan dalam nilai penyembahan
(Yeh. 1: 28). 2. Kemuliaan Allah adalah sebuah panggilan. (Yeh. 2: 3. Kis 9: 20).
Untuk menyatakan karya Allah yang luar biasa sehingga manusia bertobat dan
mengalami pembaharuan hidup. 3. Kemuliaan Allah merupakan respon Ilahi bahwa
Allah menyertai umatNya. Yehezkiel dan Paulus adalah merupakan pribadi-pribadi
yang merasakan langsung betapa hebatnya Allah itu.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus
Dalam hal ini
pula, sebagai umat Allah tentunya kitapun harus dapat bertanggung jawab untuk
menyatakan kemuliaan Allah melalui kehidupan nyata setiap hari. Orang Kristen
yang mengenakan kodrati Ilahi akan menampakan sifat-sifat seperti yang terdapat
dalam diri Yesus kristus. Memiliki karakter Kristus merupakan Respon iman kita
atas segala kemuliaan Allah. Terpujilah Tuhan Yesus. Amin IR
Tanggal 13-18 Mei 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab:
Yehezkiel 37:15-28, Wahyu
1:9-20.
Pelka pria kaum bapak yang dikasihi Tuhan.
Yehezkiel
adalah seorang Nabi Allah yang memiliki arti nama "Allah menguatkan".
Dia lahir dalam lingkungan keluarga imam dan tengah menjalani pendidikan imam
pada tahun 597 sM. Dan ditahun yang sama, terjadi pembuangan ke Babel, dan
Yehezkielppun ikut dibawa ke Babel. Sekitar lima tahun kemudian diumur 30 tahun
(Yeh. 1:2-3) Yehezkiel menerima panggilan sebagai Nabi untuk melayani dalam
kurun waktu 22 tahun lamanya (Yeh. 29:17). Ditengah-tengah menjalankan fungsi
sebagai nabi Yehezkiel diperintahkan Allah menyiapkan dua lembar papan yang
tertulis Nama Israel dan Yehuda. Ia harus menggabungkan kedua papan tersebut
dalam tangannya yang berarti mereka menjadi satu dalam tangan Tuhan (ay 16-19).
Ini berarti, Tuhan akan menjemput Israel dan Yehuda dari tanah pembuangan.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Tuhan menjadi Allah mereka (20-23). Di Tanah
Perjanjian itu, mereka akan dipimpin oleh satu gembala, yaitu Daud. Mereka akan
hidup menurut peraturan-peraturan Tuhan (24-25). Ia akan melakukan perjanjian
damai dan abadi dengan mereka (26). Sebulum Israel dan Yehuda dipersatukan,
rupanya ada persoalan yang terjadi yakni adanya pelanggaran terhadap hukum
Tuhan dan juga pertikaian politik. Kerajaan yang bersatu dibawah kepemimpinan
Daud dan Salomo terpecah menjadi Israel dan Yehuda. Lalu karna umat berkhianat,
Tuhan menyerahkan Israel kepada Asyur dan membuang Yehuda ke Babel. Namun oleh
karna belas kasihan Allah terhadap umatNya maka Allah pempersatukan kembali
mereka dalam ikatan cinta kasih Allah. Dalam bagian Firman Tuhan yang kita baca
tadi menunjukan betapa kasih setia Tuhan nyata, Tuhan mengingat kembali ikatan
perjanjian bahwa Dia Tuhan akan tetap menjadi Allah umatNya, dan umat akan tetap
menjadi umat Allah yang diberkati. Atas dasar pemikiran Tuhan inilah maka Dia
merindukan persekutuan hidup kembali umatNya. Israel dan Yehuda boleh menarik
kesimpulan bahwa semua akan diarahkan pada kebaikan Allah. Bahwa Allah akan
membuat sebuah ikatan perjanjian dengan umatNya. Dan pada saat itu Israel dan
Yehuda akan menjadi satu bangsa di bawah kepemimpinan Allah sendiri. (Yeh.
37:22). Berita pembaharuan dengan bersatunya mereka kembali, pada bagian ini
mendengungkan dua janji pemulihan:
1.
Bahwa Allah akan memberikan pemulihan bagi umatNya yang diikat oleh perjanjian
kekal Allah yang berlangsung selama-lamanya (ay. 21) 2. Janji Allah bahwa umat
akan kembali mnjadi satu bangsa yang akan dipimpin oleh satu Raja sebagai satu
umat ditangan Tuhan (ay. 17, 19, 22, 24).
Persekutuan pria kaum bapak yang
diberkati...
Melalui
berita ini umat ditantang untuk melihat kedepan dan menantikan kuasa pemulihan
Tuhan. Penggenapan janji ini dihubungkan pada misi kedatangan Kristus yang
mempersatukan umat. Raja Israel yang sejati yaitu Tuhan Yesus Kristus yang juga
sebagai Imam besar dalam kemah suci Sorgawi menegaskan bahwa semua orang yang
percaya kepadaNya dapat yakin akan masa depan mereka. Sebab Kristus memegang
kunci maut dan kerajaan maut ditaklukkan dibawa kuasaNya Dialah yang awal dan
yang akhir, dan yang hidup yang akan mempersatukan dan mempersekutukan umatNya
di dalam ikatan cinta kasih Allah di dalam Yesus kristus. Para umat tidak perlu
takut dan ragu sebab masa depan aman dalam lindungan Tuhan, persekutuan hidup
bersama dengan Tuhan akan menjadikan kita bersatu, tidak hanya intern, antara
umat yang satu dengan yang lain, tetapi kita bersatu didalam Tuhan. Amin IR
Tanggal 20-25 Mei 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab: 1 Samuel 20: 1-23, 35- 43
Kisah Para Rasul 11: 19-26
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bersahabat
adalah tindakan yang biasa dan mesti kita lakukan sebagai manusia. Setiap orang
biasanya memiliki sahabat di dalam hidupnya. Sahabat sering dipahami sebagai
seseorang yang melebihi teman, dalam arti bahwa ada hal yang lebih khusus
sifatnya dalam persahabatan. Persahabatan sangatlah berarti bagi manusia di
tengah menjalani hidup di dunia ini. Di dalam dan melalui persahabatan, setiap
orang akan menikmati bentuk kehadiran orang yang dapat memberikan suasana
berbeda. Sahabat akan senantiasa ada bagi sahabatnya, seorang sahabat aka nada
ketika sahabatnya membutuhkannya. Oleh karena begitu berharganya persahabatan,
maka ada banyak definisi sahabat yang diberikan masing-masing orang, sesuai
dengan kerinduan dan pengalamannya. Intinya adalah bahwa persahabatan sangat
membantu masing-masing orang dalam menjalani kehidupan ini. Setiap orang
penting untuk memiliki sahabat dalam hidup ini. Dalam rangka menunaikan tugas
dan tanggungjawab sebagai umat yang diutus ke dalam dunia ini kita membutuhkan
sahabat. Dengan hadirnya sahabat di hidup kita, maka kita akan lebih mudah
menghadapi berbagai bentuk peristiwa dalam kehidupan ini. Mari kita berefleksi
bagaimana seharusnya persahabatan berdasarkan kesaksian Alkitab.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Persahabatan Daud
dan Yonathan adalah persahabatan sejati yang penh dengan dilema. Dikatakan
dilema karena diantara persahabatan tersebut ada Saul yakni ayah Yonathan yang
berniat membunuh Daud sahabat Yonathan. Tetapi karena persahabatan tersebut
dibangun diatas dasar kasih Allah, maka persahabatan Yonathan dengan Daud tidak
terganggu apalagi menjadi putus, hancur luluh lantak. Persahabatan Yonathan
dengan Daud bukanlah persahabatan biasa, bukan sekedar pertemanan yang akrab
dan dekat, tetapi persahabatan ini diikat dalam perjanjian di hadapan Tuhan
Allah (8) dan Yonathan mengasihi Daud seperti ia mengasihi dirinya sendiri.
Berkat persahabatan yang terjalin benar dan terikat kokoh antara Yonathan
dengan Daud telah menghadirkan jalan keluar dalam menghadapi permasalahan.
Bahkan ancaman kematian bagi Daud sahabat Yonathan. Dua orang yang bersahabat
ini berbagi untuk menyelesaikan sebuah persoalan hidup yang mengancam. Yonathan
dan Daud bersama-sama mencari jalan keluar dari permasalahan yang mengancam
hidup Daud. Jalan keluar dengan strategi yang benar mereka temukan di dalam
persahabatan tersebut. Daud dapat selamat dari ancaman pembunuhan Raja Saul
berkat bantuan sahabatnya Yonathan. Sebagai sahabat sejati bagi Daud, Yonathan
rela berkorban demi keselamatan sahabatnya Daud. Ini adalah persahabatan yang
mengharukan jika dengan seksama direnungkan.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bersahabat adalah juga prinsip dalam
hidup persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Persekutuan
Kristen dibangun diatas dasar persahabatan setiap orang yang terhimpun di
dalamnya. Persahabatan tersebut adalah persahabatan di dalam dan oleh kasih
Kristus Yesus. Persahabatan seperti ini telah ditunjukkan pengikut-pengikut
Kristus sejak semula ketika Injil mulai disebarkan. Barnabas yang diutus oleh
Jemaat di Yerusalem ke Antiokhia merasakan wujud persahabatan dari rekan-rekan
pekabar Injil di tengah perjananan tersebut. Melalui suasana persahabatan yang
tercipta, Barnabas boleh merasakan sukacita dalam pelayanan pekabaran Injil
tersebut sampai ia kemudian berjumpa dengan Paulus di Antiokhia. Suasana jalinan
persahabatan yang tercipta di tengah-tengah hidup umat Tuhan sesungguhnya akan
menghantar umat Tuhan pada keutuhan persekutuan di dalam Yesus Kristus.
Persahabatan haruslah menjadi syarat persekutuan kita sebagai orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bukankah Yesus Kristus sendiri menjadikan
kita sebagai sahabat-sahabat-Nya?
Dengan terciptanya
persekutuan yang dijalinan dalam dan dengan persahabatan berdasarkan kasih
Kristus, maka setiap orang yang terhimpun di dalam persekutuan tidak akan saling
membiarkan. Masing-masing orang akan merasakan kehadiran sahabat dalam segala
bentuk suka duka kehidupan sebagai anggota persekutuan Kristus. Ibarat sebatang
lidi yang tidak akan mungkin dapat dipakai menyapu dengan bersih, maka demikian
pula dalam hidup persekutuan tidak akan mampu melaksanakan tugas pelayanan
dengan optimal. Tetapi jika semua bersatu dalam persahabatan, maka persekutuan
akan menjadi kuat dan kokoh serta niscaya akan mampu melaksankan tugas
tangggungjawab dengan lebih baik. Prinsip persahabatan orang percaya haruslah
berdasarkan kasih Allah, yakni mengasihi sesama dengan benar, bahkan seperti
kita mengasihi diri kita sendiri. Persahabatan harus dibangun di tengah
persekutuan kita, supaya setiap orang akan merasakan kasih Kristus melalui
seorang dengan yang lain.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kesetiaan adalah sikap yang harus
dipelihara dalam kelangsungan persahabatan yang terjalin dengan sesama di
persekutuan. Setia kepada Tuhan dan setia kepada sesama. Persahabatan Yonathan
dengan Daud merupakan persahabatan yang diwarnai kesetiaan, sebab mereka
bersahabat di dalam Tuhan dan dengan Kasih Tuhan Allah. Demikianlah pula
kiranya dalam kehidupan kita yang bersahabat
di tengah persekutuan. Seorang dengan yang lain haruslah saling
membutuhkan dan merasakan kehadiran orang lain yang adalah sahabatnya. Maka
marilah kita pelihara persahabatan di tengah persekutuan kita, sebab dengan
persahabatan, kita niscaya akan dikuatkan untuk menunaikan tugas panggilan kita,
dengan persahabatan kitapun akan saling berbagai untuk menemukan berbagai
solusi persoalan yang kita hadapi. Persahabatan diantara umat Tuhan haruslah
persahabatan yang diikat kokoh oleh kesetiaan. Sebagaimana kesetiaan Tuhan
Yesus yang menjadikan kita sahabat dan bersahabat seorang dengan yang lain,
marilah kita memegang teguh kesetiaan kepada-Nya dan kesetiaan kita dalam
persekutuan dengan sesama untuk memuliakan Tuhan Allah. Tuhan Allah memberkati
kita. Amin.
BPS
Tanggal 27
Mei- 1 Juni 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab
1
Tawarikh 12:16-22; Wahyu 15:1-4
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Perjuangan hidup Daud berdasarkan
kesaksian Alkitab, sungguhlah perjuangan hidup yang berat dan tidak pernah
berakhir sampai pada akhir hidupnya. Pengorbanan yang begitu besar di tengah
perjuangan hidup tersebut selalu menjadi pengalaman yang melekat dalam
kehidupan Daud. Musuh-musuh yang terus menerus mengejar dan mengancam nyawanya
seakan tidak pernah putus. Walaupun Saul yang selama ini mengejar dan terus
menerus berusaha membunuh Daud telah mati, akan tetapi perjuangan Daud belumlah
berhenti. Daud terus diperhadapkan pada perjuangan berat demi memenuhi tugas
dan tanggungjawabnya sebagai Raja Israel. Masa peralihan kepemimpinan dari Raja
Saul kepada Raja Daud yang terjadi ternyata mengandung begitu banyak problem
atau persoalan. Para pemimpin terpecah, ada yang berpihak kepada Raja Saul dan
sebagian kecil sebelumnya telah berpihak kepada Raja Daud. Daud memang memiliki
pengikut-pengikut yang setia menyertai dia sejak berperang melawan bangsa
Filistin dan juga selama dia berada di dalam pelarian dan di persembunyian dari
kejaran Raja Saul. Pengikut-pengikut Saul, setelah kematiannya ternyata
kemudian ada yang menyeberang untuk mengikuti Daud. Tentu hal ini bukanlah
perkara mudah untuk diterima. Tetapi, Daud sepertinya tidak menjadikan hal ini
sebagai sebuah masalah yang penting di pemerintahannya. Daud membuka diri
kepada orang-orang yang kemudian datang menggabungkan diri dengannya setelah
Dia resmi menjadi Raja secara definitive.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tindakan Raja Daud menerima dengan
terbuka orang-orang yang hendak menggabungkan diri dengannya setelah Saul
meninggal, merupakan tindakan yang tentu melahirkan polemic bagi
pengikut-pengikutnya yang sejak dari dulu sangat setia kepadanya. Tetapi dalam
bacaan Alkitab saat ini, sepertinya sikap tersebut tidak diceritakan. Tidak ada
perasaan penolakan dari pengikut-pengikut Daud terhadap niat orang-orang yang
hendak menggabungkan diri tersebut. Pernyataan Daud dalam ayat 17 menjadi
jawaban dari pertanyaan; kenapa Daud menerima orang-orang tersebut, dan kenapa
orang-orang tersebut menggabungkan diri dengan Daud. Daud membuka diri bagi
orang-orang yang hendak menggabungkan diri dengannya, katanya: Jika kamu datang
kepadaku dengan maksud damai untuk membantu aku, maka aku rela bersekutu dengan
kamu, tetapi jika untuk menyerahkan aku dengan tipu muslihat kepada lawanku,
sedang aku tidak melakukan kelaliman, maka biarlah Allah nenek moyang kita
melihat itu dan menghukum kamu” (17). Dari pernyataan Daud ini, dapatlah
diketahui dan dimengerti kenapa Daud membuka diri menyambut orang-orang yang
sebelumnya ada di pihak Saul dan setelah Saul meninggal menggabungkan diri
dengannya. Daud tidak menolak orang-orang tersebut, selama niat mereka adalah
baik dan juga memiliki tujuan yang sama yakni bersama-sama menghadapi musuh
mereka. Jikalaupun orang-orang tersebut menggabungkan diri dengan maksud
melakukan tipu muslihat kepada Daud, Daud menyerahkan hal itu kepada tangan
Tuhan Allahnya. Satu hal yang pasti dan diyakini Daud adalah bahwa selama ini
dia hidup dalam kebenaran Allah, maka dia membuka diri bagi setiap orang yang
datang menggabungkan diri kepadanya karena kebenaran itu. Daud menjadikan Tuhan
Allah sebagai hakim di kehidupannya.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tidaklah mudah melakukan seperti apa yang
diperbuat Daud. Tidak sedikit orang akan berpikir berulang-ulang untuk
melakukan tindakan Daud ini. Bagaimana tidak, dikala kita di tengah
keterpurukan hiudp dan di tengah perjuangan berat, kita hanya ditemani
orang-orang tertentu dan jumlahnya sangat sedikit, itupun kalau ada yang setia
beserta kita. Tetapi setelah kita berhasil keluar dari keterpurukan dan
berhasil dalam kejayaan, ada banyak orang yang datang mendekat kepada kita dan
menyatakan diri mau beserta kita. Mungkin saja kita akan berpikir sangat untuk
menerima orang-orang seperti ini. Untuk hal ini, kita mungkin mengenakan
ungkapan yang berkata: “ada uang abang disayang, habis uang abang ditentang”.
Akan tetapi, berdasarkan kesaksian Alkitab saat ini, kita semua diajak untuk
merenungkan tindakan Daud yang membuka diri menerima orang-orang untuk
menggabungkan diri dengannya disaat kedudukan Raja ia peroleh. Pernyataan dan
sikap Daud penting untuk kita renungkan, bahwa siapapun yang hendak
menggabungkan diri atau ingin ikut serta dengan kita secara bersama-sama dengan
tujuan atau maksud damai untuk membantu kita, maka haruslah diterima. Tidak
perlu menaruh curiga yang berlebihan, jikapun orang-orang itu kemudian memiliki
maksud dan tujuan yang salah, maka sesungguhnya Tuhan Allah akan bertindak atas
mereka. Intinya ialah, bahwa siapapun yang datang menggabungkan diri dengan
kita karena kebenaran, maka tidak ada alasan untuk menolaknya. Pelajaran iman
yang juga kita dapat dari kesaksian Alkitab ini adalah bahwa jika kita tetap
konsisten dan berkomitmen hidup di dalam kebenaran, maka orang-orang akan
datang memihak kepada kita. Artinya, dengan berprinsip hidup di dalam
kebenaran, maka kita tidak akan mungkin seorang diri, Tuhan Allah senantiasa
beserta kita dan Dia sendiri akan menghadirkan orang-orang bagi kita.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Prinsip hidup Raja Daud yang berusaha
tetap setia hidup di dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah, telah
menghantar dia pada keberhasilan hidup melalui segala rintangan, ancaman dan
persoalan hidup. Tuhan senantiasa menyertai dia, dan dia senantiasa menjadikan
Allah sebagai Hakim di segenap perjalanan dan perjuangan hidupnya. Oleh kebenaran,
banyak orang yang menggabungkan diri dengannya dalam melanjutkan perjuangan
hidup mereka selanjutnya. Demikian pula kesaksian Yohanes di dalam kitab Wahyu
yang juga menjadi bacaan kita saat ini, bahwa oleh kebenaran dan penghakiman
Tuhan Allah, semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Tuhan Allah. Artinya
ialah bahwa kebenaran akan selalu nyata dan orang-orang akan datang
menggabungkan diri kepada kebenaran. Maka hidup dalam kebenaran adalah
kehidupan yang harus dijadikan perilaku dan prinsip hidup dalam rangka menarik
banyak orang untuk datang bergabung dengan kita dalam mewujudnyatakan tugas
panggilan serta perjuangan menghadapi segala bentuk tantangan di kehidupan ini
demi kemuliaan Tuhan Allah. Kita tidak boleh menjadi hakim atas hidup orang-orang
yang hendak berbalik kepada Tuhan. Kita tidak boleh menghakimi mereka yang
sebelumnya tidak bersama-sama kita dalam perjalanan hidup persekutuan
menghadapi segala bentuk tantangan untuk menolak mereka. Tetapi, selama masud
dan tujuannya adalah damai dan hendak membantu kita memperjuangkan hidup ini
dan memperjuangkan kelangsungan persekutuan ini ke depan, kita mesti membuka
diri. Kalaupun dibalik itu ada niat jahat, berilah tempat kepada Allah untuk
menjadi hakim atas mereka.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan
orang-orang lain demi terwujudnya tujuan dan keberhasilan. Untuk itu, Firman
Tuhan menegaskan kepada kita, bahwa kita harus hidup dalam kebenaran, supaya
orang-orang datang menggabungkan diri dengan kita dan kita mesti membuka diri
apapun latarbelakang dan motivasi mereka asalkan maksud dan tujuan mereka
adalah damai. Dengan hidup dalam kebenaran Allah, maka orang-orang juga akan
melihat kebenaran Allah melalui kehidupan kita, dan kita akan menjadi saksi
yang membuat orang-orang menggabungkan dir datang menyembah Allah kita yang
adalah kebenaran dan hidup itu. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin BPS
Tanggal 3-8 Juni 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab: Keluaran 40:17-38;
Kisah Para
Rasul 16:35-40
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan,
Secara umum teks
pembacaan kita (khususnya dari Kitab Kisah Para Rasul 16: 35-40) menjelaskan
tentang dampak dari pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus dan Silas
di kota Filipi.
Mereka dimasukkan
dalam penjara atas tuduhan palsu dari sejumlah orang yang mengambil keuntungan
dari bisnis Spiritual (Roh Petenung) di Kota Filipi (lihat ayat 16-19). Rasul Paulus
dengan menggunakan wibawa Ilahi, yakni Kuasa Tuhan Yesus Kristus, telah
mengusir roh jahat yang selama ini menguasai seorang perempuan yang menjadi roh
petenung dan dimanfaatkan oleh sejumlah orang di Kota Filipi untuk mengejar
keuntungan materi dari hasil tenungannya. Kehadiran Paulus dan Silas di Filipi dalam rangka
mengabarkan Injil dipandang sebagai suatu hambatan besar oleh mereka untuk
mendapatkan keuntungan, sehingga orang-orang tersebut menyeret Paulus dan Silas
kepasar untuk menghadap Penguasa setempat.
Persekutuan Pelka Bapak
yang dikasihi Tuhan,
Atas tuduhan palsu
dan dakwaan yang tidak beralasan secara hukum, yakni hukum Romawi karena kota
Filipi adalah wilayah hukum Romawi, Paulus dan Silas dimasukkan dalam penjara
oleh pembesar-pembesar kota. Mereka didera berkali-kali dan atas perintah
pembesar-pembesar kota, Paulus dan Silas yang divonis penjara tanpa. Penyelidikan
kasus, dipasung dan dibelenggu kaki mereka. Secara manusia tentu Paulus dan
Silas merasakan penderitaan fisik dan batin. Namun yang anehnya saudara-saudara...mereka
tetap memuliakan Tuhan, menyanyi untuk memuji Tuhan bahkan berdoa dalam
penjara. Pada
tengah malam ketika Paulus dan Silas tengah berdoa dan memuji Tuhan, tiba-tiba
terjadilah gempa bumi yang hebat sehingga sendi-sendi penjara goyah lalu
menyebabkan pintu-pintu penjara terbuka dan belenggu-belenggu yang memasung
mereka terlepas. Kepala Penjara yang terjaga menyangka bahwa Rasul Paulus dan
Silas serta tahanan-tahanan lain telah melarikan diri, sehingga ia merencanakan
untuk bunuh diri melalui pedang. Namun rencana tersebut digagalkan oleh
perkataan Paulus: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih disini”
(Ayat 28).
Saudara
saudara...Kepala penjara tentu menjadi sangat heran, ia menyuruh orang untuk
membawa suluh dan mendapati para tahanan masih di tempat masing-masing. Kepala
Penjara ini tersungkur di depan Paulus dan Silas seraya bertanya: “Tuan-tuan
apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” mereka menjawab:” Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”.
(ayat 30-31)
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan
Peristiwa inilah
yang kemudian menjadikan Kepala Penjara dan seisi rumahnya menjadi percaya lalu
dibabtis dan menerima injil. Dan tentulah kabar tentang Paulus dan Silas serta
sikap dan tindakan mereka dalam penjara menjadi kesaksian bagi banyak orang
terutama bagi orang-orang dalam penjara. Sehingga tanpa alasan yang jelas
pejabat-pejabat kota menyuruh Kepala Penjara untuk melepaskan Paulus dan Silas.
Menariknya saudara-saudara...Paulus dan Silas menolak tindakan para pejabat
kota untuk melepaskan mereka, karena bagi Paulus itu adalah tindakan yang
melanggar hukum Romawi. Nah karena sikap inilah para pejabat kota datang
meminta maaf lalu melepaskan mereka.
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan...
Melalui pembacaan
ini kita mau belajar bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat menghambat Injil
yang dibawa oleh orang-orang percaya, sebab Injil adalah khabar baik bagi semua
orang. Sekalipun Rasul Paulus dan Silas harus menghadapi resiko yang sangat
berat yakni dipenjara di Filipi, tapi justru peristiwa inilah yang menyebabkan
Kepala Penjara dan keluarganya menjadi Percaya dan menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Allah tetap bekerja dalam segala perkara dan Ia Maha Tahu
apa yang dilakukan oleh anak-anakNya. Paulus dan Silas telah menjadikan
penderitaan mereka sebagai kesaksian yang hidup bagi banyak orang. Ketika
orang-orang mempunyai kebiasaan mengeluh bahkan berputus asa menghadapi
penderitaan, namun Rasul Paulus dan Silas justru menjadikan penderitaan,
pergumulan sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, sambil
terus berdoa, memuji dan memuliakan NamaNya. Lalu pada akhirnya atau ending
dari semua yang mereka lakukan, bukan Cuma mereka saja yang
bersukacita/bergembira menerima kebebasan dari penjara karena mujizat Tuhan,
tapi juga Kepala Penjara dan seisi rumahnya. Bahkan sebelumya seorang perempuan
bernama Lidia, penjual kain ungu dari kota Tiatira, juga menjadi percaya dan
menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya. Oleh sebab itu sebagai
bapak-bapak Kristiani, adakah kesaksian kita, pola hidup kita juga menjadi
cerminan yang baik bagi orang lain untuk
menjadi gambaran murid-murid Yesus yang patut diteladani sehingga kitapun dapat
membawa orang-orang lain menjadi percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat mereka. Amin. WL
Tanggal 10-15 Juni 2019
Stola: Putih
Bacaan
Alkitab: Yoel 2:18-29; 1
Kor. 2: 1-11
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan...
Kita meyakini
bahwa pekerjaan Roh Allah yang Kudus terus berlangsung dalam dunia, terutama
menggerakkan hati manusia untuk mengenali terang dan kebaikan agar mengerti
kehendak Tuhan. Namun persoalan sekarang apakah manusia mengeraskan hatinya
untuk sesuatu yang baik atau tetap merasa nyaman dengan tindakan-tindakan yang
jahat serta dosa-dosa yang ia lakukan?? Manusia sampai kapanpun akan tetap
diperhadapkan dengan pilihan tersebut, yakni apakah memilih suatu yang baik
atau jahat. Roh Tuhan hanya menggerakkan hati manusia dan memberi tanda tentang
sesuatu yang baik tersebut. Adapun pilihan-pilihan hidup untuk bertindak
kembali pada sikap manusia itu sendiri. Sebagai orang-orang percaya tentu kita mau terus belajar
bagaimana mengikuti kehendak Roh Allah yang Kudus dalam hidup ini, yang kita
percaya terus membimbing kita selaku gerejaNya dalam perarakan zaman dunia.
Karena dengan mengikuti kehendak Roh Kudus kita akan terus menuju pembaruan
budi yang menyebabkan kita mengerti kehendak Allah (Bandingkan Roma 12:2).
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan...
Pembacaan tadi
baik oleh Nabi Yoel maupun oleh Rasul Paulus dalam kitab Korintus, memberi
penekanan pada pekerjaan Roh Allah/Roh Kudus terhadap segala sesuatu. Roh itu
memulihkan keadaan umat yang dalam kebimbangan karena tekanan hidup akibat
penindasan dan perbudakan sesuai dengan konteks nubuatan Nabi Yoel, yakni pada
waktunya akan tiba kota Sion akan menikmati kesejahteraan dan sukacita,
sehingga musuh-musuh mereka yang menindas akan melihat tindakan Allah Israel
yang menyelamatkan.
Nabi Yoel juga
menubuatkan bahwa Roh Allah akan memampukan manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan ajaib, dimana manusia akan mendapat penglihatan-penglihatan,
para teruna dan orang-orang muda akan bermimpi, sehingga keadaan yang
menghimpit pergumulan hidup mereka akan terlepas lalu mereka dapat menikmati
damai sejahtera.
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan...
Memang peran Roh
Allah (Roh Kudus) akan menjadi nyata tatkala kita juga memberi diri kita
dibimbing oleh Roh tersebut, yakni tidak mengeraskan hati kita.
Nasehat ini juga
yang disampaikan oleh Rasul Paulus di Korintus untuk membimbing orang-orang
percaya pada pertobatan yang sesungguhnya. Hikmat manusia dapat merusak
pekerjaan Roh, apalagi jika oleh hikmat tersebut justru membawa hidup kita jauh
dari Allah.
Bagi Paulus,
keyakinan akan pertolongan Allah didalam hidupnya telah menjadikan dia mampu
untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pelayanan sekalipun sangat berat,
sehingga Injil semakin tersebar luas terutama kepada orang-orang Yunani yang
berlatar belakang dari dunia kafir.
Persekutuan Pelka
Bapak yang dikasihi Tuhan...
Bagaimanakah peran
Roh Allah yang Kudus dalam hidup saudara-saudara masing-masing?? Adakah membawa
perubahan hidup kita?? Karena sering kita sendiri mengatakan bahwa : Roh itu
berdiam di hati kita. Apakah perubahan hidup yang nyata dan dapat kita rasakan
sebagai orang-orang percaya bahkan terlebih lagi selaku bapak-bapak Kristiani,
sehingga itu terlihat jelas dari :
Ø Cara kita
berkata-kata terhadap orang lain;
Ø Cara kita
memperlakukan istri dan anak-anak;
Ø Cara kita
dalam berinteraksi dalam masyarakat yang luas;
Ø Serta pola
hidup kita dalam menjaga keutuhan persekutuan Pelka Bapak.
Biarlah Roh Kudus
menolong kita untuk memahami kehendakNya, lalu memampukan kita untuk menjadi
surat-surat Kristus yang hidup dan dapat dibaca oleh semua orang. Amin. WL
Tanggal 17-22 Juni 2019
Stola: Putih
Bacaan Alkitab: Amsal 7:1- 5
Bapak-bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus
Kristus,
Hikmat menjadi kata yang sangat melekat
dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Hikmat sendiri dipercaya adalah
anugerah Tuhan kepada seseorang. Hikmat dapat dimengerti sebagai kemampuan
untuk mengerti makna dalam setiap peristiwa yang terjadi oleh Tuhan Allah.
Hikmat juga merupakan kemampuan seseorang berpikir dan bertindak dengan benar
berdasarkan kebijaksanaan yang dimilikinya. Mendefinisikan apa itu hikmat tidak
akan dapat dengan sempurna jika hanya lewat kata-kata saja, melainkan harus
diwujudnyatakan melalui tindakan dan perilaku hidup. Usia seseorang yang
semakin tua, tidak serta merta menjadikan seseorang tersebut berhikmat. Sebab
hikmat sendiri dimiliki oleh seseorang melalui sikap diri yang merendah di
hadapan Tuhan Allah dan memberikan atau menyerahkan diri secara total kepada
Tuhan. Selain itu, seseorang juga memperoleh hikmat ketika ia dengan penuh
perhatian melakukan refleksi diri dari segala yang terjadi dan dialaminya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam pembacaan kita saat ini, nasihat
tentang hikmat. Hikmat digambarkan sebagai sesuatu yang hidup dan menyapa
setiap pribadi. Hikmat berbicara kepada setiap pembaca termasuk kita sekalian
saat ini, dimulai supaya berpegang pada perkataan hikmat, menyimpan perintah
perkataan hikmat dengan benar yakni menyimpannya seperti biji mata sendiri,
menambatkannya pada jari, menulisnya dalam loh hati. Dari perintah ini dapat
disimpulkan bahwa hikmat itu sungguhlah penting dan sangat berharga. Hikmat
harus disimpan oleh setiap orang di tempat yang paling aman dan benar yakni di
dalam loh hati seperti biji mata. Hikmat juga harus dicintai dan dijadikan
sebagai keluarga yakni saudara sendiri, artinya bahwa hikmat merupakan bagian
yang utuh dalam diri setiap pribadi.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Mengapa hikmat harus diperlakukan
sedemikian penting di dalam kehidupan? Pada ayat 5 dan ayat selanjutnya
diuraikan bahwa oleh hikmat, orang akan dilindungi dari perempuan jalang, dari
perempuan asing yang licin perkataannya. Perempuan jalang dan perempuan asing
yang licin perkataannya merupakan gambaran sipenggoda atau representase
kejahatan yang dapat menjatuhkan seseorang ke lembah dosa atau kejahatan. Maka
seseorang yang berhikmat, berdasarkan bacaan Alkitab saat ini adalah seseorang
yang akan mampu mematahkan serangan sipenggoda yang bertujuan menjerumuskan
seseorang ke lembah dosa dan kejahatan dan pada kahirnya akan lenyap. Dengan
demikian hikmat adalah praksis kehidupan (gabungan aksi dan refleksi) yang
mewujud dalam perpikir, berucap dan bertindak dengan benar sesuai dengan
kehendak Tuhan Allah.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di dalam sendi kehidupan apapun dan di
manapun, setiap orang sungguh membutuhkan hikmat. Terutama sebagai bapak-bapak
di zaman millennium saat ini. Hikmat wajib dimiliki oleh setiap orang. Dengan
hikmat tersebut kita akan mampu mempertahankan jati diri sebagai umat Tuhan
yang telah ditebus, disucikan dan diberi jaminan hidup kekal. Hikmat juga
dibutuhkan di era teknologi dan informasi yang serba canggih saat ini. Tidak
sedikit orang yang gagal dalam memanfaatkan teknologi dan informasi saat ini.
Tidak sedikit orang harus berurusan dengan hukum hanya karena tidak berhikmat
menggunakan media sosial. Sampai-sampai harus dipenjara gara-gara tidak
berhikmat menggunakan teknologi infosmasi termasuk media sosial. Menyebarkan
berita hoaks, memamerkan diri dan karya di balik upaya menutupi kejahatan,
menyebarkan ujaran kebencian dan permusuhan, prostitusi online dan kejahatan
lainnya. Semua ini terjadi akibat hilangnya hikmat dalam kehidupan banyak
orang. Maka saat ini, bedasarkan bacaan Alkitab ini, kita diingatkan supaya
sungguh-sungguh menghargai hikmat dan harus berjuang memperolehnya dengan cara
memohon kepada Tuhan Allah dengan memberikan diri secara total dipimpin
olehNya.
Saudara-saudara
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kecerdasan dan kepintaran saja tidak
cukup untuk menghadapi kehidupan ini. Dunia yang semakin sembraut dan berkembang
pesat dengan tak teratur ini, telah berakibat munculnya godaan-godaan yang
menggiurkan semua orang, termasuk anak-anak Tuhan. hidup yang semakin diwarnai
kompetisi atau perlombaan juga memaksa kita untuk terus berupaya memperjuangkan
hidup dengan benar di hadapan Tuhan Allah. Hanya ada satu yang dapat menjamin
kita terbebas dan menaklukkan godaan dan ancaman dalam hidup ini, yakni
memiliki hikmat. Oleh karena itu, ingatlah hal ini;
1.
Orang yang merindukan hikmat harus mencintai hikmat
2.
Orang yang mencintai hikmat harus menjaga dan
memelihara hikmat
3.
Orang yang memelihara hikmat harus mengaplikasikan
hikmat lewat praksis kehidupan
Jadilah orang
berhikmat, sebab orang yang berhikmat sudah pasti pintar, cerdas dan bijaksana,
dan bukan sebaliknya. Tuhan Yesus memberkati. Amin BPS
Tanggal 24-29 Juni 2019
Stola: Hijau
Bacaan Alkitab :
1 Korintus 1:18-21
Makna di Balik Salib Yesus.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan Yesus
Kristus.
Di dalam kekristenan ada
beberapa lambang yang dipakai, misalnya: palungan yang menyatakan identitas
orang Kristen, gambar ikan (bahasa Yunani: ikhthus) adalah akronim dari Yesus
Kristus Anak Allah Juruselamat dunia. Lambang yang paling sentral adalah salib.
Dari sekitar abad ke-6 Sebelum
Masehi hingga abad ke-4 Sesudah Masehi, salib adalah alat eksekusi yang
menyebabkan kematian dengan cara yang paling menyiksa dan paling menyakitkan.
Dalam penyaliban, seseorang diikat atau dipakukan ke kayu salib dan dibiarkan
menggantung sampai mati. Kematian akan menjadi lambat dan sangat menyakitkan;
pada kenyataannya, kata bahasa Inggris 'excruciating' [= sangat menyakitkan]
secara harfiah berarti "akibat dari penyaliban." Namun, karena
Kristus dan kematian-Nya di kayu salib, arti salib hari ini benar-benar berbeda.
Billy Graham
seorangSeorang evangelism Mengatakan 2
hal tentang Salib :
1. Salib
meningatkan kita bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang hanya pantas untuk
dibinasakan oleh Allah.
2. Salib
mengingatkan kita akan kasih Kristus .
Salib inilah yang akan menjadi
pokok pembahasan kita dalam firman Tuhan
pada saat ini.
1Korintus 1:18: Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan
bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan
itu adalah kekuatan Allah.
Ada 2 cara pandang berkenaan
dengan berita salib ini yaitu:
1) Ada yang melihatnya sebagai
suatu berita kebodohan,
2) Ada yang melihatnya sebagai
kuasa penyelamatan dari Allah.
Kedua macam pandangan ini akan
menentukan dua macam nasib manusia yaitu: kebinasaan atau keselamatan. Ketika
manusia salah mengerti berita salib lalu salah meresponinya (menganggapnya
sebagai suatu kebodohan), maka mereka akan berakhir pada kebinasaan. Ketika
manusia melihat salib secara benar yaitu sebagai cara Allah yang melaluinya
kuasa penyelamatan Allah tiba kepada manusia, maka manusia akan diselamatkan.
Jadi adalah sangat penting untuk mengerti dan menyikapi salib secara benar.
Berita salib adalah berita
tentang manusia berdosa yang harus bertobat di hadapan Allah yang suci dan
kudus, yang berdaulat, yang murka atas dosa manusia; tetapi yang juga penuh
dengan belas kasihan kepada manusia berdosa. Respons manusia terhadap berita
salib ini sangatlah menentukan, dan disinilah kita bergantung pada anugerah
Allah yang bekerja, yang menyebabkan manusia yang bertobat, menjadi rendah
hati, tidak menjadi sombong dan mempermainkan gereja. Orang demikian sangat
sadar bahwa nasibnya bergantung pada anugerah Allah semata. Tidak ada
sedikitpun hak kita untuk memperoleh keselamatan, dan tidak ada yang bisa disombongkan,
kecuali merendahkan diri dan mengabdi kepada Dia yang memiliki nyawa kita
melalui penebusan yang dikerjakan-Nya dengan sangat mahal.
Salib adalah sebuah berita
yang sangat serius, yang merupakan harapan satu-satunya. Para nabi membuat
berbagai tanda-tanda ajaib tetapi tidaklah membuat Israel menjadi lebih baik.
Ketika menerima Taurat, orang Israel bertekad untuk melakukannya, tetapi
beberapa hari kemudian mereka sudah membuat lembu emas untuk disembah. Inilah
ironi kehidupan manusia. Itulah sebabnya Yesus datang ke dunia dengan membawa
berita salib yaitu Dia harus mati sebagai kriminal untuk menebus manusia
berdosa. Hal ini tidaklah bisa diterima oleh logika manusia yang menganggap
dirinya pintar ataupun rohani. Kepintaran dan kerohanian mereka justru
menghalangi mereka untuk dapat mengerti cara kerja Allah dalam menyelamatkan
manusia. Salib adalah cara yang Allah rancangkan/ nubuatkan/ persiapkan.
Berita salib adalah yang
terpenting! Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan: Aku hanya mau bermegah
dalam salib Tuhan Yesus Kristus. Paulus berani menganggap semua hal, yang
menghalanginya mengenal salib, sebagai sampah.
1Korintus 1:24: tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Di sini terlihat bahwa orang Kristen
berbeda dalam memahami salib. Hanya melalui salib manusia memiliki pengharapan
karena melalui salib manusia mengalami penebusan.
Saudara-saudara yang kekasih
dalam Tuhan Yesus Kristus.
Hidup orang Kristen tak bisa
lepas dari salib. Salib sudah menjadi identitas, tanda khusus . Padahal salib
itu sendiri adalah sebuah tragedi, sebuah penderitaan, sebuah penghinaan, suatu
usaha penghancuran dan pembunuhan yang keji terhadap Yesus, Pemimpin dan
Pendiri iman Kristiani itu. Lalu mengapa harus Salib?
Ternyata hal yang paling
pokok, bukan tanda itu, juga bukan kayu palang yang disebut Salib itu. Yang
terpokok dan terpenting ialah Siapa yang ada di balik salib itu, Siapa yang
tergantung pada salib itu. Ternyata itu Tuhan, Dialah Kristus, Juruselamat umat
manusia. Seperti dalam Perjanjian Lama ular tembaga ditinggikan di sebuah tiang
untuk membebaskan orang-orang Israel dari racun ular yang membunuh dan
membinasakan mereka, Yesus ditinggikan di atas salib untuk mengalirkan rahmat
penebusan dosa dan keselamatan untuk seluruh umat manusia. Dialah “Anak
Manusia” yang ditinggikan di atas palang salib. Dialah wujud konkrit cintakasih
Allah yang begitu besar akan dunia dan manusia. Dialah Juruselamat yang diutus
bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan, dan memberi kehidupan kekal.
Hikmat Allah kiranya senantiasa menuntun kita sekalian untuk dapat memahami
dengan iman pada Kristus yang sudah menyelamatkan kita di kayu salib demi karya
penebusan dan cinta kasihNya bagi umatNya. Amin DS
Tanggal 1-4 Juli 2019
Stola: Hijau
Bacaan Alkitab: Kejadian 24:34-41, 50-67
Bapak-bapak
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Salah satu tradisi Umat Israel yang
dipelihara secara turun temurun dalam pernikahan adalah bahwa orang tua
bertanggungjawab mencarikan istri bagi anaknya. Tradisi tersebut ternyata
adalah warisan bapak leluhur mereka yakni Abraham. Di masa tuanya, Abraham
telah Tuhan berkati dengan memberikan anak kepadaNya, yakni Ishak sebagai ahli
warisnya, sebab Ishak adalah anak yang dilahirkan istrinya yang sah (pertama),
yakni Sara. Ketika tiba saatnya untuk menikah, bagi Ishak, Abraham mencarikan
istri yang berasal dari kaum keluarganya. Abraham tidak mencarikan istri dari
antara orang Kanaan, walaupun mereka tinggal mendiami Tanah Kanaan. Maksudnya
adalah untuk memelihara kemurnian hidup beriman mereka kepada Tuhan Allah.
Abraham tidak mau jika anaknya Ishak menikah dengan putri orang Kanaan supaya
jangan sampai Ishak akan dipengaruhi kehidupan orang-orang Kanaan yang tidak
percaya kepada Allah.
Untuk mewujudkan
hal ini, dalam bacaan kita dikisahkan bahwa Abraham mengutus seorang hamba yang
paling dipercayainya untuk pergi ke tempat asal Abraham dan kepada kaum
keluarga. Pengutusan ini, bukanlah perkara ringan untuk dilaksanakan apalagi
disertai dengan pengambilan sumpah bahwasanya hamba Abraham tersebut tidak
boleh mengambil salah seorang perempuan Kanaan menjadi istri Ishak, melainkan
ia harus pergi ke kaumnya. Hamba Abraham inipun berangkat menunaikan tugasnya
dengan terlebih dahulu memanjatkan doanya kepada Tuhan Allah:”TUHAN, Allah
tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah
kasih setiaMu kepada tuanku Abraham”.
Bapak-bapak,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus,
Perjalanan hamba inipun sukses. Ia tiba
dirumah Laban dan Betuel. Laban dan Betuelpun mengaminkan bahwa keberhasilan
hamba itu adalah semuanya berasal dari TUHAN (ay.50a). Ishakpun dibawakan istri
sesuai dengan yang dikehendaki ayahnya. Tindakan Abraham untuk mencarikan istri
bagi anaknya Ishak sesungguhnya bukanlah melulu menyangkut tradisi kehidupan,
tetapi lebih daripada itu, Abraham melakukannya sebagai tanggungjawab iman yang
dimaksudkan untuk kemurnian hidup beriman keturunannya. Mencarikan Istri bagi
Ishak anaknya, Abraham hendak mengungkapkan bahwa memelihara kekudusan hidup
beriman merupakan tanggungjawab orangtua terhadap anak-anaknya. dari kisah ini,
kita sebagai bapak-bapak yang adalah kepala keluarga diarahkan untuk
merenungkan kehidupan kita dalam hubungannya dengan tanggungjawab kita
memelihara kemurnian hidup beriman keturunan kita. walaupun zaman telah
berubah, tradisi telah bergeser, kebebasan telah menjadi prinsip hidup dalam
rangka perjalanan hidup anak-anak kita dalam berumah tangga, akan tetapi kita
tetap dituntut untuk memelihara kemurnian hidup beriman anak-anak kita. Masa
depan anak-anak kita dalam kesetiaan beriman adalah juga tanggungjawab kita,
termasuk dalam masa depan rumah tangga mereka. ketika kita gagal mempersiapkan
mereka untuk menentukan pilihan hidup dengan benar, maka di sanalah keimanan
mereka dapat hilang lebur dikuasai oleh pengaruh kehidupan yang bersama mereka.
Bapak-bapak,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus,
Walaupun tugas dan tanggung jawab ini
tidak mudah, sebab kita diperhadapkan pada tantangan zaman, di mana semuanya
telah berubah dalam hidup manusia, akan tetapi kita memiliki pengharapan, yakni
bahwa jika Tuhan yang berkarya di dalam kita, mengaruniakan hikmat dan
kemampuan kepada kita semuanya pasti dapat kita hadapi dan bermuara pada
kesuksesan, yakni tetap setia beriman kepada Tuhan Allah. Ingatlah doa hamba
Abraham tersebut;”TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai
tujuanku pada hari ini..”. Doa ini niscaya dikabulkan Tuhan, ketika kita dengan
upaya dan segala daya memberikan perhatian penuh mempersiapkan anak-anak kita
untuk tetap setia kepada Tuhan Allah. Tidak dapat diombang-ambingkan oleh
apapun yang menggiurkan di dunia. Keturunan kita menjadi umat yang tetap
beriman, sebagaimana kita adalah orang-orang yang hidup beriman kepada Tuhan
Allah. Permohonan melalui doa kepada Allah adalah cara azasi dalam
memperjuangkan segala hal di hidup ini, termasuk masa depan hidup keturunan
kita, yakni kehidupan yang senantiasa taat dan setia memuliakan Tuhan Allah.
Amin. BPS
Tanggal 8-13 Juli 2019
Stola: Hijau
Bacaan Alkitab:
Yeremia 6:10-19; Kisah Para Rasul 19:21-27
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Pertobatan
adalah sikap mutlak yang dituntut oleh Tuhan Allah dari umatNya sebagai syarat
beroleh keselamatan. Bertobat selalu diserta penyesalan dan tindakan berbalik
dari seluruh pola hidup jahat yang bertentangan dengan kehendak Tuhan Allah.
Pada zaman Yeremia menyampaikan Firman Tuhan, Umat Tuhan hidup di tengah
pemberontakan kepada Tuhan. Mereka tidak mau menerima pengajaran Tuhan dan
tidak lagi peduli dengan hukum-hukum Tuhan. Di suasana hidup tentram dan
diwarnai kesejahteraan hidup umat itu merasa bahwa tidak aka nada yang menimpa
kejayaan mereka sebagai umat pilihan Allah. Nabi-bagi Tuhan yang datang
menyampaikan Firman Tuhan tidak beroleh tempat di hati orang-orang Israel.
Walaupun Firman Tuhan disampaikan kepada mereka, kendatipun ancaman kebinasaan
dan penghukuman diberitakan kepada mereka oleh Nabi-nabi Tuhan, mereka tidak
percaya dan tidak mau mendengarnya. Hal tersebut kita bisa baca dalam perikop
Alkitab saat ini.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Nabi Yeremia, mengeluhkan umat Tuhan yang
tidak mau mendengar lagi Firman Tuhan (10), maka dia bertanya kepada siapakah
dia harus berbicara dan bersaksi supaya diperhatikan? Pertanyaan ini
sesungguhnya menjelaskan konteks pemberitaan Firman Tuhan waktu itu. Bahwa
perilaku umat Tuhan sungguh-sungguh telah berbalik dari apa yang dikehendaki
Tuhan. Bahwa hukuman akan menimpa mereka, itu akan terjadi apabila umat
tersebut tidak mau bertobat dan berbalik kepada Tuhan Allah. Umat yang tidak
lagi hidup sesuai dengan kehendak Tuhannya, pantas untuk menerima hukuman
dengan maksud supaya umat menyadari dosa dan kesalahan mereka. Umat Israel pada
zaman Yeremia menyampaikan Firman Tuhan mendapat hukuman dari Tuhan, mereka
dibawa ke pembuangan. Peristiwa penghukuman tersebut akan menimpa semua orang
telah memberontak kepada Tuhan Allah. Baik laki-laki maupun perempuan, baik
orang yang tua maupun orang yang sudah lanjut usia akan ditangkap. Demikian
juga dengan rumah-rumah mereka kan beralih kepada orang lain bersama
ladang-ladang dan isteri-isteri mereka (ay. 11-12). Penghukuman tersebut akan
terjadi karena ternyata semua orang, dari yang kecil sampai yang besar semuanya
mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka
menyerukan “Damai Sejahtera, padahal tidak ada Damai sejahtera. Mereka hidup
dalam kepalsuan. Walaupun Tuhan menunjukkan jalan-jalanNya kepada mereka, akan
tetapi mereka tidak mau menempuhnya (16). Perilaku hidup mereka sungguh-sungguh
tidak memperhatikan Firman Allah dan meolak pengajaran Allah (19b).
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Menyimak gaya dan pola hidup Umat Tuhan
di zaman Yeremia ini, jelaslah kepada kita bahwa hukuman yang terjadi atas
mereka adalah karena perbuatan dan sikap mereka sendiri. Walaupun kepada mereka
Tuhan telah menunjukkan jalan untuk ditempuh, tapi mereka menolak berjalan di
jalan itu. Walaupun mereka diperintahkan untuk memperhatikan bunyi sangkakala,
tetapi mereka menolak mendengarkannya. Padahal bunyi itu adalah pertanda adanya
marah bahaya dan ancaman. Umat Tuhan itu pada akhirnya diangkut ke pembuangan
dan rumah-rumah mereka berpindah tangan dan dikuasai oleh orang lain.
Rancangan-rancangan jahat mereka serta penolakan mereka terhadap Firman Allah
mengakibatkan mereka harus menerima hukuman Tuhan. Merenungkan perikop Alkitab
ini, ada 2 hal yang mesti pembelajaran iman bagi kita, yakni:
1.
Bahwa setiap orang yang berjalan menurut kemauannya
sendiri dan tidak mau berjalan pada jalan yang Tuhan tunjukkan akan berakibat
pada kegagalan hidup meraih Damai sejahtera Allah
2.
Bahwa setiap orang yang menolak Firman Allah akan
berjumpa pada penyesalan hidup.
Oleh karena itu,
jika Tuhan menunjukkan jalan untuk kita tempuh maka berjalanlah di sana, sebab
segenap jalan-jalan Tuhan adalah Damai sejahtera. Orang yang berjalan di jalan
yang Tuhan kehendaki niscaya akan berjumpa dengan kebahagiaan hidup dan
terbebas dari penghukuman yang menyengsarakan. Selanjutnya, sebagai umat Tuhan,
kepada kita diingatkan bahwa Firman Tuhan itu adalah suluh dan terang pada
langkah kaki kita. Dengan memperhatikan Firman Tuhan, setiap orang akan
dituntun dan diterangi dalam langkah perjalanan hidup di dunia ini. Marilah
kita memberi perhatian pada Firman Tuhan, pengajaran Tuhan, niscaya hidup kita
berjumpa dengan Damai sejahtera Tuhan Allah. Amin
BPS
Tanggal 15-20 Juli 2019
Stola: Hijau
Bacaan
Alkitab: Yakobus 2:1-8
Bapak-bapak
Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Ketika membaca surat Yakobus, mengingatkan kita
pada pernyataan seorang tokoh reformasi Martin Luther yang mengatakan bahwa
surat ini sebagai surat jerami.
Kita semua pasti tahu apa itu jerami. Jerami adalah tangkai dan batang
padi, juga kulit padi yang sudah
kering. Ketika panen sudah selesai maka
jerami ini akan dibakar karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Padahal kalau
kita melihat di dunia sekarang ini, di tangan sang terampil, jerami menjadi
sangat berguna dan bermanfaat. Jerami
menjadi bahan dasar untuk membuat kerajinan tangan, pakan ternak, dsb. Intinya jerami sangat berguna. Namun di masa lampau, jerami belum memberikan
manfaat apa-apa dan karena itu dipandang sebagai sesuatu yang tidak
berguna. Jadi kalau Luther mengatakan
bahwa surat Yakobus adalah surat jerami, secara tidak langsung mau dikatakan
bahwa surat ini tidak berguna, karena menurut Luther surat ini bertentangan
dengan pandangan Paulus mengenai masalah pembenaran. Menurut Paulus bahwa orang dibenarkan karena
iman kepada Yesus Kristus, sedangkan Yakobus mengatakan bahwa perbuatan juga adalah
penting. Iman tanpa perbuatan adalah
mati. Apa yang disampaikan oleh Yakobus
sesungguhnya bukan menentang pendapat
Paulus melainkan melengkapi apa yang sudah dikatakan Paulus. Paulus menekankan pembenaran oleh Allah,
sementara Yakobus menekankan soal perbuatan baik sebagai buah dari pembenaran.
Tidak heran dalam suratnya, Yakobus menampilkan nasehat menyangkut
realita kehidupan sehari-hari pada waktu itu,
salah satunya perikop yang menjadi bacaan kita sekarang ini.
Bapak-bapak yang dikasihi Tuhan,
Kalau kita simak pembacaan kita saat ini,
bukankah hal seperti ini juga menjadi
kenyataan yang kita jumpai dalam
kehidupan kita sekarang ini ? Bahwa penampilan seseorang mempengaruhi cara kita
memperlakukan orang tersebut. Kalau
penampilannya mewah maka mereka akan diperlakukan dengan istimewa, dibandingkan
dengan mereka yang berpenampilan biasa-biasa saja. Kita harus mengakui bahwa banyak kali
keberhargaan seseorang dinilai dari penampilan luarnya. Kehormatan seseorang seringkali diukur dari
tampilan luarnya saja. Konsep penilaian
seperti ini tidak kita pungkiri terjadi
bukan hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam gereja. Penyambutan luar biasa dan pelayanan terbaik
kita berikan kepada mereka yang penampilannya megah. Karena itu tidak heran kalau banyak orang
akan mempersiapkan sebaik mungkin segala yang dibutuhkan untuk menghadiri
undangan pesta atau hajatan. Mulai dari
kostumnya, sepatu, perhiasan, dsb (walaupun terkadang harus memaksakan diri)
karena dengan begitu orang merasa bahwa dia akan dihargai dan dihormati. Orang
tidak mau kehilangan penghormatan tersebut.
Tentu saja kita tidak bisa cepat-cepat memberikan penilaian salah
terhadap pola seperti ini. Sejauh yang
dilakukan itu bukan sebagai patron untuk melakukan yang sebaliknya/ berbeda kepada mereka yang penampilan sederhana saja.
Bapak-bapak yang dikasihi Tuhan, dalam teks ini
Yakobus menentang keras sikap dan
perlakuan seperti itu. Karena apa yang
mereka lakukan terhadap mereka yang kaya sangat-sangat berbeda dengan perlakuan
mereka terhadap yang miskin. Ada
ketidakadilan yang terjadi. Sejak awal Yakobus telah menyampaikan pemahamannya
bahwa sikap dan perilaku adalah perwujudan dari iman, buah dari iman kepada
Allah. Apakah masih dapat dikatakan
sebagai orang beriman kalau ketidakadilan yang dilakukan? Apakah sikap
merendahkan martabat orang lain, mengecilkan harga diri orang lain dapat
dikatakan sebagai buah dari iman kepada Allah? Bagi Yakobus bahwa sikap dan
tindakan seperti ini tidak selaras dengan iman bahkan secara tidak langsung
mereka telah mengingkari imannya kepada Allah dalam Yesus Kristus yang
mengasihi manusia dengan tidak memandang muka. Untuk semakin memperjelas hal
ini Yakobus merujuk pada hukum kasih yang kedua sebagai dasar/alas yang dapat
menuntun orang percaya bersikap terhadap sesamanya: “Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri”.
Bapak-bapak yang dikasihi Tuhan,
Semangat kesetaraan yang diajarkan Yakobus
kiranya menjadi nilai yang kita perjuangkan dalam kehidupan kita bersama baik
dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Kecenderungan kita manusia suka sekali membuat tingkatan dalam kehidupan
bersama : mana yang patut dihormati dan mana yang tidak, siapa yang dihargai
dan siapa yang direndahkan/ diabaikan.
Padahal Yesus dalam pelayanannya selalu memperhatikan azas kesetaraan
dan kesederajatan, yang satu dihormati tentu yang lain juga dihormati, semua
orang dihormati. Kiranya kitapun
demikian adanya. Jangan pernah
mengecilkan apalagi mengorbankan kehidupan seseorang apapun keberadaannya,
karena kita tidak senoktapun diberi hak oleh Allah untuk menguasai kehidupan
orang lain. Kehidupan mereka dan kita
semua ada dalam kuasa dan genggamanNya.
Karena itu yang patut kita lakukan adalah saling menerima, saling
menghargai dan saling menghormati. Amin OW
Tanggal 22-27 Juli 2019
Stola: Hijau
Bacaan Alkitab: Kel. 18:1-12; Kol. 1:27-2:7
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Yitro atau juga disebut dengan
nama Rehuel (Kel.2: 18) adalah seorang imam di Tanah Midian. Dia adalah mertua
Musa. Musa menikahi anak Yitro pada saat pelariannya dari Mesir ketika ia
ketahuan telah membunuh seorang Mesir tatkala memukuli sesama bangsanya, yakni
seorang Ibrani. Di Midian Musa menjadi seorang penggembala kambing domba
mertuanya. Di sinilah terjadi perjumpaannya dengan Tuhan ALLAH, yakni pada
waktu dia menggembalakan kambing domba mertuanya ke seberang padang gurun,
sampai ke gunung Horeb. ALLAH memanggil Musa dan mengutus Musa untuk kembali ke
Mesir dalam rangka memimpin keluarnya bangsa itu dari Mesir. Ketika berpamitan
kepada mertuanya untuk kembali ke Mesir, Musapun memperoleh restu dari
mertuanya itu. Setelah Musa telah memimpin umat Tuhan itu menyeberang dari
Mesir, Yitro mertuanya ternyata mendengar berita tentang bagaimana perbuatan
Tuhan Allah kepada Musa dan kepada umat Israel. Mendengar berita ini, Yitro
bergegas membawa Zipora putrinya yang adalah isteri Musa dan kedua cucunya yang
lahir bagi Musa untuk menjumpai Musa dan umat Israel yang telah berada di
padang gurun.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Perjumpaan ini sungguhlah mengharukan,
bagaimana tidak, seorang kepala keluarga, seorang ayah dan suami, seorang
menantu yang selama ini berpisah dengan mereka kini dapat berjumpa. Yang pasti,
kepergian Musa ke Mesir, di mata Yitro adalah kepergian yang memiliki
kemungkinan kecil untuk kembali. Ketika mereka berjumpa, Musa pemimpin besar
itu memberikan rasa hormat kepada mertuanya itu, Musa sujud dan mencium mertuanya.
Musa sangat mengasihi dan menghormati mertuanya tersebut. Perjumpaan ini
selanjutnya disertai kesaksian Musa kepada mertuanya itu tentang perbuatan
Tuhan dalam perjalanan hidup mereka. Tuhan telah menyelamatkan umatNya dari
perbudakan. Respon Yitro mendengar kesaksian Musa adalah dia bersukacita,
kemudian memuji Tuhan Allah. Yitropun mengaku percaya kepada Tuhan atas
pemberitaan Musa tersebut (ay. 11). Pengakuan ini diserta dengan sikap atau
tindakan mempersembahkan korban bakaran bagi Allah.
Persekutuan Pelka Pria Kaum Bapak Yang
Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kesaksian Musa kepada mertuanya Yitro
adalah kesaksian yang didorong oleh pengakuan atas apa yang Tuhan telah perbuat
kepada mereka sejak berangkat keluar dari Mesir hingga mereka menyeberang dan
boleh tiba di padang gurun untuk melanjutkan perjalanan hidup mereka. Musa
sungguh mengakui bahwa jikalau bukan Tuhan yang menyertai dan menolong mereka,
maka adalah mustahil bagi mereka untuk dapat bebas dari tangan Firaun dan
menyeberang ke padang gurun tersebut. Apa yang didengar oleh mertuanya, yakni
Yitro tentang perbuatan Tuhan Allah atas Musa dan umat Israel diperkuat lagi
oleh kesaksian Musa. Dampak dari mendengar berita tentang kasih dan perbuatan
Tuhan sungguh nyata dalam diri Yitro. Pertama-tama Yitro memberi diri, yakni
dia menyongsong Musa (2). Yang kedua ialah Yitro bersukacita setelah mendengar
kesaksian Musa (9). Yang ketiga Yitro memuji Tuhan (10) dan yang terakhir,
Yitro mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Merekapun bersukacita dengan
makan bersama di hadapan Tuhan Allah. Sikap Yitro adalah sikap hidup yang luar
biasa. Ia sungguh percaya kepada Tuhan Allah. Seorang imam Midian, yang
sesungguhnya tidak mengenal Tuhan Allah, kini telah mengenal Tuhan Allah itu.
Berita tentang Tuhan Allah yang didengarnya tidak hanya dia dengar, tetapi
diresponnya dengan benar.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Rasul Pauluspun dalam bacaan kita yang
kedua memberikan kesaksian tentang Tuhan Allah di dalam dan melalui Yesus
Kristus. Dalam perjuangannya, Paulus juga mengaku dengan sungguh bahwa di dalam
tantangan yang amat berat yang dihadapinya dalam rangka menyampaikan Injil
kepada jemaat-jemaat, dia senantiasa mengalami penyertaan Tuhan. Dalam
perjuangan yang berat itu, Paulus menghendaki agar jemaat yang telah mendengar
berita tentang Kristus Yesus sungguh-sungguh memberi respon yang benar. Seperti
Yitro mertua Musa yang merespon berita tentang perbuatan Tuhan dengan benar,
demikian pula kiranya dengan setiap orang yang telah mendengar berita tentang
Yesus Kristus yang telah membebaskan, menyelamatkan dan memberikan jaminan
hidup kekal kepada umatNya. Karena itu, Rasul Paulus berpesan; hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia, berakar di dalam Dia, dibangun di atas Dia.
Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman dan hendaklah hatimu melimpah dengan
syukur. Sikap ini telah ditunjukkan oleh
Yitro yang menerima berita sukacita tentang kasih dan perbuatan Allah bagi
umatNya. Sebagaimana Yitro yang menyambut dengan sukacita segala berita tentang
kasih dan perbuatan Tuhan, kitapun juga haruslah demikian. Kita harus memberi
diri untuk mendengar perbuatan Tuhan, dengan berita itu maka hidup kita adalah
hidup yang bersukacita, sebab di dalam dan melalui Yesus Kristus, kita telah dibebaskan
dari kuasa maut, kita telah ditebus dan harganya telah lunas dibayar. Oleh
karena itu, kita harus memuji Tuhan senantiasa dan memuliakan Tuhan, bukan
hanya dengan ucapan atau kata-kata, melainkan harus diserta dengan tindakan
merendah di hadapan serta mengaku Kuasa Tuhan dengan mempersembahkan hidup
kepada-Nya.
Persekutuan
Pelka Pria Kaum Bapak Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kepada kita berita tentang perbuatan
Tuhan Allah di dalam dan melalui Tuhan Yesus telah disampaikan, bahkan kita
sendiri telah merasakan, menyaksikan perbuatan kasihNya, maka kita mesti
merespon semuanya dengan prinsip hidup, seperti yang disampaikan Rasul Paulus
dalam bacaan kita yang kedua, yakni kita harus tetap di dalam Tuhan, berakar di
dalam Tuhan Yesus dan di bangaun di atas dasar Yesus Kristus. Prinsip hidup ini
adalah komitment yang harus dipegang oleh setiap pengikutu Yesus Kristus. Maka
sukacita akan dan pasti berlaku dan kita alami dalam hidup ini.
Saudara-saudara, melalui bacaan Alkitab saat ini. kita juga dipanggil untuk
bersaksi tentang segala kebaikan Tuhan yang telah membebaskan kita dan
memberikan keselamatan bagi kita. Percayalah bahwa dengan bersaksi tentang
Kristus Yesus melalui dan di dalam kehidupan ini, maka kita akan terus
mengalami perjumpaan dengan Tuhan Allah. Perjumpaan dengan Tuhan Allah adalah
berkat dan sukacita. Terpujilah Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.
Amin BPS
Tanggal 29 Juli- 3 Agustus 2019
Stola: Hijau
Bacaan
Alkitab: Kolose 2: 16-3:4
Bapak-bapak yang dikasihi Tuhan,
Ketika menyaksikan seorang yang sudah dewasa
bahkan sudah tua terlibat dalam perdebatan, pertengkaran bahkan perkelahian
dengan seorang anak yang masih kecil, bagaimana penilaian kita tentang
pemandangan itu. Tentu saja banyak orang
akan menggelengkan kepalanya sebagai reaksi dari ketidak mengertian, keheranan
dan rasa lucu dalam pikirannya terhadap situasi yang tidak sepantasnya
terjadi. Untuk Orang yang sudah tua tadi, anak kecil bukanlah
bagiannya/ lawan tandingnya, terlalu sepele.
Adalah memalukan jika dia yang sudah dewasa namun masih tergoda untuk
berhadapan/ berurusan dengan anak kecil itu.
Seharusnya dia tidak melayani anak kecil dengan cara seperti itu tetapi
mengarahkan anak kecil itu, dia dapat menunjukkan kedewasaan berpikir dan
bertindak.
Bapak-bapak yang dikasihi Tuhan,
Pembacaan Alkitab saat ini berisikan nasehat Rasul Paulus kepada orang-orang Kristen yang ada di
Kolose tentang identitas dan jati diri mereka sebagai pengikut Kristus. Paulus
mempertegas kebenaran tentang keberadaan orang-orang Kristen di Kolose yang
percaya kepada Yesus Kristus bahwa mereka bukanlah orang-orang yang tidak
memiliki pengetahuan dan kapasitas apa-apa dalam hidup ini. Baptisan yang telah mereka terima sebagai
tanda keikutsertaan mereka dalam kematian dan kebangkitan Kristus seharus
menjadikan mereka betul-betul tampil sebagai manusia baru. Sebagaimana
dikatakan dalam perikop sebelumnya (Kol.2:6-15) bahwa mereka telah mengalami
kepenuhan hidup di dalam Kristus, artinya orang-orang Kristen telah menyerap segala kekayaan dan kemuliaan
Kristus sehingga mereka bisa bertumbuh.
Kepenuhan hidup dalam Kristus inilah yang menjadikan mereka sebagai
orang-orang yang bertumbuh dalam
kedewasaan iman. Kepenuhan hidup dalam
Kristus seharusnya bukan hanya mengubah cara hidup mereka, melainkan juga
mengalihkan haluan berpikir mereka menurut ukuran Kristus dan bukan manusia.
Orientasi berpikir bukan lagi pada perkara-perkara sepele/tidak prinsipil,
tetapi pada perkara-perkara di atas. Arah pencarian orang-orang yang percaya pada
Kristus dalam ziarah hidup ini bukan lagi terarah pada sesuatu yang sifatnya
hanya sementara/ hanya sampai didunia ini saja, melainkan digunakan untuk
mencari dan melakukan perkara-perkara yang akan terus terarah sampai pada
kehidupan yang kekal. Hidup manusia
memang hanya sementara. Namun dalam kesementaraan ini, ketidak kekalan
ini, manusia/ orang percaya diarahkan
untuk terus mencari perkara-perkara yang dapat mengantar kita menuju pada
kekekalan yang menjadi tujuan, labuhan yang abadi.
Bapak-bapak yang dikasihi Tuhan,
Nasehat dan arahan yang diberikan rasul Paulus
ini juga ditujukan bagi kita sebagai orang-orang percaya masa kini, termasuk di
dalamnya persekutuan pelka bapak. Sebuah
ungkapan mengatakan bahwa apa yang engkau pikirkan, itulah yang akan engkau
kerjakan. Artinya semua tindakan kita
adalah akibat langsung dari apa yang terkandung di dalam pikiran kita. Pikiran-pikiran yang buruk akan mengendalikan tubuh kita
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk juga. Pikiran yang menyimpan perbuatan yang jahat
akan melahirkan perilaku yang jahat juga.
Nah, supaya kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang buruk, yang
hanya membawa kita pada penderitaan, kita perlu menata kembli apa yang ada
dalam pikiran kita. Sebagai bapak-bapak
kita perlu menetapkan hati pada perkara yang di atas. Memikirkan perkara di
atas: kekudusan, kebenaran, keadilan, dan semua yang terkandung dalam Firman
yang diajarkan kepada kita. Pakailah
waktumu untuk melakukan perkara yang membuat hidup kita menjadi mulia di mata
Tuhan. Amin. OW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar