Rabu, 28 Agustus 2019
bendrio sibarani: Renungan Ibadah Minggu
bendrio sibarani: Renungan Ibadah Minggu: Bacaan Alkitab: Kejadian 15:1- 6; Lukas 12:32-40 Saudara-saudara, Sidang Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus Men...
Renungan Ibadah Minggu
Bacaan
Alkitab: Kejadian 15:1- 6; Lukas 12:32-40
Saudara-saudara, Sidang
Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Mendengar kisah
hidup dan beriman Abram, bagi kita bukanlah hal yang asing. Gelarnya sebagai
Bapa segala orang percaya menunjuk siapa Abram sesungguhnya dalam hubungannya
dengan Tuhan Allah. Klaim 3 Agama besar di dunia sebagai kelompok agama Abram
juga menunjukkan bahwa pengakuan tentang kepercayaan Abram sungguhlah besar.
Ketika Tuhan memanggil Abram untuk keluar dari tanah Ur Kasdim, dari sanak dan
keluarganya, merupakan titik awal perziarahan hidupnya. Dia taat dan
menyerahkan segenap perjalanan hidup tersebut kepada Tuhan Allah. bermodalkan
Percaya dan taat Abram menempuh perjalanan hidup yang sepenuhnya ada dalam
kendali Tuhan Allah. Abram mendasarkan dan mengharapkan perjalanan hidup
tersebut hanya pada janji-janji Tuhan Allah. Tatkala menerima segala-sesuatu
dari Tuhan di dalam hidupnya, Abram kemudian merenungkan hidupnya, siapakah
yang mewarisi segala kepunyaannya. Apakah akan diwariskan kepada Eliezer salah
seorang hamba yang dimilikinya. Kondisi Abram yang telah tua ternyata
mempengaruhi keyakinannya bahwa Tuhan sepertinya tidak berkenan memberikannya
keturunan, (3). Dengan menyuruh Abram melihat bintang dan menjanjikan kepadanya
bahwa keturunannya akan banyak seperti binta-bintang tersebut, maka Abrampun
percaya kepada Tuhan Allah. .
Sidang jemaat,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bintang-bintang di langit ternyata mengarahkan Abram
untuk percaya kepada Tuhan. Abram menggantungkan segenap kehidupannya kepada
Tuhan dan Tuhanpun memperhitungkannya sebagai kebenaran. Kelak janji Allah ini
tergenapi penuh dalam hidup Abram. Apa yang terjadi dan dialami Abram
sesungguhnya merupakan kondisi kehidupan yang benar-benar dikendalikan Tuhan
Allah. Bahwa Abram hanya hidup sesuai berdasarkan kepercayaannya kepada Tuhan
Allah. Abram berserah penuh kepada Tuhan Allah. Tindakan Tuhan yang menyuruh
Abram untuk melihat ke langit, yakni bintang-bintang yang banyak dan tinggi tersebut
harus dimaknai sebagai kehendak Tuhan yang menginginkan kita sebagai orang
percaya untuk juga menggantungkan kehidupan masa depan kita laksana
bintang-bintang di langit sana. Itulah sebabnya kepada dalam bacaan kita yang
kedua, Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya agar mereka jangan takut,
walaupun mereka adalah kawanan kecil, tetapi Allah Bapa telah berkenan
memberikan kerajaan tersebut kepada mereka. Kerajaan Allah yang diberikan
kepada setiap orang yang percaya menunjuk pada kehidupan yang penuh jaminan,
kehidupan yang penuh dengan suasana damai sejahtera dan penuh dengan sukacita.
Setiap orang percaya tidak perlu kuatir, dan tidak perlu takut dalam menghadapi
kehidupan ini. Memang kehidupan ini apalagi di zaman sekarang, adalah kehidupan
yang penuh dengan berbagai tantangan dan ancaman hidup dan juga keberimanan.
Maka yang mesti dilakukan oleh orang percaya ialah melepaskan diri dari segala
bentuk kehidupan yang kepadanya hidup digantungkan. Hanya kepada Tuhanlah hidup
mesti digantungkan oelh setiap orang percaya.
Sidang jemaat,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
. Hidup memang harus diperjuangkan,
tetapi perjuangan itu bukanlah dengan hanya mengandalkan kekuatan sendiri dan
upaya serta usaha sendiri. Konsep memperjuangkan hidup bagi setiap orang
percaya ialah membuat pundi-pundi yang tidak dapat tua, mengumpulkan harta di
Sorga. Caranya ialah dengan senantiasa taat, percaya dan melakukan segala
sesuatu yang Tuhan kehendaki kita lakukan. Maka Pinggang kita harus senantiasa
berikat, artinya harus senantiasa siap sedia menghadapi dan menjalani kehidupan
ini dengan segala hal di dalamnya. Tetap berjaga dan berupaya agar senantiasa
layak dan berkenan tatkala Tuhan Yesus datang kembali.
Sidang jemaat,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Masa depan selalu tersedia bagi orang yang percaya kepada
Tuhan Allah. Maka gantungkanlah cita-cita hidup kita hanya kepada Tuhan Allah,
lihatlah bintang-bintang di langit sana, maka demikianlah banyaknya, tingginya
dan indahnya setiap berkat yang Tuhan sediakan dan janjikan kepada kita yang
senantiasa taat dan percaya kepada-Nya. Terpujilah Tuhan Allah. Amin.
Bacaan
Alkitab: Yeremia 23:23-29; Lukas 12: 49-56
Firman
Allah itu Tajam
Saudara-saudara, Sidang
Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Keberadaan nabi
palsu demikian juga imam-imam yang tamak serta lupa diri seringkali mewarnai
kehidupan beriman umat Israel. Nabi-nabi palsu biasanya akan kelihatan giat
menyampaikan Firman Tuhan dengan mengklaim bahwa mereka mendapat penglihatan
dan menerima Firman dari Tuhan Allah melalui mimpi. Salah satu ciri dari
pemberitaan nabi palsu ialah bahwa ia senantiasa menyampaikan Firman Tuhan yang
isinya menyenangkan hati, isinya hanya sukacita belaka, ketentraman dan
kebebasan dari berbagai ancaman dan marabahaya. Nabi-nabi palsu biasanya para
penjilat kepada Raja, maka mereka tidak pernah menyampaikan firman Tuhan yang dapat
menyinggung raja atau menyampaikan ancaman kepada posisi raja. Keberadaan dan
aktifitas nabi-nabi palsu selalu akan membawa kekliruan atauh bahkan kesalahan
di hadapan Tuhan Allah. Umat akan dibawa kepada suasana yang terbuai dengan
kemakmuran dan kemanan palsu. Dalam keadaan seperti ini, keberimanan umat akan
jauh melenceng dari keberimanan yang benar di hadapan Tuhan Allah. .
Sidang jemaat,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Yeremia adalah keturunan imam yang menerima Firman Tuhan untuk
disampaikan kepada umat Israel. Dia kemudian menjadi seorang nabi untuk
menyampaikan firman Tuhan yang benar kepada umat. Berita yang disampaikan
Yeremia merupakan tegoran dan peringatan serta nubuat tentang apa yang hendak
terjadi dan dialami umat Tuhan yang telah terbuai dengan penyampaian palsu para
nabi palsu tersebut. Yeremia sendiri berkarya di masa 3 Raja di Yehuda; Yosia,
Yoyakim dan Zedekia. Ini berarti di 3 masa kekuasaan raja ini, umat Tuhan
sedang berada di bayang-bayang janji palsu para nabi palsu. Umat tersebut
berbalik dari kesetiaan menyembah Tuhan Allah dan menyembah berhala. Umat
tersebut mengira bahwa Tuhan tidak melihat segala perbuatan mereka yang jahat.
Tuhan mendengar kesaksian para nabi palsu yang bernubuat palsu demi nama-Nya lewat
mimpi-mimpi yang mereka bangun sendiri. Tuhan seakan dipahami sebagai Tuhan
yang jauh dan oleh karena itu mereka juga mengira bahwa dengan demikian Tuhan
tidak akan berkuasa menghukum mereka. Tuhan sendiri kemudian menempatkan
Diri-Nya sebagai lawan bagi para nabi palsu tersebut. “Bukankah
Firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang
menghancurkan bukit batu? (ay. 29). Tuhan Allah hendak menegaskan bahwa
firman-Nya berkuasa menghanguskan dan menghancurkan setiap ketidakbenaran atau
kejahatan. Firman Tuhan dapat membakar setiap bentuk kejahatan dan
meluluhlantakkan ketidakbenaran dalam hidup umat-Nya. Siapapun, bahkan nabi
sekalipun yang membuat umat Tuhan melupakan Tuhan Allah akan berhadapan dengan
Tuhan Allah.
Sidang jemaat,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
. Firman Tuhan memang bagaikan pedang
tajam bermata dua yang dapat menmbus sampai ke sum-sum. Oleh firman Tuhan
pemisahan terjadi. Maka jika Yesus katakana dalam bacaan kita yang kedua bahwa
kedatangan-Nya untuk melemparkan api ke dalam dunia, hal ini harus dimaknai
bahwa kedatangan-Nya adalah untuk menyampaikan firman Allah yang bagaikan api
itu. Maka ketika Firman Allah ini hadir, terjadilah pemisahan yang jelas dan
tajam antara kebenaran dengan kejahatan, dipisahkanlah dengan tajam setiap
orang benar dan orang yang jahat. Keduanya tidak dapat bersatu oleh karena
firman Allah. Firman Allah tersebut akan menghantar setiap oknum pada
pemisahan, yakni oleh karena kebenaran dari firman Allah tersebut.
Sidang jemaat,
Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita harus tetap menyadari bahwa dunia adalah tempat dan
waktu bertarungnya kebenaran dengan kejahatan. Firman Allah itulah yang menjadi
pemisah keduanya. Kebenaran senantiasa menang. Firman Tuhan tersebut tidak
dapat dimodifikasi sedemikian rupa agar sesuai dengan kehendak dan keinginan
diri sendiri atau agar untuk menyenangkan orang lain di tengah
ketidakbenarannya. Jika nabi-nabi palsu memalsukan firman Tuhan yang berisi
tegoran dan penghukuman, maka siapapun kita, tidak boleh melakukan tindakan
yang sama. Firman Tuhan itu suci dan murni, maka sebagai orang yang menerima
firman Tuhan, kesucian dan kemurnian hidup haruslah menjadi prinsip hidup
beriman kita. Maka jika Yesus Kristus katakana Dia datang untuk memisahkan,
maka sesungguhnya yang hendak ditegaskan-Nya adalah bahwa kehadiran-Nya adalah
untuk memisahkan kebenaran dengan ketidak benaran. Kita yang telah
dibenarkan-Nya akan dikaruniai-Nya damai sejahtera-Nya. Mari senantiasa
memelihara Firman di dalam hidup kita dan memahami firman Tuhan tersebut dengan
benar sesuai dengan kehendak-Nya. Amin
Bacaan
Alkitab: Yesaya 58: 9b-14; Lukas 13: 10-17
Sidang
Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Hidup dalam kesalehan adalah pola hidup yang dituntut
dalam kehidupan setiap orang yang percaya kepada Tuhan Allah. Hidup dalam
kesalehan menjadi identitas umat Tuhan sebagai umat yang kudus atau yang
disendirikan dari umat lainnya. Kesalehan menjadi buah dari keberimanan sebagai
orang percaya. Jika ditelusuri di dalam Alkitab bahkan sampai kepada sejarah
gereja, konsep kesalehan sendiri mewujud dalam berbagai ragam. Ada kelompok
yang memahami dan memaknai serta mengaplikasikan kesalehan dalam bentuk
perjuangan membela iman atau agama melalui perlawanan, sekalipun itu dengan
kekerasan atau mengangkat senjata atau lewat perjuangan politik sebagaimana
yang dilakukan kaum saduki di zaman Yesus. Kelompok lainnya memaknai kesalehan
dengan mempraktekkan dengan fundamental (harafiah) peraturan-peraturan
keagamaan. Selanjutnya, kesalehan kemudian dimaknai dengan gaya hidup yang
bertarak, atau menyiksa diri, mengekang diri dari segala bentuk kenikmatan
duniawi, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh para petapa Kristen yang
pertama yang kemudian melahirkan system kehidupan membiara. Kesalehan lainnya
juga dimaknai melalui hidup selibat (tidak kawin), selanjutnya lagi, kesalehan
juga dimaknai dengan hidup dalam kesucian dengan tidak mengkonsumsi makanan
tertentu atau menghindarkan diri dari pergaulan umum. Dan yang terakhir,
kesalehan juga sering dimaknai dengan keaktifan dalam kegiatan keagamaan dan
penampilan. Begitu banyak konsep terhadap kesalehan ini, maka tidak heran jika
kemudian kita berjumpa dengan berbagai konsep atau ajaran tentang kesalehan di
kehidupan sehari-hari.
Sidang Jemaat Yang
Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ternyata dalam kehidupan umat Tuhan, yakni
Israel, konsep kesalehanpun telah menjadi persoalan. Bahwa kesalehan yang
pernah mereka praktekkan mewujud dalam bentuk keaktifan menyelenggarakan ritus
agama tanpa bermuatan nilai-nilai kebenaran sebagaimana yang dikehendaki Tuhan
Allah. Dalam ritual berpuasa misalnya, umat Israel berpuasa tetapi tidak dengan
sepenuh hati. Di tengah berpuasa tersebut, umat itu ternyata mereka masih
mengurus urusannnya masing-masing, bahkan mereka memperlakukan buruh mereka
dengan kasar, mereka berbantah, berkelahi. Padahal tujuan berpuasa tersebut di
hadapan Allah adalah agar umat itu membuka belenggu-belenggu kelaliman, tetapi
sebaliknya, yang mereka lakukan di tengah ritual berpuasa tersebut malah
kelaliman, yakni dengan membebaskan, memerdekakan, berbagi, melayani orang
miskin, dalam segala bentuk tindakan kasih. Itulah sebabnya, Tuhan Allah
berfirman kepada nabi Yesaya, bahwa bukan berpuasa yang Tuhan kehendaki, tetapi
tindakan mereka untuk mengaplikasikan kasih (tidak lagi mengenakan kuk kepada
sesama, tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, memberi
makan mereka yang lapar. Tindakan inilah sesungguhnya yang menjadi konsep
kesalehan di hadapan Tuhan Allah.
Sidang Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus
Kristus,
Dalam bacaan kita yang pertama juga disampaikan
bahwa sabat haru dikuduskan dengan benar sesuai dengan maksud dan tujuannya
Tuhan berikan, dan bukan berdasarkan kehendak dan keinginan umat. Tuhan
berfirman, bahwa Dia akan menuntun umat-Nya, memuaskan hati umat-Nya,
membaharui kekuatan umat-Nya apabila Sabat Tuhan Allah dikuduskan sebagaimana
kehendak Tuhan Allah. Sabat adalah hari yang dikuduskan Tuhan Allah dan menjadi
hukum dalam kehidupan Israel. Sabat berarti berhenti atau beristirahat.
Sebagaimana Tuhan Allah berhenti pada hari ketujuh. Dalam tradisi umat Yahudi
kemudian, hukum sabath ini diuraikan dalam hukum Mishnah, dengan membuat 39
kegiatan yang dilarang untuk dilakukan pada hari sabbat. Pemberlakuan sabat
sendiri dipengaruhi kekuasaan para pemuka agama dalam penjabarannya. Jika
berangkat dari kesaksian Nabi Yesaya ini, maka sesungguhnya yang dilarang untuk
dilakukan di hari sabbat ialah, melakukan urusanmu (kepentingan dirimu sendiri)
dan menjalankan acaramu dan berkata omong kosong. Tetapi dalam kenyataannya,
aturan sabbat tersebut kemudian diplesetkan oleh orang-orang Farisi dan ahli
taurat sebagaimana yang disaksikan sendiri oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus
kemudian, melakukan reformasi pemahaman terhadap hukum yang satu ini, dengan
melakukan tindakan penyembuhan di hari sabat. Dan tindakan ini dikategorikan
sebagai pelanggaran terhadap salah satu dari 39 larangan di hari sabbat, yakni
melepaskan ikatan. Bahwa yang dilakukan Tuhan Yesus adalah melepaskan ikatan
iblis atas seorang perempuan yang telah 16 tahun menderita dalam kekangan
iblis. Tuhan Yesus melakukan pembebasan di hari sabat ini.
Sidang Jemaat Yang Dikasihi Tuhan Yesus
Kristus,
Kepala
rumah ibadat dan demikian juga ahli-ahli taurat ternyata mempraktekkan
kesalehan palsu dalam aktifitas keberagamaan mereka. Ini adalah kesalehan yang
tidak benar di hadapan Tuhan Allah. Berangkat dari kesaksian Alkitab saat ini,
maka kita sekarang ditantang kembali untuk memahami dan memaknai konsep
kesalehan yang selama ini kita anut. Kesalehan yang bagaimanakah yang ada dalam
pemahaman kita? Bahwa oleh pemahaman yang berbeda-beda tentang konsep
kesalehan, tidak sedikit dari umat Tuhan yang jatuh pada dosa penghakiman.
Menjadi orang yang sombong rohani. Kesalehan yang benar di hadapan Tuhan adalah
kehidupan yang diwarnai kasih yang senantiasa membebaskan, kehidupan yang
diwarnai kasih yang memuliakan Tuhan Allah dan kehidupan yang holistic atau
menyeluruh dan utuh melakukan kehendak Tuhan Allah. Kesalehan di mata Tuhan,
adalah ketika seseorang tidak hanya mementingkan dirinya sendiri dalam segala
aktifitas beragama yang dilakukannya. Amin
Langganan:
Postingan (Atom)