Bacaan Alkitab: Ulangan 10: 12- 22
Tema: Taat Dan Bersyukur
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pengalaman hidup umat Israel selama
berada di tanah pebudakan, yakni di Mesir selalu menjadi pengalaman hidup
sepanjang masa. Bahkan Tuhan Allah melalui FirmanNya dengan berulang kali
mengingatkan peristiwa tersebut dengan maksud agar umat itu tidak sampai lupa
diri terlebih lupa Tuhannya yang telah membebaskan mereka. Dalam perikop
Alkitab saat inipun, Allah juga mengingatkan umat Israel agar mereka jangan
sampai lupa diri yang pernah sebagai orang asing di Mesir, dan oleh karena itu
mereka dilarang berbuat semena-mena kepada orang asing yang ada di antara
mereka. Tuhan Allah dengan setia mengingatkan umat Israel untuk tetap setia
beriman dan menjadikan sejarah perjalanan hidup mereka dan sejarah hidup nenek
moyang mereka sebagai pengingat bahwasannya Tuhan Allah telah setia menuntun,
membimbing perjalanan tersebut dengan kasih yang sangat luar biasa. Sejarah
atau peristiwa masa lalu umat Israel telah menjadi bukti kasih Allah bagi umat
Israel. Jika hanya dengan 70 orang mereka pergi ke Mesir, tetapi ketika mereka
keluar dari sana dengan jumlah yang sangat banyak, itu adalah karena Tuhan
Allah tetap setia memelihara hidup mereka. Karena itu, adalah sangat wajar jika
Tuhan Allah selalu menjadikan sejarah umat Israel sebagai pelajaran hidup bagi
umatNya tersebut.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Melihat sejarah perjalanan hidup
umat Israel, di mana Tuhan Allah sebagai Tuhan di atas segala tuhan, Allah yang
maha besar yang telah menunjukkan karya kasihNya kepada nenek moyang mereka dan
juga atas mereka menuntut ketaatan dan kesetiaan untuk senantiasa takut akan
Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa. Apa
yang diminta Tuhan dari umat Israel tersebut semata-mata adalah untuk kepentingan
umat tersebut, yakni agar keadaan hidup mereka menjadi baik. Takut akan Tuhan
dan taat beribadah kepadaNya menjadi dasar hidup bagi setiap orang percaya.
Dengan dasar tersebut, maka setiap orang akan tetap hidup di hadapan Tuhan
Allah. Semua yang telah dilakukan oleh Tuhan Allah atas umat Israel tersebut
seyogianyalah mendapat tempat di dalam hidup mereka yang terwujud dalam bentuk
ucapan syukur yakni dengan tetap setia dan taat beribadah kepada Allah dengan
segenap hati dan jiwa mereka. Inilah sebenarnya yang diinginkan Tuhan dari umat
itu.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Kita semua pastilah memiliki
sejarah hidup, memiliki pengalaman hidup pada masa silam. Di setiap perjalanan
hidup tersebut kita mengalami banyak hal dan peristiwa, baik itu susah maupun
suka. Namun yang pasti hingga saat ini, ketika Firman Tuhan ini diberitakan
kepada kita, kita masih merasakan kehidupan yang notabene adalah milik Tuhan
yang dianugerahkan kepada kita. Kita patut merenungkan seluruh proses hidup
yang telah kita lalui, dan menyimak peristiwa demi peristiwa dengan seksama
dengan maksud agar kita mengingat semua karya kasih Allah yang telah kita alami
di dalamnya. Dikala kita masih menikmati hidup hingga saat ini, itu berarti
Tuhan Allah masih tetap menunjukkan kasih setiaNya kepada kita. Jika di masa
silam kita pernah diperhadapkan pada pergumulan yang berat, baik itu karena
kehidupan rumah tangga, kehidupan ekonomi dan karena persoalan hidup lainnya,
saat itu mungkin kita hampir saja kehilangan pengharapan, bahkan hampir-hampir
putus asa karena sulitnya mencari solusi, kini, di sini, saat ini, kita harus
sadari bahwa kita masih ada sebagaimana kita ada, itu semua harus diaminkan
sebagai bukti bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan kita. Kita malah
mengakui bahwa kitalah yang acapkali meninggalkan Dia, baik lewat persekutuan
ibadah seperti ini, baik lewat doa maupun lewat kehidupan keseharian kita
masing-masing. Sebagaimana Tuhan mengingatkan umat Israel untuk tetap taat dan
beribadah kepadaNya, maka kitapun juga haruslah tetap taat kepada Allah, lewat
peribadahan, lewat perbuatan kasih kepada sesama kita dan juga lewat keberadaan
kita sebagai kepala keluarga di tiap-tiap rumah tangga. Kita juga harus
bersyukur kepada Allah, sebab Dialah Tuhan yang telah menuntun, membimbing kita
dalam menapaki perjalanan hidup sejak dari masa silam hingga saat ini.
Kendatipun hari esok masih misteri bagi kita, namun satu hal yang perlu kita
ingat sebagai orang percaya yakni bahwa Tuhan Allah adalah Allah yang setia
menyertai umatNya, dan jikalau Tuhan ada di pihak kita, siapakah musuh kita?
Terpujilah Tuhan. AMIN.
Bacaan Alkitab.
Yesaya 43: 1- 7
KASIH TUHAN TAK BERKESUDAHAN
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam perjalanan hidup
keberagamaan umat Israel, tergambar bahwasannya kesetiaan mereka kepada Tuhan
Allah sering berubah-ubah. Tuhan Allah tetap setia dengan berbagai macam cara
mengajar umatNya itu dengan maksud agar
mereka mengalami syalom Allah. Peristiwa pembuangan umat Israel adalah salah
satu cara Tuhan Allah untuk membentuk umat itu di dalam hidup keimanan mereka
kepada Tuhan Allah. Umat Israel mengalami begitu banyak ujian dan penghukuman,
tidaklah dimaksudkan untuk kebinasaan mereka, melainkan Allah bermaksud yang
indah, yakni agar umat itu menikmati damai sejahtera. Jika, dalam perikop
sebelumnya, disaksikan bahwa umat Israel dalam kebutaan dan ketulian, menjadi
korban penjarahan dan perampokan, kini yang terjadi adalah sebaliknya,
perhambaan Israel sudah berakhir dan kesalahannya telah diampuni. Karena kasih
Tuhan yang tidak terbatas, maka menjadi nyatalah bagi umat Tuhan itu, bahwa
tersedia janji yang sangat indah dari Tuhan bagi mereka.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa pembuangan umat Israel di
Babel, merupakan peristiwa yang menyedihkan terutama dalam perihal kehidupan
keberagamaan. Kendatipun mereka bisa hidup dengan sejahtera, tokh, mereka tetap
merupakan orang buangan yang merasakan hubungan yang jauh dari Tuhan. Namun,
sesuai dengan kesaksian Alkitab saat ini, Tuhan Allah memberi janji yang sangat
indah kepada umat itu agar mereka tidak perlu lagi untuk takut sebab Allah oleh karena kasih setiaNya yang
tidak berkesudahan kini menebus mereka dan memanggil mereka dengan nama yang
diperuntukkan bagi mereka. Janji, indah itu diteruskan dengan jaminan
keselamatan yang luar biasa. Sungai yang deras dan api yang menghanguskan,
merupakan contoh bencana yang mengancam hidup orang dan sekaligus mewakili
segala bahaya yang ditakuti orang. Tetapi tatkala umat Tuhan menyeberang
melalui air, Tuhan berjanji akan menyertai. Dan apabila mereka berjalan melalui
api, maka mereka tidak akan dihanguskan dan terbakar, sebab Tuhan Allah akan
menjamin keselamatan umatNya. Jika tadinya Tuhan Allah menghukum umat itu, kini
Tuhan Allah menjadi penyelamat bagi mereka. Selanjutnya, saudara-saudara,
karena begitu berharganya umat kepunyaan Tuhan itu di mata Tuhan, maka Tuhan Allah
membebaskan mereka, Tuhan Allah mengendalikan sejarah sedemikian rupa hingga
umatNya dimerdekakan. Tuhan menebus nyawa umatNya yang kehilangan hak hidup
oleh karena kesalahan-kesalahannya. Walaupun Firman hukuman yang dibawakan
nabi-nabi sebelum pembuangan dianggap sah, namun dalam kebebasanNya, Tuhan
membuka lagi suatu ruangan hidup bagi umatNya meskipun tidak ada jasa-jasanya.
Tebusan itu mahal, bangsa-bangsa serta negeri-negerinya diberikan Tuhan sebagai
ganti nyawa umatNya, yaitu Mesir, Etiopia dan Seba. Nyata, bahwa Kasih Tuhan
tak berkesudahan bagi umatNya.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pengalaman iman umat Israel yang kita
renungkan saat ini, adalah sabda indah yang memberi kita pelajaran yang amat berharga
tentang bagaimana Tuhan memberi janji keselamatan bagi kita umatNya. Kasih
setia Tuhan tersebut, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, dulu, kini dan
nanti, kasih Tuhan itu tak pernah berkesudahan. Tuhan telah mengendalikan
sejarah hidup umat Israel ke sejarah indah penuh jaminan keselamatan,
semata-mata hanya karena Tuhan mengasihi mereka, dan mereka (umatNya) begitu
berharga di mata Tuhan. Penebusan dan jaminan keselamatan yang Tuhan lakukan
dan sediakan bagi umatNya adalah tanda dan bukti bagi semua orang percaya bahwa
Tuhan Allah sungguh setia, sabar dan penuh kasih karunia. Karena itu, sebagai
orang-orang kepunyaan Tuhan, kita sebagai ibu-ibu mestinya menyadari bahwa
Allah di dalam Yesus Kristus telah menebus kita. Janji penyertaan Tuhan dan karya
penebusanNya di kayu salib harusnya menjadi sebuah kekuatan iman bagi kita
dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini, menunaikan tugas dan panggilan
kita. Apa yang terjadi dan dialami umat Israel dari Allah seperti yang tersimak
dari perikop saat ini, mengingatkan kita semua untuk menghargai karya penebusan
Tuhan dan sekaligus mengingat bahwa Kasih Tuhan Tak berkesudahan bagi kita
umatNya, sehingga hiduplah dalam pengharapan, tetaplah optimis bahwa kita
adalah umat yang berharga di mata Tuhan. yakinlah, ibu-ibu sekalian, bahwa
Tuhan adalah setia dalam setiap janji yang diucapkanNya. A M I N.
Bacaan Alkitab 2 Tawarik 15: 1- 7
Tuhan Menyertai
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Jika dicermati dengan seksama,
situasi dan kondisi keberagamaan umat Israel sangat ditentukan oleh keimanan
raja yang memerintah atas mereka. Biasanya, jika raja yang memimpin mereka
merupakan seorang yang takut bakan Allah, maka rakyat juga mengikuti pola
beragama seperti itu, tetapi sebaliknya, jika raja yang memerintah atas mereka
adalah seorang yang jahat dan menyembah berhala, maka rakyatpun jatuh pada
perbuatan yang sama. Dalam bacaan kita saat ini, muncul sosok seorang raja yang
baik dan yang melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, namanya Asa. Raja Asa
melakukan pembangunan besar-besaran atas kota-kota Yehuda serta memperkuat
benteng-benteng sebab negeri itu aman dan tidak ada musuh yang memerangi
mereka. Bagi Asa, apa yang terjadi dan mereka alami merupakan bentuk kasih
karunia Tuhan yang mereka hormati dan sembah dengan benar dengan cara
membersihkan kota-kota mereka dari segala dewa-dewa baal. Ternyata, situasi
yang aman tenteram tersebut, tidak berlangsung selamanya, Zerah orang Etiopia
dengan pasukannya yang berjuta jumlahnya maju memerangi mereka. Dalam keadaan
dan situasi seperti ini umat Tuhan itu diperhadapkan pada kesesakan yang luar
biasa. Tetapi Raja Asa, dengan keyakinannya yang besar memohon pertolongan dari
Tuhan. Dan memang terbukti kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Musuh yang memerangi
mereka dapat ditaklukkan dan mereka bisa kembali ke Yerusalem.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam perikop bacaan kita saat ini
diberitahukan bahwa sebelum Asa memerintah atas Yehuda, umat itu lama sekali
tanpa Allah yang benar dan tanpa pengajaran dari pada imam serta hidup tanpa
hukum. Keadaan hidup seperti ini, telah membuat umat itu hidup dalam kesesakan
dan tak menentu. Mereka juga diperhadapkan pada situasi hidup yang serba
terancam karena terjadinya kekacauan akibat peperangan yang terjadi di antara
bangsa-bangsa yang adalah bentuk tegoran Tuhan Allah pada umat itu yang
meninggalkan Allah. Dalam keadaan seperti inilah, seorang Azarya bin Oded dihinggapi
oleh Roh Allah dan menemui Asa dan berkata kepadanya tentang Firman Tuhan.
Sebuah janji Tuhan yang sangat jelas dan merupakan pengharapan bagi mereka yang
hidup dalam kesesakan. Apa yang disampaikan Azarya bin Oded ini, bagaikan air
bagi mereka yang dalam kehausan. Sungguh luar biasa, bahwa ternyata Tuhan Allah
tidak pernah sama sekali membiarkan umatNya itu binasa, terbukti dari apa yang
disampaikan oleh Azarya bin Oded kepada raja Asa. “Tuhan beserta dengan kamu, apabila kamu beserta dengan Dia, bilamana
kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu
meninggalkanNya, maka kamu juga akan ditinggalkanNya”. Firman Tuhan ini sungguh mengingatkan umat
Tuhan akan kesetiaan Tuhan di tengah ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Di
sini nyata bahwa penderitaan ataupun kesesakan hidup yang sering dialami umat
Allah tidak pernah dimaksudkan membuat umat itu lenyap atau binasa, sebab
ternyata, bahwa Tuhan Allah selalu dan selalu menunggu umat itu berbalik kepada
Allah. Seperti yang terjadi pada zaman pemerintahan Asa yang hidup dengan takut
akan Allah dan membersihkan kehidupan beriman mereka dari segala bentuk
kekafiran, maka Allah memberi janji sekaligus tawaran indah bagi mereka.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Mari kita sekalian menggarisbawahi apa
yang disampaikan Azarya bin Oded kepada Asa yang merupakan sabda Tuhan, “Tuhan Beserta kamu, bilamana kamu beserta
Dia, bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu
meninggalkan Dia, maka kamu juga akan ditinggalkanNya”. Sabda Tuhan ini
sangat mengharukan apabila kita dengan sungguh-sungguh merenungkannya. Sebab,
dalam perjalanan hidup yang kita arungi, tak jarang kita merasa bahwa kadang
kala Tuhan tidak ada bersama kita, terutama dalam masa-masa sulit yang pernah
kita hadapi, baik dalam hidup keluarga, maupun hidup pribadi kita, padahal
kitalah yang sadar atau tidak sadar tidak beserta dengan Dia. Tak jarang pula
kita malah melupakan Tuhan tatkala kesuksesan kita bisa raih. Ada juga yang
nanti mencari Tuhan setelah hidupnya hancur karena kesalahan yang dilakukannya
dengan meninggalkan Tuhan. Umat Israel dalam bacaan kita saat ini dihimbau oleh
Azarya bin Oded untuk tetap menguatkan hati dan agar jangan lemah semangat,
sebab bagi setiap upaya yang dilakukan mereka tersedia upah. Tentunya upah
tersebut adalah upah dari Tuhan Allah karena mereka tetap optimis dan
berpengharapan kepada Tuhan dalam menghadapi hidup sekalipun dalam kesesakan.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Kesesakan maupun penderitaan hidup
sangat dekat dengan kehidupan setiap orang. Situasi hidup seperti ini adalah
musuh yang ditakuti oleh setiap kita. Semua orang berusaha dan bekerja keras
agar jangan sampai mengalami kesesakan hidup dan penderitaan. Firman Tuhan yang
disampaikan Azarya bin Oded kepada Asa, juga tepat untuk kita renungkan
bersama. Ternyata Tuhan ada beserta kita tatkala kita beserta Dia, juga
sebaliknya, dan jika kita mencari Dia, Dia berkenan ditemui oleh kita. Penderitaan yang telah dialami Yesus, telah
menjamin kita beroleh kasih karunia keselamatan dari Tuhan Allah. Yesus telah
memberi teladan bagi kita, bahwa walaupun dalam penderitaan yang berat dan
menyakitkan Dia tetap beserta BapaNya, dan Allah Bapapun tidak meninggalkan
Dia, malah Dia dibangkitkan dari kematian. Kitapun sekalian, ingatlah Firman
Tuhan ini, Allah beserta kita bilamana kita beserta Dia, Dia berkenan ditemui
oleh kita bailamana kita mencariNya. Karena itu, mari kita cari Tuhan dan mari
selalu beserta dengan Dia, maka segala sesuatu yang kita hadapi di dalam
kehidupan ini pasti akan mampu kita lewati karena Tuhan beserta kita. Janganlah
kiranya sia-sia derita dan nestapa yang dialami Yesus Kristus demi keselamatan
kita. Dia beserta kita senantiasa dalam situasi dan kondisi hidup yang
bagaimanapun keadaannya. Ingatlah bahwa setiap usaha dan upaya yang kita
lakukan di dalam Tuhan untuk menjalani hidup ini takkan sia-sia, sebab Tuhan
menyediakan upah bagi kita. Carilah Dia, maka Dia berkenan ditemui dan Dia
beserta kita, bialamana kita beserta dengan Dia. Amin.
Bacaan Alkitab Maz.
42: 1- 12
Rindukanlah Allah
Persekutuan
Pelka Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Mazmur yang kita renungkan saat ini, jika kita menyimak isinya, maka jelas
bahwa pemazmur ini adalah seorang yang sedang mengalami pergumulan dalam
hidupnya. Dia seorang yang mengalami tekanan jiwa karena musuhnya menantang dia
untuk membuktikan keberadaan Tuhannya. Pemazmur mengalami konflik dalam
dirinya, akibat tekanan yang dirasakannya bahkan menjadikan air matanya menjadi
makanannya siang dan malam. Di satu sisi dia percaya bahwa Allahnya ada beserta
dia, tetapi di sisi yang lain jiwanya gundah gulana dan gelisah. Disaat seperti
itulah pemazmur menuangkan isi hatinya dan kerinduannya kepada Allah. Pemazmur mengibaratkan dirinya seperti seekor rusa yang
merindukan sungai yang berair. Itu berarti pemazmur sedang berada pada titik di
mana dia haus akan kasih Tuhan Allah. Bahkan pemazmur juga terhimpit oleh
musuhnya, dia dicela oleh lawannya dengan berkata ”di manakah Allahmu? Hal ini
membuat dia merasakan seperti tikaman
maut ke dalam tulangnya (ay. 11) sehingga pergumulan hidup yang
dihadapinya memang adalah pergumulan hidup yang sungguh berat. Konflik yang
terjadi atau dialami pemazmur dalam dirinya tersebut ternyata tidak menjadikan
pengharapan dan kerinduannya sirna akan Allah.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Konflik di dalam diri seperti yang dialami pemazmur ini, tak dapat
dipungkiri juga sering terjadi dan kita alami dalam diri kita. Dalam hidup ini,
kita seringkali berhadapan dengan pergumulan, apakah itu berupa kesesakan hidup
karena situasi rumah tangga kita, karena ekonomi atau juga karena persoalan
yang kita hadapi seakan tak dapat kita selesaikan dan kita lewati. Dalam
suasana hidup seperti ini, tak sedikit orang yang mampu bertahan dalam
keyakinan dan pengharapan, sehingga ada yang dengan atau tanpa sadar yang
mengambil jalan pintas apakah itu untuk mencari jalan keluar walaupun hal itu
bertentangan dengan iman, bahkan ada yang sampai putus asa dan mengakhiri
hidupnya karena sedemikian beratnya masalah yang dihadapinya dalam hidup. Jika
kita simak baik-baik dan dengan seksama, jelas dari ungkapan yang dilontarkan
pemazmur, bahwa dia sedang mengalami kesusahan hidup yang luar biasa. Dia
sedang diperhadapkan pada persoalan yang sangat berat. Tetapi jelas pula kita saksikan bahwa pemazmur tetap rindu akan Allah, dia
yakin bahwa Allah ada beserta dia. Pada ayat 5 pemazmur mengungkapkan, bahwa dia hendak mengingat bagaimana dia
akan berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke
rumah Allah dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur dalam keramaian orang-orang
yang mengadakan perayaan, dan ini dirindukannya sementara jiwanya dalam
gundah gulana. Tidak mudah saudara-saudara melakukan seperti apa yang dilakukan
pemazmur ini. Seorang yang jiwanya sementara gundah gulana, malah berencana
akan berjalan dalan padatnya manusia dan mendahului langkah orang banyak ke
rumah Allah dengan penuh sukacita dan dengan syukur. Konflik atau perdebatan
hebat dalam diri pemazmur, mampu dileawtinya dengan satu kesimpulan bahwa dia
rindu akan Allah. Kerinduan kepada Allah seperti yang dialami pemazmur ini, tak
lain karena memang dia yakin dan percaya kepada Allah, sehingga ketika dia
bertanya-tanya atas apa yang dialaminya, dia juga yakin bahwa Allah adalah
penolongnya, dan itulah sebabnya dia sendiri menyadarkan dirinya untuk tetap
berharap kepada Allah yang akan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari
dan juga pada malam hari.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Ungkapan
atas pengalaman iman yang disampaikan pemazmur, yang kemudian dijadikan sebagai
nyanyian pengajaran bani Korah ini, merupakan pengakuan dan pengharapan seorang
yang percaya pada Allah. Bahwa kendatipun luar biasa persoalan yang dihadapi,
berat derita yang dialami, pengharapan kepada Allah tak’an pernah sia-sia.
Percaya kepada Allah tidak hanya disaat senang tetapi juga disaat susah. Setiap
orang percaya yang sedang dalam pergumulan karena derita hidup yang dialami,
seharusnya tidak hanya memohon pelepasan dari Allah yang dia percayai,
melainkan juga membuat suatu tekad di dalam diri bahwa sekalipun kesesakan
hidup menghimpit kita, kita malah harus menjadi orang yang mendahului orang
lain yang sedang bersuka cita mengucap syukur kepada Allah dan menjumpai Allah.
Pemazmur melakukannya, dia bertekad akan menjadi orang yang pertama masuk ke
rumah Allah dan akan mendahului mereka yang sedang melakukan perayaan untuk
mengucap syukur dengan penuh sorak-sorai. Kerinduan pada Allah seperti yang
dialami oleh pemazmur adalah bukti bahwa seseorang benar-benar mempunyai
kepercayaan yang teguh, memiliki pengharapan yang tetap kepada Allah. Sehingga
walau seberat apapun derita atau tantangan hidup yang dialami, ada keyakinan
teguh di dalam diri bahwa Allah adalah
penolongnya yang setia. Sehingga keputusasaan terlebih penghianatan akan Allah
tidak akan berkuasa dalam hidupnya. Pada akhirnya, dalam setiap pergumulan yang
dihadapi, dia tetap yakin bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, termasuk
untuk membebaskan umatNya dari setiap pencobaan hidup yang berat.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai
ibu yang beriman, ungkapan hati pemazmur yakni nyanyian pengajaran bani Korah
ini, menggugah iman percaya kita kembali, menantang kita sekalian untuk
membuktikan diri bahwa memang kita adalah orang-orang yang percaya dan memiliki
pengharapan dalam hidup ini. Itu berarti, tatkala kita berjumpa dan
diperhadapkan pada berbagai tantangan dan pencobaan hidup dalam perjalanan
hidup kita, perjalanan hidup keluarga kita, maka tetaplah rindukanlah Allah.
Percayalah bahwa Dia akan memberi kasih setia-Nya baik pada waktu siang maupun
pada waktu malam. Dia akan membawa kita ke air yang sejuk, ingatlah bahwa Dia
menunggu kita yang berbeban berat dan letih lesu, Dia akan memberi kelegaan
bagi kita. Dialah penolong kita, Dialah Allah kita dari dahulu, sekarang sampai
selama-lamanya, kasih setia-Nya tak berkesudahan, Dia dekat pada mereka yang
datang minta tolong padaNya. Allah sumber segala rahmat memberkati kita
sekalian. Amin.
Bacaan
Alkitab Yesaya 41: 8-16
Tuhan
Menyertai, Siapa Takut?
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai manusia, rasa takut atau
ketakutan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupannya. Ketakutan
sendiri dapat diartikan sebagai suatu kondisi emosional dan batiniah manusia
yang muncul sebagai reaksi terhadap suatu keadaan dari luar dirinya yang
mengancam ketenangannya, bahkan kehidupannya sendiri. Seseorang menjadi takut
tatkala ada ancaman dari luar dirinya yang dianggapnya dapat membahayakan
karena merasa tidak mampu menangkal bahaya atau ancaman tersebut. Ketakutan
yang besar dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak dapat mengendalikan
dirinya, atau kehilangan akal sehat bahkan iman percayanya. Pada kondisi
seperti ini, seseorang akhirnya dapat jatuh kepada keputusasaan.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam bacaan Alkitab saat ini
dikisahkan bahwa Israel, si Hamba Tuhan menjadi takut sebab penindasan dan
pembuangan yang dialaminya membahayakan kehidupannya, baik kehidupan
orang-perorang maupun kehidupan sebagai satu umat, yakni umat Israel. Bahaya
yang dihadapi bukan saja kematian alami setiap orang Israel, tetapi juga
kematian kolektif Israel sebagai satu bangsa. dalam kitab Yesaya bagian
pembuangan itu dilukiskan sebagai seekor naga purba, yakni Rahab dan leviathan
(51:9-10), lambang kuasa kaos yang menakutkan yang hendak memangsa dan menelan
habis seluruh eksistensi Israel sebagai sebuah bangsa. Di hadapan kedua ular
raksasa (naga) purba itu, Israel hanyalah seekor cacing saja dan seekor ulat
kecil saja (ay. 14), maka tak usah heran kalau ulat dan cacing ini amat
ketakutan di hadapan naga-naga kejahatan itu. Penjajahan, penindasan dan
pembuangan adalah ular naga kejahatan yang amat menakutkan terhadap eksistensi
manusia sebagai ciptaan Allah.
Dalam
keadaan seperti inilah, Tuhan Allah bersabda kepada Israel, “jangan
takut!....jangan bombing, sebab Aku menyertaimu…sebab Aku Allahmu…Aku yang
menolong engkau dan menebus engkau…..”. Sabda Tuhan Allah ini sungguh amat luar
biasa. Allah sendirilah yang menjadi penolong umatNya, Allah sendirilah yang
akan bertindak melindungi umatNya dari kuku-kuku naga babel yang mematikan itu
dan Ia sendiri akan bertindak menyelamatkan dan membebaskan mereka dari
kekuasaan si naga itu. Tuhan sendirilah yang akan menjadi penebus dan pembebas
umatNya.
Persekutuan
Pelka Perempuan Kaum Ibu Yang Dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pada saat-saat seperti sekarang ini,
saat di mana perjuangan hidup masing-masing orang semakin bersaing, saat di
mana harga-harga semakin melonjak tinggi, saat di mana isu-isu agama mulai
didengungkan terutama dalam bidang lapangan kerja, tidak sedikit orang percaya
yang merasa ketakutan atau dihantui rasa takut yang berlebihan. Ketakutan
seperti ini muncul karena seseorang mengetahui jelas bagaimana kondisi dan
situasi hidup itu sendiri dan ancaman yang datang dari luar diri manusia yang
menurutnya tak mampu menghadapinya. Tetapi syukur kepada Tuhan, sabdaNya baik
dulu, kini dan selamanya tetap berlaku bagi hidup orang percaya di sepanjang
segala abad dan di semua tempat. Sabda-Nya, jangan takut, sebab Aku
menyertaimu…,janji Tuhan Allah ini, bagaikan air sejuk di tengah hidup yang
penuh kegersangan.
Bacaan
Alkitab. Markus 5: 21
Imanmu
Menyelamatkanmu
Ibu-ibu
Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pelayanan Tuhan Yesus pada
penyembuhan orang sakit dalam kisah Alktab tentu sudah bukan kisah yang asing
bagi kita. Penyembuhan akan orang sakit adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari misi Tuhan Yesus untuk memberitakan damai sejahtera kepada umat.
Alkitab memberi kesaksian kepada kita bahwa tindakan Yesus dalam menyembuhkan
orang sakit ternyata mengundang perhatian dan respon dari banyak orang yang
mendengar dan mengikuti Yesus, sehingga kita tak perlu heran, kenapa begitu
banyak orang yang berupaya menjumpai Yesus untuk meminta kesembuhan. Secara
khusus, dalam bacaan Alkitab saat ini, dikisahkan bahwa ketika Yesus berada di
tepi danau, Dia didatangi oleh Yairus, seorang Kepala Rumah Ibadat dengan
maksud memohon kepada Yesus agar Tuhan Yesus berkenan menyembuhkan anak
perempuannya yang sedang sakit. Yesus menyanggupin permintaan ini, dan Yesus
serta murid-muridNyapun menuju Rumah Yairus. Namun, Yesus dan murid-muridNya
dikerumuni dan diikuti oleh banyak orang, sehingga berdesak-desakan, di saat
seperti inilah, muncul seorang perempuan yang telah 12 tahun menderita
pendaharan. Perempuan ini sepertinya telah dengan segala upaya mencari
kesembuhan kemana-mana, bahkan dikisahkan bahwa harta miliknya telah habis
untuk biaya berobat, namun tak kunjung sembuh. Boleh dikata, perempuan ini
telah kehilangan harapan. Namun imannya yang besar kepada Tuhan Yesus,
mendorong perempuan ini untuk berupaya mencari Yesus, dan dalam benaknya, ia
berkata, asal kujamah saja jumbai jubahNya, aku pasti sembuh. Maka ia pun melakukan
hal itu. suasana yang sesak dan berdesak-desakan tak membuat perempuan ini
menyerah, alhasil dari upayanya tersebut, dia berhasil menyentuh jumbai jubah
Yesus, dan seketika itu juga dia sembuh.
Ibu-ibu,
yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
12 tahun bukanlah waktu yang singkat
untuk dijalani bagi perempuan yang mengalami pendaharan. Penyakit ini tentu
penuh resiko yang sewaktu-waktu mengancam hilangnya nyawa seseorang. Selain
itu, penyakit ini juga berakibat pada najisnya seorang perempuan dalam hal kegiatan
keagamaan dalam agama Yahudi. Dapat dibayangkan bagaimana derita ibu ini.
Selain harus menanggung sakit, dia juga harus menanggung hal yang mengakibatkan
dirinya menjadi najis, karena pendaharan yang dideritanya. Dalam jasmani dan
rohani, perempuan ini sungguh-sungguh menderita. Bukanlah hal yang ringan apa
yang diderita perempuan ini. jadi adalah sangat wajar dan benar, ketika Dia
mendengar tentang Yesus, dia dengan segala daya berusaha supaya dapat menyentuh
saja jubah Yesus. Sikap perempuan ini, menunjukkan bahwa pengharapannya yang
terakhir hanyalah Tuhan Yesus. Merasakan bahwa ada kuasa yang keluar dari
diriNya, Yesus bertanya kepada murid-muridNya, tetapi murid-murid itu tidak
lagi mengetahui siapa yang menyentuh jubah Yesus karena banyaknya orang kala
itu. ketika diketahui bahwa perempuan tersebutlah yang menjamah jumbai jubah
Yesus, Yesus Pun berkata kepadanya: “Hai anakKu, Imanmu telah menyelamatkan
engkau, pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu”.
Perkataan
Tuhan Yesus ini, menjadi bukti bagaimana besarnya iman perempuan tersebut,
apakah itu karena dia telah hampir kehilangan harapannya, yang jelas dia tahu
tempat terakhir dan yang utama kepada siapa dia memperoleh kesembuhan. Yakni
kepada Yesus. Dengan kesembuhannya, berarti perempuan ini, bukan saja sehat
secara jasmani, tetapi juga kembali boleh melakukan ibadahnya tanpa tercemar
karena kenajisannya. Kemerdekaan seperti ini adalah bagian yang sungguh mulia dari
antara pelayanan Tuhan Yesus.
Ibu-ibu
Yang Dikasihi Tuhan Yesus,
Menyimak dengan seksama kisah ini,
kepada kita sekalian dibaritakan berita sukacita, yang pertama, bahwa Tuhan
Yesus sungguh dengan terbuka melayani siapa saja yang datang kepadaNya dan
memberi kelegaan. Yairus yang mewakili masyarakat kalangan menengah ke atas
disanggupi Yesus dalam permohonannya untuk melawat anaknya yang sedang sakit.
Yang kedua, Tuhan Yesus juga memuji iman seorang perempuan yang selalu
diasingkan dalam persekutuannya karena derita yang dialaminya. Artinya bahwa
setiap orang yang dengan imannya datang kepada Tuhan dengan membawa segala
pergumulannya, niscaya dilayani Tuhan dengan damai sejahteraNya.
Dengan
iman kepada Tuhan Yesus, setiap orang pastib tidak akan dikecewakan. Tuhan
Yesus berkata, “marilah kepadaKu setiap Orang yang letih lesu, Aku akan memberi
kelegaan kepdamu”. Firman ini sudah dan akan terus digenapiNya ketika setiap
orang datang kepadaNya dengan iman yang tulus. Percayalah saudara-saudara,
Tuhan kita bukanlah Tuhan yang akan mengecewakan kita, asalkan kita dengan iman,
senantiasa bersandar kepadaNya. Dia pasti memberi kelegaan dan damai sejahtera
bagi setiap kita dikala kita memohon pertolonganNya baik dalam kehidupan rumah
tangga kita, maupun kehidupan pribadi lepas pribadi kita sekalian . amin
Bacaan
Alkitab: Yesaya 26: 12
Bagi
Yang Berharap, Tuhan Menyediakan Damai Sejahtera
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam perjalanan sejarah hidup
manusia, ada tiga ruang waktu yang mewarnai langkah hidup tersebut, yakni masa lalu,
masa kini dan masa nanti/masa yang akan datang. Tiga ruang waktu tersebut
menjadi bagian waktu yang dilalui oleh setiap orang tanpa terkecuali. Demikian
juga halnya dengan kehidupan umat Tuhan, kita wajib melalui tiga ruang waktu
tersebut, dan Tuhan sendiri ada di tiga ruang waktu itu (Ibrani 13:8) yang
senantiasa menyertai langkah perjalanan hidup umatNya. Kita harus mengaminkan,
bahwa di ruang waktu, “masa lalu” kita telah lewati dengan penyertaan Tuhan,
sehingga kita dapat tiba di ruang waktu ”masa kini” di mana kita kemudian bisa
melakukan berbagai hal dan menyusun rencana hidup untuk hari depan. Merenungkan
seluruh perjalanan hidup yang telah kita lewati, adalah wajib bagi setiap orang
untuk bersyukur kepada Tuhan, sebab Hanya karena pertolonganNyalah sehingga
kita masing-masing masih diperkenankan merasakan sukacita sembari menyusun
rencana yang indah yang tentunya penuh dengan berkat Tuhan.
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai manusia biasa, kita tidak memiliki kekuatan
dan kemampuan untuk mengetahui akan apa yang akan kita hadapi di waktu yang
akan datang ini. Hari esok adalah misteri bagi setiap makhluk di kolong langit
ini, akan tetapi sebagai umat Tuhan, dalam keyakinan dan pengharapan, masa yang
akan datang adalah masa di mana Tuhan mengaruniakan damai sejahtera kepada
kita. Inilah pengharapan kita sebagai umat yang percaya kepadaNya. Dalam Ibrani
6:19 dijelaskan bahwa: “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi
jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir..” Dan Paulus sendiri
menegaskan dalam Roma 8:24 “Sebab kita
diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan
pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang
dilihatnya?” Ini hendak menegaskan kepada kita bahwa syarat mutlak menyambut
masa depan dan mewujudkan rencana hidup ialah hidup dalam pengharapan.
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bacaan Alkitab yang menjadi renungan kita saat ini
merupakan sebuah penggalan doa pengharapan Nabi Yesaya sekaligus merupakan
pengakuan bahwasanya Tuhan Allah sendirilah yang berkuasa atas segala sesuatu
yang kita kerjakan dalam kehidupan ini.
Bagi
kita, istilah/kata “Damai sejahtera”, atau “Syalom” bukan lagi kata atau istilah
yang asing. Kita sudah sering mendengar dan bahkan mengucapkan kata ini,
sayangnya tidak sedikit orang yang sering mendengar dan mengucapkan kata damai
sejahtera atau syalom yang mengerti dengan benar arti dan hakekatnya dengan
benar. Damai sejahtera sesungguhnya hanyalah berasal dari Tuhan Allah, yang
menunjuk pada suasana hidup di mana kebenaran Allah ditegakkan dengan
sungguh-sungguh oleh umatNya. Damai sejahtera juga dapat dipahami sebagai
suasana hidup di mana umat Allah mengalami keselamatan dan menikmati kehidupan
yang penuh dengan sukacita, damai, dan jauh dari segala macam duka cita hidup.
Suasana seperti inilah yang diharapkan nabi Yesaya melalui doanya kepada Allah.
Menyimak
dengan seksama ayat Alkitab yang menjadi pembacaan kita saat ini, kita perlu
merenungkan, bahwa jikalau kita mengharapkan damai sejahtera, maka berharaplah
kepada Allah, sambil mengerjakan rencana hidup yang telah kita susun hari ini
dengan mengandalkan kuasa dan kekuatan Tuhan senantiasa. Jadi meskipun hari
esok misteri bagi kita, tetapi kita harus bersyukur kepada Tuhan, bahwasanya
dengan beriman kepadaNya, segala sesuatu menjadi mungkin dan pasti bagi kita.
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Yakin, percaya dan
berharaplah senantiasa kepada Tuhan Allah, maka tidak ada yang mustahil bagimu,
rencanamu akan menjadi rencanaNya yang rencana dan Rancangan Damai Sejahtera.
Dimuliakanlah Tuhan Yang akan menyediakan Damai Sejahtera bagi kita sekalian.
AMIN
Bacaan
Alkitab: Roma 12: 1
IBADAH
DAN PERSEMBAHAN YANG BENAR
Saudara-saudara,
Persekutuan Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Persembahan, merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan setiap aktivitas beragama. Persembahan
tersebut memiliki tempat yang penting dalam setiap ritus keagamaan. Namun
hakekat dan maknanya tidaklah sama dengan unsur persembahan dalam kehidupan
kekristenan. Oleh beberapa agama, persembahan biasanya dipahami sebagai sarana
untuk memberikan kebutuhan atau memenuhi tuntutan dari yang disembah (hal ini
dapat kita lihat dalam kepercayaan agama suku), ada juga yang memahaminya
sebagai usaha atau upaya untuk mengumpulkan saldo amal atau perbuatan supaya
dikenan oleh yang disembahnya. Di pihak lain, persembahan juga sering dipahami
sebagai usaha umat untuk meredam kemarahan yang disembahnya agar berhenti marah
atau memberikan hukuman kepada umat. Pemahaman tentang persembahan seperti itu,
sangatlah jauh berbeda dengan persembahan dalam ajaran kekristenan. Bagi
kehidupan orang Kristen, persembahan merupakan tanda ungkapan syukur dan
sukacita kepada Tuhan yang telah lebih dahulu memberkati kehidupan umatNya.
Persembahan tersebut juga menjadi tanda terima kasih kepada Tuhan yang dengan
setia memberkati umatNya. Jadi adalah keliru jika persembahan dipahami sebagi
upaya manusia untuk membujuk Tuhan agar Tuhan memberkati, agar Tuhan tidak
menjatuhkan hukuman kepada umatNya.
Saudara-saudara,
Persekutuan Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin
ada sebagian orang Kristen yang keliru memahami apakah persembahan itu. Yang
memahami bahwa persembahan itu hanyalah berupa materi ataupun uang. Pemahaman
seperti ini, sepertinya dipengaruhi gaya hidup yang dipengaruhi materialisme,
sehingga persembahanpun dipahami hanyalah dengan materi. Tetapi tidaklah
demikian dalam diri Paulus. Persembahan yang benar bagi Paulus ialah pemberian
totalitas hidup bagi kemuliaan Allah. Paulus katakan “persembahkanlah tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itu adalah
ibadahmu yang sejati. Perkataan Paulus ini hendak menegaskan bahwa persembahan
yang benar bukanlah melulu dengan pemberian materi, melainkan harus dengan
totalitas hidup (tubuh). Dalam hal ini segala sesuatu yang dimiliki seseorang
dalam hidupnya wajib dipersembahkan kepada Tuhan. Bukan hanya berupa materi,
tetapi juga kemampuan, atau apapun yang dimiliki seseorang termasuk pikirannya,
perasaannya bahkan waktunya. Pemahaman tentang persembahan seperti ini, akan
benar-benar berkenan kepada Tuhan apabila segala totalitas hidup diberikan
untuk kemuliaan Tuhan. Itu berarti, persembahan bukanlah melulu diberikan
kepada Tuhan dalam kegiatan peribadatan, atau dengan kata lain, pemberian persembahan
bukanlah melulu hanya sebagai salah satu unsur dalam liturgi ibadah.
Saudara-saudara,
Persekutuan Ibu Kaum Perempuan Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Walaupun dengan kalimat singkat, Paulus telah memberikan penjelasan
tentang persembahan dan ibadah yang sejati dengan jelas dan lengkap. Dengan
kata lain, Paulus hendak menegaskan bahwa ibadah yang sejati dan sesungguhnya
ialah pemberian diri secara total bagi kemuliaan Allah. Oleh karena itu, jika
menyimak dengan seksama pengajaran Paulus ini, maka jelaslah bagi kita bahwa
persembahan yang benar itu adalah memberi diri, hidup secara total
(keseluruhan) hidup bagi kemuliaan Tuhan. Pemberian diri secara total sebagai
persembahan kepada Tuhan dapat diwujudkan melalui perbuatan kita setiap hari,
kapan dan dimanapun kita berkarya. Persembahan kepada Tuhan Allah dapat
dipenuhi melalui pekerjaan kita, profesi kita, pelayanan kita. Demikian juga
sebagai ibu-ibu, dengan tunduk kepada suami sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, itu adalah persembahan kepada Tuhan karena kita menaati kehendakNya.
Dengan mengasihi anak-anak kita, mengasihi sesama kita, melayani orang lain di
sekitar kita, juga adalah bentuk persembahan kepada Allah. Maka segala sesuatu
yang kita lakukan beralaskan iman, kasih dan pengharapan akan Kristus Yesus
sesungguhnya adalah persembahan bagi Tuhan. Di mana Tuhan dimuliakan, maka di
sana persembahan hidup telah kita naikkan. Maka marilah kita persembahkan hidup
kita secara total kepada Tuhan Allah, melalui setiap kativitas hidup yang kita
lakukan di mana, kapan dan dalam situasi apapun. Percayalah, kita Tuhan
dimuliakan, maka disitu pulalah nyata dan berarti hidup kita. Terpujilah
Kristus. Amin
Bacaan
Alkitab: Yoh. 3: 14- 21
Beroleh
Keselamatan Berarti Percaya Kepada Tuhan Yesus
Saudara-saudara,
Persekutuan Pelka Ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Seorang yang bukan Kristen setelah
mendengar bagaimana itu ajaran agama Kristen, berkata:”enak sekali ya, jadi
orang Kristen? tinggal percaya kepada Tuhan Yesus kemudian diselamatkan. Boleh
seenaknya berbuat apa saja kemudian dosa-dosanya diampuni. Anggapan ini jelas
keliru karena orang tersebut hanya mendengar sedikit dari yang seharusnya dia
dengar.
Memang benar bahwa sesuai dengan
Iman Kristen keselamatan adalah anugerah Tuhan semata. Itu berarti tidak ada
peran serta atau usaha manusia sedikitpun dalam rangka memperolehnya. Termasuk amal,
perbuatan baik, kesalehan, karena dosa manusia yang amat parah. Dengan kata
lain, keselamatan manusia adalah murni kasih karunia Tuhan. Selanjutnya, perlu
diketahui bahwa jika Tuhan telah menyelamatkan kita, bukan berarti setelah itu
kita seenaknya saja melakukan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan
dengan berpikir bahwa Tuhan pasti mengampuni kita lagi. Karya penyelamatan oleh
Allah atas umat-Nya tersebut semata-mata dilatarbelakangi kasih Allah. Sehingga
Yesus Kristus harus ditinggikan menjadi sumber keselamatan dengan satu tujuan
yakni, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal.
Penyelamatan tersebut dijamin lewat pengutusan Yesus Kristus ke dalam dunia ini
untuk menyelamatkan umat yang percaya kepada-Nya bukan untuk menghakiminya.
Saudara-saudara,
Persekutuan Pelka Ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Memang bagi orang yang memahami ajaran
atau iman Kristen dengan tidak utuh, akan timbul pernyataan seperti yang
dikatakan tadi. Enak menjadi orang Kristen karena dengan percaya saja akan
diselamatkan dan kemudian bisa berbuat apapun. Penting untuk kita ketahui bahwa
ajaran Kristen tidaklah demikian. Keselamatan yang Tuhan karuniakan memang
diberikan secara cuma-cuma, akan tetapi bukan berarti setelah menerima kasih
karunia tersebut orang Kristen kemudian bisa semaunya saja melakukan perbuatan
yang melanggar kehendak Tuhan Allah. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
inilah, maka Ia mengutus anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Anugerah Allah ini,
menuntut konsekuensi supaya setiap orang yang percaya tersebut tidak lagi hidup
dalam kuasa dosa. Yang dimaksud dengan percaya dalam konsep iman Kristen
tidaklah cukup hanya dengan kata-kata semata, melainkan harus disertai tindakan
atau perbuatan. Itu berarti orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,
adalah orang yang mengaku bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya jalan dan
kebenaran dan hidup, kemudian berperilaku sesuai dengan kehendak Tuhan. Muara
dari perilaku tersebut ialah hidup dalam kasih, kasih kepada Tuhan dan juga
sesama. Dalam prinsip hidup orang beriman, satu ons ketaatan lebih berharga daripada
satu ton doa. Artinya bahwa untuk memperoleh keselamatan dari Tuhan
Allah, tidak cukup hanya percaya di bibir saja termasuk hanya dengan
mengucapkan doa, melainkan orang percaya harus mewujudnyatakan kepercayaannya
itu dalam tindakan sebagaimana yang dikehendaki dan dilakukan oleh Tuhan Allah
kepada kita. Karena begitu besarnya kasih Allah akan dunia ini, Dia telah
mengosongkan diri-Nya menjadi manusia dan bahkan menjadi hamba, taat sampai
mati bahkan mati di kayu salib, tujuannya hanya untuk keselamatan kita.
Saudara-saudara,
Persekutuan Pelka Ibu Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di Minggu ini, kita sekalian diajak
untuk merenungkan bagaimana Allah sungguh mengasihi kita, supaya kita beroleh
keselamatan dan hidup kekal. Karena itu, tidak ada alasan bagi kita sebagai
umat tebusanNya untuk hidup lagi pemberontakan kepada Tuhan Allah. Di dalam
pengorbanan sengsara Tuhan Yesus, kita sekalian telah dijamin, kita telah
ditebus dan dikhususkan menjadi umat kepanyaan-Nya, sehingga dengan demikian
maka kita mesti hidup dalam hidup yang baru, yakni hidup di dalam terang dan
senantiasa beriman kepada Dia yang telah menyelamatkan kita. Sekali lagi,
dengan percaya maka kita pasti diselamatkan, tetapi ingat, bahwa percaya tidak
hanya dengan pengakuan di mulut saja, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan
kita, yakni hidup di dalam kasih. Bukan doa yang membuat iman kita bekerja,
melainkan imanlah yang membuat doa kita berkuasa. Terpujilah Tuhan.
Amin,
Bacaan
Alkitab: Matius 26: 15- 25
“Kisah
Tragis Penjual Tuhan”
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bagi orang Kristen, sosok seorang
Yudas Iskariot bukan lagi sosok yang asing. Nama Yudas Iskariot sangat dikenal
luas. Nama ini sangat jarang digunakan oleh kita. Alasannya ialah agar
seseorang itu tidak berperilaku seperti Yudas. Yudas Iskariot sendiri berarti
Yudas dari Kariot, dalam bahasa Aram, Sikarios berarti pembunuh bayaran. Yudas
Iskariot adalah murid Tuhan Yesus yang dipercaya sebagai pemegang kas. Dia
seorang yang cinta uang dan akhirnya sangat terkenal dengan julukan
sipenghianat. Yudas Iskariot, salah satu di antara keduabelas murid. Namanya
berasal dari kata Yunani sikarios yang berarti pembunuh; atau dapat juga
berarti ‘orang Kiriot’,. Dia adalah satu-satunya rasul yang berasal dari
Yehuda. Ia menyerahkan Yesus kepada para penguasa. Ia telah membuka rahasia
kemesiasan Yesus, namun lebih mungkin ia memberi informasi agar Yesus dapat
ditangkap tanpa diramaikan umum. Sesudah itu, Yudas sangat menyesal dan memilih
bunuh diri (Mat 27:5). Namun, tradisi Kristen telah mengawali suatu proses
untuk merehabilitasi Yudas dengan menunjukkan bahwa meskipun berdosa besar, ia
mungkin diampuni; sehingga dalam Kis 1:18, kematiannya dikaitkan dengan
kecelakaan. Namun secara umum, orang Kristen sepakat bahwa Yudas Iskariot
adalah seorang penghianat yang menjual Tuhannya dengan tiga puluh uang perak.
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Memang tentu kurang nyaman ketika
kita mendengar Tema khotbah ini. Jika sepintas didengar, ada kesan bahwa
seakan-akan Tuhan itu barang dagangan yang bisa dijajakan kepada pembeli. Tema
ini sebenarnya hendak mengingatkan kita bersama tentang peristiwa sengsara yang
dialami oleh Tuhan Yesus, yang juga melibatkan salah seorang dari murid-Nya
yakni Yudas Iskariot sipenghianat keji yang tega menjual Tuhan seharga 30 uang
perak. Yudas menjual Tuhan Yesus dengan cara memfasilitasi penangkapan Tuhan
Yesus. Padahal sudah jelas-jelas Tuhan Yesus memperingatkan dia tentang hal
itu. Namun, iblis telah berkuasa atas diri Yudas Iskariot sehingga kendatipun
dia mengelak akan melakukan hal tersebut, toh ia tetap melakukannya. Adalah
memang mengherankan kenapa bisa Yudas Iskariot melakukan hal tersebut? Padahal
selama ini ia telah bersama-sama dengan Tuhan Yesus siang dan malam, ia juga
telah menyaksikan segala perkara besar yang dilakukan Tuhan Yesus, dan ia
sendiri telah merasakannya serta menerima segala pengajaran Tuhan Yesus. Jadi
adalah wajar jika Tuhan Yesus berkata: “Adalah lebih baik bagi orang itu
sekiranya ia tidak dilahirkan."
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kisah tentang Yudas Iskariot yang
menghianati Tuhan Yesus, menjadi peringatan tegas bagi setiap orang Kristen di
manapun dan sampai kapanpun, agar waspada terhadap segala sesuatu yang
menggiurkan yang dapat membuatnya berhianat. Walaupun peristiwa penghianatan
Yudas Iskariot sudah terjadi ribuan tahun yang silam, namun harus jujur diakui
bahwa hingga saat inipun, kita masih saja bisa menyaksikan perbuatan yang sama,
yaitu menghianati Tuhan Yesus dengan berbagai dalil atau alasan. Apakah itu
dengan alasan jodoh atau cinta, alasan untuk memperoleh jabatan, untuk
memperoleh harta atau supaya hidup aman dan tidak terganggu. Yang jelas
tindakan menjual Tuhan Yesus masih terjadi. Ini menjadi tantangan kita sebagai
murid-murid Tuhan Yesus masa kini. Di sisi yang lain juga, dapat kita lihat
tindakan menjual Tuhan Yesus dengan cara yang menurut mereka dianggap tidak
menjual Tuhan, yakni lalai memenuhi kewajibannya sebagai pengikut Tuhan Yesus,
apakah dengan dalil sibuk dengan pekerjaan, sedang mencari nafkah atau dengan
dalil ada urusan penting (lebih penting dari menyembah Tuhan melalui
persekutuan ibadah). Intinya, sadar atau tidak, tak jarang dari
pengikut-pengikut Tuhan Yesus yang terjebak oleh berbagai alasan, dengan sadar
atau tanpa sadar telah menjual Tuhannya.
Persekutuan
Ibu, Saudara-saudara Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Melalui perikop Alkitab saat ini,
kita sekalian diingatkan agar jangan sampai perilaku Yudas Iskariot terjadi
lagi dalam hidup kita dalam hidup anak-anak kita. Kita yang selama ini telah merasakan
kasih setia Tuhan, mendengar pengajaran tentang Dia, merasakan dan menikmati
kasih karunia-Nya, yang selama ini setiap saat menjaga dan memelihara kita,
tega lagi menjual Tuhan Yesus yang kita imani. Ketika Tuhan dijual adalah lebih
baik baginya tidak dilahirkan di dunia ini. Kematian Yesus Kristus di kayu
salib telah membuktikan kepada kita sekalian bahwa Tuhan Yesus sungguh amat
mengasihi kita. Dia telah dan akan selalu menyertai kita dalam hal apapun yang
kita jalani dan hadapi di dunia ini. Percayalah bahwa tidak ada tempat bagi
penghianat dalam kerajaan Allah. Tuhan Yesus Memberkati kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar