Bacaan
Alkitab 1 Raja-raja 3: 5- 12
Ibu, Bapak, Persekutuan
Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Raja Salomo sangat terkenal sebagai salah seorang raja
yang berhasil memimpin kerajaan Israel memasuki puncak kejayaannya. Pada masa kepemimpinannya,
kerajaan Israel menjadi sebuah kerajaan percontohan bagi kerajaan-kerajaan
dunia di sekitarnya. Salomo berhasil membangun kerajaan Israel menjadi kerajaan
yang makmur di segala bidang dan rakyatnyapun hidup dalam ketentraman, terbebas
dari serangan para musuh. Semua keberhasilan ini, diyakini buah dari hikmat
yang dimiliki raja Salomo. Oleh hikmat yang dimilikinya, tidak sedikit
raja-raja lain yang datang belajar darinya. Hikmat Salomo menjadikan dia
termasyur hingga ke negeri-negeri timur. Hikmat ini saudara-saudara,
diterimanya dari Tuhan Allah. Itulah yang disaksikan Alkitab saat ini kepada
kita. Penampakan Diri Tuhan Allah kepada Salomo di Gibeon, menjadi titik awal
bagaimana Salomo berhasil memimpin kerajaan Israel ke depannya. Dalam bacaan
kita saat ini dikisahkan, bahwa perjumpaan Allah dengan Salomo di Gibeon
menyatakan bagaimana Tuhan Allah begitu mengasihi Salomo dan menawarkan
berkatNya kepadanya. Sungguh luar biasa saudara-saudara, bahwa tawaran, apapun
yang diminta Salomo akan Tuhan berikan, ternyata begitu menakjubkan. Kenapa
demikian? Mari kita tarik kepada diri kita masing-masing, sekiranya hal ini
Tuhan Allah tunjukkan kepada kita, apakah kita berpikir meminta seperti yang
diminta Salomo? Mungkin saja kita akan lama berpikir dan menimbang-nimbang apa
yang akan kita minta. Bisa saja kita meminta kekayaan, meminta pekerjaan,
meminta naik jabatan, meminta keberhasilan anak-anak kita, meminta anak mantu
dan permintaan lainnya. Bisa saja karena tekanan hidup yang kita sedang alami, kita
akan meminta apa yang menurut kita, kita butuhkan saat itu.
Ibu, Bapak, Persekutuan
Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Permintaan Salomo kepada Tuhan Allah sesungguhnya
merupakan permintahan yang tepat akan kebutuhan yang sebenarnya. “…..Berikanlah hati yang faham menimbang
perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan
yang jahat,…”. Inilah permintaan Raja Salomo kepada Tuhan Allah dari semua
yang Tuhan Allah tawarkan. Salomo tidak meminta agar dirinya Tuhan jadikan
sebagai raja yang disegani, dia juga tidak meminta agar kerajaan yang
dipimpinnya makmur dan jaya, pokoknya Salomo tidak meminta yang lain selain
hati yang faham menimbang perkara untuk mampu membedakan yang baik dan jahat.
Permintaan Raja Salomo ini sesungguhnya permintaan yang benar-benar sesuai
dengan apa yang dibutuhkannya sebagai seorang raja yang memimpin umat Allah
yang jumlahnya besar. Permintaan ini bukanlah sebuah keinginan, tetapi
kebutuhan. Kebutuhan seorang raja dalam memimpin umat. Hati yang faham untuk
menimbang perkara atau dapat disebut hikmat, adalah dasar dari segala sesuatu
yang dibutuhkan manusia untuk dapat mencapai apa yang diperjuangkan dalam
hidup. Tanpa hikmat, apapun yang dilakukan dan diperjuangkan seseorang dalam hidup
di dunia ini tentulah akan sia-sia. Oleh karena hikmat dari Tuhan inilah, maka
Salomo kemudian mampu dan berhasil memimpin kerajaan Israel menjadi satu
kerajaan yang disegani oleh bangsa-bangsa lain di sekitarnya.
Ibu, Bapak, Persekutuan
Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita semua adalah seorang pemimpin, paling tidak seorang
pemimpin diri sendiri. Pemimpin rumah tangga atau keluarga maupun pemimpin di
mana kita berkarya atau bekerja. Kita semua membutuhkan kemampuan untuk
memimpin diri, memimpin keluarga, atau mungkin saja memimpin orang lain.
Sebagai pemimpin, Tuhan Allah menawarkan kepada kita sekalian apa yang kita
hendak meminta kepadaNya. Permintaan Raja Salomo melalui kesaksian Alkitab saat
ini, mengingatkan kita sekalian untuk menyadari apa sesungguhnya yang paling
kita butuhkan dalam hidup ini, yaitu hati yang faham membedakan yang baik dan
yang jahat. Dengan memiliki hati seperti ini, kita sesungguhnya diarahkan untuk
tidak melakukan atau mengambil keputusan yang salah atas diri sendiri, atas
kehidupan rumah tangga, maupun kehidupan persekutuan kita. Permintaan Raja
Salomo ini juga mengingatkan kita sekalian, bahwa Tuhan sangat menghendaki kita
meminta kepadaNya apa sesungguhnya yang kita butuhkan dalam hidup ini, jadi
hindarilah meminta kepada Tuhan yang sifatnya hanya keinginan hidup belaka. Memohon
supaya diberi hati yang faham menimbang perkara dalam hidup ini kepada Tuhan,
sesungguhnya seseorang diarahkan untuk menyadari keberadaan hidupnya di hadapan
Tuhan Allah. Melalui permintaan Raja Salomo dalam bacaan kita saat ini,
sesungguhnya Salomo juga menunjukkan sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan
Allah. Ia sadar bahwa hikmat hanya dapat dimiliki seseorang jika Tuhan
mengaruniakannya. Karena itu saudara-saudara, kita yang diberi kesempatan
meminta apapun kepada Tuhan Allah, marilah meminta kebutuhan yang utama dalam
rangka menjalani kehidupan ini. Apapun yang Tuhan berikan sebagai jawaban doa
kita, yakin dan percayalah, bahwa Tuhan lebih mengetahui apa yang kita butuhkan
dalam hidup ini. Janganlah sekali-kali meminta kepada Tuhan agar gunung yang
tinggi Tuhan ratakan supaya jalan yang kita tempuh menjadi mulus dan rata,
melainkan memintalah kekuatan dan keteguhan, supaya gunung yang tinggi tersebut
dapat kita daki dan lalui. Percayalah bapak, ibu, saudara-saudara bahwa Tuhan
Allah juga menawarkan apa yang hendak kita terima dariNya, maka marilah meminta
pertama-tama hikmat kepada Tuhan Allah. Dengan hikmat, maka kita akan hidup
sesuai dengan apa yang dikehendakiNya. Terpujilah Tuhan Allah.
Bacaan
Alkitab Yesaya 55:1-5
Saudara-saudara,
Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Konsumerisme yang secara sederhana dapat diartikan
sebagai faham yang menekankan gaya hidup membeli sesungguhnya telah menjadi
bagian hidup yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita di zaman ini. Tidak
mengapa, jika dalam sikap yang terkendali. Tetapi adalah sangat disesalkan
apabila konsumerisme menjadi gaya hidup kita dan hal itu akhirnya tidak dapat
kita kendalikan. Segala sesuatu harus dibeli, produk baru, gaya baru, model
baru, padahal yang lama masih dapat dan relevan untuk digunakan, akibatnya
hidup melulu berbelanja, tanpa memikirkan kebutuhan pokok dan penting dalam
hidup. Atau dengan kata lain, apa yang prioritas atau yang utama dibutuhkan
dalam hidup menjadi hal yang diabaikan, akibatnya ialah hidup menjadi tidak
berkualitas. Istilah,”Biar nya ada nasi
yang penting tidak kalah aksi” tepatlah dalam gaya hidup yang seperti ini.
Hal ini pula yang disaksikan kepada kita melalui kesaksian Yesaya saat ini. Orang-orang
membelanjakan uang mereka untuk sesuatu yang bukan kebutuhan hidup mendasar.
Sikap hidup ini ternyata menjadi perhatian Tuhan Allah atas hidup umatNya.
Sepertinya ada pola atau gaya hidup yang bergeser yang terjadi dalam kehidupan
umat Israel. Mereka seakan lupa bahwa Tuhan Allah adalah sumber kehidupan dan
jaminan bagi hidup mereka untuk menikmati hidup yang sesungguhnya. Hidup hanya
akan nikmat dijalani jika hidup di dalam Tuhan Allah. Itulah yang hendak
disampaikan Yesaya kepada pembacanya, termasuk kepada kita sekalian.
Saudara-saudara,
Persekutuan Rumah Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Membaca
atau mendengar kata-kata dalam bacaan kita saat ini tentulah amat menyenangkan.
Ada ajakan yang sangat lembut untuk menerima kebutuhan pokok yang gratis dan
benar-benar dibutuhkan dalam hidup ini. Tuhan Allah mengajak umatNya yang
sepertinya hidup di dalam kegelisahan dan kekuatiran serta kehilangan arah
hidup untuk menerima dengan cuma-cuma apa yang sesungguhnya mereka butuhkan
dalam kehidupan ini. Allah mengajak umatNya untuk mendengarkan Dia,
menyendengkan telinga mereka, bahwasannya Tuhan Allah menjanjikan kehidupan
yang nikmat penuh berkat bagi umatNya. Tidak sulit sesungguhnya menyanggupi apa
yang Tuhan minta dari umatNya. Hanya mendengar, menyendengkan telinga kepada
Tuhan Allah, maka hidup akan nikmat. Walaupun kelihatan mudah, mendengar
ternyata adalah hal yang sulit dilakukan oleh banyak orang apalagi di zaman sekarang
ini, di mana germelapnya keindahan nikmat duniawi seakan merasuki hidup banyak
orang. Tidak sedikit orang tak lagi mau mendengar, apakah anak tak lagi
mendengar orangtuanya, atau bisa saja orang tak lagi mendengar apa kata Tuhan
melalui firmanNya. Setuju atau tidak, mendengar itu, sangat dipengaruhi oleh
apa yang ada di sekeliling kita. Mendengar
Tuhan, dalam bacaan kita saat ini harus dipahami sebagai tindakan yang memberi
perhatian dan hidup kepada apa yang dikehendaki Tuhan Allah dalam kehidupan umatNya.
Mendengar Tuhan, sekali lagi mengarahkan hidup setiap orang untuk menikmati
hidup yang sesungguhnya. Mendengar Tuhan berarti membuat hidup orang menjadi
bermakna dan bernilai.
Persekutuan Rumah
Tangga Yang Dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita
tidak dapat memungkiri, bahwa semaraknya dan gemerlapnya dunia di zaman yang
kita jalani saat ini telah mempengaruhi gaya hidup kita. Sadar atau tidak, gaya
hidup tersebut juga telah mempengaruhi sikap kita untuk mendengar. Mendengar
seringkali menjadi tindakan yang sulit dilakukan karena lingkungan hidup
mempengaruhi kita. Demikian juga dengan mendengar friman Tuhan. Ada orang yang
tak mendengar lagi Firman Tuhan karena waktu dan kesempatan yang dimilikinya
digunakannya untuk kegiatan yang lain sehingga tak lagi ada waktu untuk
bersekutu mendengar firman Tuhan di sana. Ada pula yang hadir dipersekutuan,
tetapi firman Tuhan tak didengarnya karena hatinya ada di tempat yang lain.
Firman Tuhan saat ini, mengingatkan kita semua akan beberapa hal;
1. Bahwa
setiap orang percaya harus menyadari bahwa Tuhanlah sumber segala kehidupan dan
kasih karuniaNya diberikanNya dengan cuma-cuma.
2. Bahwa
setiap orang percaya harus tetap konsisten dalam iman, bahwa hidup ini hanya
akan nikmat dan bermakna jika kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan
3. Mendengar
adalah tindakan yang Tuhan minta dari setiap umatNya, dengan mendengar
TuhanAllah, Umat Tuhan tak akan pernah merasakan hidup ini sia-sia
4. Perjanjian
Allah yang didengar oleh setiap umat, adalah perjanjian abadi dan berlaku bagi
setiap hidup umat yang mendengar dan percaya kepadaNya.
Terpujilah Tuhan Allah.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar